Macam Sumber Dan Karakteristik Air Di Alam
Macam Sumber Dan Karakteristik Air Di Alam
Macam Sumber Dan Karakteristik Air Di Alam
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok VI
SEMESTER II
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang karena anugerah darinya kami dapat
menyelasaikan makalah tentang “Macam-Macam Sumber dan Karakteristik Air Yang Ada Di
Alam”. Penulis sangat bersyukur karena menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Penyehatan Air.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ferry Kriswandana yang
selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Penyehatan Air. Demikianlah Makalah ini kami
susun, penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembacanya agar lebih memahami tentang Macam-
Macam Sumber dan Karakteristik Air Yang Ada Di Alam dengan baik dan benar.
Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca terhadap makalah ini sangat
diperlukan agar kedepannya bisa diperbaiki lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Macam-Macam Sumber air dan pengertiannya?
2. Apa pengertian dari Sifat umum air?
3. Bagaimana Karakteristik Air ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Macam Macam sumber air dan pengertiannya
2. Untuk mengetahui pengertian dari sifat umum air
3. Untuk mengetahui Karakteristik dari air
D. Manfaat
1. Penulisan makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang
Macam Macam Sumber dan Karakteristik Air Yang Ada Di Alam
2. Sebagai rujukan atau referensi bagi penulis lain.
3. Membagi informasi kepada pembaca secara terperinci.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri.
Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian
yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal
sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu
proses metabolisme. Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat –
zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh
darah yang ada disekitar alveoli.
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat dan dapat diminum langsung. Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitsanya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
B. Sumber-Sumber Air
Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air
permukaan, dan air tanah.
b. Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena
suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es
dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur lembut yang
sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi yang suhunya
sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan menjadi pecahan kecil
yang dinamakan kepingan salju.
c. Air Es
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja
udara saat terjadi kodensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk butiran es
yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya Es dapat terbentuk pada suhu yang
lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi. Jika tekanan udara
sangat rendah,j terkadang air belum berubah menjadi es meskipun bersuhu
dibawah 0 derajat Celcius.
2. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga,
waduk, rawa, terjun, dan laut, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik
oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
Jenis air permukaan merupakan air hujan yang mengalir diatas permukaan
bumi dikarenakan tidak mampu terserap kedalam tanah dikarenakan lapisan
tanahnya bersifat rapat air sehingga sebagian besar air akan tergenang dan
cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah, air permukaan seperti
inilah yang sering disebut dengan sungai.
Pada umumnya, air permukaan mengalami pengotoran selama mengalir diatas
permukaan seperti bercampur dengan lumpur, sisa daun dan batang kayu serta
kotoran lainnya. Tingkat pengotoran air permukaan tergantung dari daerah yang
dialirinya, jika di daerah urban/ perkotaan, air permukaan berkualitas sangat buruk
karena sudah tercampur dengan bahan bahan kimia, sementara itu jika air
permukaan pada hutan cenderung mengandung bahan bahan anorganik alamiah
seperti air yang sudah tercampur humus dan sisa pelapukan organik seperti daun,
batang pohon dan akar. Air permukaan terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Air Sungai
Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat
tinggi. Paling sering digunakan oleh manusia seperti untuk irigasi, transportasi
dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Karena derajat pengotorannya
begitu tinggi sehingga dalam penggunaan-nya untuk air minum perlu melewati
proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat di konsumsi secara aman.
Pada daerah hulu sungai umumnya memiliki kualitas air yang jauh
lebih baik, sehingga tidak memerlukan proses rumit dalam pengolahannya
untuk menjadi air minum. Masyarakat yang tinggal di daerah hulu sungai lebih
memilih menggunakan air sungai, dibandingkan dengan air tanah karena
perbedaan kualitas antara keduanya tidak begitu mencolok.
b. Air Danau/Telaga
Air permukaan yang mengalir dan menemukan sebuah cekungan akan
membentuk danau jika cekungan tanah dalam skala besar atau jika cenkungan
berskala kecil maka akan membentuk telaga. Danau biasanya memiliki sumber
air dari sungai ataupun mata air (pada danau di dataran tinggi) dan memiliki
aliran keluar.
Sedangkan Telaga dan rawa umumnya lebih disebabkan oleh air hujan
yang tergenang di suatu cekungan tanah dan tidak memiliki aliran keluar, hal
inilah yang menyebabkan kenapa air rawa berwarna. Kandungan zat zat
organik yang tinggi misalnya humus tanah yang sudah terlarut menjadikan air
berwarna kuning coklat.
Karena tingkat pembusukan bahan organik begitu tinggi dan sedikitnya
jumlah air menyebakan kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) akan tinggi
juga ditengah tingkat kelarutan kandungan oksigen pada air rawa yang begitu
rendah. Pada beberapa kasus akan dijumpai alga/ lumut pada permukaan air
telaga/rawa jika kondisi sinar matahari dan kadar Co2 yang memadai.
Jadi ketika ingin memanfaatkan air rawa haruslah berhati hati dengan
hanya mengambil air sampai kedalaman tertentu saja, supaya endapan Besi
dan Mn tidak ikut terbawa. Jikalau seandainya terbawa maka, harus kembali
diendapkan lagi. Akan lebih baik lagi jika memakai filter air sehingga lumut
atau alga dapat terpisah dengan sempurna (Baca : Fungsi Danau).
c. Air Laut
1/3 luas bumi adalah lautan, zona laut merupakan zona terluas di bumi,
setiap orang tentu mengetahui laut. Air laut merupakan penyumbang air
terbesar di Bumi. Air laut memiliki rasa yang sangat asin. Namun sumber air
lainnya sebenarnya dapat kita simpulkan berasal dari laut. (Baca juga : fungsi
batas kelautan ZEE & Manfaat pasang surut air laut)
3. Air Tanah
Air tanah (Ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara ilmiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan
tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi
lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan (Chandra, 2006).
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat dalam ruang-ruang
antara butir-butir tanah yang membentuk itu, dan dalam retak-retak dari batuan.
(warsito, 1994) Air bawah tanah (gronundwater) atau dikenal juga sebagai air
tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi, yaitu air permukaan di sekitar bumi
termasuk air laut karena pengaruh panas matahari berubah menjadi uap air, oleh
angin sebahagian ditiup ke arah daratan, dan pada tempat tertentu (umumnya
berelevasi tinggi) uap tersebut akan mengalami pemampatan setelah titik jenuh
terlampaui akan berubah menjadi kumpulan air dan jatuh ke bumi sebagai air
hujan.
Merupakan segala macam jenis air yang terletak dibawah lapisan tanah.
Menyumbang sekitar 0.6 persen dari total air di bumi. Hal ini menjadikan air
tanah lebih banyak daripada air sungai dan danau bila digabungkan maupun air
yang terdapat di atmosfer. Air tanah dapat dikelompokkan menjadi air tanah
dangkal dan air tanah dalam.
Umumnya masyarakat lebih sering memanfaatkan air tanah dangkal untuk
keperluan dengan membuat sumur hingga kedalaman tertentu. Rata rata
kedalaman air tanah dangkal berkisar 9 hingga 15 meter dari bawah permukaan
tanah. Meskipun volume-nya tidak sebanyak air tanah dalam, namun sudah sangat
mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan mencuci.
Macam air tanah dapat di bedakan menjadi 3 macam, yaitu:
c. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air
dalam. Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air
dapat dibedakan atas :
1) Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng,
2) Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu
dataran.
2. Syarat Kualitas
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan
mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).
a. Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya
dibawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan
jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan.
Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang
terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai
urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat
organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa
khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal dari buangan industri.
Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang
bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal
dari lapukan batuan dan logam. Sedangkan yang organik berasal dari
lapukan tanaman atau hewan dan buangan industri dapat juga merupakan
sumber kekeruhan.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi reaksi biokimia didalma
saluran atau pipa, mikroorganisme tidak mudah berkembang baik, dan bila
diminum dapat menghilanghkan dahaga.
Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah Zat Padat terlarut (TDS) biasanya tyerdiri atas zat organik, garam
anorganik, zat gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik
pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesedahan terhadap kesehatan
tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
b. Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli tidak
merupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini merupakan indikator
dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
c. Parameter Radioaktivitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas
efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar.
Kerusakan dapat berupa kematian, dan perubahan komposisi genetik.
d. Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain
air raksa (Hg), alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida
(F), tembaga (Cu), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan
zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990.
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia
yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material
yang digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut :
pH
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH
yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9.
Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning),
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak, klor (Cl)
akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air
panas.
Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia.
Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati;
muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma
dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna,
dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali
bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang
timbul berupa gejala susunan syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki
dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak
seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat
dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan
berjalan seperti penderita parkinsonism.
Seng (Zn)
Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menyebakan
gejala muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna air menjadi opalescent
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sumber-Sumber Air
Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air
permukaan, dan air tanah.
Air Angkasa (Hujan)
Air Angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau
pada saat resipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut
cendrung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran
yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbondioksida, nitrogen, dan amonia.
Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, terjun, dan laut, sebagian besar berasal dari air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
Air Tanah
Air tanah (Ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam
tanah dan mengalami proses filtrasi secara ilmiah.
B. Saran
Agnis Purwitasari, Mardiana dan Oktia Woro. 2006. Studi Kelayakan Sumber Mata Air Kali
Bajak Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Warga Di Wilayah Kelurahan
Karanganyar Gunung Kecamatan Candisari Semarang Tahun 2006. Skripsi. Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
I Wayan Sudiarsa. 2004. Air Untuk Masa Depan. Jakarta : PT. Rieneka Cipta
Kusnaedi. 2004. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Puspa
Swara
Nana Sudjana. 2001. Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Algaesindo
Rismunandar. 2001. Air Fungsi dan Kegunaannya Bagi Pertanian. Bandung : Sinar Baru
Algaesindo.