Bab Iv 4.1. Atap Ynm

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR
4.1 Perencanaan Struktur Atap
Atap direncanakan menggunakan struktur kuda-kuda baja dengan menggunakan
bentuk limasan. Perhitungan struktur atap didasarkan pada panjang bentangan kuda-kuda.
Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati,
beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan
perhitungan dan perencanaan dimensi batang kuda-kuda tersebut. Adapun pemodelan
struktur atap sebagai berikut :

Sumber : dokumentasi pribadi program SAP 2000


Gambar 4.1. Perspektif Rangka Atap

Sumber : dokumentasi pribadi program Autocad


Gambar 4.2. Tampak Atas Rangka Atap

66
67

K1 (kuda-kuda utama)
Sumber : dokumentasi pribadi program Autocad
Gambar 4.3. Pemodelan Kuda-Kuda
4.1.1. Pedoman Perhitungan Atap
Dalam perencanaan atap, adapun pedoman yang dipakai, sebagai berikut :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987).
2. Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Kontruksi Baja. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta.
3. Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode
LRFD. Penerbit Erlangga : Jakarta.
4. SNI 03- 1729- 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung.
5. SNI 1729-2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
4.1.2. Perhitungan Atap
4.2.2.1. Perhitungan Rangka Atap
Data-Data Perencanaan Kuda-Kuda :
 Bentang kuda-kuda = 12,750 m
 Jarak kuda-kuda = 2,125 m
 Jarak gording = 1,3035 m
 Sudut kemiringan atap = 35º
(Asumsi)
 Gording = Dobel Kanal (Lip Channel In Back to
Back Arrangement )
68

= 150 mm x 130mm x 20 mm x 3,2


mm
 Berat Gording = 15 kg/m
Tabel 4.1 Lip Channel In Back to Back Arrangement

Size Section
Weight Ix Iy Ix iy Zx Zy
(mm) Area
axbxc t cm2 Kg/m cm4 cm cm3
150x130x20 3,2 19,14 15 664 193 5,89 3,18 88,6 39,629,7

(Tabel Profil Konstruksi Baja, hal 56)

Sifat mekanis baja struktural untuk perencanaan di tetapkan sebagai


berikut :
 Modulus Elastisitas (E) = 200000 Mpa
 Modulus Geser (G) = 80000 Mpa
 Poisson Ratio () = 30 %
 Koefisien Pemuaian (α) = 1,2 * 10-6 /ºC
(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 9)
 Mutu Baja = BJ 37
 Tegangan Leleh (fy) = 240 Mpa
 Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa
 Tegangan Dasar = 160 Mpa
 Peregangan Minimum = 20 %
Tabel 4.2. Sifat Mekanis Baja Struktural

(SNI 03-1729 – 2002, Tabel 5.3 hal 11)


69

Berat bangunan dan komponen gedung di tetapkan sebagai berikut :


 Berat per unit volume baja = 7850 kg/m3
 Penutup atap genting = 50 kg/m2
 Plafond Eternit = 11 kg/m2
 Penggantung = 7 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 5-6)
Beban hidup pada atap di tetapkan sebagai berikut :
 Beban hidup pekerja = 100 kg
 Beban air hujan = (40 – 0,8 x 350) = 12 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 7)
 Tekanan tiup angin = 25 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 18)
 Koefisien angin :
 Angin tekan = 0,02α – 0,4
 Angin hisap = - 0,40
(PPPURG 1987, hal 20)
4.2.2.2. Perhitungan Gording
1. Perencanaan Pembebanan Gording
Pada perencanaan gording menggunakan baja profil Dobel Kanal
dengan dimensi 150 x 130 x 20 x 3,2
70

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.4. Gording Dobel Kanal
a. Beban Mati (q)
Beban mati merupakan beban merata yang diakibatkan beban
sendiri gording dan beban kaso dan atap di atasnya, adapun
pembebanan sebagai berikut:

Beban penutup atap = 50 kg/m2 x 1,3035 m = 65,175 kg/m


Berat gording = 15 kg/m
Berat trackstang (10% x 15 kg/m) = 1,5 kg/m
+
Jadi total beban mati (q) = 81,675 kg/m

qDx = qD . sin α = 81,675 sin 35˚ = 34,972 kg/m


qDy = qD . cos α = 81,675 cos 35˚ = 73,809 kg/m

Perhitungan Momen Pembebanan


Mx1 = 1/8 . qDx . L2
= 1/8 . 34,972 . 2,1252
= 19,740 kg.m
My1 = 1/8 . qDy . L2
= 1/8 . 73,809 . 2,125 2
= 41,662 kg.m
b. Beban Hidup (P)
Beban hidup adalah beban terpusat dan terjadi karena beban
manusia yang bekerja pada pekerjaan atap dan beban air hujan.
 Beban hidup pekerja = 100 kg

PLx = P . sin α = 100 sin 35˚ = 57,357 kg


PLy = P . cos α = 100 cos 35˚ = 81,915 kg
Perhitungan Momen Pembebanan
Mx1 =¼.P.L
= ¼ . 57,357 . 2,125
= 30,471 kg.m
71

My1 =¼.P.L
= ¼ . 81,915 . 2,125
= 43,517 kg.m
 Beban air hujan

Beban Air Hujan (qH Perlu) = (40 – 0,8 x α°)

= (40 – 0,8 x 35°) = 12 kg/m2


Beban Air Hujan Maksimum (qHmax) = 20 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 7)
Beban Air Hujan Perlu < Beban Air Hujan Maksimum, maka
yang dipakai adalah Beban Air Hujan Perlu = 12 kg/m2
Beban Air Hujan = 12 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= 33,239 kg
P =L = 33,239 kg
Px = P sin α = 33,239 kg. sin 35º = 14,232 kg
Py = P cos α = 33,239 kg cos 35º = 30,038 kg
Perhitungan Momen Pembebanan
Mx2 =¼.P.L
= ¼ . 14,232 . 2,125
= 7,561 kg.m
My2 =¼.P.L
= ¼ . 30,038 .2,125
= 15,958 kg.m
Jadi jumlah total beban hidup pekerja dan beban hidup air hujan:
Mx total = 30,471 kg.m + 7,561 kg.m = 38,032 kg.m
My total = 43,517 kg.m + 15,958 kg.m = 59,475 kg.m
c. Beban Angin (W)
Tekanan tiup angin = 25 kg/m2
Koefisien angin :
 Angin tekan = 0,02α – 0,4 = 0,02 x 35º - 0,4 = 0,30
 Angin hisap = - 0,40
(pasal 2.1.3.3, PPPURG, hal 21)
Beban angin :
72

 Beban angin tekan (Wty)= 0,3 x 1,3035 x 25 = 9,776 kg/m


 Beban angin hisap (Why)=- 0,4 x 1,3035x25 = -13,035 kg/m

Perhitungan Momen Pembebanan


My tekan = 1/8 .Wty . L2
= 1/8 . 9,776 . 2,1252
= 5,518 kg.m
My hisap = 1/8 .Why . L2
= 1/8 . (–13,035 ) . 2,1252
= -7,358 kg.m

2. Kombinasi Pembebanan Gording


D = beban mati
L = beban hidup
W = beban angin
a. 1,4 D
Ux = 1,4 (19,740 kg.m) = 27,636 kg.m
Uy = 1,4 (41,662 kg.m) = 58,327 kg.m
b. 1,2 D + 0,5 La
Ux = 1,2(19,740 kg.m) + 0,5 (38,032 kg.m)
= 42,704 kg.m
Uy = 1,2(41,662 kg.m) + 0,5 (59,475 kg.m)
= 79,732 kg.m
c. 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W
Ux = 1,2 (19,740 kg.m) + 1,6 (38,032 kg.m)+ 0,8 (0)
= 84,539 kg.m
Uy = 1,2 (41,662 kg.m)+ 1,6 (59,475 kg.m) + 0,8 (5,518 kg.m)
= 149,569 kg.m
d. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La
Ux = 1,2 (19,740 kg.m) + 1,3 (0) + 0,5 (38,032 kg.m)
= 42,704 kg.m
Uy = 1,2 (41,662 kg.m) + 1,3 (5,518 kg.m) + 0,5 (59,475 kg.m)
= 86,905 kg.m
73

e. 0,9 D ± 1,3 W
Ux = 0,9 (19,740 g.m) + 1,3 (0) = 17,766 kg.m
= 0,9 (19,740 kg.m) - 1,3 (0) = 17,766 kg.m
Uy = 0,9 (41,662 kg.m) + 1,3 (5,518 kg.m) = 44,669 kg.m
= 0,9 (41,662 kg.m) - 1,3 (5,518 kg.m) = 30,322 kg.m
( pasal 6.2.2, SNI 03-1729-2002, hal 13)
Kontrol Kekuatan Profil
Dari tabel profil konstruksi baja hal.55 didapat nilai :
Zx = 88,6 cm3 = 88,6 (103) mm
Zy = 29,7 cm3 = 29,7 (103) mm

Momen maksimal yang didapat dari kombinasi pembebanan adalah:


MUx = 84,539 kg.m = 84,539 (104) N.mm
MUy = 149,569 kg.m = 149,569 (104) N.mm
Faktor reduksi () = 0,9
a) Kontrol Kelangsingan Penampang
Penampang Kompak bila λ < λp
Penampang Tidak Kompak bila λp < λ ≤ λr
Penampang Langsing λ > λr

Sayap Badan
𝑏 130 ℎ 150
𝜆= = = 40,625 𝜆= = = 46,875
𝑡𝑓 3,2 𝑡𝑓 3,2
𝐸 200000 𝐸 200000
𝜆𝑝 = 0,38 √𝑓𝑦 = 0,38 √ 240
= 10,97 𝜆𝑝 = 3,76√𝑓𝑦 = 3,76√ 240
= 108,4541

𝐸 200000 𝐸 200000
𝜆𝑟 = 1,0 √𝑓𝑦 = 1,0 √ 240
= 28,867 𝜆𝑟 = 5,70 √𝑓𝑦 = 5,70 √ 240
= 164,545

𝜆 > 𝜆𝑟 𝜆 < 𝜆𝑝
Penampang langsing Penampang Kompak
b) Kontrol Tahanan Nominal Lentur Penampang Terhadap
Tekuk Lokal
Dari hasil analisis kelangsingan penampang pada sub bab
sebelumnya diketahui bahwa profil yang digunakan pada sayap
74

merupakan penampang langsing dan pada badan merupakan


penampang kompak.
1) Kontrol Momen Nominal yang Bekerja pada Profil
Mn = Mp = Fy . Zy ≤ 1,6 Fy . Sy
Mnx = Zx . Fy ≤ 1,6 Fy . Sy
= 88600 . 240 ≤ 1,6 . 88600 . 240
= 21260000 N.mm ≤ 34022400 N.mm
Mny = Zy . Fy ≤ 1,6 Fy . Sy
= 29700 . 240 ≤ 1,6 . 29700 . 240
= 7128000 N.mm ≤ 11404800 N.mm

2) Kontrol Tegangan Lentur


𝑀𝑢𝑥𝑚𝑎𝑥 𝑀𝑢𝑦𝑚𝑎𝑥
+ ≤ 1,0
∅𝑏.𝑀𝑛𝑥 ∅𝑏.𝑀𝑛𝑦

84,539 𝑥 104 149,569 𝑥 104


+ ≤ 1,0
0,9 𝑥 21260000 0,9 𝑥 7128000

0,277 ≤ 1,0
3) Kontrol Terhadap Tekuk Lokal Sayap penampang langsing
Mn = Fcr . Sy
0,69 𝐸
Fcr = 𝑏 2
( )
𝑡𝑓

0,69 𝑥 200000
= 130 2
( )
3,2

= 83,616 Nmm
4) Kontrol Lendutan
 E = 2,0 x 106 kg/cm2 menggunakan asumsi 1 Mpa = 10 kg/cm2,
Momen inersia yang berada pada profil Dobel Kanal (Lip Channel
In Back to Back Arrangement ):
Lx = 664 Ly = 193
(Tabel Profil Konstruksi Baja, hal 55)
Akibat Beban Mati
5 𝑥 𝑞𝑥 𝑥 𝐿⁴ 5 𝑥 34,972 x 10−2 𝑥 212,5⁴
fx = = = 0,024 cm
384 𝑥 𝐸 𝑥 𝑙𝑦 384 𝑥 2,0 𝑥 106 𝑥 193
75

5 x qy x L⁴ 5 x 73,809 x 10−2 x 212,5⁴


fy = = = 0,015 cm
384 x E x lx 384 x 2,0 x 106 x 664

Akibat Beban Hidup


Px x L³ 38,032 .10− ² x 212,5³
fx = = 48 x 2,0 x 106 x 193
= 0,0002 cm
48 x E x ly
Py x L³ 59,475 .10− ² x 212,5³
fy = = = 0,00009 cm
48 x E x lx 48 x 2,0 x 106 x 664

Akibat Beban Angin


fx =0
5 𝑥 𝑊𝑦 𝑥 𝐿⁴ 5 𝑥 9,776.10⁻² 𝑥 212,5⁴
fy = = = 0,0019 cm
384 𝑥 𝐸 𝑥 𝑙𝑥 384 𝑥 2,0 𝑥 106 𝑥 664

Lendutan Kombinasi
Fx total = 0,024 + 0,0002 + 0 = 0,0242 cm
Fy total = 0,015 + 0,00009 + 0,0019 = 0,0169 cm
Syarat Lendutan
L 212,5
f ijin = 360 = = 0,590
360

(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 15)

f yang timbul √fx² + fy² = √0,0242² + 0,0169² = 0,029 cm


f ijin > f yang timbul  0,590 > 0,029 ……… (OK)
3. Mendimensi Trackstang
Beban mati qx = 34,972 kg/m
Beban hidup Px = 71,589 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 2,125 m
Total beban = (34,972 kg/m x 2,125 m) + 71,589
kg/m = 145,9045 kg
Penggunan 2 trackstang, maka : P/3  145,904 / 3 = 48,635 kg
𝑃 𝑃 48,635
𝜎= → 𝐹𝑛 = = = 0,02 𝑐𝑚²
𝐹𝑛 𝜎 2400
Fbr = 1,25 fn
= 1,25 x 0,02 = 0,025 cm2
1
Fbr = 4. 𝜋 . d²

𝐹𝑏𝑟 .4
d =√
𝜋
76

0,025 . 4
=√
3,14

= 0,180 cm  1,80 mm  8 mm
Maka dalam perencanaan kuda-kuda ini menggunakan trackstang
dengan diameter minimal = 8 mm.
4.1.3. Perencanaan Kuda-Kuda
Data-data :
 Bentang kuda-kuda = 12,750 m
 Jarak kuda-kuda = 2,125 m
 Jarak gording = 1,3035 m
 Sudut kemiringan atap = 35º
 Bentuk atap = Limasan
 Penutup atap = Genteng
 Plafond = Eternit
 Sambungan = Baut
 Berat gording = 15 kg/m
(Asumsi)
 Modulus Elatisitas (E) = 200000 Mpa
 Modulus Geser (G) = 80000 Mpa
 Poisson Ratio (m) = 30%
 Koefisien muai (at) = 1,2 * 10-5
(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 9)
 Mutu Baja = BJ 37
 Tegangan Leleh (fy) = 240 Mpa
 Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa
 Tegangan Dasar = 160 Mpa
 Peregangan Minimum = 20%
(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 11)
Berat bangunan dan komponen gedung di tetapkan sebagai berikut :
 Penutup atap genteng = 50 kg/m2
 Berat per unit volume = 7850 kg/m3
(PPPURG 1987, hal 5)
77

 Plafond eternit = 11 kg/m2


 penggantung = 7 kg/m2
+
= 18 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 6)
Beban hidup pada atap di tetapkan sebagai berikut :
 Beban Hidup Pekerja = 100 kg
 Beban Air Hujan = (40 – 0,8 x 35o) = 12 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 7)
 Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 7)
 Koefisien angin :
 Angin tekan = 0,02α – 0,4
 Angin hisap = - 0,40
4.1.3.1. Penginputan di SAP 2000
a. Menentukan Geometri Koordinat
Model geometri koordinat dipakai apabila ada salah satu sumbu
memakai ukuran yang tidak sama.

Sumber : Dokumentasi Pribadi Progam SAP 2000


Gambar 4.5 Define Grid Data
78

b. Menginput Data pada Material Properties

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.6 Material Property Data
c. Menentukan Jenis Pembebanan

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.7 Define Load Pattern
d. Kombinasi Pembebanan Kuda-Kuda
 U = 1,4 D
Kombinasi pembebanan yang pertama adalah 1,4 D artinya hanya
beban mati yang digunakan.
79

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.8 Define Load Combination 1
 U = 1,2 D + 0,5 L
Kombinasi pembebanan 1,2 D + 0,5 L artinya 1,2 beban mati
ditambah 0,5 beban hidup.

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.9 Define Load Combination 2
 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
Kombinasi pembebanan adalah 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W artinya 1,2
beban mati ditambah 0,5 beban hidup dan 0,8 beban angin.
80

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.10 Define Load Combination 3
 U = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L
Kombinasi pembebanan adalah 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L artinya 1,2
beban mati ditambah 1,6 beban angin dan 0,5 beban hidup.

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.11 Define Load Combination 4
 U = 0,9 D + 1,3 W
Kombinasi pembebanan adalah 0,9 D + 1,3 W artinya 0,9 beban
mati ditambah 1,3 beban angin.
81

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.12 Define Load Combination 5

4.1.3.2. Pembebanan Kuda-Kuda


1. Akibat berat atap
Beban permanen yang bekerja pada kuda-kuda akibat dari benda
yang berada diatasnya berupa atap yang diasumsikan dengan
menggunakan penutup genteng.
BAtao = Berat atap genteng x jarak gording x jarak kuda-kuda
BAtap = 50 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
BAtap = 138,497 kg

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.13 Input Beban Atap
82

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.14 Display Beban Atap
2. Akibat berat sendiri kuda-kuda
Beban permanen yang timbul dari berat profil baja yang difungsikan
sebagai kuda-kuda. Beban terhitung secara manual dalam Program
SAP, dalam perencanaan menggunakan profil baja Double Angle
Shape.

3. Akibat berat sendiri gording


Beban permanen yang timbul dari berat profil baja yang difungsikan
sebagai gording. Beban terhitung secara manual dalam Program SAP,
dalam perencanaan menggunakan profil baja
BG = berat profil baja x jarak kuda-kuda
BG = 15 kg/m x 2,125 m = 31,875 kg
83

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.15 Input Beban Gording

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.16 Display Beban Gording

4. Akibat berat plafond


Beban yang timbul akibat adanya berat dari plafond yang
digantungkan pada dasar kuda-kuda.
BPlafon = Beban plafond x jarak kuda-kuda x panjang kuda-kuda
18 𝑘𝑔/𝑚2 𝑥 2,125 𝑚 𝑥 12,750 𝑚
BPlafon =
12
= 40,641 kg
84

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.17 Input Beban Plafon

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000

Gambar 4.18 Display Beban Plafon

5. Beban hidup
Beban hidup adalah beban terpusat yang terjadi karena beban
pekerja yang bekerja pada saat pembuat atau perbaikan kuda-kuda pada
atap dan beban air hujan.
PPekerja = 100 kg
PAir Hujan = (40 – 0,8 x 35°) = 12 kg/m2
= 12 kg/m2 x 2,125 m x 1,3035 m
= 33,239 kg
85

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.19 Input Beban Hidup Pekerja

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000

Gambar 4.20 Display Beban Hidup Pekerja

6. Beban angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPURG
1987). Pada konstruksi ini diasumsikan nilai W = 25 kg/m2.
a. Akibat angin tekan
Angin tekan = 0,02α – 0,4
= 0,02 x 35º - 0,4
= 0,3
(PPPURG, hal 21)
86

W tekan vertikal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 0,30 x sin 35o x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= 8,895 kg
W tekan horisontal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 0,30 x cos 35o x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= 18,774 kg

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.21 Input Beban Angin Tekan

b. Akibat angin hisap


Angin hisap = - 0,4
(PPPURG, hal 21)
W hisap vertikal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= -0,4 x sin 35° x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= -11,860 kg
W hisap horisontal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= -0,4 x cos 35° x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= -25,032 kg
87

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.22 Input Beban Angin Hisap

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.23 Display Beban Angin
4.1.3.3. Perhitungan Profil Kuda-Kuda
Dalam peritungan kuda-kuda menggunakan Program SAP dan didapat
data-data sebagai berikut, data lengkap terlampir :
1. Gaya aksial yang dihasilkan data terlampir
2. Gaya momen yang dihasilkan data terlampir
3. Gaya geser yang dihasilkan data terlampir
4. Kontrol kekuatan baja yang dihasilkan data terlampir.
5. Baja yang digunakan Double Angle Shape :
a. Batang Diagonal Atas : 2L 65.65.11
b. Batang Diagonal Tengah : 2L 60.60.10 ; 2L 65.65.11
c. Batang Horisontal : 2L 100.100.20
d. Batang Vertikal : 2L 50.50.9
88

Sumber : Data Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.24 Pemodelan Kuda-Kuda
Material Baja yang Digunakan
 Mutu baja = BJ 37
 Tegangan leleh ( fy ) = 240 Mpa
 Tegangan Ultimit ( fu ) = 370 Mpa
 Peregangan minimum = 20 %
(tabel 5.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 11)
 Modulus Elastisitas (E) = 200.000 Mpa
 Modulus geser ( G ) = 80.000 Mpa
 Poisson ratio ( m ) = 30 %
 Koefisien muai ( at) = 1,2 * 10-5
(pasal 5.1.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 9)
 Profil kuda kuda = Double Angle Shape
1. Perhitungan batang tekan
Batang 16-1
P maks = Nu = 6,5461 ton → hasil output SAP 2000
L bentang = 1506,45 mm
89

Sumber :Dokumentasi Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.25 Diagram of Frame
Digunakan profil (2L.65.65.11)
Properti penampang elemen 2L.65.65.11
Ag = 1320 mm
ex= ey = 20 mm
Ix= Iy = 488000 mm4
Rx = Ry = 19,1 mm
R min = 12,5 mm
Tp = 10 mm
(Tabel Profil Kontruksi Baja, hal 36)
a. Menghitung momen inersia dan jari-jari girasi komponen struktur

Sumber :DokumentasiPribadi Program Autcad


Gambar 4.26 Moment Inersia Penampang
90

Keterangan :
h = 65 mm
b = 65 mm
a = 10 mm
t = 11 mm
 Titik berat komponen:
Lx = 20 mm
Ly = 70 mm
2 2
1 3 a 1 3 h−t
Ix = 2. {12 b. t + b. t (s + (2)) + 12 𝑡. (h − t) + t. (h − t). ((( 2
) + t) − s) }

2
1 10 1
Ix = 2. {12 65. 113 + 65.11 (20 + ( )) + 11. (65 − 11)3 +
2 12

2
65−11
11. (65 − 11). ((( ) + 11) − 20) }
2

Ix = 1581765,167 mm4

𝑰𝒙 1581765,167
𝒓𝒙 = √ = √ = 24,478 𝑚𝑚
𝑨 2x 1320
2 2
1 b a 1 t a
Iy = 2. {12 t. b3 + b. t (( ) + ( )) + ( ℎ − 𝑡). 𝑡 3 + t. (h − t). (( ) + ( )) }
2 2 12 2 2

2
1 65 10 1
Iy = 2. {12 11. 653 + 65. 11 (( ) + ( )) + (65 − 11). 113 +
2 2 12

2
11 10
11. (65 − 11). (( ) + ( )) }
2 2

Iy = 2657372,666 mm4

𝑰𝒚 2657372,666
𝒓𝒚 = √ = √ = 31,727 𝑚𝑚
𝑨 2x1320

b. Periksa terhadap Kelangsingan elemem penampang


𝒃 𝟔𝟓
𝝀= = = 𝟔, 𝟓
𝒕𝒑 𝟏𝟎
𝟐𝟎𝟎
𝝀𝒓 =
√𝒇𝒚
200
𝝀𝒓 = = 12,91
√240
(tabel 7.5-1, SNI 03- 1729- 2002, hal 30)
91

𝝀 < 𝜆𝑟
6,5 < 12,91 (penampang tak kompak)
(pasal8.2.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 36)
c. Periksa terhadap kelangsingan dan kestabilan komponen
 Digunakan pelat kopel 5 buah
Jarak antar pelat kopel
𝑳𝒃 1506,45
𝑳𝒊 = = = 300,29 𝑚𝑚
𝒏−𝟏 5−1
𝑳𝒊 𝟑𝟎𝟎, 𝟐𝟗
𝝀𝒊 = = = 𝟐𝟒, 𝟎𝟐𝟑 𝒎𝒎
𝒓 𝒎𝒊𝒏 𝟏𝟐, 𝟓
𝑟 min = 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
(persamaan 9.3-4, SNI 03- 1729- 2002, hal 58)
 Syarat kestabilan komponen
𝝀𝒊 < 50
24,023 < 50 (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
 Kondisi tumpuan sendi-sendi , maka faktor tekuk k = 1
(tabel 7.6-1, SNI 03- 1729- 2002, hal 32)
𝑳𝒌𝒙 = 𝑳𝒌𝒚 = 𝐿 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑘 = 1506,45 𝑥 1 = 1506,45 𝑚𝑚
 Kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)
𝑳𝒌𝒙
𝝀𝒙 = < 200
𝒓𝒙
1506,45
< 200
24,778
60,798 < 200 … … … (𝑂𝐾)
(pasal7.6.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 29)
 Syarat kestabilan arah sumbu bahan (sumbu x)
𝝀𝒙 > 𝟏, 𝟐. 𝝀𝒊
60,798 > 1,2. 24,023
60,798 > 28,828 … … … (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
92

 Kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)


𝐿𝑘𝑦
𝜆𝑦 = < 200
𝑟𝑦
1506,45
< 200
31,727
47,482 < 200 … … … (OK)
(pasal 7.6.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 29)
 Kelangsingan ideal
Nilai m untuk profil 2L = 2
𝑚
𝜆𝑖𝑦 = √𝜆𝑦 2 + 𝜆𝑖 2
2

2
𝜆𝑖𝑦 = √47,482² + 24,023² = 53,213
2

(persamaan 9.3-2, SNI 03- 1729- 2002, hal 57)


 Syarat kestabilan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
𝝀𝒊𝒚 > 1,2 𝜆𝑖
53,213 > 1,2 . 24,023
53,213 > 28,828 (𝑂𝐾)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
d. Menghitung daya dukung tekan nominal komponen
 Menghitung koefisien tekuk arah sumbu bahan (sumbu x) "𝝎𝒙"
 Parameter kelangsingan komponen

𝝀𝒙 𝒇𝒚
𝝀𝒄𝒙 = √
𝝅 𝑬

60,798 240
𝝀𝒄𝒙 = √ = 0,671
3,14 200000

(persamaan 7.6-2, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)


 Karena 𝟎, 𝟐𝟓 < 𝝀𝒄𝒙 < 𝟏, 𝟐 maka nilai 𝝎𝒙 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢 𝐫𝐮𝐦𝐮𝐬:
1,43
𝜔𝑥 =
1,6 − 0,67𝜆𝑐𝑥
1,43
𝜔𝑥 = = 1,243
1,6 − 0,67 𝑥 0,671
93

(persamaan 7.6-5b, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)


 Daya dukung komponen arah sumbu bahan (sumbu x)
𝒇𝒚 240
𝑵𝒏 = 𝑨𝒈. = 2640 . = 509734,513 𝑁 → 50,973 𝑡𝑜𝑛
𝝎𝒙 1,243
(persamaan 7.6-3, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)
e. Menghitung koefisien tekuk arah sumbu bebas bahan (sumbu
y) "𝝎𝒚"
 Parameter kelangsingan komponen

𝝀𝒊𝒚 𝒇𝒚
𝝀𝒄𝒚 = √
𝝅 𝑬

53,213 240
𝝀𝒄𝒚 = √ = 0,587
3,14 200000

(persamaan 7.6-2, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)

 Karena 𝟎, 𝟐𝟓 < 𝝀𝒄𝒙 < 𝟏, 𝟐 maka nilai 𝝎𝒚 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢 𝐫𝐮𝐦𝐮𝐬:


(pasal 7.6.2, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)
𝟏, 𝟒𝟑
𝝎𝒊𝒚 =
𝟏, 𝟔 − 𝟎, 𝟔𝟕𝝀𝒄𝒙
1,43
𝝎𝒊𝒚 = = 1,185
1,6 − 0,67 𝑥 0,587
(persamaan 7.6-5b, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)
 Daya dukung komponen arah sumbu bahan (sumbu y)
𝒇𝒚 𝟐𝟒𝟎
𝑵𝒏 = 𝑨𝒈. = 𝟐𝟔𝟒𝟎 . = 𝟓𝟑𝟒𝟔𝟖𝟑, 𝟓𝟒𝟒 𝑵 → 𝟓𝟑, 𝟒𝟔𝟖 𝒕𝒐𝒏
𝝎𝒊𝒚 𝟏, 𝟏𝟖𝟓
(persamaan 7.6-3, SNI 03- 1729- 2002, hal 27)
f. Periksa Terhadap Tekuk Lentur Torsi
 Modulus geser
𝐄 200000
 𝑮= = 2 (1+0,3) = 76923,077 𝑀𝑃𝑎
𝟐 (𝟏+𝒗)

(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 72)


 Konstanta Torsi
𝒃 + 𝒕𝟑 𝒃 . 𝒕𝒇𝟑 + (𝒉 − 𝒕𝒇). 𝒕𝒘𝟑
𝑱= ∑ = 𝟐. ( )
𝟑 𝟑
65 .11³+ (65−11).113
𝑱 = 2( 3
) = 52796,333 𝑚m4

(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 159)


94

 Koordinat pusat geser terhadap titik berat

Sumber :DokumentasiPribadi Program Autcad


Gambar 4.27 Titik Pusat Geser Penampang
𝒕𝒑 𝟏𝟎
𝒚𝒐 = 𝒆𝒙 − = 𝟐𝟎 − = 𝟏𝟓 𝒎𝒎
𝟐 𝟐
xo = 0
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 74)
𝑰𝒙 + 𝑰𝒚
𝒓𝒐𝟐 = + 𝒙𝒐𝟐 + 𝒚𝒐𝟐
𝑨
1581765,167 + 2657372,666
𝒓𝒐𝟐 = + 0 + 152 = 1830,734 𝑚𝑚2
2640
𝑮 .𝑱 76923,077 𝑥 52796,333
𝒇𝒄𝒓𝒛 = 𝟐
= = 840,294 𝑀𝑃𝑎
𝑨. 𝒓𝒐 2640 𝑥 1830,734
𝒙𝒐𝟐 + 𝒚𝒐𝟐 0 + 152
𝑯=𝟏− = 1 − = 0,877
𝒓𝒐𝟐 1830,734
𝒇𝒚 240
𝒇 𝒄𝒓𝒚 = = = 168,185 𝑀𝑝𝑎
𝝎𝒊𝒚 1,427

𝒇 𝒄𝒓𝒚 + 𝒇 𝒄𝒓𝒛 𝟒 . 𝒇 𝒄𝒓𝒚 . 𝒇 𝒄𝒓𝒛 . 𝑯


𝒇 𝒄𝒍𝒕 = ( ) (𝟏 − √𝟏 − )
𝟐𝑯 (𝒇 𝒄𝒓𝒚 + 𝒇𝒄𝒓𝒛)𝟐

𝟏𝟔𝟖,𝟏𝟖𝟓 + 𝟖𝟒𝟎,𝟐𝟗𝟒 𝟒 𝒙 𝟏𝟔𝟖,𝟏𝟖𝟓 𝒙 𝟖𝟒𝟎,𝟐𝟗𝟒 𝒙 𝟎,𝟖𝟕𝟕


F clt = ( ) (𝟏 − √𝟏 − (𝟏𝟔𝟖,𝟏𝟖𝟓 + 𝟖𝟒𝟎,𝟐𝟗𝟒)𝟐
)
𝟐 𝒙 𝟎,𝟖𝟕𝟕

𝒇 𝒄𝒍𝒕 = 163,337 𝑀𝑃𝑎


(persamaan 9.2-1a, SNI 03- 1729- 2002, hal 55)
𝑵 𝒄𝒍𝒕 = 𝑨𝒈 . 𝒇 𝒄𝒍𝒕 = 2640 𝑥 163,337 = 431209,68 𝑁
→ 43,121 𝑡𝑜𝑛
Daya dukung komponen diambil yang terkecil
𝐍𝐧 = 43,121 ton
𝐟𝐚𝐜𝐭𝐨𝐫 𝐫𝐞𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧  = 𝟎, 𝟖𝟓
95

(persamaan 6.4-2, SNI 03- 1729- 2002, hal 18)


𝐍𝐮 < 𝐍𝐧
6,5461 < 0.85 x 43,121
6,5461 < 36,653 ton …….. (OK)
𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒍 𝟐𝐋 𝟔𝟓. 𝟔𝟓. 𝟏𝟏 𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏
2. Perhitungan batang Tarik
Batang 39 -1
P maks = Nu = 3,2411 ton → output SAP 2000
L bentang = 4531 mm

Sumber :Dokumentasi Pribadi Program SAP 2000


Gambar 4.28 Diagram of Frame
Digunakan profil (2L.50.50.9)
Properti penampang elemen L 50.50.9
Ag = 824 mm
ex = ey = 15,6 mm
Ix = Iy = 179000 mm4
rx = ry = 14,7 mm
r min = 9,7 mm
tp = 10 mm
96

a. Periksa terhadap tarik


 Syarat penempatan baut

Sumber :Dokumentasi Pribadi Program Autocad


Gambar 4.29 Pemodelan Jarak Baut
 Spesifikasi baut yang digunakan :
Tipe baut : A 325
Diameter : 12,7 mm (1/2”)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa
Permukaan baut : tanpa ulir pada bidang geser
Diameter lubang baut (dl)
(dl) = 12,7 + 1 = 13,7 mm
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 110)
 Jarak antar baut
𝑺 > 3 𝑑𝑏
3 𝑑𝑏 = 3 . 12,7 = 38,1 𝑚𝑚
𝑺 < 15 𝑡𝑝
15 tp = 15 x 10 = 150 mm
S < 200 mm
S diambil 45 mm
 Jarak baut ke tepi pelat
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 > 1,5 𝑑𝑏
1,5 𝑑𝑏 = 1,5 . 12,7 = 19,05 𝑚𝑚
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 𝟏𝟐 𝒕𝒑
12 tp = 12 x 10 = 120 mm
S < 150 mm
S diambil 30 mm
97

(pasal13.4.2 dan 13.4.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 104)


 Spesifikasi pelat buhul :
Tebal plat : 10 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
 Luas penampang netto :
Direncanakan menggunakan tipe baut : A 325
baut ukuran 1/2” =12,7 mm satu lajur
n=1
𝑨𝒏𝒕 = 𝑨𝒈 − 𝒏. 𝒅𝒍. 𝒕𝒑
𝑨𝒏𝒕 = (2 𝑥 824) − 1 𝑥 13,7 𝑥 10 = 1511 𝑚𝑚2
(pasal 10.2.1, SNI 03- 1729- 2002, hal 71)
 Luas penampang efektif :
b = lebar penampang profil
L = jarak terjauh kelompok baut
x = eksentrisitas sambungan

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


Gambar 4.30 Pemodelan Letak Baut
𝒙 = 𝒆 = 20,5 𝑚𝑚 = 20,5 𝑚𝑚
𝒙
𝑼 = 𝟏 − ≤ 𝟎, 𝟗
𝑳
𝟐𝟎, 𝟓
𝑼=𝟏− = 𝟎, 𝟓𝟒𝟒
𝟒𝟓
0,544 ≤ 0,90 (𝑂𝐾)
𝑨𝒆 = 𝑨𝒏𝒕. 𝑼 = 1511 𝑥 0,544 = 821,984 𝑚𝑚2
(pasal 10.2, SNI 03- 1729- 2002, hal 70)
98

 Daya dukung tarik murni


- Kondisi leleh
 = 0.9
𝐀𝐠 = 𝟐 . 𝟖𝟐𝟒 = 𝟏𝟔𝟒𝟖 𝐦𝐦𝟐
 Nn = . 𝑨𝒈 . 𝒇𝒚 = 𝟎, 𝟗 𝒙 𝟏𝟔𝟒𝟖 𝒙 𝟐𝟒𝟎 = 𝟑𝟓𝟓𝟗𝟔𝟖 𝑵
= 𝟑𝟓, 𝟓𝟗𝟕 𝒕𝒐𝒏

(persamaan 10.1-2a, SNI 03- 1729- 2002, hal 70)


- Kondisi fraktur
 = 0.75
𝐀𝐞 = 821,984 mm2
 𝐍𝐧 = . 𝐀𝐞 . 𝐟𝐮 = 0,75 x 821,984 x 370 = 228100,56 N
= 22,81 ton
(persamaan10.1-2b, SNI 03- 1729- 2002, hal 70)
 Daya dukung geser murni

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


Gambar 4.31 Pemodelan Area Geser
Av = Luas penampang kotor geser
𝐀𝐯 = (𝟐. (𝐒 + 𝐔). (𝐭𝐩)) . 𝟐 = (𝟐. (𝟒𝟓 + 𝟑𝟎). 𝟏𝟎). 𝟐 = 𝟑𝟎𝟎𝟎 𝐦𝐦𝟐
 𝐍𝒏 = . 𝑨𝒗. (𝟎, 𝟔 𝒙 𝒇𝒖) = 0,75. 3000 . 0,6. 370 = 499500 𝑁
= 49,95 ton
 Daya dukung kombinasi tarik dan geser

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


99

Gambar 4.32 Pemodelan Area Geser dan Tarik


- Geser
Anv = Luas penampang bersih geser
Anv = ((S + U) − (1,5. 𝑑𝑙)). tp . 2 = ((45 + 30) −
(1,5 . 13,7)). 10. 2
= 1089 mm2
𝐍𝒏 = 𝑨𝒏𝒗. (𝟎, 𝟔 𝒙 𝒇𝒖) = 𝟏𝟎𝟖𝟗 𝒙 𝟎, 𝟔 𝒙 𝟑𝟕𝟎 = 𝟐𝟒𝟏𝟕𝟓𝟖 𝑵
= 𝟐𝟒, 𝟏𝟕𝟔 𝒕𝒐𝒏
- Tarik
At = Luas penampang kotor tarik
𝐀𝐭 = ((B − e). tp) . 2 = (50 − 15,6) x 10 x 2 = 688 mm2
Ant = Luas penampang bersih tarik
Ant = ((B − e − 0,5. dl). tp) . 2 = (50 − 15,6 −
0,5 x 13,7) x 10 x 2
= 551 mm2
𝐍𝐧 = 𝐀𝐧𝐭. 𝐟𝐮 = 𝟓𝟓𝟏 𝐱 𝟑𝟕𝟎 = 𝟐𝟎𝟑𝟖𝟕𝟎 𝐍 = 𝟐𝟎, 𝟑𝟖𝟕 𝐭𝐨𝐧
Nn geser > Nn tarik, maka : Geser leleh – Tarik fraktur
 𝐍𝐧 = (𝟎, 𝟔. 𝐟𝐲. 𝐀𝐯 + 𝐟𝐮. 𝐀𝐧𝐭)
= 0,75. (0,6 x 240 x 3000 + 370 x 551) = 476902,5 N
= 47,69 ton
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 41)
Diambil nilai daya dukung batang tarik terkecil
𝑵𝒏 = 20,387 ton
Faktor reduksi yang digunakan  = 𝟎, 𝟖𝟓
(persamaan 6.4-2, SNI 03- 1729- 2002, hal 18)
𝑵𝒖 < 𝑵𝒏
3,2411 < 0,85 x 20,387
3,2411 < 17,329 ton………(OK)
𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒍 𝟐𝐋 𝟓𝟎. 𝟓𝟎. 𝟗 𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏
b. Perhitungan Sambungan
Batang 39 -1
P maks = Nu = 3,2411 ton → output SAP 2000
100

L bentang = 4531 mm
 Spesifikasi baut yang digunakan :
Tipe baut : A 325
Diameter : 12,7 mm (1/2”)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa
Permukaan baut:tanpa ulir pada bidang geser
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 110)
 Spesifikasi pelat buhul :
Tebal plat : 10 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
 Tahanan geser baut :
Nilai r untuk baut tanpa ulir pada bidang geser = 0,5
𝝓 𝑽𝒅 = 𝝓 . 𝒓 . 𝒇𝒖𝒃. 𝑨
1
= 0,75 . 0,5. 825. ( . 3,14. 12,72 ) = 39170,788 N = 3,917 ton
4
(persamaan 13.2-2, SNI 03-1729-2002, hal 100)
 Tahanan tumpu baut :
fu = nilai tegangan tarik putus terendah dari baut dan pelat buhul
𝝓 𝑹𝒅 = 𝟐. 𝝓. 𝒅𝒃. 𝒕𝒑. 𝒇𝒖 = 2. 0,75. 12,7. 10. 370 = 70485 𝑁
= 7,048 𝑡𝑜𝑛
(persamaan 13.2-8, SNI 03-1729-2002, hal 101)
Diambil nilai terkecil dari tahanan geser baut dan tahanan tumpu
baut
𝑵𝒖 3,2411
Jumlah baut yang dibutuhkan 𝝓 𝑽𝒅 = = 0,827 𝑏𝑢𝑎ℎ
3,917

Jumlah baut minimum 3 buah, Dipakai = 3 baut


 Jarak antar baut
𝑺 > 3 𝑑𝑏
3 𝑑𝑏 = 3 . 12,7 = 38,1 𝑚𝑚
𝑺 < 15 𝑡𝑝
15 𝑡𝑝 = 15. 10 = 150 𝑚𝑚
101

𝑆 < 200 𝑚𝑚
𝑺 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝟒𝟓 𝒎𝒎
 Jarak baut ke tepi pelat
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 > 1,5 𝑑𝑏
1,5 𝑑𝑏 = 1,5 . 12,7 = 19,05 𝑚𝑚
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 𝟏𝟐 𝒕𝒑
12 𝑡𝑝 = 12. 10 = 120 𝑚𝑚
𝑆 < 150 𝑚𝑚
𝑺 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝟑𝟎 𝒎𝒎
(pasal13.4.2 dan 13.4.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 104)
c. Perhitungan Plat Kopel
Batang 16 -1
P maks = Nu = 6,6044 ton → hasil output SAP 2000
L bentang = 1506,45 mm
Digunakan pelat kopel 5 buah
Jarak antar pelat kopel
𝑳𝒃
𝑳𝒊 =
𝒏−𝟏
1506,46
𝑳𝒊 = = 376,613 𝑚𝑚
5−1
 Menghitung tinggi pelat kopel
Digunakan pelat kopel :
Tebal = 10 mm
Lebar = 130 mm
Mutu baja = BJ 37
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
σ = 160 Mpa

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


102

Gambar 4.33 Pemodelan Pelat Kopel


𝟏
𝑰𝒙 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝒕 𝒉𝟑
𝟏𝟐
a = jarak antar titik pusat massa elemen komponen
a = 2e + jarak antar profil L
a = 2 x 20 + 10 = 50 mm
I min = momen inersia minimal elemen komponen
I min = 207000 mm4
 Syarat kekakuan pelat kopel
𝑰𝒙 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 𝑰 𝒎𝒊𝒏
≥ 𝟏𝟎
𝒂 𝑳𝒊
(persamaan 9.3.5, SNI 03-1729-2002, hal 59)
𝟏 𝒂. 𝑰 𝒎𝒊𝒏
𝒕𝒉𝟑 ≥ 𝟏𝟎
𝟏𝟐 𝑳𝒊
𝟏
𝒂. 𝑰 𝒎𝒊𝒏 𝟑
𝒉 ≥ (𝟏𝟎. 𝟏𝟐 )
𝒕. 𝑳𝒊
1
50 . 207000 3
𝒉 ≥ (120. )
10. 376,613
𝒉 ≥ 𝟔𝟖, 𝟖𝟑𝟏 𝑚𝑚
Dipakai h = 100 mm
 Periksa terhadap geser
Gaya lintang yang dipikul pelat kopel
𝑫𝒖 = 𝟎, 𝟎𝟐 𝑵𝒖 = 0,02 . 6,5461 = 0,131 ton
Gaya lintang yang dipikul 1 pelat kopel
0,131
𝑫 𝟏 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = = 0,026 ton
5
 Tahanan geser pelat kopel :
𝒉 100
𝝀𝒘 = = = 10 𝑚𝑚
𝒕𝒘 10
𝟓 5
𝑲𝒏 = 𝟓 + 𝟐
=5+ 2 = 5,2
𝒂 50
( ) (10)
𝒉

𝒉 𝑲𝒏 𝑬
≤ 𝟏, 𝟏𝟎√
𝒕𝒘 𝒇𝒚

(persamaan 8.8-2 , SNI 03-1729-2002, hal 45)


103

5,2 𝑥 200000
10 ≤ 1,10√
240

10 ≤ 72,411……… (OK)
Maka tahanan geser nominal pelat:
𝑽𝒏 = 𝟐. 𝟎, 𝟔. 𝒇𝒚. 𝑨𝒘 = 2 x 0,6 x 240 x 65 x 10 = 187200 N
= 𝟏𝟖, 𝟕𝟐 𝒕𝒐𝒏
(persamaan 8.8-3a , SNI 03-1729-2002, hal 46)

𝑫𝒖 < 𝑽𝒏
𝟎, 𝟏𝟑𝟐 < 𝟎, 𝟕𝟓. 𝟏𝟖, 𝟕𝟏
𝟎, 𝟏𝟑𝟐 < 𝟏𝟒, 𝟎𝟒 … … … 𝑶𝑲
d. Perhitungan Plat Landasan dan Baut Angkur
Tegangan tumpu pelat landasan
Mutu beton = fc’ = 25 Mpa
σ beton = 0,3. 25 = 7,5 Mpa
Digunakan tebal pelat = 10 mm
P vertikal maks pada tumpuan = 3,2411 ton→ hasil output SAP 2000
P horizontal maks pada tumpuan = 6,5461 ton→ hasil output SAP 2000
 Menghitung lebar pelat landasan efektif

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


Gambar 4.34 Pemodelan Pelat Landasan
 Lebar efektif pelat landasan
𝒂 = 𝟐𝒆 + 𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒍 𝑳 = 50 𝑚𝑚
σ beton = σ pelat landasan
𝑷𝒗
𝟗=
𝑳𝒙𝒂
32411 𝑁
𝑳=
10 𝑥 50
𝑳 = 64,822 𝑚𝑚
𝑫𝒊𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 𝑳 = 𝟏𝟎𝟎 𝒎𝒎
104

Sumber : Dokumentasi Pribadi Program Autocad


Gambar 4.35 Tampak Atas Pelat Landasan
 Spesifikasi baut yang digunakan :
Tipe baut : A 325
Diameter : 12,7 mm (1/2”)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa
Periksa terhadap geser baut
1
𝝓 𝑽𝒅 = 𝝓 . 𝒓 . 𝒇𝒖𝒃. 𝑨 = 0,75 . 0,5. 825. ( . 3,14. 12.72 )
4
= 39170,788 N
= 3,917 ton
(persamaan 13.2-2, SNI 03-1729-2002, hal 100)
Jumlah baut
𝑵𝒖 3,2411
Jumlah baut yang dibutuhkan 𝝓 𝑽𝒅 = = 0,827 𝑏𝑢𝑎ℎ
3,917

Jumlah baut minimum 3 buah. Dipakai = 3 baut

Anda mungkin juga menyukai