Bab Iv 4.1. Atap Ynm
Bab Iv 4.1. Atap Ynm
Bab Iv 4.1. Atap Ynm
PERHITUNGAN STRUKTUR
4.1 Perencanaan Struktur Atap
Atap direncanakan menggunakan struktur kuda-kuda baja dengan menggunakan
bentuk limasan. Perhitungan struktur atap didasarkan pada panjang bentangan kuda-kuda.
Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati,
beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan
perhitungan dan perencanaan dimensi batang kuda-kuda tersebut. Adapun pemodelan
struktur atap sebagai berikut :
66
67
K1 (kuda-kuda utama)
Sumber : dokumentasi pribadi program Autocad
Gambar 4.3. Pemodelan Kuda-Kuda
4.1.1. Pedoman Perhitungan Atap
Dalam perencanaan atap, adapun pedoman yang dipakai, sebagai berikut :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987).
2. Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Kontruksi Baja. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta.
3. Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode
LRFD. Penerbit Erlangga : Jakarta.
4. SNI 03- 1729- 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung.
5. SNI 1729-2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
4.1.2. Perhitungan Atap
4.2.2.1. Perhitungan Rangka Atap
Data-Data Perencanaan Kuda-Kuda :
Bentang kuda-kuda = 12,750 m
Jarak kuda-kuda = 2,125 m
Jarak gording = 1,3035 m
Sudut kemiringan atap = 35º
(Asumsi)
Gording = Dobel Kanal (Lip Channel In Back to
Back Arrangement )
68
Size Section
Weight Ix Iy Ix iy Zx Zy
(mm) Area
axbxc t cm2 Kg/m cm4 cm cm3
150x130x20 3,2 19,14 15 664 193 5,89 3,18 88,6 39,629,7
My1 =¼.P.L
= ¼ . 81,915 . 2,125
= 43,517 kg.m
Beban air hujan
e. 0,9 D ± 1,3 W
Ux = 0,9 (19,740 g.m) + 1,3 (0) = 17,766 kg.m
= 0,9 (19,740 kg.m) - 1,3 (0) = 17,766 kg.m
Uy = 0,9 (41,662 kg.m) + 1,3 (5,518 kg.m) = 44,669 kg.m
= 0,9 (41,662 kg.m) - 1,3 (5,518 kg.m) = 30,322 kg.m
( pasal 6.2.2, SNI 03-1729-2002, hal 13)
Kontrol Kekuatan Profil
Dari tabel profil konstruksi baja hal.55 didapat nilai :
Zx = 88,6 cm3 = 88,6 (103) mm
Zy = 29,7 cm3 = 29,7 (103) mm
Sayap Badan
𝑏 130 ℎ 150
𝜆= = = 40,625 𝜆= = = 46,875
𝑡𝑓 3,2 𝑡𝑓 3,2
𝐸 200000 𝐸 200000
𝜆𝑝 = 0,38 √𝑓𝑦 = 0,38 √ 240
= 10,97 𝜆𝑝 = 3,76√𝑓𝑦 = 3,76√ 240
= 108,4541
𝐸 200000 𝐸 200000
𝜆𝑟 = 1,0 √𝑓𝑦 = 1,0 √ 240
= 28,867 𝜆𝑟 = 5,70 √𝑓𝑦 = 5,70 √ 240
= 164,545
𝜆 > 𝜆𝑟 𝜆 < 𝜆𝑝
Penampang langsing Penampang Kompak
b) Kontrol Tahanan Nominal Lentur Penampang Terhadap
Tekuk Lokal
Dari hasil analisis kelangsingan penampang pada sub bab
sebelumnya diketahui bahwa profil yang digunakan pada sayap
74
0,277 ≤ 1,0
3) Kontrol Terhadap Tekuk Lokal Sayap penampang langsing
Mn = Fcr . Sy
0,69 𝐸
Fcr = 𝑏 2
( )
𝑡𝑓
0,69 𝑥 200000
= 130 2
( )
3,2
= 83,616 Nmm
4) Kontrol Lendutan
E = 2,0 x 106 kg/cm2 menggunakan asumsi 1 Mpa = 10 kg/cm2,
Momen inersia yang berada pada profil Dobel Kanal (Lip Channel
In Back to Back Arrangement ):
Lx = 664 Ly = 193
(Tabel Profil Konstruksi Baja, hal 55)
Akibat Beban Mati
5 𝑥 𝑞𝑥 𝑥 𝐿⁴ 5 𝑥 34,972 x 10−2 𝑥 212,5⁴
fx = = = 0,024 cm
384 𝑥 𝐸 𝑥 𝑙𝑦 384 𝑥 2,0 𝑥 106 𝑥 193
75
Lendutan Kombinasi
Fx total = 0,024 + 0,0002 + 0 = 0,0242 cm
Fy total = 0,015 + 0,00009 + 0,0019 = 0,0169 cm
Syarat Lendutan
L 212,5
f ijin = 360 = = 0,590
360
𝐹𝑏𝑟 .4
d =√
𝜋
76
0,025 . 4
=√
3,14
= 0,180 cm 1,80 mm 8 mm
Maka dalam perencanaan kuda-kuda ini menggunakan trackstang
dengan diameter minimal = 8 mm.
4.1.3. Perencanaan Kuda-Kuda
Data-data :
Bentang kuda-kuda = 12,750 m
Jarak kuda-kuda = 2,125 m
Jarak gording = 1,3035 m
Sudut kemiringan atap = 35º
Bentuk atap = Limasan
Penutup atap = Genteng
Plafond = Eternit
Sambungan = Baut
Berat gording = 15 kg/m
(Asumsi)
Modulus Elatisitas (E) = 200000 Mpa
Modulus Geser (G) = 80000 Mpa
Poisson Ratio (m) = 30%
Koefisien muai (at) = 1,2 * 10-5
(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 9)
Mutu Baja = BJ 37
Tegangan Leleh (fy) = 240 Mpa
Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa
Tegangan Dasar = 160 Mpa
Peregangan Minimum = 20%
(SNI 03 – 1729 – 2002, hal 11)
Berat bangunan dan komponen gedung di tetapkan sebagai berikut :
Penutup atap genteng = 50 kg/m2
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
(PPPURG 1987, hal 5)
77
5. Beban hidup
Beban hidup adalah beban terpusat yang terjadi karena beban
pekerja yang bekerja pada saat pembuat atau perbaikan kuda-kuda pada
atap dan beban air hujan.
PPekerja = 100 kg
PAir Hujan = (40 – 0,8 x 35°) = 12 kg/m2
= 12 kg/m2 x 2,125 m x 1,3035 m
= 33,239 kg
85
6. Beban angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPURG
1987). Pada konstruksi ini diasumsikan nilai W = 25 kg/m2.
a. Akibat angin tekan
Angin tekan = 0,02α – 0,4
= 0,02 x 35º - 0,4
= 0,3
(PPPURG, hal 21)
86
W tekan vertikal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 0,30 x sin 35o x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= 8,895 kg
W tekan horisontal
= Angin tekan x sin α x W x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 0,30 x cos 35o x 25 kg/m2 x 1,3035 m x 2,125 m
= 18,774 kg
Keterangan :
h = 65 mm
b = 65 mm
a = 10 mm
t = 11 mm
Titik berat komponen:
Lx = 20 mm
Ly = 70 mm
2 2
1 3 a 1 3 h−t
Ix = 2. {12 b. t + b. t (s + (2)) + 12 𝑡. (h − t) + t. (h − t). ((( 2
) + t) − s) }
2
1 10 1
Ix = 2. {12 65. 113 + 65.11 (20 + ( )) + 11. (65 − 11)3 +
2 12
2
65−11
11. (65 − 11). ((( ) + 11) − 20) }
2
Ix = 1581765,167 mm4
𝑰𝒙 1581765,167
𝒓𝒙 = √ = √ = 24,478 𝑚𝑚
𝑨 2x 1320
2 2
1 b a 1 t a
Iy = 2. {12 t. b3 + b. t (( ) + ( )) + ( ℎ − 𝑡). 𝑡 3 + t. (h − t). (( ) + ( )) }
2 2 12 2 2
2
1 65 10 1
Iy = 2. {12 11. 653 + 65. 11 (( ) + ( )) + (65 − 11). 113 +
2 2 12
2
11 10
11. (65 − 11). (( ) + ( )) }
2 2
Iy = 2657372,666 mm4
𝑰𝒚 2657372,666
𝒓𝒚 = √ = √ = 31,727 𝑚𝑚
𝑨 2x1320
𝝀 < 𝜆𝑟
6,5 < 12,91 (penampang tak kompak)
(pasal8.2.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 36)
c. Periksa terhadap kelangsingan dan kestabilan komponen
Digunakan pelat kopel 5 buah
Jarak antar pelat kopel
𝑳𝒃 1506,45
𝑳𝒊 = = = 300,29 𝑚𝑚
𝒏−𝟏 5−1
𝑳𝒊 𝟑𝟎𝟎, 𝟐𝟗
𝝀𝒊 = = = 𝟐𝟒, 𝟎𝟐𝟑 𝒎𝒎
𝒓 𝒎𝒊𝒏 𝟏𝟐, 𝟓
𝑟 min = 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
(persamaan 9.3-4, SNI 03- 1729- 2002, hal 58)
Syarat kestabilan komponen
𝝀𝒊 < 50
24,023 < 50 (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
Kondisi tumpuan sendi-sendi , maka faktor tekuk k = 1
(tabel 7.6-1, SNI 03- 1729- 2002, hal 32)
𝑳𝒌𝒙 = 𝑳𝒌𝒚 = 𝐿 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑘 = 1506,45 𝑥 1 = 1506,45 𝑚𝑚
Kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)
𝑳𝒌𝒙
𝝀𝒙 = < 200
𝒓𝒙
1506,45
< 200
24,778
60,798 < 200 … … … (𝑂𝐾)
(pasal7.6.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 29)
Syarat kestabilan arah sumbu bahan (sumbu x)
𝝀𝒙 > 𝟏, 𝟐. 𝝀𝒊
60,798 > 1,2. 24,023
60,798 > 28,828 … … … (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
92
2
𝜆𝑖𝑦 = √47,482² + 24,023² = 53,213
2
𝝀𝒙 𝒇𝒚
𝝀𝒄𝒙 = √
𝝅 𝑬
60,798 240
𝝀𝒄𝒙 = √ = 0,671
3,14 200000
𝝀𝒊𝒚 𝒇𝒚
𝝀𝒄𝒚 = √
𝝅 𝑬
53,213 240
𝝀𝒄𝒚 = √ = 0,587
3,14 200000
L bentang = 4531 mm
Spesifikasi baut yang digunakan :
Tipe baut : A 325
Diameter : 12,7 mm (1/2”)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa
Permukaan baut:tanpa ulir pada bidang geser
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 110)
Spesifikasi pelat buhul :
Tebal plat : 10 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
Tahanan geser baut :
Nilai r untuk baut tanpa ulir pada bidang geser = 0,5
𝝓 𝑽𝒅 = 𝝓 . 𝒓 . 𝒇𝒖𝒃. 𝑨
1
= 0,75 . 0,5. 825. ( . 3,14. 12,72 ) = 39170,788 N = 3,917 ton
4
(persamaan 13.2-2, SNI 03-1729-2002, hal 100)
Tahanan tumpu baut :
fu = nilai tegangan tarik putus terendah dari baut dan pelat buhul
𝝓 𝑹𝒅 = 𝟐. 𝝓. 𝒅𝒃. 𝒕𝒑. 𝒇𝒖 = 2. 0,75. 12,7. 10. 370 = 70485 𝑁
= 7,048 𝑡𝑜𝑛
(persamaan 13.2-8, SNI 03-1729-2002, hal 101)
Diambil nilai terkecil dari tahanan geser baut dan tahanan tumpu
baut
𝑵𝒖 3,2411
Jumlah baut yang dibutuhkan 𝝓 𝑽𝒅 = = 0,827 𝑏𝑢𝑎ℎ
3,917
𝑆 < 200 𝑚𝑚
𝑺 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝟒𝟓 𝒎𝒎
Jarak baut ke tepi pelat
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 > 1,5 𝑑𝑏
1,5 𝑑𝑏 = 1,5 . 12,7 = 19,05 𝑚𝑚
𝑺 𝒕𝒆𝒑𝒊 𝟏𝟐 𝒕𝒑
12 𝑡𝑝 = 12. 10 = 120 𝑚𝑚
𝑆 < 150 𝑚𝑚
𝑺 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝟑𝟎 𝒎𝒎
(pasal13.4.2 dan 13.4.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 104)
c. Perhitungan Plat Kopel
Batang 16 -1
P maks = Nu = 6,6044 ton → hasil output SAP 2000
L bentang = 1506,45 mm
Digunakan pelat kopel 5 buah
Jarak antar pelat kopel
𝑳𝒃
𝑳𝒊 =
𝒏−𝟏
1506,46
𝑳𝒊 = = 376,613 𝑚𝑚
5−1
Menghitung tinggi pelat kopel
Digunakan pelat kopel :
Tebal = 10 mm
Lebar = 130 mm
Mutu baja = BJ 37
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
σ = 160 Mpa
𝒉 𝑲𝒏 𝑬
≤ 𝟏, 𝟏𝟎√
𝒕𝒘 𝒇𝒚
5,2 𝑥 200000
10 ≤ 1,10√
240
10 ≤ 72,411……… (OK)
Maka tahanan geser nominal pelat:
𝑽𝒏 = 𝟐. 𝟎, 𝟔. 𝒇𝒚. 𝑨𝒘 = 2 x 0,6 x 240 x 65 x 10 = 187200 N
= 𝟏𝟖, 𝟕𝟐 𝒕𝒐𝒏
(persamaan 8.8-3a , SNI 03-1729-2002, hal 46)
𝑫𝒖 < 𝑽𝒏
𝟎, 𝟏𝟑𝟐 < 𝟎, 𝟕𝟓. 𝟏𝟖, 𝟕𝟏
𝟎, 𝟏𝟑𝟐 < 𝟏𝟒, 𝟎𝟒 … … … 𝑶𝑲
d. Perhitungan Plat Landasan dan Baut Angkur
Tegangan tumpu pelat landasan
Mutu beton = fc’ = 25 Mpa
σ beton = 0,3. 25 = 7,5 Mpa
Digunakan tebal pelat = 10 mm
P vertikal maks pada tumpuan = 3,2411 ton→ hasil output SAP 2000
P horizontal maks pada tumpuan = 6,5461 ton→ hasil output SAP 2000
Menghitung lebar pelat landasan efektif