Kristologi Surat Umum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Juan Hemat Jire Simamora

NIM : 16.3164

Mata Kuliah : Teologi Biblika Perjanjian Baru

Dosen Pengampuh : Pdt. Dr. Dewi Sri Sinaga

Kristologi dalam Surat – Surat Umum

(Ibrani, Surat Petrus, Wahyu)

Alkitab banyak menceritakan tentang Yesus. Dimulai dari Perjanjian Lama yang
menubuatkan akan kehadiran juruslamat yang di nubuatkan oleh para nabi – nabi. Hingga
pada Perjanjian Baru yang menjadi bukti akan nubuatan akan kehadiran Juruslamat. Serta
menjadi penggenapan akan kehadiran Juruslamat yaitu Yesus Kristus. Injil – Injil banyak
menceritakan tentang karya keselamatan yang dilakukan Yesus lewat pengajaran –
pengajaran, mujizat – mujizat. Injil bukan hanya menceritakan tentang kehidupan Yesus.
Tetapi juga bagaimana Yesus menggenapi dan melakukan karya keselamatan lewat kematian
dan kebangkitan-Nya. Sehingga dari banyak perbuatan – perbuatan yang dilakukan Yeus,
maka satu pertanyaan yang mendasar Siapakah Yesus? Sehingga dengan pertanyaan tersebut
maka beberapa ahli ingin melihat atau meneliti dan studi tentang Siapakah Yesus tersebut.
dari hasil studi tersebut munculah istilah Kristologi.

Kristologi berasal dari kata Yunani Kristou dari Kristos artinya Kristus1 dan Logos
yang artinya Firman, perkataan , pembicaraan, ilmu atau pengetahuan. Secara sederhana
Kristologi adalah studi dengan Yesus Kristus sebagai subjek, pribadi dan pekerjaanNya,
atau, dilihat dari sudut lain, siapa ia sebenarnya dan apa yang dilakukanNya. Kristologi
membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang
dilaksanakanNya dalam rencana Allah. Terdapat dua pandangan tentang Kristologi, yaitu
yang biasa disebut Kristologi Rendah “Low Christology”dan Kristologi Tinggi (High
Christology). Dalam Perjanjian Baru Pribadi dan karya Kristus tidak digambarkan secara
terpisah, tetapi dilihat dalam kesatuannya. apakah Yesus adalah Allah dan bagaimana
hubungan antara ketuhanan-Nya dan kemanusian-Nya. Yesus bukan Allah nomor dua dan

1
Wiliam D. Mounce, The Analitical Lexion to the Greek New Testament (Grand Rapids: Zondervan Publishing
House, 1993), 484
Allah Bapa adalah yang utama Yesus dan Allah adalah satu kesatuan “Allah menjadi
manusia” di dalam Yesus.

a. Surat Ibrani

Ibrani 1:3 penulis memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah yang di tinggikan serta
mengenai kemanusiaan-Nya. Dalam surat Ibrani juga sangat jelas dijelaskan bagimana Yesus
adalah seorang Anak Manusia ini dilihat dari:

 Ia mempunyai darah dan daging seperti saudara – saudaraNya ( Ibr 2:9,16)


 Ia mengalami pencobaan ( Ibr 2: 18;4:15)
 Ia merasakan pengalaman takut akan Allah (Ibr 5:7)
 Ia menggangap kematian sebagai bagian yang tidak dapat dihindarkan dalam
misi-Nya (Ibr 2:9,14)

Surat ini juga membicarakan mengenai kualifikasi Kristus sebagai Imam Besar. Surat
Ibrani tidak memperlihatkan kebingungan mengenai gagasan yang sejajar tentang keilahian
Anak Allah dengan kemanusian-Nya yang sejati. Dalam memperlihatkan sifat-sifat Yesus
sebagai seorang Imam Besar yang penuh perhatian, penulis membandingkan pencobaan-
pencobaan yang Dia alami dan kita alami, dengan tambahan yang penuh arti “hanya tidak
berbuat dosa” (Ibr 4:15). Kemungkinan bahwa Yesus dapat berbuat dosa tidak dibahas ,
tetapi ditegaskan bahwa Ia tidak bebuat dosa.2

b. Surat Petrus3

Dalam surat 1 Petrus, kemanusian Yesus yang sejati diterima sebagai hal yang benar
dan tidak diungkapkan secara panjang lebar lagi. Ini bisa dilihat lewat kematian dan
penderitaan Yesus. Sekalipun dalam surat I Petrus gelar lengkap dari Yesus Kristus hanya
muncul sekali saja tetapi tidak mengurangi makna katuhanan-Nya dan kemulian-Nya.
Dilengkapi juga Dalam 2 Petrus pengggunaan gelar Tuhan sebanyak tiga kali. Ayat 1:16,
terdapat pokok penting dimana dalam ayat ini terdapat bukti langsung bahwa Yesus
dimuliakan. Pokok yang penting ialah kemuliaan itu terlihat di dalam dunia.

c. Kitab Wahyu4

2
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, (Jakarta: Gunun Muia, 2012), 253
3
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, 254
4
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, 254
Kitab ini terpusat pada Kristus Sorgawi yang telah bangkit, hanya sedikit penekanan
pada kemanusiaan-Nya (Why 1:7;1:18) Anak domba yang menang sebagai Dia yang sudah
hidup didunia dan mati untuk menyelamatkan manusia. Disini Petrus mempertahankan
bahwa Kristus tidak berbuat dosa dan pada saat yang sama ia menegaskan bahwa Ia memikul
dosa-dosa kita supaya kita yang mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran (1 Ptr 2:24). 1 Ptr
3:18, yang menyatakan bahwa Kristus yang benar mati untuk orang-orang yang tidak benar.
Dalam kedua ayat ini hal yang terutama ialah kematian Kristus dan jelaslah bahwa keadaan
hidup-Nya yang tanpa dosa itu dianggap sebgai factor penting dalam arti kematian-Nya.

Anda mungkin juga menyukai