Kti Izmart Revisi
Kti Izmart Revisi
Kti Izmart Revisi
PENDAHULUAN
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang
Kupriyanov dan Zhdanov (dalam Gaol L, 2016) mengatakan bahwa stres yang
ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern karena stres sudah
menjadi bagian hidup yang tidak bisa terpisahkan. Stres bisa terjadi dimana
saja dan dialami oleh siapa saja termasuk anak-anak, remaja, dewasa atau
yang sudah lanjut usia. Yang menjadi masalah adalah apabila jumlah stres itu
begitu banyak dan berdampak pada kondisi fisik dan mentalnya. Menjadi
single mother disebut Ellison (dalam Yenjeli Lusi, 2012) sebagai situasi yang
khusus sekaligus ekstrim dan menantang bagi seorang wanita. Hal ini karena
umumnya individu menjadi single mother terlebih dulu melewati masa yang
(dalam Yenjeli Lusi, 2012) single mother adalah wanita yang ditinggalkan
1
untuk hidup sendiri membesarkan anaknya. Seiring dengan perkembangan
peran sebagai orang tua tunggal yang masih memiliki anak yang masih kecil
anak dengan baik namun jika ibu juga bekerja menafkahi dan memenuhi
stres. Hal tersebut pasti dialami oleh single mother, beban yang dipikul akan
sangat berat karena tidak adanya suami yang menemani. Kehilangan waktu
Belum lagi kondisi psikologis akibat proses yang mendasari wanita menjadi
seorang single mother. Perasaan sedih atas kehilangan atau karena sakit hati
dan kecewa. Single mother hanyalah manusia biasa yang rentan mengalami
segera ditangani maka akan berakibat buruk pada kesehatan jiwa dan bisa saja
kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa menjadi masalah kesehatan yang serius dan
tema “Dignity in Mental Health atau Martabat Kesehatan Jiwa”. Tema ini
memberikan makna bahwa kesehatan jiwa itu selalu melekat pada kesehatan
setiap individu atau dengan kata lain belum dikatakan sehat jika jiwanya
2
belum sehat (dalam Pratama SAF,2016) Gangguan jiwa itu sendiri merupakan
gangguan jiwa diseluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat
serius.
Pasifik (dalam Sari DN,2019). Mengacu pada hasil Survey Penduduk Antar
Sensus pada tahun 2005, single parent atau orang tua tunggal wanita sudah
dari Badan Pusat Statistik (BPS,2010 dalam Hasanah U,2016) terdiri dari
Agama (PA) tergolong cukup tinggi. Hingga pertengahan bulan Juni tahun
2019 sudah ada 1.450 pasangan suami istri yang mengajukan diri untuk
Kabupaten Bojonegoro sendiri jumlah janda saat ini mencapai 193 jiwa.
3
Ruslina (dalam Sari DN,2019) menjelaskan dalam penelitiannya yang
berkaitan dengan peran ganda dengan stres kerja pada wanita single parent
yang bekerja, pengaruhnya mencapai 1,6% yang mengalami stres kerja saat
kerja sedang dan 30% mengalami stres kerja rendah. Dalam studi di Journal
Menurut penelitian yang di publikasi oleh Medical News Today, ibu tunggal
Selain itu,saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi perhatian bagi masyarakat
dunia. Kurang lebih 25% dari seluruh penduduk mengalami satu atau lebih
gangguan jiwa dan perilaku dimasa hidupnya. WHO menemukan bahwa 24%
gangguan jiwa seperti depresi dan cemas, baik sebagai diagnosis tersendiri
mental emosional (gejala depresi dan cemas) yang terdeteksi pada usia ≥ 15
tahun atau lebih, dialami oleh 6% penduduk atau lebih dari 14 juta jiwa.
Sedangkan gangguan jiwa berat (psikotik) dialami oleh 1.7/1000 atau lebih
4
jiwa di wilayah kerja Puskesmas Dander pada tahun 2019 mencapai 53 pasien
Bojonegoro.
hidup sebagai orang tua tunggal bisa sangat sibuk. Selain mengasuh dan
merawat rumah, sebagian besar mungkin ada yang bekerja, disisi lain
waktu berkualitas bersama anak, untuk itu antara kerja dengan tugas rumah
bagi individu dalam tantangan baru, stres yang terus menerus tinggi dan tiada
fisiologis, psikologis, fisik, ekspresi dan kebiasaan. Individu yang stres merasa
(Thangal dan Yusof,2016 dalam Sari DN,2019). Koping adalah suatu cara
untuk bertahan atau menghadapi suatu keadaan atau stressor. Bila kopingnya
sudah tidak efektif dan menyerah pada keadaan masalah yang ada pada dirinya
5
Selain harus bekerja dan mengurus anak dalam waktu yang bersamaan,
dapat menjadikan seorang single mother merasakan hanya hidup sendiri dan
menumpuk dan tidak bisa menanganinya dengan baik akan berdampak pada
kesehatan baik fisik maupun mental dan lebih buruknya lagi bisa menjadi
gangguan jiwa.
Upaya untuk mengatasi stres pada single mother salah satunya adalah
menghindari stres yang berkepanjangan dengan cara tetap sabar dan iklas
bahwa semua yang terjadi dalam diri bukanlah sebuah beban dan yakin
orang tua single mother. Dukungan sosial bisa berupa dukungan emosional
6
memicu timbulnya stres (kompasiana.com,2015). Tidak hanya itu, pada tahun
jiwa dengan mengenali gejala awal seseorang mengalami gangguan jiwa salah
mengalami stres yang jika tidak segera ditangani bisa berlanjut ke gangguan
jiwa untuk mencegah hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Stres ibu Single Mother dengan
masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan tingkat stres pada ibu single
7
1.3 Tujuan Penelitian
tahun 2020.
3. Menganalisa hubungan tingkat stres pada ibu single mother dengan deteksi
Bojonegoro.
1.4.1 ManfaatTeoritis
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Responden
tentang hubungan tingkat stres dengan deteksi dini gangguan jiwa serta
8
1.4.2 Manfaat Praktis
selanjutnya.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan beberapa konsep yang berhubungan dengan
penelitian yaitu konsep stres, konsep single mother, konsep deteksi dini gangguan
2.1.1 Pengertian
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang
Priyoto,2014).
Menurut Richard (dalam Santy RI,2017) stres adalah suatu proses yang
emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja
atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya.
yang dialami apabila seseorang menerima tekanan. Tekanan atau tuntutan yang
10
memenuhi harapan keluarga dan untuk pencapaian akademik. Lazarus dan
Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres sebagai kondisi individu
Kondisi stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam
istilah yang lebih umum disebut stressor. Stresor adalah keadaan atau situasi,
objek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum stresor dapat
1. Stresor fisik
Bentuk dari stresor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara bising,
2. Stresor sosial
a. Stresor sosial, ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflasi yang tinggi,
tidak ada pekerjaan, pajak yang tinggi, perubahan teknologi yang cepat,
dan kejahatan.
keluarga lain.
kurang baik dengan atasan atau sejawat, pelatihan, dan aturan kerja.
11
d. Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya harapan sosial yang
3. Stresor psikologis
a. Frustasi
hambatan
b. Ketidakpastian
inferior.(Priyoto, 2014)
1. Gejala fisik
Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul pada stres adalah
nyeri dada, diare selama beberapa hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar,
2. Gejala psikis
Sementara bentuk gangguan psikis yang sering terlihat adalah cepat marah,
tidak mampu santai pada saat yang tepat, tidak tahan terhadap suara atau
12
Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat diprediksi, atau
atau dirasakan sebagai stres. Terdapat tiga kategori dasar mengapa sebagian
a. Psichoanalytic Theori
aktual. Freud yakin bahwa kecemasan neurotik berasal dari konflik bawah sadar di
dalam seorang individu antara impuls id yang tidak dapat diterima dan batasan –
batasan yang diberikan oleh ego dan superego. Menurut teori psikoanalitik, kita
b. Behavioral Theory
internal respon stres, ahli behavioris telah memfokuskan pada cara dimana
c. Cognitive Theory
sejawatnya (1978) memfokuskan pada satu tipe gaya kepribadian. Para peneliti
dengan penyebab internal pada dirinya (ini salah saya) mereka paing mungkin
13
2.1.4 Tahapan Stres
1. Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya
disadari cadangan energi dihabiskan all out disertai rasa gugup pula
2. Stres Tahap II
yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari
karena tidak cukup waktu untuk istirahat. Istirahat antara lain dengan tidur
yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang
14
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
menghiraukan keluhan-keluhan yang telah diuraikan pada stres tahap II, maka
mengganggu, yaitu :
4. Stres Tahap IV
sehubungan dengan keluhan stres tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan
tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri
untuk bekerja tanpa mengenal istirahat maka gejala stres tahap IV akan
muncul :
15
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan
g. Timbul prasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
5. Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V
6. Stres Tahap VI
panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang
mengalami stres tahap VI ini berulang kali dibawa ke Unit Gawat Darurat
16
bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirya dipulangkan karena tidak ditemukan
kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut
manusia biasa yang belum pernah merasakan stress. Stress kini menjadi
1. Stress ringan
Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur,
seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu-lintas, kritikan dari atasan. Situasi
seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam. Stresor ringan
pencernaan, otot, perasaan tidak santai. Stress yang ringan berguna karena
17
2. Stres sedang
Situasi perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit,
stres. Ciri-cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan
3. Stress berat
secara terus menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama karena tidak
pada usia lanjut. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi
umumnya mengacu pada perasaan atau reaksi negatif terhadap sualu peristiwa.
Sebenarnya stres bukan hanya sesuatu hal yang "buruk" karena hal yang
18
a. Distress merupakan stres yang berbahaya dan merusak keseimbangan
1992) menambahkan bahwa stres juga dapat bersifat netral yaitu tidak
memberikan efek buruk maupun baik. Ini terjadi bila intensitas atau durasi
stresor sangat kecil atau kemampuan adaptasi individu sangat baik sehingga
b. Muncul lagi.
19
f. Kontrol. Kepercayaan seseorang untuk mengontrol situasi yang
2014 : 8 )
menyebabkan stres
baik dari luar maupun dari dalam individu dan lain sebagainya juga dapat
1. Faktor lingkungan
tujuan yang diinginkan. Stres dapat muncul akibat kejadian besar dalam hidup
2. Faktor Kognitif
20
kejadian. Penilaian kognitif adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk
3. Faktor Kepribadian
berorientasi pada masalah yang dihadapi. Individu yang memiliki rasa optimis
perasaan negatif terhadap situasi yang menekan dengan cara menjauhkan diri
4. Faktor Sosial-Budaya
akibat dari kontak yang sifatnya terus menerus antara dua kelompok
21
efektif selama krisis, yang menyebabkan pengucilan, isolasi sosial, dan
meningkatnya stres.
(ethesis.uinmalang.ac.id)
1. Dampak Fisiologik
fisik seperti mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram),
mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga
dst.
a. Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system tertentu
c. Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dst
22
2. Dampak Psikologik:
bersangkutan
3. Dampak Perilaku
c. Stress yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
1. Adaptasi Fisiologis
23
seimbang contohnya masuknya kuman penyakit, maka secara fisiologis tubuh
berusaha untuk mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah
masuk dalam tubuh. Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu,
apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal, maka itu disebut
dengan LAS (local adaptation syndroma) seperti ketika daerah tubuh atau
kulit terkena infeksi, maka di daerah kulit tersebut akan terjadi kemerahan,
bengkak, nyeri, panas dan lain-lain yang sifatnya lokal atau pada daerah
sekitar yang terkena. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi dapat
penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-lain, keadaan ini
dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri dari serangan atau hal-hal
cara untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor yaitu dengan cara
oriented) yang di kenal dengan problem solving strategi dan ego oriented atau
Riset lain telah memfokuskan pada orang yang paling tahan terhadap
24
tahan stress atau tabah diringkaskan dalam pengertian "komitmen","kendali".
pencapaian; mereka merasa waktu selalu mendesak, merasa sulit untuk santai,
dan menjadi tidak sabar,mereka akan marah saat berhadapan dengan orang-
orang yang mereka anggap kurang atau tidak kompeten. Orang tipe B mampu
santai tanpa merasa bersalah dan bekerja tanpa menjadi bernafsu, mereka
mudah marah.
tekanan apakah anda makan secara cepat? Pewawancara menyela dengan nada
dan gaya yang menantang, dan melempar pertanyaan yang tidak berkaitan
cara subjek menjawab ketimbang pada jawaban itu sendiri. Tipe A berbicara
menyela. Tipe pria B klasik duduk dalam cara yang santai, berbicara lambat
diketahui dari otopsi atau pemeriksaan sinar-X bagian dalam pembuluh darah
koroner.
25
Berita baik tentang pola perilaku Tipe A adalah pola ini dapat
kemasyarakatan.
masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan
26
Contohnya : Orang yang cenderung menggunakan strategi terfokus
masalah dalam situasi stress menunjukan tingkat depresi yang lebih rendah
sendiri tidak dapat diubah. Orang menggunakan strategi terfokus emosi untuk
ngebutan di jalanan.
27
strategi pengalihan membantu menurunkannya. Sekelompok peneliti di
dan tingkal depresi pada sejumlah kelompok siswa dua minggu sebelum
gempa bumi mengguncang San Francisco Bay Area pada tahun 1989.
( Priyoto, 2014 : 11 )
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang
dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan banyak skala salah
satunya Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42) atau lebih diringkaskan
sebagai Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) oleh Lovibond & Lovibond
(1995).
(DASS) terdiri dari 42 item dan Depression Anxiety Stres Scale 21 terdiri dari 21
item. DASS adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur
status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk
tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan
biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh
1995).
28
Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat,
1. Skala depresi terdapat pada pernyataan nomor 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24,
2. Skala kecemasan terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23,
3. Skala stress terdapat pada pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27,
pengkategoriannya adalah :
29
DASS Nama : Tanggal :
Silahkan baca setiap pernyataan dan melingkari skor 0, 1, 2 atau 3 yang
menunjukkan berapa banyak pernyataan yang Anda terapkan selama seminggu
terakhir. Tidak ada jawaban benar atau salah.
Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak pada pernyataan apapun.
Ketentuan skor sebagai berikut:
0 = Tidak berlaku untuk saya sama sekali
1 = Diterapkan kepada saya untuk beberapa waktu
2 = Diterapkan kepada saya dengan waktu yang sebagian
3 = Diterapkan untuk saya dengan waktu yang sangat banyak, atau sebagian besar
NO. PERNYATAAN SKOR
0 1 2 3
30
menunggu )
15. 15. Aku punya perasaan akan pingsan
16. 16. Saya merasa bahwa saya telah kehilangan
minat untuk semuanya
17. 17. Saya merasa tidak pantas sebagai seorang
individu
18. 18. Saya merasa bahwa saya agak sensitif
19. 19. Saya mudah berkeringat ( misalnya, pada
tangan) walaupun cuaca tidak panas atau
aktivitas fisik
20. 20. Saya merasa takut tanpa alasan yang baik
21. 21. Saya merasa bahwa hidup tidak berharga
22. 22. Saya merasa sulit bangkit
23. 23. Saya mengalami kesulitan dalam menelan
24. 24. Saya tidak bisa merasakan kepuasan atau
menikmati apapun dari hal yang saya lakukan
25. 25. Saya sadar bahwa perasaan saya tanpa adanya
latihan fisik ( misalnya, sensasi meningkatnya
denyut jantung)
26. 26. Aku merasa jatuh dan biru
27. 27. saya menemukan bahwa saya sangat marah
28. 28. Saya merasa dekat mudah panik
29. 29.. Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuati
memarahi saya
30. 30. Saya takut bahwa saya akan " dibuang " oleh
hal-hal yang sepele atau tidak dikenal
31. 31. Saya tidak antusias tentang apa pun
32. 32. Saya merasa sulit untuk mentolerir gangguan
dengan ada pada hal yang saya lakukan
33. 33. Saya berada dalam keadaan ketegangan saraf
34. 34. Saya merasa cukup berharga
35. 35. Saya tidak toleran terhadap apa pun yang
membuat saya getting on terhadap apa yang
saya lakukan
36. 36. Saya merasa takut
37. 37. Aku bisa melihat tidak ada satupun yang bisa
diharapkan dari sekitar
38. 38. Saya merasa bahwa kehidupan ini berarti
39. 39. Saya mendapati diriku semakin gelisah
31
40. 40. Saya sangat khawatir tentang situasi di mana
saya mungkin panik dan memalukan diriku
sendiri
41. 41. Saya mengalami gemetar ( misalnya , di
tangan )
42. 42. Saya merasa sulit untuk berinisiatif
melakukan sesuatu pekerjaan
(http://dewisusilawati39.blogspot.com/2014/08/konsep-stres-dan-perubahan-
perubahan.html).
Menurut Papalia dkk, 2002 (dalam Yenjeli L,2012) single mother adalah
wanita yang ditinggalkan oleh suami atau pasangan hidupnya baik karena
dijalani oleh individu yang berkomitmen untuk tidak menikah atau menjalin
Single mother dapat pula diartikan sebagai sosok yang menjadi tulang
yang tidak harmonis (Anderson dkk. 1998). Saund (dalam Papalia dkk. 2002)
menjelaskan bahwa individu yang telah terikat serta dengan figur suaminya
namun karena suatu hal kehilangan partner untuk bertukar pikiran, mengurus
32
rumah tangga dan membesarkan anak-anak dapat disebut sebagai single
mother.
yang tanpa ada ikatan pernikahan dan berperan sebagai tulang punggung
keluarga dimana tanggung jawab atas finansial, emosinal maupun masa depan
single mother yang dijadikan subjek penelitian adalah single mother yang
pasanganya. ( http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013)
Menurut Perlmutter & Hall (1992) (dalam Yenjeli L, 2012) ada beberapa
1. kematiaan suami
tersebut biasanya merasakan sakit yang begitu dalam, rasa frustasi dan
kehilangan yang mungkin baru akan hilang setelah melalui waktu yang cukup
lama (Papalia dkk. 2002). Menurut Kubler-Ross (dalam papalia dkk. 2002)
individu yang mengalami hal yang demikian memerlukan waktu untuk dapat
33
Biasanya wanita yang ditinggal mati oleh suaminya dan menjadi single mother
( http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013)
bingung serta tidak percaya pada apa yang terjadi. Perasaan hampa seringkali
dirasakan ketika individu merasa ada yang hilang dari kehidupanya dan sering
terlihat menangis.
Tahap kedua ini terjadi kurang lebih enam bulan setelah kematiaan. Individu
terlihat menangis dan tetap merasa bahwa sang suami masih mendampinginya,
3. Resolution
Tahap terakhir ini terjadi ketika individu menemukan kembali semangat untuk
menjalani hidup seperti sebelum peristiwa tragis terjadi. Kenagan akan suami
tercinta biasanya akan membawa rasa sedih namun tidak begitu menyebabkan
luka yang mendalam. Hal ini karena individu menyadari bahwa meski dirinya
34
2.2.4 Problematika yang dialami oleh Single Mother
Menjadi single mother disebut oleh Ellison (2003) sebagai situasi yang
khusus sekaligus ekstim dan menantang bagi seorang wanita. Hal ini karena
masa yang penuh stres, ketakutan dan rasa bersalah dari kejadiaan-kejadian
kehidupan yang baru serta tanggung jawab yang lebih besar terhadap
memainkan peran sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Hal ini
karena di satu sisi individu harus mengurus keperluan rumah tangga namun di
sisi lain, individu juga harus bekerja untuk menafkahi keluarganya. Bila
Selain konflik batin antara bekerja dan mengurus rumah, Moss dan Moss
baik ayah atau ibu akan membawa masalah baru bagi keluarga tersebut, yaitu :
anak.
35
c. Meninggalkan rasa bersalah orangtua terhadap kelangsungan keluarga
2.3.1 Pengertian
jiwa sebagai sindrom atau pola psikologis atau pola prilaku yang penting
secara klinis, yang terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan
36
diterima dalam ligkungan sebagai sosok insan yang sempurna.
(Muhfahrudi, 2006).
psikologis, yakni kondisi mental dan jiwa spiritual yang ada dalam diri
jiwa (mental).
indikasi akan terjadinya gangguan mental dan kejiwaan. Karena manusia itu
memiliki tanggung jawab yang benar terhadap relasi dalam berhubungan, baik
37
2.3.4 Ciri- ciri Sehat Jiwa
memuaskan
hari.
konstruktif
mencakup: harga diri yang memadai, ada nilai yang sebanding pada diri
38
membagi rasa kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiri dan
tertawa.
Ditandai dengan:
dimodifikasi.
kehidupan.
39
b) penilaian yang realistis terhadap milik dan kekuarangan.
aktivitas.
b) memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak berbeda dengan
pandangan kelompok.
c) mampu berkonsentrasi.
dikelompoknya
40
c) kemauan dan dapat menghambat dorongan dan hasrat yang dilarang
kelompoknya.
10. Mempunyai emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya, hal ini
mencakup :
a. Menerima diri
b. Sadar diri
c. Objektif
d. Merasa berarti
a. Berfungsi optimal
b. Adaptif
41
b. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
4. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap orang
lain.
a. Sukses
e. Menguasai lingkungan,
42
organik seperti karsinoma, gangguan endokrin, dan lain-lain, serta
golongan, yaitu :
2009).
43
2). Gangguan jiwa ringan/ gangguan mental (Neurosis)
dan gejala-gejala lainnya yang berhubungan dengan tekanan jiwa (Nasir &
Muhith, 2011).
jiwa yang bukan disebabkan oleh kelainan organik otak atau lebih
karena memiliki masalah mental atau jiwa, lalu jika kondisi tersebut tidak
segera ditangani maka akan menjadi gangguan yang lebih serius (Idaiani,
2010). Selain itu, gangguan mental emosional juga disebut dengan istilah
2009). Pada keadaan tertentu gangguan ini dapat diderita oleh semua
orang namun dapat pulih kembali seperti keadaan semula jika dapat diatasi
tetapi jika tidak dapat diatasi maka akan berlanjut menjadi gangguan yang
44
Gangguan mental emosional ditandai dengan menurunnya fungsi
atau komunitas, selain itu gangguan ini berasal dari konflik alam bawah
Menurut Nasir dan Muhith (2011) beberapa tanda dan gejala gangguan
45
4). Gangguan asosiasi
suatu perasaan, kesan, atau gambaran ingatan dalam suatu proses mental.
dari aktivitas.
pancaindra.
46
atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa berlangsung lamadan jarang
jiwa.
Sapardin, & Susilowati, 2015). SRQ juga merupakan kuesioner yang biasa
energi (Qonitah & Isfandari, 2015). SRQ mungkin tidak dapat mendeteksi
kondisi kesehatan jiwa individu yang memiliki riwayat penyakit mental atau
untuk menjadi gangguan mental jika diperiksa lebih lanjut oleh psikiater
47
(WHO, 1994 dalam Idaiani, 2010).Rincian butir pertanyaan dalam SRQ yaitu
sebagai berikut, gejala depresi terdapat pada butir nomor 6, 9, 10, 14, 15, 16,
17; gejala cemas pada butir nomor 3, 4, 5; gejala somatik pada butirnomor 1,
2, 7, 19; gejala kognitif pada butir nomor 8,12, 13; dan gejala penurunan
energi pada butir nomor 8, 11, 12, 13, 18, 20 (Chereian, Peltzer, & Cherian
48
Self-Reporting Questionnaire-20
30 hari terakhir. Apabila Anda menganggap pertanyaan itu Anda alami dalam 30
hari terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom Y (berarti Ya). Sebaliknya,
Apabila Anda menganggap pertanyaan itu tidak Anda alami dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom T (Tidak). Jika Anda tidak yakin
tentang jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T. Kami
tegaskan bahwa jawaban Anda bersifat rahasia dan akan digunakan hanya untuk
NO. PERTANYAAN Y T
1. Apakah Anda sering merasa sakit kepala?
2. Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3. Apakah tidur Anda tidak nyenyak?
4. Apakah Anda mudah merasa takut?
5. Apakah Anda merasa cemas, tegang, atau khawatir?
6. Apakah tangan Anda gemetar?
7. Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
8. Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9. Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10. Apakah Anda lebih sering menangis?
11. Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-
hari?
12. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil
keputusan?
13. Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14. Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam
kehidupan ini?
15. Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16. Apakah Anda merasa tidak berharga?
49
17. Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup
Anda?
18. Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19. Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20. Apakah Anda mudah lelah?
Interpretasi:
cemas
3. Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no. 1, 2, 7,19 berarti
( Kemenkes RI,2018)
50
2.4 Kerangka Konsep
Penyebab terjadinya
single mother :
1. Kematian suami
2. Perceraian/perpisahan
3. Mempunyai anak
tanpa menikah
1. Gejala depresi
5. Skor (> 34) stres berat sekali
2. Gejala cemas
3. Gejala somatik
4. Gejala kognitif
5. Gejala penurunan
energi
51
Gambar 2.1 kerangka konsep Hubungan Tingkat Stres Ibu Single Mother dengan
Keterangan :
: berpengaruh
2.5 Hipotesa
adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih variabel
Hipotesa dalam penelitian ini adalah (H1): Ada hubungan tingkat stres pada
ibu single mother dengan deteksi dini gangguan jiwa di Desa Sumberarum
52
BAB 3
METODE PENELITIAN
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016: 2). Pada bab ini akan diuraikan
tentang desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kerangka kerja, populasi
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat
teori yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada. Penelitian
diikuti oleh variasi variabel yang lain. Dengan demikian, pada rancangan
2016: 162)
53
pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dependen dinilai secara
simultan pada suatu saat,jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek
penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi
baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja.
Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel
2016 : 163)
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret tahun
2020.
Bojonegoro.
54
3.3 Kerangka Kerja
penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakan
Interpretasi hasil
Gambar 3.1 Kerangka kerja hubungan tingkat stres ibu single mother dengan
55
3.4 Populasi, Sampel, dan Sampling
3.4.1 Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu single mother di Desa Sumberarum Kecamatan
3.4.2 Sampel
adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2016:
171). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu single mother di Desa
Dengan jumlah populasi sebanyak 193 maka peneliti akan menghitung besar
NZ 21 / 2 P(1 P)
n=
( N 1)d 2 Z 21 / 2 P(1 P)
Keterangan :
N = besar populasi
56
= 193 x (1.96)² x 0.5 x 0.5
= 128.6
= 128 responden.
Jadi besar sampel pada penelitian ini adalah 128 ibu single mother di Desa
3.4.3 Sampling
populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang diobservasi dapat digunakan
populasi penelitian (Swarjana IK, 2015: 98). Pada penelitian ini sampling yang
digunakan adalah probability sampling dengan cara simple random sampling yang
merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana, untuk pencapaian sampel ini
setiap elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2016: 173). Peneliti melakukan
pengambilan sampel dengan cara menulis nama responden pada kertas ditaruh
dalam kotak diaduk dan diambil secara acak sebesar jumlah sampel yang telah
ditentukan.
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016: 177). Variabel
57
3.5.1. Variabel Independen
2016:177). Pada penelitian ini variabel independen adalah tingkat stres ibu
single mother.
Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur
untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.
(Nursalam, 2016: 178). Pada penelitian ini variabel dependen adalah deteksi
operasional pada penelitian ini akan diuraikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan tingkat stres ibu single mother dengan
58
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Variabel Pengukuran tingkat Unsur yang Kuesioner Ordinal 1. Skor (0-14) stres
independen : stres dengan dinilai dapat normal
Tingkat stres menggunakan skala menggunakan 2. Skor (15-18) stres
sing DASS skoring,dengan ringan
ketentuan 3. Skor (19-25) stres
le mother
penilaian sebagai sedang
berikut: 4. Skor (26-33) stres
0 = Tidak berlaku berat
untuk saya sama 5. Skor (> 34) stres
sekali berat sekali
1 = Diterapkan
kepada saya untuk
beberapa waktu
2 = Diterapkan
kepada saya
dengan waktu
yang sebagian
3 = Diterapkan
untuk saya
dengan waktu
yang sangat
banyak, atau
sebagian besar
Variabel Pengukuran deteksi Jika responden Kuisoner Ordinal Skor > 6 kali ada
dependen : dini gangguan jiwa menjawab gangguan menta
Deteksi menggunakan SRQ pertanyaan emosional
gangguan “Ya” nilai = 1 Skor < 6 kali
“Tidak” nilai= 0 Tidak ada gangguan
jiwa
mental emosional
59
3.7. Pengumpulan data dan Teknik Analisa Data
penelitian, dalam penelitian ini adalah meminta ijin dari Kepala Desa Dander
penelitian tentang hubungan tingkat stres ibu single mother dengan deteksi
60
responden sebagai subjek penelitian dengan melakukan pengambilan sesuai
kriteria sampel yang telah ditentukan peneliti dan dilanjutkan dengan bertanya
item pertanyaan tentang tingkat stres dan deteksi dini gangguan kejiwaan.
menggunakan kuesioner tentang skala DASS pada single mother pada variabel
SRQ pada single mother pada variabel dependen. Kuisioner adalah jenis
61
3.7.3 Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
peng“kode”an atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
kode, dan dilakukan sesudah pengumpulan data dilakukan. Pada penelitian ini
62
Kode 2 : tidak ada gejala gangguan jiwa
4. Scoring
Nilai 3 = Diterapkan untuk saya dengan waktu yang sangat banyak, atau
sebagian besar
Dengan kriteria :
63
Nilai 1 = jawaban “ya”
Dengan kriteria :
5. Tabulating
f
p x 100%
n
Keterangan: p: Prosentase
f: Frekuensi
64
Hasil prosentase tersebut dapat diinterpretasikan dengan menggunakan
d. 50% : Sebagian
akan disajikan dalam bentuk tabel bivariate. Tabel bivariate adalah suatu tabel
yang menyajikan data dari dua variabel secara silang. Tabel ini sering disebut
dari jenis datanya.Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-
variabel motivasi lansia dan variabel keaktifan lansia dalam posyandu lansia .
65
Setelah data terkumpul pada lembar kuesioner kemudian dilakukan
diterima maka H1 yang berarti ada hubungan tingkat stres dengan deteksi dini
dikarenakan spearman rho ini digunakan ketika minimal satu dari dua variabel
penelitian, pada penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia maka segi
etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara
penelitian yang akan dilaksanakan. Setiap calon responden mempunyai hak untuk
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Jika setuju maka responden harus
menandatangani lembar inform consent, jika menolak maka peneliti tidak akan
66
memberi nama inisial atau kode pada masing-masing lembar tersebut (Hidayat
oleh peneliti, hanya data yang berhubungan dengan penelitian yang akan disajikan
atau dilaporkan dalam karya tulis ilmiah (Hidayat AAA, 2013: 95).
67