Jurnal Spektrum Kisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SPEKTRUM KISI

JURNAL EKSPERIMEN FISIKA 1

Oleh :
NAMA : Anggi Dwi Novita Sari
NIM : 171810201019
KELOMPOK : 05 B1
SHIFT : 07:00-09:40
ASISTEN :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Spektrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengamati
spektrum cahaya yang terurai setelah melewati suatu medium sehingga
membentuk suatu spektrum. Spektrometer adalah alat optik untuk menghasilkan
garis spektral dan mengukur panjang gelombang dan intensitasnya. Metoda
penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri. Prinsip kerja
pada spektrometer modern, sinar yang datang diubah panjang gelombangnya
secara kontinue (Giancoli, 1991).
Eksperimen spektrum kisi penting diketahui bahwa sperktrum kisi ini
banyak manfaat dan wawasan yang diproleh untuk dapat menentukan jarak antar
kisi (d) dengan mengunakan spektrometer kisi. Aplikasi ini diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pada fungsi mata, pada disk CD, dan DVD.
Penetapan batas mendasar pada resolusi kemera dan mikroskop serta pada TV
termasuk aplikasi dari eksperimen spektrum kisi, karena pada TV menghasilkan
warna-warna melalui suatu sumber.
Praktikum spektrometer kisi dilakukan dengan mengamati gelombang
cahaya yang melewati sebuah celah sempit. Celah sempit yang dilewati cahaya
menyebabkan cahaya tersebut terdifraksi. Difraksi yang terbentuk diamati
menggunakan sebuah teropong. Besar sudut datang gelombang cahaya menjadi
tolak ukur untuk mendapatkan hasil pengamatan difraksi ini. Difraksi gelombang
cahaya akan menghasilkan pola gelap terang yang nampak pada layar. Berdasar
dari pola yang terbentuk, dapat dicari berapa panjang gelombang yang dihasilkan.
Tidak hanya sudut datang yang divariasi melainkan juga posisi dari teropong.
Perubahan posisi teropong dimanfaatkan untuk mengukur masing-masing sudut
spektrum cahaya.
3

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan dalam ekspermen spektrum kisi adalah:
1. Bagaimana pengaruh sudut datang i = 0˚ dan i = 10˚ terhadap spektrum
panjang gelombang yang dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh panjang gelombang (λ) terhadap sudut masing – masing
spectrum orde satu dan orde dua?
3. Bagaimana perbandingan nλ terhadap sin θ, nλ terhadap θn pada sudut datang
i = 0˚ dan i = 10˚?

1.3 Tujuan
Tujuan dari eksperimen spektrum kisi ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh sudut datang i = 0˚ dan i = 10˚ terhadap spectrum
panjang gelombang yang dihasilkan.
2. Mengetahui pengaruh panjang gelombang (λ) terhadap sudut masing –
masing spectrum orde satu dan orde dua.
3. Mengetahui perbandingan nλ terhadap sin θ, nλ terhadap θn pada sudut datang
i = 0˚ dan i = 10˚.

1.4 Manfaat
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk eksperimen ini ditetapkan
pada suatu cahaya yang melewati celah sempit, kemudian akan timbul berbagai
warna. Kerja seperti ini dapat dilihat pada viewer, dimana warna yang dihasilkan
sesuai dengan panjang gelombang yang terbentuk menjadi suatu tulisan atau
gambar. Aplikasi lain diantaranya terdapat pada CD dan DVD penetapan resolusi
kamera, teleskop, dan mikroskop.
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Spektrometer Kisi


Tahun 1804, seorang ahli optika Jerman bernama Josef Von Fraunhofer
yang mempelajari penemuan Sir Issac Newton meneliti spektrum yang dibentuk
oleh cahaya yang berasal dari matahari dan melihat adanya sejumlah garis kelam
yang melintasinya. Ia juga menetapkan alur-alur spektrum matahari kemudian
alur-alur tersebut dikenal dengan nama garis-garis Fraunhofer. Sekitar tahun
1905 terdapat alat yang digunakan untuk melihat cahaya dalam spektrum. Zat
yang akan diamati diletakkan di dalam tabung dan cahaya putih yang memancar
melaluinya dipecah oleh gesekan difraksi. Di atas bagian tapik tiang terbawah di
bagian tengah. Pengamat melihat spektrum melalui tabung (Beiser, 1991).
Spektrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengamati spektrum
cahaya yang terurai setelah melewati suatu medium sehingga membentuk suatu
spektrum. Spektrometer adalah alat optik untuk menghasilkan garis spektral dan
mengukur panjang gelombang dan intensitasnya. Metoda penyelidikan dengan
bantuan spektrometer disebut spektrometri. Pada spektrometer modern, sinar yang
datang diubah panjang gelombangnya secara kontinue (Giancoli, 1991).
Menurut (Priyambodo, 2010), Spektrum kasat mata merupakan bagian dari
spektrum optik, mata normal manusia dapat menerima panjang gelombang dari
400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima panjang
gelombang dari 380 sampai 780 nm. Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya
biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah hijau dari
spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak terdapat dalam
spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan didapatkan dengan
mencampurkan beberapa panjang gelombang. Panjang gelombang yang kasat
mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik, wilayah spektrum
elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi hampir tanpa mengalami
pengurangan intensitas atau sangat sedikit. Radiasi elektromagnetik di luar
jangkauan panjang gelombang optik atau jendela transmisi lainnya, hampir
seluruhnya diserap oleh atmosfer, dikatakan jendela optik karena manusia tidak
5

bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik. Inframerah terletak sedikit di


luar jendela optik, namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Tabel 2.1 Warna-warna di dalam spektrum
Warna Panjang Gelombang (nm)

Ungu 380-450

Biru 450-495

Hijau 495-570

Kuning 570-590

Jingga 590-620

Merah 620-750

Pink 1000-10.000

2.2 Difraksi
Difraksi pertama kali diungkapkan oleh Fransisco Grenaldi (1618-1663).
Kemudian Newton dan Huggen mengenalkan fenomena difraksi. Namun Huggen
tidak mempercayai difraksi meskipun ia yakin benar, kebenaran menurut teori
gelombang cahaya. Huggen berpendapat bahwa cahaya adalah gelombang yang
berasal dari sumber yang bergetar, merambat dalam medium. Difraksi merupakan
penyebaran arah pada gelombang cahaya saat melewati celah sempit dari panjang
gelombang (Halliday,1984).
Difraksi timbul karena adanya efek kedua yang dihasilkan dari difraksi yaitu
interferensi. Pada dasarnya interferensi disebut sebagai interaksi dari beberapa
gelombang cahaya di suatu daerah, yaitu diperoleh dari menjumlahkan antar
gelombang itu akan selalu sefase. Ineterferensi yang paling sederhana adalah
interferensi yang terjadi pada dua celah sempit (Hans, 2002).
6

2.3 Peristiwa Difraksi


Menurut Soedojo (1992), peristiwa penyebaran berkas cahaya secara
beraturan kearah tertentu, apabila melewati celah sempit dinamakan difraksi.
Peristiwa tersebut dapat terjadi bukan hanya saat berkas cahaya melewati suatu
celah sempit, tetapi juga bisa melewati tapi suatu objek dan juga bila melewati
sepotong kawat lurus. Hal tersebut menyebabkan difraksi terbagi menjadi dua,
yaitu difraksi fresnel dan difraksi fraunhofer. Peristiwa difraksi dapat dijelaskan
seperti gambar berkut:

Gambar 2.1 Peristiwa Difraksi


(Sumber: Soedojo, 1992)
Menurut Zemansky (1994), jika sebuah cahaya monokromatik dijatuhkan
pada sebuah kisi, sebagian akan dietruskan dan sebagian lagi akan dibelokkan.
Akibat pelenturan tersebut, akan tampak suatu pola difraksi berupa pola-pola pita
terang dan gelap. Intensitas pola-pola terang mencapai maksimum pada pita pusat,
yang memenuhi persamaan:
𝑑 sin 𝜃
𝑛𝜆 = 𝑑 sin 𝜃 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆 = (2.1)
𝑛

Terdapat dua jenis sumber cahaya yaitu bahan yang berpenjar karena
membara dan lecutas listrik. Berpencarnya bahan terjadi karena atom-atom bahan
adalah bentuk cahaya berdasarkan teori atom, kemungkinan tingkat energi atom
berupa diskrit, artinya tidak mengambil nilai yang sembarang. Pada saat atom
tenaganya turun maka tingkat-tingkat energi atom itu halus sekali, artinya sangat
rapat satu dengan yang lain, maka atom tersebut sudah dapat dikatakan
memancarkan segala macam warna dan menampilkan spektrum cahaya yang
kontinu (Soedojo,1992).
7
8

BAB 3. METODE PERCOBAAN

Eksperimen spectrometer kisi ini dilakukan untuk menentukan jarak antar kisi dengan
menggunakan spectrometer kisi. Oleh karena itu, dilakukan langkah eksperimen seperti dibawah
ini :

3.1 Rancangan Penelitian


Berdasarkan langkah percobaan spektrum kisi yang akan dilaksanakan, rancangan
penelitian dilakukan dalam hal berikut ini :

Identifikasi Permasalahan

Sumber Data

Operasional Variabel

Metode Analisis Data

Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

3.2 Identifikasi Permasalahan


Permasalahan yang akan diidentifikasi pada praktikum spektrum kisi adalah menentukan
jarak antar kisi ( d ) dengan menggunakan spektrometer kisi.

3.3 Jenis dan Sumber Data


9

Jenis dan data yang dikumpulkan dalam praktikum spektrum kisi ini berupa data variasi
sudut difraksi serta panjang gelombang hasil difraksi dengan variasi sudut datang sebesar 0° dan
10°.

3.4 Operasional Variabel


Variabel yang berkaitan dengan praktikum spektrum kisi adalah :
3.3.1 Variabel Eksperimen
Variabel yang berkaitan dengan eksperimen adalah :
a. Variabel terikat
Variabel terikat dalam eksperimen spektrometer kisi adalah jarak antar kisi (d)
b. Variabel bebas
Variabel bebas dalam eksperimen spectrometer kisi adalah perubahan sudut datang.
c. Variabel kontrol : Posisi sudut teropong.
Variabel kontrol dalam eksperimen spektrometer kisi adalah posisi sudut teropong.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan pada praktikum spektrum kisi adalah:
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan eksperimen spektrum kisi pada sudut 0°
Pengukuran Posisi Sudut 𝜃 (°)

Orde Spektrum 𝜃𝑟 (𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛) 𝜃𝑖 (𝑘𝑖𝑟𝑖)

Tabel 3.2 Tabel Pengamatan eksperimen spektrum kisi pada sudut 10°
Pengukuran Posisi Sudut 𝜃 (°)
10

Orde Spektrum 𝜃𝑟 (𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛) 𝜃𝑖 (𝑘𝑖𝑟𝑖)

Analisis data yang digunakan pada praktikum spektrometer kisi adalah


a. Besar sudut difraksi yang didapatkan dari sisi kiri dan sisi kanan
𝜃r − 𝜃l
𝜃𝑛 =
2
(sudut yang didapatkan saat eksperimen dalam derajat)
Sehingga besar lebar celah (d)
𝑛𝜆
𝑑 = sin 𝜃 n= 1,2,3,…
𝑑̅ −𝑑𝑟𝑒𝑓
Deskripansi (𝐷) = | | × 100%
𝑑𝑟𝑒𝑓

1
𝑑𝑟𝑒𝑓 = 𝑚𝑚 = ⋯ 𝑛𝑚
600
𝛿𝑑
∆𝑑 = ∆𝜃
𝛿𝜃
𝜕 1
∆𝑑 = (𝜕𝜃 sin 𝜃) ∆𝜃
−𝑐𝑜𝑠𝜃
= ( 2 ) ∆𝜃
𝑠𝑖𝑛 𝜃
∆𝑑1 + ∆𝑑2 + ∆𝑑3 + ∆𝑑4
∆𝑑̅ =
4

𝑑=𝑚
1 1
∆𝜃 = nst = 2 0,01o
2
𝑑𝜃 𝑛
D = 𝑑𝑥 = d cos 𝜃
𝜕 1
∆𝐷 = (𝜕𝜃 cos 𝜃) ∆𝜃

∆𝐷 = (𝑠𝑒𝑐𝜃 tan 𝜃) ∆𝜃
y= mx + c
11

b. Ralat Grafik
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑛𝜆 = 𝑑 sin 𝜃
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑚=
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 )2
𝑁 ∑ 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖
𝑐=
𝑁
y ± ∆𝑦 = (m ± 𝜎𝑚 ) 𝑥 + (c ± 𝜎𝑐 )

𝑁 𝑁 𝑁
1
Δ𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑐 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−2
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

𝑁
1
Δ𝑐 = √ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑁−2
𝑖=1

1
𝜎𝑦 𝑁 2
Δ𝑚 =
[𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 )2 ]

y ± ∆𝑦 = (m ± 𝜎𝑚 ) 𝑥 + (c ± 𝜎𝑐 )
Susunan Peralatan Spektrometer

Gambar 3.2 Susunan Peralatan Spektrometer


( Sumber : Tim Penyusun, 2018).

Keterangan :
12

S = sumber cahaya G = kisi difraksi


S1 = celah 𝜃 =sudut difraksi
C = kolimator T = teropong

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka Pemecahan Masalahpada praktikum spketrometer kisi adalah
1. Peralatan disusun seperti pada Gambar 3.1.
2. Tabung sumber cahaya dipasang pada power supply tube.
3. Sumber cahaya tersebut diletakka tepat di depan celah spektrometer, celah spektrometer
dibuka antara 1-2 mm, lalu sumber cahaya dihidupkan. Perhatikan : tabung sumber
cahaya akan cepat rusak jika digunakan secara teus-menerus. Oleh karena itu tabung
sumber cahaya terseut digunakan secara teratur dengan menghidupkan tidak lebih dari 30
detik, lalu dimatikan ( kira-kira 30 detik ) lalu dihidupkan kembali dst secara periodik.

Sudut datang (𝒊 = 𝟎°)

4. Kisi difraksi diletakkan di atas meja spektrometer sehingga arah cahaya datanng tegak
lurus terhadap kisi difraksi.
5. Teropong diletakkan pada arah datangnya sumber cahaya, garis penunjuk diamati pada
mikroskop teropong tepat ditengah bayangan sumber cahaya. Posisi teropong dicatat
dengan membaca skala sudut spektrometer.
6. Sumber cahaya yang diamati akan didifraksi oleh kisi ke dalam komponen spektrum
cahaya pada orde satu, orde dua, orde tiga dan seterusnya. Di sisi kiri dan kanan kisi
difraksi.
7. Dengan memindahkan posisi sudut teropong, posisi sudut masing-masing spektrum
cahaya diukur untuk orde satu dan orde dua. Posisi masing-masing spektrum cahaya
tersebut dicatat.
8. Langkah nomor 7 dilakukan kembali untuk spektrum pada sisi kiri.

Sudut datang (𝒊 = 𝟏𝟎°)


13

9. Pada pengukuran ini, posisi kisi difraksi digeser sehingga arah cahaya datang pada sudut
10° terhadap arah normal kisi.
10. Teropong diletakkan pada arah sumber cahaya ( seperti pada lanngkah nomor 5 ). Posisi
sudut teropong dicatat.
11. Eksperimen dilakukan seperti langkah nomor 6,7, dan 8.
14

DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1991. Konsep Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 1991. Physics Third Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Halliday, R. 1984. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hans. 2002. Azas - Azas Ilmu Fisika. Jakarta: UI.
Priyambodo, Tri Kuntoro. 2010.Fisika Dasar. Yogyakarta : ANDI.
Soedojo, P. 1992. Azas – Azas Ilmu Fisika. Yogyakarta: UGM.
Tim Penyusun.2018. Buku Panduan Praktikum Eksperimenn Fisika I. Jember: FMIPA.
Zemansky, Sears. 1994. University Physics Modern Physics. San Fransisco: Peurseon Addison
Wesley.

Anda mungkin juga menyukai