Pengendalian Biaya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Riset
Operasional yang berjudul “Pengendalian Biaya dan Ruang Kerja pada PT
Unilever” untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Operasional dengan tepat
waktu.
Harapan kami selaku penulis, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan penambah wawasan serta memperkuat pemahaman bagi penulis
sendiri dan para pembaca mengenai materi Riset Operasional.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Riset Operasional yaitu, Ibu Dr. Zeinyta Azra Haroen, M.M yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk memenuhi serta
menyelesaikan tugas makalah ini.
Melalui kata pengantar ini penulis meminta maaf apabila dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diperlukan demi
penyempurnaan makalah di waktu yang akan datang.

Bekasi, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Pengendalian Biaya pada PT Unilever...................................................................... 5
2.1.1 Manfaat Biaya Standar .................................................................................... 5
2.1.2 Penetapan Biaya Standar ................................................................................. 6
2.2 Ruang Kerja pada PT Unilever ................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa ekonomi sekarang banyak bermunculan perusahaan -
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang mengelola berbagai
kebutuhan masyarakat yang mutlak diperlukan. Perusahaan harus survive di
antara perusahaan sejenis agar dapat hidup terus, karena setiap perusahaan
berlomba - lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang
dihasilkan oleh pesaing baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang
dikuasai. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan yang dapat
bekerja dengan produktifitas dan efisiensi yang tinggi agar perusahaan dapat
memproduksi dengan tepat jumlah, tepat waktu, dan biaya serendah mungkin.
Perusahaan yang mampu membuat produk dengan biaya yang lebih rendah
dan menjualnya dengan harga yang dapat memberikan laba yang lebih besar
dibandingkan pesaing, maka perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik,
yaitu memungkinkan perusahaan bertahan dalam situasi persaingan perang harga
dan menghalangi pesaing dengan biaya yang lebih tinggi melakukan perang harga
(untuk bertahan dari perang harga, menyerang dari sudut harga, menikmati laba
yang tinggi), laba yang lebih tinggi dapat di reinvestasikan untuk memperbaiki
kualitas dan efisiensi, menghalangi masuknya pesaing baru dan kenaikan bahan
baku dari suplier dapat diredam oleh keunggulan dalam biaya. Untuk dapat
mencapai kondisi seperti itu, tujuan yang harus dicapai perusahaan adalah dapat
melakukan suatu perencanaan untuk mengendalikan biaya - biaya yang terjadi
dalam perusahaan.
Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri akan mengeluarkan
biaya produksi yang sangat berguna untuk jalannya proses produksi. Biaya
produksi merupakan biaya - biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi memerlukan perhatian
yang khusus karena biaya produksi merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya -
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus

1
dikendalikan dengan sebaik – sebaiknya agar tidak terjadi penyimpangan. Untuk
mencegah terjadinya penyimpangan biaya, maka harus dilakukan suatu
perencanaan oleh manajemen yang akan menghasilkan suatu pengendalian biaya.
Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk
mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan
dalam pencapaian tujuan karena bagian – bagian dari organisasi bekerja secara
sendiri – sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah. Manajemen harus
mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin, sehingga akan menghasilkan
Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah, di mana dengan HPP yang lebih
rendah itu perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain dan
menghemat pengeluaran biaya produksi. Biasanya yang menjadi penyebab
tingginya pengeluaran biaya produksi di perusahaan misalnya, sistem manajemen
yang kurang baik, fluktuasi harga bahan baku, kualitas bahan baku yang jelek,
ketidak - efisienan tenaga kerja dan gaji, serta jam berhenti mesin yang tinggi.
PT Unilever sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi,
pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi, telah menyadari pentingnya
melakukan perencanaan dan pengendalian biaya produksi dalam kegiatan
produksinya agar mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan demikian, manajer
di perusahaan perlu menetapkan standar kinerja untuk setiap pekerjaan yang akan
dilakukan. Standar kinerja ini akan menjadi ukuran apakah pada pelaksanaannya
nanti, manajer perlu melakukan tindakan koreksi ataukah tidak sekiranya
ditemukan beberapa atau berbagi penyimpangan. Standar kinerja ini dinamakan
biaya standar.
Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu.
Biaya ini perlu ditetapkan untuk dijadikan patokan (standar) sebagai dasar
motivasi guna mencapai efisiensi biaya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal
ini akan merangsang manajemen dan bawahannya dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan efektif, karena telah mengetahui bagaimana pekerjaan
seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut
seharusnya dilaksanakan.

2
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada perencanaan
manajemen dalam menentukan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga
kerja dan kegiatan yang lain. Biaya standar juga menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar yang memungkinkan
manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan”
(exception principles). Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan –
keadaan yang menyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen
diperlengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Perencanaan dan pengendalian biaya yang efektif bergantung pada
pemahaman manajer atas proses yang memicu biaya dan memotivasi karyawan
yang mengendalikan proses - proses tersebut. Standar menolong manajemen
untuk membuat perbandingan – perbandingan periodik antara biaya sesungguhnya
dengan biaya standar dengan maksud untuk mengukur pelaksanaan, mengoreksi
ketidakefisienan dan manajemen dapat juga mengetahui berapa besar biaya
produksi yang seharusnya terjadi. Jika standar ditetapkan untuk mencerminkan
struktur organisasi dan apabila prestasi kerja diukur dalam standar ini, maka
pembetulan terhadap penyimpangan yang negatif dapat dipercepat, karena
manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian manakah dari
pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus
dikenakan.
Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang penting
untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran
bahwa pengendalian biaya produksi merupakan jalan yang logis sebagai
konsekuensi perusahaan dalam menekan biaya produksi agar lebih hemat, karena
dengan metode biaya tersebut perusahaan dapat mengetahui jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan sebelum proses produksi dimulai sehingga dapat diketahui
ketidakefesienan atau pemborosan biaya yang terjadi setelah proses produksi
selesai.
Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana
penerapan biaya standar untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan

3
pengendalian biaya produksi, maka penulis tertarik untuk memberikan uraian
tentang biaya standar dengan mengambil judul “Pengendalian Biaya dan Ruang
Kerja pada PT Unilever”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peranan biaya standar sebagai alat bantu manajemen dalam
pengendalian biaya produksi pada PT Unilever ?
2. Bagaimana penerapan ruang kerja pada PT Unilever ?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah tentang “Pengendalian Biaya dan
Ruang Kerja pada PT Unilever” ini adalah guna memenuhi tugas dalam mata
kuliah Riset Operasi. Selain itu untuk mengetahui sejauh mana biaya standar
dapat membantu manajer di PT Unilever dalam perencanaan dan pengendalian
biaya produksi perusahaan, dan mengetahui bagaimana penerapan ruang kerja di
PT Unilever.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Biaya pada PT Unilever


Menurut Mulyadi (2010) menjelaskan biaya standar adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah
asumsi kondisi ekonomi, efesiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Carter dan Usry (2005) biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit tertentu. Jadi
biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam
kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi.

2.1.1 Manfaat Biaya Standar


Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen
beberapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu sehingga memungkinkan mereka lakukan pengurungan biaya dengan
cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain
(Mulyadi, 1991 : 416). Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan
manfaat kepada perusahaan untuk (Abdul Halim, 1995:270) :

1. Perencanaan dan penyusunan anggaran


2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan
produk dan lain sebagainya.
3. Pengendalian biaya
4. Menilai hasil pelaksanaan
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
7. Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan
produk dalam proses dan lain sebagainya
8. Menekan biaya administrasi

5
2.1.2 Penetapan Biaya Standar
Penentuan biaya standar dapat dibagi ke dalam tiga bagian : biaya
bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik
standar (Mulyadi, 1991 : 419).

A. Biaya bahan baku standar

1. Standar harga (tarif) bahan langsung ditentukan oleh :


 Harga unit bahan langsung yang harus dibeli
 Perubahan harga yang terjadi selama tahun yang bersangkutan
 Suatu standar yang terpisah harus ditetapkan untuk setiap
bahan
 Akuntansi biaya atau departemen pembelian
2. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan :
 Penyelidikan teknis
 Analisis catatan masa lalu

B. Biaya tenaga kerja langsung standar

1. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :


 Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang
lalu.
 Membuat test- run operasi produksi di bawah keadaan normal
yang diharapkan.
 Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan keadaan nyata yang diharapkan.
 Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk
2. Tarif upah standar ditentukan oleh :
 Perjanjian dengan organisasi karyawan.

6
 Data upah masa lalu yang dapat digunakan sebagai tarif upah
standar.
 Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal

C. Biaya overhead pabrik standar

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik dengan memperhatikan


tingkat kegiatan (kapasitas) yang meliputi :
 Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik atau suatu
departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh
tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.
 Kapasitas normal adalah kemampuan persuahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.
 Kapasitas yang sesungguhnya adalah kapasitas yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan
datang.
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk,
diantaranya adalah :
 Satuan produk
 Biaya bahan baku
 Biaya tenaga kerja langsung
 Jam tenaga kerja langsung
 Jam mesin

2.2 Ruang Kerja pada PT Unilever


Kantor baru Unilever Indonesia atau lebih sering disebut Grha
Unilever merupakan kantor yang menyatukan empat lokasi kantor pusat yang
sebelumnya terpisah-pisah. Luasnya tidak main-main, dibangun di atas lahan 30
ribu meter persegi, dengan luas bangunan 50 ribu meter persegi dan mampu
menampung 1350 karyawan.

7
Desain Ruang Tanpa Sekat

Dari pengolahan tata ruang, Grha Unilever dirancang agar karyawan


produktif dalam mengerjakan tenggat kerja, baik secara personal maupun tim
dalam suasana yang jauh dari kesan kantor formal yang kaku dan menegangkan.
Konsep tata ruang yang mendukung semangat kebersamaan, kolaborasi, dan
kelincahan dalam bekerja ini diwujudkan dalam beberapa cara. Desain ruang
tanpa sekat, memungkinkan terbentuknya banyak area kerja informal-
collaboration area- untuk tempat berdiskusi dalam suasana yang nyaman.

Adanya atrium dengan grand staircase besar yang sering dijadikan ruang
berkumpul dalam acara khusus, atau sehari-harinya area ini sering digunakan
sebagai ruang meeting terbuka atau ruang tamu kecil dengan sofa dan socket
listrik untuk kelancaran pekerjaan. Karyawan akan dijamin anti jenuh, karena tata
letak area kerja yang fleksibel. Mereka tidak harus terpaku pada area kerja pribadi
dan bebas mengekplorasi area kantor sebagai standar kerja baru untuk mendukung
kedinamisan dan produktivitas.

Ruang kerja yang fleksibel adalah sebagian kecil dari upaya Unilever
menaikkan produktivitas. Grha Unilever juga dilengkapi standar fasilitas yang
tinggi untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan. Karyawan dapat mengakses
fasilitas seperti pusat kebugaran, Zwitsal Day Care Centre, ruang laktasi,
TRESemme Salon, Magnum Cafe, Buavita Juice Bar, Entertaiment Room, 143
ruang meeting, tiga multifungtion room untuk 800 orang, kantin kapasitas 650
tempat duduk, masjid untuk 600 orang, hingga area parkir untuk 800 mobil.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu dengan
menentukan biaya standar terlebih dahulu maka perusahaan dapat dengan mudah
untuk melakukan perencanaan dan dapat dengan mudah dalam mengambil
keputusan. Dengan ditentukannya biaya standar ini perusahaan juga dapat
menekan biaya yang akan dikelurkan (biaya sesungguhnya), sehingga perusahaan
dapat meminimalisir pengeluaran biaya yang besar. Dari pembahasan diatas juga,
dapat diketahui cara penentuan biaya standar yang baik dan benar.
Dari pengolahan tata ruang, Grha Unilever dirancang agar karyawan
produktif dalam mengerjakan tenggat kerja, baik secara personal maupun tim
dalam suasana yang jauh dari kesan kantor formal yang kaku dan menegangkan.
Konsep tata ruang yang mendukung semangat kebersamaan, kolaborasi, dan
kelincahan dalam bekerja ini diwujudkan dalam beberapa cara. Desain ruang
tanpa sekat, memungkinkan terbentuknya banyak area kerja informal-
collaboration area- untuk tempat berdiskusi dalam suasana yang nyaman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Hermanson, Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Penerbit PT.


Rineka Cipta, Jakarta, 1993
Halim, Abdul, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE,
Yogyakarta, 1988
Mulyadi, Akuntansi Bicnia, Edisi 5, Penerbit FE uGM, Yogyakarta,
1998
_______, Akuntansi Biaya : Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1979
http://www.home.co.id/read/2908/ruang-ruang-tanpa-sekat-desain-
kantor-grha-unilever

10

Anda mungkin juga menyukai