Bendung Prafi
Bendung Prafi
Bendung Prafi
TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNIK PENGAIRAN
Disusun Oleh:
NIM. 175060400111005
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Manajemen Kontruksi
ini.
Makalah Tugas Manajemen Kontruksi ini dibuat sebagai salah satu tugas yang harus
ditempuh oleh Mahasiswa jurusan Pengairan Fakultas Teknik untuk dapat nilai mata kuliah
Manajemen Kontruksi, serta dapat lebih mengenal dan mengetahui karateristik Manajemen
Kontruksi sesuai dengan teori yang telah diberikan kepada Mahasiswa.
Dalam penyusunan Makalah Tugas Manajemen Kontruksi ini penyusun ingin berterima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. Suwanto Marsudi, MS. selaku dosen mata kuliah Manajemen Kontruksi
2. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari laporan yang telah kami susun. Oleh
karena itu kami mengharap masukan untuk memperbaiki kekurangan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua sehingga bermanfaat
bagi penyusun dan para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil yang
menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai basis dasar
negara Agraris. Sehingga perlu dikembangkan potensi - potensi sungai tersebut guna
meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya dengan membangun bendung.
Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek bidang
ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi didalam
perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat perlu dilakukan
analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan adanya hubungan saling
ketergantungan dari banyak aspek dalam pelaksanaannya. Oleh karena alasan – alasan di atas,
kami sebagai penulis memilih Bendung sebagai objek judul Tugas Akhir ini dan kami sebagai
calon Sarjana Sipil harus mampu merencanakan secara teknis struktur bangunan sipil, dalam hal
ini adalah bendung.
Dalam tahapan proyek dimulai dari perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan
pembangunan bendung ini, diperlukan suatu manajemen konstruksi yang mempengaruhi kualitas
dan kuantitas proyek. Penerapan manajemen konstruksi yang signifikan adalah pada penjadwalan
dan pengendalian proyek. Penerapan manajemen konstruksi baik perkiraan jadwal maupun biaya
sangat bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang mungkin
akan terjadi pada masa yang akan dating. Dan salah satu cara pengendalian biaya dan waktu adalah
analisa nilai hasil (earned value analysis) yang dapat mengintegrasikan biaya dan waktu secara
tepat, untuk itu kami coba mengetengahkan cara analisa tersebut.
1
1.3 Ruang Lingkup Materi
Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang keluar dari tema paper/makalah maka
diberikan ruang lingkup materi, antara lain:
1. Pembahasan tentang item pekerjaan yang terkait dengan pelaksanaan proyek Bendung Prafi
2. Daftar alat berat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek Bendung Prafi
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Bendung
Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf
muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa bisa disadap dan
dialirkan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkan. Tipe bendung dapat dibedakan yaitu
bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu, beton, sedangkan bendung gerak yaitu bendung
yang terbuat dari pitu sorong atau pintu radial.
Bendung gerak terdiri dari tubuh bendung dan mercu bendung. Tubuh bendung merupakan
ambang tetap yang berfungsi untuk meninggikan taraf muka air sungai. Mercu bendung berfungsi
untuk mengatur tinggi minimum, melewatkan debit banjir, dan untuk membatasi tinggi genangan
yang akan terjadi di udik bendung.
Dalam masa pembangunan Indonesia sejak tahun 1970-an hingga kini, khususnya dalam
penyediaan prasarana bangunan air untuk irigasi, telah ribuan bangunan bendung dibangun. Salah
satu jenis bendung yang dibangun ialah bendung tetap dari bahan pasangan batu. Bendung itu
dirancang dan dibangun oleh tenaga teknik Indonesia, juga oleh tenaga teknik asing yang datang
ke Indonesia dengan membawa konsep baru. Rancangan itu itu baik oleh tenaga teknik Indonesia
maupun oleh tenaga teknik asing memberikan suatu perkembangan tipe, bentuk,dan tata letak
bendung. Ribuan bendung yang telah dibangun dapat beroperasi dan berfungsi dengan baik,
namun sebagian diantara ribuan bendung baru itu mengalami masalah yang disebabkan oleh
berbagai hal, 20 diantaranya masalah gangguan penyadapan aliran, gangguan angkutan sedimen,
masalah penggerusan setempat, sampai hancurnya bangunan. Untuk penyebutan suatu bendung,
biasanya diberi nama sungai atau sama dengan nama kampung atau desa disekitar bendung itu.
Bagian – bagian bangunan utama dari bendung antara lain :
• bangunan pengelak
• bangunan pengambilan
• bangunan pembilas (penguras)
• kantong lumpur
• pekerjaan sungai
• bangunan-bangunan pelengkap
3
2.2 Definisi Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi dibagi menjadi dua kata yaitu Manajemen yang berarti seni yang
melaksanakan dan mengatur dan konstruksi yang berarti susunan dan hubungan bahan bangunan
sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban dan menjadi kuat. Manajemen Konstruksi adalah
suatu sistem yang menjalankan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang spesifik yang dibatasi
oleh waktu, sasaran, dan biaya. Peran Manajemen Konstruksi sangat penting bagi sebuah
konstruksi. Pekerjaan seorang Manajemen Konstruksi dibagi menjadi tiga yaitu: Planning,
Implementation, dan Controlling.
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan
sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan -
masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang
mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan
dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah
suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap desain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai
proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Pelaksanaan Proyek
Metode pelaksanaan dalam konstruksi Bendung Prafi ini harus direncanakan dengan sebaik
mungkin. Dimana metode pelaksanaan ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan
yang logis dan teknik sehubungan dengan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan
kondisi medan kerja untuk memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.
5
3. Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja
Tahap kedua adalah pembuatan direksi keet dan barak kerja. Direksi keet adalah bangunan yang
digunakan untuk penyimpanan material ataupun tempat rapat. Barak kerja adalah bangunan yang
dibuat untuk tempat tinggal sementara para pekerja.
4. Pengukuran Bowplank
Tahap ketiga adalah melakukan pengukuran Bowplank. Pekerjaan ini dilakukan untuk
menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya. Pengukuran bowplank
ini dilakukan bersama dengan pemilik proyek, pelaksana proyek, konsultan perencana, konsultan
pengawas dan Instansi yang terkait.
6
Pada proyek Bendung Prafi terdapat intake saluran irigasi, sehingga agar air yang mengalir ke
intake tidak terganggu selama pelaksanaan proyek bendung, dipasanglah pipa parallel (2 barrel)
untuk menyadap air sebelum cofferdam hulu untuk mengalirkan ke intake.
6. Pekerjaan Pembongkaran Jembatan Sementara
Tahapan pekerjaan pembongkaran ini dilakukan apabila sudah tidak digunakan lagi untuk
inspeksi, sehingga secepat mungkin harus dibongkar.
7. Pekerjaan Penutupan Saluran Pengelak
Saluran pengelak hanya berfungsi untuk mengalihkan aliran air dari sungai utama agar tidak
melewati proyek bendung yang sedang berlangsung. Apabila proyek Bendung Prafi selesai, maka
saluran pengelak harus ditutup agar aliran air kembali melewati sungai utama.
7
• Pemasangan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilokasi proyek
• Pelaksanaan galian tanah menggunakan Excavator sesuai dengan patok yang telah
ditentukan
• Hasil galian tanah diangkut menggunakan Dump Truck ke tempat yang telah disetujui oleh
pengawas/ Direksi/ Konsultan sebelumnya
• Pemeriksaan ukuran, elevasi, kemiringan memanjang dan melintang galian apakah sudah
sesuai dengan gambar kerja
3. Galian Batu
Pekerjaan galian batu berbeda dengan pekerjaan tanah karena dalam pekerjaan galian batu ada
proses penghancuran batu menggunakan Excavator Hyd Breaker sebelum diangkut. Lingkup
pekerjaan galian batu adalah penggalian, pembelahan/penghancuran, pengangkutan semua
material baik yang akan digunakan lagi ataupun tidak. Pembentukan dan perapihan galian sesuai
alur, elevasi, kemiringan, dan ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Alat yang digunakan
dalam pekerjaan ini adalah Dump Truck, Excavator, Excavator Hyd Breaker, Compressor, dan alat
bantu. Tahapan pekerjaan galian batu:
• Pemasangan patok pada interval tertentu dengan elevasi, ukuran, dan kemiringan sesuai
dengan gambar kerja
• Pemberian arahan dan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) kepada para pekerja
• Pemasangan rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi proyek
• Pelaksanaan pembelahan batu menggunakan Excvator Hyd Breaker
• Pelaksanaan galian batu menggunakan Excavator sesuai dengan patok yang telah
ditentukan.
• Hasil galian batu diangkut menggunakan Dump Truck ke tempat yang telah disetujui oleh
pengawas/ Direksi/ Konsultan sebelumnya
• Pemeriksaan ukuran, elevasi, kemiringan memanjang dan melintang galian apakah sudah
sesuai dengan gambar kerja
• Peninjauan Pengawas/ Direksi/ Konsultan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan apakah
telah sesuai dengan spesifikasi teknis sehingga dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya.
4. Pekerjaan Galian Pondasi
Pekerjaan galian ini bertujuan untuk memasang pondasi bendung. Adapun tahapan
pelaksanaannya antara lain:
8
• Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong, apabila
kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu
excavator.
• Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
• Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
• Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
• Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
• Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
• Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya
air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
• Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
• Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya.
• Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
• Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
• Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.
5. Urugan Tanah Kembali dan Pemadatan
Pekerjaan urugan tanah kembali dan pemadatan dapat dilakukan setelah pekerjaan pembetonan
selesai setelah itu baru dilakukan pemadatan. Dalam pekerjaan timbunan harus dilakukan tes
penimbunan terlebih dahulu untuk mengetahui kadar air, gradasi material, ketebalan hamparan,
jenis, berat, serta jumlah lintasan alat pemadatan yang akan dipakai terhadap material yang akan
dijadikan bahan penimbunan dengan menggunakan alat berat. Alat yang digunakan pada pekerjaan
ini adalah Dump Truck, Excavator, Vibrator Roller, Motor Grader, Tandem Roller, dan Water
Tanker. Setelah pekerjaan dewatering, galian, dan urugan tanah telah selesai maka pekerjaan tubuh
bendung dapat dilaksanakan.
9
Langkah selanjutnya adalah dengan menyiapkan lantai kerja dengan mutu beton K-100. Selama
proses pengerjaan lantai kerja berlangsung tidak boleh ada kendaraan yang melewatinya
dikarenakan dapat merusak permukaannya. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
Concrete Mixer, Water Tanker, dan Alat bantu.
7. Pekerjaan Intake Tyrol
Dalam proyek pembangunan Bendung Prafi ini menggunakan intake bangunan tyrol. Pemanfaatan
bangunan utama tyrol dimaksudkan untuk menghindarkan bahaya benturan angkutan sedimen batu
gelundung serta angkutan benda padat lainnya terhadap bangunan dan untuk mengatasi gangguan
penyadapan aliran sungai akibat berpindahnya alur sungai. Jadi intake tyrol berfungsi untuk
menyadap air langsung dari dasar sungai melalui bukaan saringan yang dipasang pada tubuh
bendung dan ditujukan untuk membatasi besar diameter muatan sedimen yang ikut tersadap.
8. Pekerjaan Apron
9. Pekerjaan Pembesian
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai maka dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian. Pekerjaan
pembesian pada pekerjaan ini adalah pemasangan besi tulangan 24 polos. Dalam pelaksanaannya
jumlah dan jarak pembesian harus sesuai dengan yang telah ditentukan pada desain. Agar tidak
mudah lepas atau bergeser maka pemasangan pembesian diikat dengan kawat beton.
10. Pekerjaan Bekisting
Setelah pemasangan besi tulangan selesai maka pemasangan bekisting dapat dilakukan.
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien. Pembongkaran bekisting dapat
dilakukan paling cepat setelah beton berumur dua hari.
11. Pekerjaan Pembetonan
Setelah pemasangan bekisting selesai maka dilakukan pemeriksaan yang meliputi dimensi dan
selimut beton. Setelah itu dilakukan tahap pembetonan dengan menggunakan mutu beton K-225.
Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Concrete Mixer, Water Tanker, dan Alat bantu.
12. Pekerjaan Beton Cyclope
Beton Cyclope terdiri dari campuran semen, pasir beton, batu pecah mesin, dan batu belah dengan
perbandingan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Alat yang digunakan pada
pekerjaan ini adalah Concrete Mixer, Concrete Vibrator, dan Water Tanker.
10
3.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada konstruksi Bendung Prafi
merupakan kegiatan yang harus dipatuhi seluruh elemen yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan konstruksi Bendung Prafi. Kegiatan pelaksanaan K3 dimulai dari perekrutan pekerja
yang harus bersedia mengikuti semua peraturan K3 yang telah ditetapkan pada pelaksanaan
konstruksi Bendung Prafi. Selain itu setiap memulai suatu pekerjaan selalu dilakukan penjelasan
mengenai kondisi dan bahaya yang dihadapi di tempat kerja, penggunaan perlengkapan
keselamatan dan cara maupun sikap aman dalam melakukan pekerjaan. Berikut adalah rencana
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
1. Sebelum memulai suatu kegiatan sediakan waktu untuk berdoa dan memperhatikan keamanan;
2. Selalu berjalan dan menggunakan jalur yang benar saat berjalan di area proyek
3. Selalu menjaga standar tentang kebersihan dan kerapihan
4. Melakukan pemanasan/peregangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan manual (kegiatan
yang banyak menggunakan aktivitas anggota badan)
5. Menerapkan prosedur mengangkut barang yang benar dalam bekerja
6. Memastikan bahwa semua pekerja mengikuti prosedur keselamatan pengoperasian peralatan
kerja yang benar
7. Selalu mengenakan atau memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar
11
No. URAIAN PEKERJAAN
II.7 Coferdam hilir
II.8 Pipasmentara ke intake
II.9 Pembongkaran jembatan sementara
II.10 Penutupan Saluran pengelak
12
(artikel terkait: jenis-jenis agregat), aspal panas dan bahan pengisi atau filler. Apabila dilihat
dari proses pencampurannya maka AMP dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. AMP tipe takaran (batch type)
b. AMP tipe menerus (continuous type)
13
posisi paving dan screw dapat ditambah lebarnya (extention) sampai maksimum sesuai spek
alat, demikian pula ketebalan dari hamparan asphalt dapat di sesuaikan.
4. Bulldozer
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau construction
equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal
14
dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali,
mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan
untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini
tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa
dipasang perlengkapan tambahan berupa:
Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya
untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan.
5. Air Compressor
Compressor adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk memampatkan fluida gas
atau meningkatkan tekanan udara. Compressor biasanya menggunakan mesin diesel/mesin
bensin atau motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Udara yang dihasilkan dari Compressor
mempunyai tekanan yang berbeda-beda, tergantung dari spesifikasi BAR yang dimilki
compressor itu sendiri. Udara yang bertekanan itu biasanya digunakan untuk mengisi angin
ban, pembersihan peralatan/perkakas, gerinda udara (air gerinder), pengecatan dengan teknik
spray/ air brush, medis (oil free Compressor) dan lain sebagainya.
15
Alat ini juga bisa berfungsi untuk sistem pneumatik. Berbeda dengan sistem hidrolik yang
menggunakan cairan oli sebagai penggerak mekanik, sistem Pneumatik ini menggunakan
tekanan udara untuk menggerakan cylinder kerja yang mengubah tekanan udara tersebut
menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada cylinder). Lahirnya prinsip kerja dari
compressor terinspirasi pada sistem pernapasan manusia yaitu sistem kerja paru-paru yang
ditemukan oleh ilmuwan bernama Otto von guiricke pada tahun 1650. Prinsip kerja ini diambil
ketika manusia mengambil nafas dalam-dalam untuk meniup api lilin, maka ia akan
meningkatkan tekanan udara di dalam paru-paru, sehingga menghasilkan udara bertekanan
yang kemudian dihembuskan untuk meniup api lilin tersebut.
16
Gambar 1.6 Alat Concrete Mixer
7. Dump Truck
Truk jungkit atau truk pembuang (dump truck) adalah truk yang isinya dapat dikosongkan
tanpa penanganan. Truk pembuang biasa digunakan untuk mengangkut barang semacam pasir,
kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. Secara umum, truk jungkit dilengkapi dengan
bak terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu bisa
diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang diangkut bisa melorot turun ke tempat
yang diinginkan. Dump Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah,
pasir, batu split, dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi.
Umumnya material yang dimuat pada dump truck oleh alat pemuat seperti excavator backhoe
atau loader.
17
8. Excavator Backhoe
Excavator, backhoe atau shovel adalah suatu alat berat yang diperuntukkan memindahkan
suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat apabila dilakukan dengan
tenaga manusia.Dan juga untuk mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat
waktu. Excavator sering digunakan untuk :
o Menggali parit, lubang, pondasi
o Penghancuran gedung
o Perataan permukaan tanah
o Mengangkat dan memindahkan material
o Mengeruk sungai
o Pertambangan
Beberapa bidang industri yang sering menggunakan Excavator antara lain Konstruksi,
Pertambangan, dan Infrastruktur.
18
Gambar 1.10 Alat Flatbed Truck
19
Secara umum Motor Grader mempunya 3 as roda, satu ditengah, as roda belakang di ujung
kendaraan, dan as ketiga terdapat dibagian ujung depan. Sementara mesin dan kabin berada
diatas. Terdapat enam bagian utama pada unit Motor Grader. Keenamnya adalah bagian
penggerak atau prime mover, kerangka atau frame, sacrifier, pisau atau moldboard, circle dan
drawbar. Adapun alat penggerak utama Motor Grader sendiri yaitu roda ban yang posisinya
berada di bagian belakang, sementara frame fungsinya menghubungkan penggerak as roda
bagian depan. Karena letak frame cukup tinggi alat berat ini mampu bergerak lincah sewaktu
bermanufer.
20
Gambar 1.13 Alat Traxcavator
21
14. Concrete Vibrator
Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran di mana
fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam bekisting. Hal ini ditujukan
agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton dapat keluar. Getaran yang
dihasilkan oleh vibrator akan mengeluarkan gelembung udara dari beton sehingga beton yang
dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan menghindari tejadinya keropos atau
“sarang lebah” pada beton. Vibrator beton STRONG:
• Cocok digunakan untuk memadatkan tuangan cor yang masih baru
• Frame / rangka kokoh sehingga lebih awet dan kuat
• Ringan dan mudah dipindahkan
22
Gambar 1.16 Alat Stone Crusher
Concrete pump jenis mobile berupa alat pompa beton yang menjadi satu kesatuan dengan
truk sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat. Sedangkan concrete pump jenis fixed
berupa alat pompa beton yang biasanya dalam posisi menetap.
24
Gambar 1.22 Alat Rock Drill Breaker
25
Gambar 1.23 Alat Vibrating Rammer
26
berlangsung. Kemudian arah putaran drum dibalikan searah dengan arah jarum jam dan
kecepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready
mix diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca dan suhu sebab dapat
mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran.
27