Modul 6 - Hematologi Mencit
Modul 6 - Hematologi Mencit
Modul 6 - Hematologi Mencit
Disusun Oleh:
Sulthan Rafi Ibrahim
10618008
Kelompok 3
Asisten:
Willy Septian Anggrayana
10616055
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
METODOLOGI PENELITIAN
Alat Bahan
`Kalkulator Plastisin
Kaca objek Pipet tetes
Pipet eritrosit Pewarna Giemsa
Pipet leukosit Sarung tangan
Hemasitometer Plastik sampah
Alat ukur Sahli Sampel darah mencit
Tabung kapiler Larutan hayem
Larutan Turk
EDTA/Heparin
Darah dihisap menggunakan pipet khusus untuk eritrosit sampai skala 1 (Hindari
terperangkapnya gelembung udara). Dengan menggunakan pipet yang sama,
kemudian dihisap larutan Hayem sampai skala 101 (Hati-hati jangan sampai
menghisap larutan darah dan hayem). Pipet dibolak-balik agar darah dan larutan
Hayem menjadi homogen. Dengan menggunakan tisu, buanglah beberapa tetes
larutan dari ujung pipet sampai skala 1. Beberapa tetes larutan kemudian diteteskan
pada sisi kaca penutup hemocytometer. Hindari penetesan larutan-yang berlebihan
yang menyebabkan larutan dapat masuk keparit di kiri-kanan ruang hitung, karena
hat ini dapat menyebabkan kesalahan penghitungan. Eritrosit dihitung pada 5 ruang
persegi (R) hemocytometer.
Perhitungan:
101−1
Pengenceran = = 200
0,5
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Jumlah Eritrosit / mm3 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐻𝑒𝑚𝑎𝑐𝑦𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Darah dihisap menggunakan pipet khusus untuk leukosit sampai skala 1, hindari
terperangkapnya gelembung udara. Dengan menggunakan pipet yang sama,
kemudian dihisap larutan Turk sampai skala 11. Pipet dibolak-balik agar darah dan
larutan Turk menjadi homogen. Dengan menggunakan tisu, buanglah beberapa
tetes larutan dari ujung pipet sampai skala 1. Teteskan larutan pada sisi kaca tutup
hemocytometer. Hindari penetesan larutan yang berlebihan, sehingga larutan dapat
masuk ke pant di kiri-kanan ruang penghitungan, karena hal ini dapat menyebabkan
kesalahan penghitungan. Leukosit dihitung pada 4 ruang persegi (W)
hemocytometer.
Perhitungan:
11−1
Pengenceran = = 10
1
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Jumlah Leukosit / mm3 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐻𝑒𝑚𝑎𝑐𝑦𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑥 10
= 4 𝑥 1 𝑥 0.1
Darah dihisap menggunakan pipet khusus alat ukur Sahli sampai skala 20µl . Darah
kemudian diteteskan ke dalam tabung pada alat ukur Sahli yang sudah diisi dengan
satu tetes HCl 1 N. selanjutnya diaduk sampai homogen. Warna larutan yang
terbentuk dibandingkan dengan larutan standar hemoglobin dalam tabung standar
di sebelah tabung sampel ditunggu hingga 10 menit. Larutan sampel ditetesi lagi
dengan HCl 1 N dan diaduk agar homogen hingga warnanya sebanding dengan
warna larutan standar. Setelah warna larutan sampel sebanding dengan warna
larutan standar, amatilah skala pada tabung sampel,untuk menentukan konsentrasi
hemoglobin sampel darah dalam satuan g/dL.
Pada tikus muda umur 3 minggu, MCV normal adalah 58-64 µm3, sedangkan pada
tikus muda umur 4 minggu MCV normal adalah 52-59 µm3, dan pada tikus dewasa
MCV normal adalah 5055 µm3. Secara umum, MCV lebih tinggi pada hewan muda
karena eritrosit imatur. Eritrosit yang baru masuk ke dalam sistem sirkulasi belum
memiliki bentuk bikonkaf dan masih memiliki hemoglobin fetus atau tipe
hemoglobin lainnya.
ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑜𝑘𝑟𝑖𝑡 (%)𝑥 10
𝑀𝐶𝑉 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 (𝑗𝑢𝑡𝑎/𝑚𝑚3)
𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑒𝑚𝑜𝑔𝑙𝑜𝑏𝑖𝑛 ( ) 𝑥 10
𝑀𝐶𝐻 = 𝑑𝐿
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 (𝐽𝑢𝑡𝑎/𝑚𝑚3)
𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑒𝑚𝑜𝑔𝑙𝑜𝑏𝑖𝑛 ( ) 𝑥 100
𝑀𝐶𝐻𝐶 = 𝑑𝐿
ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑜𝑘𝑟𝑖𝑡 (%)
BAB IV
Hematokrit = 40%
Perhitungan
- Eritrosit
117 120
111
115 131
Jumlah Eritrosit/mm3:
598 . 200
= 5 .0,2 .0,2 . = 5,98 jt/mm3
0,1
- Leukosit
17 30
25 17
Jumlah leukosit/mm3:
89 . 10
= 4. = 2225/mm3
1 . 0,1
- MCV
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan, pengukuran mikroskopis sel darah
yang didapatkan pada praktikum berupa jumlah eritrosit 5,98 jt/mm3, jumlah
leukosit 2225/mm3, MCV 17,5585, MCHC 26,25%, dan MCV sebesar 66,88
femtoliter. Menurut American Association for Clinical Chemistry, nilai normal
untuk berbagai parameter eritrosit berupa: MCV harus 80-96 fl, MCH harus sekitar
27-33pg, MCHC 33,4-45,5%. Dibandingkan dengan hasil pengukuran, darah
mencit berada dibawah ambang rata-rata. Hal ini disebabkan darah mencit sudah
berada diluar pada waktu yang cukup lama, sehingga kandungan Hb pada darah
lebih rendah sehingga kemampuan darah untuk menfiksasi oksigen berkurang
(Schalm, 2010). Morfologi sel-sel darah yang teramati berupa eritrosit, leukosit
(neutrophil, eosinophil, basophil, monosit, dan limfosit). Tidak ditemukan platelet
pada pengamatan, dikarenakan ukuran platelet berukuran 2-3 µm dan sangat sulit
teramati menggunakan mikroskop (Paulus, 1975). MCV atau mean corpuscular
volume merupakan ukuran atau volume rata-rata sel darah merah pada tubuh. Nilai
MCV dapat bermanfaat untuk mendiagnosis atau memantau kelainan sel darah
merah. Apabila MCV rendah, ini menunjukkan bahwa volume sel darah merah di
bawah normal, kondisi ini disebut sebagai microcytosis. Eritrositnya terlalu kecil
sehingga hanya mampu membawa oksigen dalam jumlah yang sedikit. Apabila
MCV tinggi, maka sel darah merah terlalu besar (macrocytosis). Bila eritrosit
terlalu besar, maka eritrosit akan sulit melewati kapiler kecil yang mengalirkan
darah ke sel-sel tubuh. MCV yang didapatkan rendah, dikarenakan darah sudah
berada di luar cukup lama, sehingga kemampuannya untuk menfiksasi oksigen
sudah berkurang secara signifikan. Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya
MCV berupa kekurangan vitamin B12 atau defisiensi asam folat. Vitamin B12
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. MCV rendah dapat disebabkan
karena anemia defisiensi besi, thalassemia, atau kehilangan darah yang banyak.
BAB V
KESIMPULAN
1. Preparat apusan darah tikus dibuat menggunakan larutan giemsa, dan Turk.
2. Jenis-jenis darah pada preparat apusan tikus berupa eritrosit, leukosit
(neutrophil, eosinophil, monosit, basophil, limfosit), dan platelet.
3. Parameter darah mencit yang diamati berupa: Jumlah eritrosit 5,98jt/mm3,
jumlah leukosit 2225/mm3, hematocrit 40%, konsentrasi hemoglobin 10,5
ml, MCH 17,55 pg, MCHC 26,25%, dan MCV 66,88 fl.
DAFTAR PUSTAKA