Laporan Tutorial Blok 6: Fungsi Sistem Stomatognasi
Laporan Tutorial Blok 6: Fungsi Sistem Stomatognasi
Laporan Tutorial Blok 6: Fungsi Sistem Stomatognasi
Skenario 1
Dosen Pembimbing :
drg. Amandia Dewi P. Shita, M.Biomed.
Disusun oleh :
1. Firdaus Izzah Radji (181610101152)
2. Indana Zulva (181610101153)
3. Kahfi Izza Tegar A. (181610101154)
4. Wellant Putra I. (181610101155)
5. Muhammad Irfan (181610101156)
6. M. Dodi Kuncoro Jati (181610101157)
7. Rheza Jihan S. N (181610101158)
8. Mohammad Naufal F (181610101159)
9. Arda Rahma Putri (181610101161)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan laporan tutorial pada Skenario 1 : Mengunyah, Blok 6 : Fungsi
Sistem Stomagtonasi
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan Tutor pada kelompok Tutorial
15, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. drg. Amandia Dewi P. Shita, M.Biomed. selaku Tutor pada kelompok
Tutorial 15, dan
2. Semua anggota Tutorial 15 yang telah berpatisipasi dalam proses
pembuatan laporan ini.
Dan harapan penyusun, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penyusun, penyusun yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Jumadi adalah seorang tukang batu berumur 37 tahun. Ia diberi makan siang
ikan laut, sayur kangkung dan nasi putih oleh si pemilik rumah ketika ia bekerja.
Ia sangat lapar ketika itu, sehingga ia ingin segera menelannya, walaupun ia
masih merasakan bahwa makanan itu masih belum berbentuk bolus yang cukup
halus dan siap untuk ditelan. Dia tidak peduli berapa kali makanan dirongga
mulutnya harus dikunyah. Untuk mempercepat mendorong makanannya, ia
banyak minum air putih. Saat ia mengunyah, ia merasakan ada kerikil kecil yang
ikut terkunyah. Ia juga merasakan ada duri kecil yang tertusuk pada gusinya
sehingga menimbulkan rasa sakit. Bagaimana keseluruhan proses pengunyahan
dan pengenalan tekstur dan bentuk dapat terjadi?
1
9) Apa saja macam gangguan pengunyahan ?
10) Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pengunyahan ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Analisa Identifikasi Masalah
1) Apa saja otot-otot yang berperan dalam proses pengunyahan ?
M. Masseter, m. Pterygoideus lateral, m. Pterygoideus medial, dan m.
Temporalis. Ada juga otot pendukungnya seperti mylohioid,
digastricus, geniohioid, stylohioid.
2) Organ apa saja yang berperan dalam proses pengunyahan ?
Lidah, TMJ (condylus mandibula, artikular disc, dan fossa
mandibula), gigi, dan kelenjar saliva, otot-otot mastikasi, palatum,
bibir, jaringan periodontal, maksila dan mandibula, mukosa pipi,
pembuluh darah dan saraf
3) Bagaimana mekanisme proses pengunyahan ?
(-) Bantuan dari otot mastikasi
(-) Dari TMJ, ada dua gerakan utama yaitu rotasi dan translasi
(-) Kontak gigi geligi
Diawali dengan masuknya makanan ke rongga mulut, makanan
dalam mulut tersebut menghambat refleks otot untuk mengunyah
yang di persarafi oleh cabang motorik n. Trigeminus. Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan rahang bawah dan terjadi refleks
regang otot-otot rahang bawah, kontraksi. Setelah berkontaksi,
rahang bawah terangkat lalu terjadi pengatupan gigi sehingga bolus
makanan terekan dan melawan dinding mulut, menghambat otot
rahang bawah sehingga rahang bawah turun kembali, kejadian ini
terjadi berulang-ulang. Sementara rahang bawah naik turun, gigi
geligi rahang bawah dan rahang atas akan beroklusi, memotong,
melumat, dan menggores makanan menjadi lebih kecil, halus, dan
mudah di telan, serta meningkatkan luas permukaannya. Rangsangan
ini juga memmicu refleks saraf sehingga kelenjar saliva mensekresi
saliva melalui duktus ke ronbgga mulut. Disaaat yang bersamaan,
lidah melaknasakan tugasnya dalam mengecap makanan, manipulasi,
membentuk bolus lalu lidah mendorong makanan untuk di telan
4
Di awali proses membuka mulut, melibatkan otot mastikasi yaitu
pterygoid lateral, kemuadian masuklah makanan ke rongga mulut,
kemudian menutup (yang bereaksi pterygoid lateral, masseter, dan
temporal) sedangkan pterygoid lateral relaksasi. Pada sendi TMJ,
terjadi dua gerakan yaitu rotasi (gerakan membuka dan menutup) dan
translasi (gerakan mandibula maju kedepan)
Otot masseter dan otot temporal berkontaksi membantu gigi geligi
agar pada waktu berkontak pada oklusi normal. Pada otot digastrikus
mengalami kontaksi untuk mempertahankan kondisi gigi ketika
bergerak dan posisi istirahat pada posisi oklusi
(-) Pada lidah , mengontrol pergerakan makanan dan membawa bolus
ke arah palatum dan juga membersihkan debris pada makanan
(-) Pada otot mastikasi, terdapat nervus cabang trigeminus kemudian
n. facialis
(-) Kemudian masuk makanan ke dalam rongga mulut, terjadi
pengunyahan yang melibatkan kontak gigi geligi. Pada gigi insisiv
terjadi proses pemotongan, pada gigi posterior terjadi retrusi pada
mandibula, terjadi penghalusan makanan dan dibantu oleh sekret
saliva sehingga membentuk bolus. Kemudian di dorong oleh lidah
masuk kedalam kerongkongan
4) Apa fungsi dari pengunyahan ?
Menghaluskan makanan supaya mempermudah proses pencernaan
Memudahkan pembuluh darah untuk mengangkut sari-sari
makanan
Mempermudah pengabsorbsian dalam tubuh
Membantu pencernaan selulosa
Merangsang sekresi saliva, mencampur makanan dengan saliva,
melindungi mukosa, dan mempengaruhi pertumbuhan jaringan
mulut
5
5) reseptor apa saja yang berfungsi untuk mendeteksi berbagai jenis tekstur
makanan yang masuk ke rongga mulut dan bagaimana reseptor
mengetahui bahwa makanan siap untuk di cerna ?
n. Trigeminus mengenal tekstur makanan dalam rongga mulut dan
meneruskan impulsnya ke otak
papila dalam lidah, karena terdapat taste bud yang merangsang
sekresi saliva dimana saliva berfungsi untuk membantu
menghaluskan makanan
oral mechanoreseptor
periodontal mechanoreseptor
propioceptor pada gigi dan rahang
6) bagaimana cara pengunyahan yang baik ?
frekuensi mengunyah sebanyak 32 kali (ada enzim yang berperan)
melibatkan lidah untuk meratakan makanan
tergantung jenis makanan (jika buah, bisa mengunyah 5-10 kali,
daging 30-32 lebih)
gerakan yang benar dan secara berulang-ulang (meliputi gerakan
mulut ke atas, menekan, dan membuka)
kontak gigi geligi (memotong dengan insisiv, poterior untuk
menghaluskan)
mengunyah makanan sedikit demi sedikit
mulut dalam kondisi tertutup
7) berapa frekuensi mengunyah makanan yang baik ?
tergantung jenis makanan (jika buah, bisa mengunyah 5-10 kali,
daging 30-32 lebih)
frekuensi mengunyah sebanyak 32 kali (ada enzim yang berperan)
8) bagaimana pengaruh tekstur makanan dalam proses pengunyahan?
Jika tekstur makanan sudah dalam bentuk lobus yang halus, maka
makanan akan lebih mudah di cerna
6
Berpengaruh terhadap beban oklusi dalam rongga mulut
Jadi, yang menerima beban oklusi adalah ligamen periodontal
Ada jenis makanan yang nyereti seperti rambak, maka terjadi
effort yang besar karena kandungan airnya sedikit. Sebaliknya,
pada makanan seperti buah-buahan dan makanan berserat lainnya,
mengandung air yang lebih banyak yang mengakibatkan
pengunyahan lebih ringan. Pada makanan berongga dan makanna
yang terbuat dari tepung-tepungan, maka berbeda pula tekstur dan
proses pengunayahannya
9) Apa saja macam gangguan pengunyahan ?
Clicking
Xerostomia (gangguan pada kelenjar saliva)
Atrisi
Stomatitis
Gingivitis
Gigi tanggal
Gangguan otot pengunayahan
gangguan variasi rongga mulut
karies
10) Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pengunyahan ?
Oklusi gigi, seperti pada lansia (gigi tanggal)
Sekresi saliva, pada lansia sekresi saliva berkurang
Tekstur makanan (besar kecil makanan)
jumlah makanan yang masuk ke dalam rongga mulut
kerja otot
gangguan TMJ
faktor usia
jumlah gigi
7
2.3 Mapping
Makanan
Proses
Pengunyahan
n
- Saliva Partikel kecil Bolus
- Enzim Pencernaan makanan
8
BAB III
PEMBAHASAN
(Gambar 1)
9
d) Articular disc/ meniscus
Merupakan serat kolagen tebal (seperti bantalan), jaringan ikat dan
fibroblast.
e) Join cavities (kavitas penghubung)
f) Ligament-ligamen pendukung
Sendi temporomandibular lateral
Fungsinya yaitu membatasi gerakan mandibula kea rah posterior,
mencegah condyles bergerak terlalu jauh ke arah inferior dank e arah
posterior serta menyediakan pertahanan untuk mencegah kesalahan
dalam penempatan yang terlalu lateral.
Ligamentum sphenomandibula
Ligamentum stylomandubular
2) Otot Pengunyahan
a) m. Temporal
Otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal
Ootot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat
dan dirasakan selama penutupan rahang bawah
Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.
Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan
batas anterior ramus mandibular
(Gambar 2)
10
b) m. Masseter
mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu
mengunyah.
Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus
dan proses koronoideus mandibula.
Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.
Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses
koronoideusnya.
(Gambar 3)
c) m. Pterygoid Medial
Ini adalah otot tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala
atau asal.
Mencakup kepala lebih rendah dari otot pterygoideus lateral. Hal
ini terletak jauh ke ramus mandibula.
Origo: dalam kepala-medial permukaan plat pterygoideus lateral
dan proses piramida tulang palatine, kepala tuberositas-dangkal
rahang.
Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah
foramen mandibula.
11
Fungsi : membantu mengangkat mandibula, elevasi mandibula dan
menutup mulut.
(Gambar 4)
d) m. Pterygoid Lateral
Otot yang berbentuk kerucut dengan puncak menuju posterior,
otot tebal dan pendek yang memiliki 2 ,kepala atau asal
Origo : unggul kepala infratemporal permukaan dan puncak
infratemporal sayap yang lebih besar dari tulang sphenoid, kepala
rendah-lateral permukaan plat pterygoideus lateral.
Insersi: leher mandibula, disk artikular, dan kapsul sendi
temporomandibular
(Gambar 5)
12
Fisiologi TMJ secara umum :
- Untuk pergerakan dari rahang dan laring
- Protusi mandibular & Retrusi mandibular
- Pergerakan Laryngeal
- Depresi mandobula
3) Mulut
a) Sekret Mulut
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak
berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar
dan kecil yang ada pada mukosa oral.Saliva dihasilkan di mulut oleh
tiga kalenjar utama yaitu kelenjar sublingual, kelenjar submandibular
dan kelenjar parotis. Fisiologinya yaitu :
Melembabkan
Memfasilitasi proses pengunyahan: amilase (oleh kelenjar
liur serosa) hidrolisis zat tepung
Memfasilitasi rasa penelanan
Antibodi respon imunitas humoral
b) Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk,
atau tanpa lapisan tanduk bergantung padadaerahnya. Lapisan keratin
melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan selama mengunyah dan
hanyaterdapat di gingiva dan palatum durum.
(Gambar 6)
13
c) Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran dengan
struktur yang bervariasi sesuai daerahnya.Serabut ototnya saling
menyilang dalam 3 bidang dan biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat.
Permukaanlidah tampak tidak teratur, yang ditutupi disebelah anterior
oleh sejumlah tonjolan kecil yang disebut papilla.Papilla adalah
peninggian epitel mulutdan lamina proria, dengan bentuk dan fungsi
yang bervariasi. Ada 4 jenis papilla :
Papilla filiformis: berbentuk kerucut memanjang jumlahnya cukup
banyak dan terdapat diseluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak
mengandung kuncup kecap (taste buds), mempunyai lapisan
tanduk.
Papilla fungiformis: menyerupai jamur karena tangkainya sempit
dan bagian atas yang melebar.Papilla ini mengandung sebaran
kuncup kecap pada permukaannya, tersebar tidak merata diantara
papilla filiformis.3.
Papilla foliata: kurang berkembang pada manusia, terdiri atas 2
atau lebih tonjolan dan alur parallel pada permukaan dorsolateral
lidah dan mengandung banyak kuncup kecap.
Papilla sirkumvalata: bulat berukuran sangat besar dengan
permukaan yang menonjol di atas papillalain. Banyak kelenjar
serosa mencurahkan isinya ke dalam alur yang mengelilingi tepian
masing-masing papilla
d) Gigi
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingival
(bagian mahkota) dan 1 atau lebih akar gigi di bawah gingival yang
menahan gigi pada kantung yang disebut alveolus. Mahkota gigi
(korona dentis)ditutupi oleh email yang sangat keras dan akar gigi
(radiks dentis) ditutupi oleh sementum. Kedua lapisan penutup ini
bertemu dibagian serviks gigi. Bagian terbesar gigi terdiri atas dentin,
14
yaitu materi berkapur yang mengelilingi ruang berisi jaringan ikat
lunak yang disebut rongga pulpa. Adapun ciri fisiologinya meliputi :
Gigi insisiv untuk memotong makanan
Gigi caninus digunakan untuk memutus makanan yang keras
gigi geraham gunanya untukmengunyah makanan yang sudah
dipotong-potong
e) Bibir
Bibir atau disebut juga labia, adalah lekukan jaringan lunak yang
mengelilingi bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot
orbikularis oris dan dilapisi oleh kulit pada bagian eksternal dan
membran mukosa pada bagian internal. Secara anatomi, bibir dibagi
menjadi dua bagian yaitu bibir bagian atas dan bibir bagian bawah.
Bibir bagian atas terbentang dari dasar dari hidung pada bagian
superior sampai ke lipatan nasolabial pada bagian lateral dan batas
bebas dari sisi vermilion pada bagian inferior. Bibir bagian bawah
terbentang dari bagian atas sisi vermilion sampai ke bagian komisura
pada bagian lateral dan ke bagian mandibula pada bagian inferior.
Kedua bagian bibir tersebut, secara histologi, tersusun dari
epidermis, jaringan subkutan, serat otot orbikularis oris, dan membran
mukosa yang tersusun dari bagian superfisial sampai ke bagian paling
dalam. Bagian vermilion merupakan bagian yang tersusun atas epitel
pipih yang tidak terkeratinasi. Epitel-epitel pada bagian ini melapisi
banyak pembuluh kapiler sehingga memberikan warna yang khas pada
bagian tersebut. Selain itu, gambaran histologi juga menunjukkan
terdapatnya banyak kelenjar liur minor. Folikel rambut dan kelejar
sebasea juga terdapat pada bagian kulit pada bibir.
Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun bawah
berlekatan dengan gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah
lipatan yang berada di bagian tengah dari membran mukosa yang
disebut frenulum labial. Saat melakukan proses mengunyah, kontraksi
15
dari otot-otot businator di pipi dan otot-otot orbukularis oris di bibir
akan membantu untuk memosisikan agar makanan berada di antara
gigi bagian atas dan gigi bagian bawah. Otot-otot tersebut juga
memiliki fungsi untuk membantu proses berbicara.
(Gambar 7)
16
Retrusi mandibular
Penyimpangan lateral dari mandibula
Depresi mandibula
Pergerakan laryngeal
c) Fungsi dari lidah
mencegah tergelincirnya makanan
mendorong makanan kepermukaan kunyah
membantu mencampur makanan dengan saliva
memilih makanan yang halus untuk ditelan
membersihkan sisa makanan
membantu proses bicara dan membantu proses menelan
mempengaruhi pertumbuhan jaringan mulut
penyerapan makanan
sedangkan tujuan dari pengunyahan yaitu :
- menghasilkan bolus kecil sehingga mempermudah dalam pengunyahan,
- menyiapkan makanan agar mudah ditelan dan mempermudah kinerja
lambung agar bekerja lebih ringan dalam tugas pencernaannya.
17
pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam
mastikasi adalah suatu yang kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme
pergerakan menggerinda yang simple . Gerakan ini merupakan pengurangan
ukuran makanan. Selama mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur
dengan saliva sebagai tahap awal dari proses digesti.
a) Pergerakan Pengunyahan
Seluruh otot rahang bekerja bersamaan menutup mulut dengan
kekuatan di gigi incisor sebesar 55 pounds dan gigi molar sebesar 200
pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior (incisors)
berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar) berperan untuk
menggiling makanan.
Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nervus
cranial ke lima dan proses pengunyahan dikontrol saraf di batang otak.
Stimulasi dari area spesifik retikular di batang otak pusat rasa akan
menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga stimulasi area
di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area
dengan area sensori untuk pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan
pengunyahan.
18
4) Pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan,
khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka
memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi
mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna.
19
lebih cepat atau disebut “ fast open phase”. Tiap fase ini memerlukan
waktu 0,8 – 0,9 detik untuk menyeleaikan beban mastikasi.
Adapun urutan kunyah dapat dibagi menjadi tiga periode. Pada tahap
awal, makanan ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan
penghancuran dalam periode reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama
final periode yaitu sebelum penelanan. Pergerakan rahang pada ketiga periode ini
dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan dan spesiesnya. Selama periode
reduksi terdapat fase opening, fast-opening dan slow-opening. Pada periode
sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua fase
selama rahang menutup.
20
b) Aktivitas Otot
Kontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri
dari aktivitas pola asynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu
permulaan, waktu puncak, tingkat dimana mencapai puncak, dan tingkat
penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh factor-faktor seperti
spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor
individu. Otot penutupan biasanya tidak aktif selama rahang terbuka,
ketika otot pembuka rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang
dimulai pada awal rahang menutup. Aktivitas dari otot penutup rahang
meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya makanan di antara
gigi. Otot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan
dihancurkan, lebih aktif daripada otot penutupan rahang kontralateral.
c) Struktur Batang Otak dalam Kontrol Mastikasi
Kegiatan pengunyahan tidak hanya kegiatan pusat pengunyahan yang
terletak di formasio retikularis batang otak. Pusat pengunyahan dapat
dipengaruhi oleh aferen dari perifer bagian lain, termasuk wajah dan
mulut, dan dipengaruhi juga oleh bagian otak lain, misalnya emosi, stress,
dan kehendak. Pengunyahan dapat terjadi tanpa rangsang dari perifer,
sekali dimulai dapat terus berlangsung tanpa dipengaruhi kemauan.
Tetapi kemauan berperan dalam memulai atau menghentikan
pengunyahan, yang pengaturannya terletak dalam korteks serebri.
21
tract nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda
spinalis. 6,7
Kontrol Mastikasi
Nuclei sensori dan motorik yang terdapat pada brain stem memiliki
peranan yang yang sangat penting dalam proses pengontrolan mastikasi. Pola
dasar oscillatory pergerakan mastikasi berawal dari generator neural yang
terdapat di brain stem. Input sensori afferent yang terjadi pada nuclei ini juga
merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam pembentukan proses
mastikasi. Dan faktor yang berpengaruh besar lagi adalah pusat otak akan
mempengaruhi system koordinasi brain stem mastikatori. Setelah sekian banyak
penelitian dilakukan, tiga hal inilah yang merupakan faktor utama yang
berpengaruh besar terhadap pengontrolan proses mastikasi.
Gerakan dasar mastikasi dapat terjadi tanpa adanya input sensori dalam
kavitas oral, fakta menunjukkan bahwa gerakan mandibula ke atas dan bawah
berasal dari dalam brain stem. Hasil percobaan juga membuktikan bahwa faktor-
22
faktor pemicu gerakan mastikasi adalah adanya hubungan dari sirkuit neural
yang membentuk jaringan neural oscillatory yang mampu merangsang terjadinya
pola gerakan mastikasi. Neural oscillator ini disebut sebagai generator pola
mastikasi atau pusat mastikasi. Selain mastikasi, brain stem juga bertanggung
jawab dalam proses respiratori dan proses penelanan. Selain adanya neural
generator, mastikasi juga terjadi karena aktivitas gerak reflex otot yang diinisiasi
oleh stimulasi dari strukur orofacial.
Gerak refleks orofacial yang paling sering diteliti adalah gerak refleks
pada jaw-closing dan refleks jaw-jerk, yang dapat terjadi dengan mengetuk ujung
dagu. Saat mengetuk ujung dagu ini, muscle spindle pada otot-otot jaw-closing
tertarik dan menhasilkan input sensori yang akan menginisiasi gerak refleks.
Setelah waktu yang singkat (sekitar 6 detik) electromyography (EMG)
menunjukkan adanya aktivitas yang terjadi pada otot masseter dan temporalis.
EMG juga menunjukkan output berupa gerak motorik pada otot yang akan
menutup rahang. Karena waktu terjadinya yang sangat singkat, gerak refleks ini
sama dengan gerak knee-jerk refleks dimana hanya satu sinaps yang bekerja
(refleks monosynaptic). Input refleks jaw-closing selain muscle spindle adalah
stimulasi ligament periodontal, TMJ, dll dapat menimbulkan refleks jaw-closing
dalam waktu singkat. Hal ini dibuktikan dengan percobaan anestesi yang
diaplikasikan pada gigi dan rahang bawah menurunkan input tapi tidak
menghentikan refleks.
23
otot jaw-opening dan inhibisi pada otot jaw-closing. Proses ini tidak termasuk
refleks monosynaptic dan sekurang-kurangnya satu interneuron bekerja.
Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada
kondilus dengan permukaan bawah discus disebut struktur kondilus disckomplek
(sendi bawah). Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atas antara
kondilus disckomplek dengan fosa glenoidalis.
24
Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi
rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior
m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi.
Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior
mengikuti guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam
keadaan kontraksi. Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke
anterior dan kondilus ke posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus
agar tetap berada pada zona intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior
kontraksi dan m.pterygoideus lateral inferior relaksasi.
25
Kunyahlah makanan secara perlahan, hitung hingga 32 kali dalam setiap
gigitan. Anda mungkin perlu mengunyah dalam jumlah lebih besar
tergantung pada jenis makanan.
26
lingua, gigi geligi dan struktur pendukungnya serta dura meter dari fosa cranii
anterior.
Saraf ini juga mengandung serabut sensorik yang berasal dari ujung
propioseptik pada otot rahang dan kapsula serta bagian posterior discus
articulation temporomandibularis. Radiks motoria mempersarafi otot
pengunyahan, otot palatum molle ( M. tensor veli palatine ), otot telinga tengah
(Gambar 8)
27
3.6 Reseptor yang mendeketeksi berbagai jenis bahan makanan yang masuk ke
rongga mulut dan kesiapan bolus untuk di telan
Reseptor sensoris rongga mulut berupa sel khusus yang memberi informasi
tentang kondisi di dalam dan di luar rongga mulut kepada susunan saraf pusat.
Reseptor ini dapat menangkap rasa suhu, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, taktil
dan propriosepsi. Beberapa informasi dikirim hingga kortek sensoris primer.
Rangsangan sensoris dapat dijalarkan setelah terjadi potensial aksi.
(Gambar 9)
28
3.7 Pengaruh Jenis Makanan (Tekstur dan Bentuk) terhadap Pengunyahan
Pengaruh jenis makanan sepanjang kehidupan akan menentukan status
pertumbuhan dan perkembangan gigi dan tulang, terutama makanan dengan
tinggi protein dan kalsium. Makanan dengan kualitas dan konsentrasi protein dan
kalsium yang tinggi mempunyai hubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan tulang dan gigi. Hal ini disebabkan protein merupakan makanan
yang mengandung banyak asam amino sebagai unsur pembangun struktur
jaringan tubuh, sedangkan kalsium merupakan mineral penting yang berperan
dalam seluruh proses metabolisme tulang dan gigi. Kualitas dan konsentrasi
protein yang tinggi dalam makanan merupakan faktor penting dan perkembangan
jaringan keras tubuh, terutama tulang rahang dan dan gigi. Kebutuhan nutrisi
bergizi tinggi masyarakat, terutama ibu hamil dan balita mempunyai korelasi
yang kuat dengan pertumbuhan dan perkembangan tulang.
a) Bentuk makanan
b) Tekstur makanan
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat dirasakan
melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan. Setiap jenis makanan memiliki
tekstur yang berbeda-beda tergantung dari komposisi bahan pangan, proses
pengolahan, atau tingkat kematangan.
29
Beberapa jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan rahang :
Serat
Vitamin
Flouride
Makanan berserat banyak terdapat pada sayur dan buah yang berperan
menstilmusi kelenjar saliva sehingga memberikan efek self-cleaning (dapat
membersihkan sisa-sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut).
Sementara kalsium dan flouride mampu memperkuat tulang dan rahang.
Flouride dapat ditemukan pada jenis mnuman dan makanan seperti teh dan
ikan teri
30
membuat bayi tersedak. Jangan ragu menambahkan camilan
berupa finger food berbentuk buah atau sayuran yang dikukus.
(Gambar 10)
31
(Formasio Retikularis)
(Gambar 11)
(Korteks Serebri)
(Gambar 12)
32
sensorik trigeminal) untuk bersinapsis dengan antarneuron pada daerah
trigeminal spinal tract nucleus.
Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda
spinalis. Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory
nucleus (neukleus sensori utama), yang menerima masukan dari neuron aferen
yang mempersarafi jaringan pulpa serta periodontal dan trigeminal spinal tract
nucleus. Spinal tract nucleus dibagi menjadi 3 bagian yaitu subnukleus oralis,
subnukleus interpolaris dan subnukleus kaudalis. Subnukleus kaudalis
merupakan daerah di batang otak yang menerima dan mengintegrasikan
masukan nosiseptif (nyeri) yang dibawa oleh saraf aferen trigeminal.
b) Kontrol Mastikasi
Mastikasi merupakan proses yang dikendalikan oleh neuron motorik
dari nucleus motoric nervus trigeminus dan dari korteks serebri. Meskipun
mastikasi merupakan gerakan yang disadarisebagian juga melibatkan proses
otomatis sebagaimana bernafas dan berjalan. Generator gerakan mastikasi
secara pasti belum diketahui namun diperkirakan berada pada pons dekat
dengan nucleus motoric nervus trigeminus. Peran dari generator tersebut
adalah mengirimkan sinyal ke berbagai neuron motoric yang terlibat dalam
muskulus mastikasi. Generator sentral menentukan aksi dari muskulus dalam
hal durasi dan ritme kontraksi dan relaksasi. Kekuatan dan durasi fase
pergerakan juga dapat dimodulasi oleh input dari mulut seperti kekerasan
makanan, ukuran bolus. Ritme mastikasi dapat dimodulasi oleh kontrol
kesadaran.
c) Kontrol Neurologis
Pergerakan rahang atau jaw movement merupakan gerakan yang
sangat unik dan kompleks dibandingkan pergerakan-pergerakan lain pada
tubuh. Mandibula merupakan organ yang berbeda dengan bagian tulang lain
pada tubuh. Karena mandibula memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga
33
terletak menggantung dengan perantaraan dua sendi yang berbentuk dan
terletak hampir simetris di sisi kanan dan kiri dan memiliki kesamaan bentuk.
Setiap otot pengunyahan memiliki fungsi kontrol pada pergerakan mandibula
dan memiliki pasangan otot yang sama di sisi lainnya. Untuk memperoleh
pergerakan mendibula yang tepat, maka diperlukan adanya masukan perintah
melalui reseptor sensorik yang selanjutnya akan diterima oleh sistem saraf
sentral. Selanjutnya otak akan mengasimilasi dan melakukan koordinasi
terhadap adanya masukan dan selanjutnya memberikan suatu respon aktivitas
motorik melalui serabut saraf afferent.
Aktivitas motorik yang terlibat dalam kontraksi pada suatu kelompok
otot akan dihambat oleh kelompok otot lainnya sebagai penyeimbang.
Mengunyah merupakan proses bawah sadar, yang saat ini dapat diwujudkan
dalam bentuk sadar. Untuk menciptakan suatu pergerakan mandibula dengan
gerakan yang presisi, diperlukan suatu masukan pada reseptor sensoris yang
selanjutnya diteruskan menuju sistem saraf pusat (SSP), kemudian
ditransmisikan melalui serabut saraf afferent. Koordinasi ritmis proses
mastikasi menyebabkan terjadinya aktivasi dua reflek sederhana dari
brainstem. Hasil reflek tersebut adalah reflek membuka mulut, yang
teraktivasi karena tekanan atau adanya stimuli taktil pada daerah yang luas di
daerah mulut dan bibir. Sedangkan reflek menutup mulut akan diikuti dengan
proses peregangan otot elevator yang berlangsung pada saat mulut membuka.
Masuknya makanan ke dalam rongga mulut dianggap sebagai bagian
fase awal suatu siklus dalam sistem mastikasi yang menyebabkan mulut
terbuka, sebagai konsekuensi meregangnya otot-otot elevator terjadi
pengatupan rahang pada saat mengunyah bolus makanan, dan adanya
stimulasi pada reseptor saraf pada jaringan periodonsium dan jaringan lunak
rongga mulut (Lund, 1991). Pengaturan sistem mastikasi sangat tergantung
pada umpan balik sistem sensorik, yang terdiri atas mechanoreseptor epithel
afferent, periodontal afferent, temporomandibular joint afferent dan otot-otot
afferent.
34
Umpan balik sensoris dapat dijelaskan dengan terjadinya koordinasi
pada lidah, bibir, dan rahang pada saat bolus makanan berada di rongga mulut,
dapat dijelaskan mengapa jenis makanan akan berpengaruh pada pola
pergerakan mastikasi, dengan adanya perbedaan pada satu siklus mastikasi
dan siklus mastikasi lainnya. Cortex merupakan penentu utama
berlangsungnya setiap aktivitas, dan brainstem sebagai pusat pengatur
homeostasis dan mengatur seluruh fungsi tubuh di bawah sadar. Di antara
brainstem terdapat pusat neuron yang merupakan generator pembentuk pola
yang disebut dengan Central Pattern Generator (CPG) yangmengatur secara
ritmik semua pergerakan otot. Neuron dapat diaktivasi oleh adanya input yang
adekuat di sistem pusat atau rongga mulut dan bertanggung jawab untuk
memenuhi ketepatan waktu suatu aktivitas sinergi dan anatogonistik otot
sehingga menghasilkan suatu pergerakan
35
arthritis yang paling umum terjadi. Sendi yang paling sering mengalami
kondisi ini meliputi tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain juga bisa terserang.
c) Cacat kongenital dan perkembangan
Kelainan kongenital atau cacat kongenital merupakan kelainan
(abnormalitas) yang terjadi pada janin selama masa perkembangan janin
sebelum kelahiran. Kelainan tersebut dapat berupa kelainan struktur atau
fungsi anggota badan janin.
Umumnya, kelainan kongenital dapat dideteksi sebelum atau sesudah
kelahiran bayi. Beberapa jenis kelainan kongenital baru dapat terdeteksi pasca
kelahiran seiring dengan tumbuh kembang anak. Contoh kelainan kongenital
yang baru bisa terdeteksi selama tumbuh kembang anak adalah gangguan
pendengaran. Beberapa contoh kelainan kongenital yang umum terjadi adalah
kelainan jantung kongenital, sindrom Down, dan kelainan organ saraf
kongenital.
d) Ankyloglossia
adalah kelainan kongenital di mana lidah tidak leluasa bergerak karena
frenulum lidah yang terlalu pendek. Frenulum lidah adalah jaringan tipis di
bawah lidah bagian tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut.
Kondisi ini terjadi pada 4-11% bayi yang baru lahir, dan lebih umum
menimpa bayi laki-laki dibanding bayi perempuan.
(Gambar 13)
36
e) Tumor (osteoma)
Osteoma adalah suatu tumor jinak pada tulang. Osteoma dapat
mengenai tulang mana pun, tetapi biasanya mengenai tulang panjang. Tulang
yang terkena menonjol dan terasa nyeri. Penyakit ini diatasi dengan tindakan
operasi pembuangan tumor.
Penyebab osteoma tidak jelas, tetapi teori yang umum diterima
berhubungan dengan embriologi, trauma, atau infeksi. Osteoma juga
ditemukan pada Sindrom Gardner. Osteomata Kraniofasial yang lebih besar
menyebabkan nyeri pada wajah, sakit kepala, dan infeksi. Osteoma
Kraniofasial sering terlihat melalui gejala yang nyata seperti proptosis.
(Gambar 14)
37
h) Clicking
Adalah suara yang berasal dari sendi terdiri dari suara tunggal dan
berdurasi singkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
kehilangan gigi posterior bilateral free end terhadap timbulnya clicking pada
sendi temporomandibular lansia.
i) Gigi tanggal atau gigi copot
(Gambar 15)
j) Bruksisme
Bruxism adalah kondisi dimana seseorang seringkali menggemeretakkan,
menekan, atau menggesekkan giginya ke atas dan ke bawah maupun ke kanan
dan ke kiri secara tidak sadar. Bruxism tahap awal tidak membutuhkan
pengobatan khusus, namun jika bruxism sudah menjadi kebiasaan, hal itu bisa
menimbulkan dampak yang lebih besar, seperti kerusakan gigi, sakit kepala,
gangguan pada rahang, dan masalah lainnya.
(Gambar 16)
38
3.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pengunyahan
a) Kehilangan Gigi
Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Fungsi utama gigi
adalah untuk mengunyah beraneka ragam makanan yang tekstur dan nilai
gizinya berbeda-beda. Dengan terjadinya kehilangan gigi maka menurunlah
efisiensi pengunyahan.
Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya
fungsi mastikasi, karena berhubungan erat dengan masalah karies dan
penyakit-penyakit periodontal. Kehilangan gigi tidak selalu memuaskan
dengan adanya kompensasi penggantian gigi palsu karena sering
menimbulkan perasaan yang kurang nyaman dari pemakai, sehingga fungsi
gigi belum dapat sepenuhnya digantikan oleh gigi tiruan ditinjau dari segi
efektifitas dan efisiensinya.
b) Penyakit dalam Rongga mulut
Berbagai macam unsur fisik terlibat dalam proses makan khususnya
unsur-unsur dalam rongga mulut, bibir, gigi geligi, langit-langit, lidah, dan
tenggorokan; sistem saraf dan otak; sistem hormonal/endokrin, dan enzim
yang berkaitan dengan penerimaan makanan dan proses metabolisme
tubuh. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan atau penyakit pada unsur-
unsur organik tersebut, pada umumnya akan disertai dengan terdapatnya
gangguan/kesulitan mengunyah.
Adapun kelainan/penyakit pada gigi geligi dan unsur-unsur lain
dalam rongga mulut, yaitu :
Kelainan bawaan
Labioschizis (bibir sumbing), frenulum lidah pendek,
makroglosia, dll
Penyakit infeksi
Stomatitis, gingivitis, tonsilitas, dll.
Kelainan/Penyakit Neuromuskuler
Paresis/paralisis lidah dan otot-otot sekitar pharynx dan larynx.
39
c) Faktor Psikologis
Selain karena faktor fisik, efektivitas pengunyahan juga bisa
disebabkan karena proses perkembangan selera dan kemampuan makan yang
berkembang sejalan dengan perkembangan organ-organ fisik termasuk sistem
pencernaan. Disinilah sering timbul masalah sulit makan yang kerap kali
dibarengi dengan gangguan psikologis.
Gangguan psikologis dapat timbul karena kompleksitas masalah
kehidupan yang dihadapi dan kerap kali terus dipikirkan sehingga
mempengaruhi selera makan dan kegiatan mengunyah pada saat makan. Pada
umumnya seseorang dengan gangguan psikologis, makanan yang mereka
telan kurang sempurna pengunyahannya, sehingga sistem pencernaanlah yang
akan memperbaiki pengunyahan makanan yang tidak lengkap dalam mulut.
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang terdiri
dari komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama terdiri dari
gigi-geligi, sendi temporomandibula (STM), otao-otot pengunyahan, peredaran
darah dan sistem syaraf. Sedangkan, komponen pendukung dari sistem mastikasi
terdiri dari jaringan periodontal, palatum, mukosa, bibir, kelenjar saliva, laring
dan faring.
Pengunyahan merupakan tahap awal dari pencernaan, dimana makanan akan
dihancurkan menjadi partikel-partikel kecil berbentuk bolus sehingga
memudahkan penelanan. Dalam proses pengunyahan melibatkan reflek
pengunyahan sehingga rongga mulut kita bergerak ke atas, ke bawah, dan ke
samping untuk menghancurkan makanan. Selain reflek, juga terdapat reseptor-
reseptor yang mampu mengenali jenis bahan makan, konsistensi, dan ukuran
makanan
Frekuensi mengunyah makanan yang baik hingga menjadi bolus dan siap
ditelan adalah sebanyak 32 kali. Tetapi, makanan yang dikunyah sebanyak 10-12
kali setiap kali suap cukup bisa ditorerir oleh sistem pencernaan. Dari semua
proses pengunyahan yang kita lakukan setiap hari membutuhkan organ
pengunyahan yang baik, maka dari itu kita harus menjaga dan merawat organ
pengunyahan yang ada dalam mulut kita dengan baik pula sehingga tidak mudah
terjadi gangguan atau kerusakan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira LC, CarneiroJ. Histologi dasar: teks & atlas, edisi 10. EGC. 2010. Hal.278-
88.2.
42