Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter
Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter
Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter
Abstract
Multicultural education in Indonesia should explore the value of SARA and the culture of learners as their belief that teaches that the
difference is the destiny of God. In the different love and affection of others must be developed. Education is able to create an attitude
of tolerance, helping each other with learning that has a vision and act of habituation in all units of education. Multicultural
education centered on character to Indonesiaan, it can be concluded that this Mmultikultural learning done with the formation of
mindset, attitude, action, and habituation so that emerging national awareness of character. The realization of Indonesian-
Indonesian character becomes the foundation as characteristic of Indonesian man. The power of Indonesian-ness became the energy
to become Indonesia as a great nation in the world of the nations. Great nations can only be manifested through a strong human
character. The character of Indonesian-ness through multicultural education is one of the hopes for a great future in Indonesia with
a collective belief as a nation. The purpose of this article describes multicultural education in shaping the character of the nation.
The method used is literature review.
Keywords: Character, Multiculturalism, and Multicultural Education
How to Cite: Najmina, N. (2018). Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia. Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1): 52-56.
52
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 52-56
53
Nana Najmina, Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia
penghargaan pada orang lain dan budaya lain luas. Membentuk kerangka dasar untuk
bahkan dilatihkan dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan organisasi sosial yang harus
sehingga setelah dewasa mereka sudah punya menyadari bahwa semua adalah bagian dari
sikap dan perilaku tersebut. Fay (1998) suprastuktur. Satu sama lain saling berkaitan dan
mengatakan dalam dunia multikultural harus harus selalu bekerja sama berdasarkan prinsip
mementingkan adanya bermacam perbedaan gotong-royong dan kekeluargaan. Inilah yang
antara yang satu dengan yang lain dan adanya disebut sebagai karakter bangsa, prinsip gotong-
interaksi sosial di antara mereka. Oleh sebab itu royong dan kekeluargaan sebagai sebuah identitas
para multikulturalis memfokuskan pada nasional. Pada akhirnya, output yang dihasilkan
pemahaman dan hidup bersama dalam konteks oleh pendidikan model ini diharapkan akan mampu
sosial budaya yang berbeda. memberikan kekuatan dalam memulai dan
Banks (2001) berpendapat bahwa membangun sebuah bangsa yang bersumber pada
pendidikan multikultural merupakan suatu sejarah sebagai sumber pembelajaran, kebudayaan
rangkaian kepercayaan (set of beliefs) dan sebagai, nilai dan penerapan iptek dalam
penjelasan yang mengkaji dan menilai pentingnya menghadapi tantangan masa depan.
keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk Pendidikan diharapkan mampu
gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, mentransformasikan peserta didik dari belum
kesempatan pendidikan dari individu, kelompok dewasa mejadi dewasa. Ciri manusia dewasa adalah
maupun negara. Banks mendefinisikan pendidikan manusia yang memiliki karakter. Karena itu setiap
multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan orang dewasa memiliki karakter sebagaimana
pendidikan dan proses pendidikan, yang tujuan dirinya sendiri. Pendidikan karenanya mendorong
utamanya adalah merubah struktur lembaga seseorang menjadi diri sendiri. Wuryanano (2011)
pendidikan supaya siswa baik pria dan wanita, menyatakan bahwa karakter dapat dibentuk
siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang melalui tahapan pembentukan pola pikir, sikap,
merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan tindakan, dan pembiasaan.
budaya (kultur) yang bermacam-macam itu akan Karakter merupakan nilai-nilai yang
memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai melandasi perilaku manusia berdasarkan norma
prestasi (Banks, 1993). agama, kebudayaan, hukum atau konstitusi, adat
Melalui pendidikan multikultural sejak dini istiadat, dan estetika. Jika dikaitkan dengan
diharapkan anak mampu menerima dan memahami pendidikan, pendidikan karakter adalah upaya
perbedaan budaya yang berdampak pada yang terencana untuk menjadikan peserta didik
perbedaan usage (cara-cara), folkways (kebiasaan), mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai
mores (tata kelakukan), customs (adat istiadat) sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan
seseorang. Dengan pendidikan multikultural kamil. Dalam rumusan lain dapat didefinisikan
seseorang sejak dini mampu menerima perbedaan, bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem
kritik, dan memiliki rasa empati, toleransi pada penanaman nilai-nilai perilaku atau karakter
sesama tanpa memandang status, kelas sosial, kepada warga belajar yang meliputi pengetahuan,
golongan, gender, etnis, agama maupun kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
kemampuan akademik (Farida Hanum, 2005). melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang
Melalui pendidikan multikultural inilah Mahaesa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
sebenarnya nilai-nilai ditransformasikan dari kebangsaan sehingga menjadi insan kamil. Definisi
generasi ke generasi. Kemudian pendidikan tersebut mengamanatkan bahwa dengan segala
multikultural diselenggarakan dalam upaya perbedaan bangsa Indonesia, pendidikan di
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam Indonesia bertujuan menjadikan warga belajar
memandang kehidupan dari berbagai perspektif memiliki empat karakter pokok: manusia
budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka beragama, manusia sebagai pribadi, manusia sosial,
miliki. Memiliki sikap positif terhadap perbedaan dan manusia sebagai warga bangsa.
(SARA) sehingga mampu membawa individu- Berdasarkan empat karakter pokok tersebut
individu ke dalam komunitas dan membawa dalam praktik pendidikan di Indonesia, lembaga
komunitas ke dalam masyarakat dunia yang lebih pendidikan diharapkan mengembangkan
54
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 52-56
55
Nana Najmina, Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia
56