JURNAL

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM

MEMBENTUK KARAKTER PLURALISME PESERTA DIDIK

ULIL ABSOR
Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang Jawa Timur Indonesia
email: [email protected]

Dr. HANIFUDDIN MAHADUN, M.Ag


Dosen Pembimbing Sekaligus Ketua Program Pendidikan Agama Islam Pascasarjana
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Jawa Timur Indonesia
email: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negara yang sangat majemuk dengan daerah yang bergitu luas dan
memiliki berbagai buadaya, suku, ras, adat, agama dan bahasa. Hal itu memerlukan suatu
rekontruksi sistem pendidikan yang mendukungnya. Dalam Pendidikan Multikultural yang
bertujuan untuk penyamaan hak bagi seluruh peserta didik tanpa melihat suku, budaya, ras dan
agamanya, memberikan penawaran yang diperlukan saat ini dengan berbagai konflik diskriminasi
maupun radikalisme. Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep pendidikan multikultural
(2) Bagaimana Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter Pluralisme
Peserta didik. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan
pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini adalah: (1) Peserta didik mampu memahami keadaan
yang bersifat jamak, plural/beragam (2) Peserti didik mampu menghargai suatu keadaan yang
bersifat jamak, plural/beragam (3) Peserta didik mampu memelihara keadaan yang bersifat jamak,
plural/beragam (4) Peserta didik mampu menerima keadaan yang bersifat jamak, plural/beragam.

Kata Kunci: Pendidikan Multikultural, Karakter Pluralisme Peserta Didik

ABSTRACT

Indonesia is a very pluralistic country with a wide area and having various cultures ethnicity, race,
customs, religion and language. That requires a reconstruction of the education system that supports
it. n Multicultural Education which aims to equalize rights for all students regardless of ethnicity,
culture, race and religion, provide the necessary offers at this time with various discrimination
conflicts as well as radicalism. The focus of this research is (1) What is the concept of multicultural
education (2) How to Implement Multicultural Education In Forming the Character of Pluralism of
Students. In this study using a type of qualitative research and using a case study approach. The
results of this study are: (1) Students are able to understand the plural, plural/diverse conditions (2)
Students are able to appreciate a pluralistic, plural/diverse situation (3) Students are able to maintain
plural, plural/diverse conditions (4) Students are able to accept plural, plural/diverse conditions.

Keywords: Multicultural Education, Character Pluralism of Students


PENDAHULUAN mencapai taraf hidup atau kemajuan
yang lebih baik.2
A. Konteks Penelitian James Banks (1993: 3)
Indonesia adalah negara yang berpendapat bahwa pendidikan
tergolong sebagai negara multikultural adalah suatu bentuk
multikultural terbesar di dunia. rangkaian kepercayaan (set of beliefs)
Kebenarannya dapat dilihat dari dan penjelasan yang mengakui serta
kondisi sosial serta kultur, maupun menilai pentingnya kultur budaya dan
letak wilayah yang begitu beragam etnis dalam bentuk gaya hidup,
serta sangat luas. Sekitar 300 suku pengalaman sosial, identitas pribadi,
daerah sudah hampir menggunkan kesempatan pendidikan dari individu,
200 bahasa yang berbeda-beda. kelompok, maupun negara. James
Diperkirakan mulai tahun 1980 Banks mendefinisikan pendidikan
sebagian penduduk sudah terdiri dari multikultural adalah sebuah ide,
14 etnik kelompok yang gerakan, pembaharuan pendidikan,
beranggotakan satu juta orang lebih. dan proses pendidikan yang
Sebagian penduduk lainnya adalah tujuannya mengutamakan untuk
pemeluk lima agama terbesar mengubah struktur lembaga
didunia, yaitu Islam, Protestan, pendidikan agar siswa laki-laki dan
Katholik, Hindu, dan Budha.1 perempuan, siswa yang menyandang
Pendidikan dilahirkan dihadapan disabilitas, dan siswa dari kelompok
masyarakat memiliki berbagai fungsi ras, etnis, dan kultur yang beragam
yang tidak sekadar dalam rangka memiliki kesempatan yang sama
mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mencapai prestasi di sekolah.
melainkan juga berfungsi untuk Dengan pendidikan multikultural
pencerdasan diri, sosial, negara, siswa mampu menerima
bangsa bahkan dunia. Di Indonesia keberagaman, kritik, dan
dikhususkan, pendidikan berfungsi menumbuhkan empati dalam dirinya,
mengembangkan kemampuan dan serta toleransi tanpa melihat
membentuk watak serta peradaban kelompok, status, gender, dan strata
bangsa yang bermartabat dalam sosial (Farida Hanum, 2005).3
rangka mencerdaskan kehidupan Secara bahasa, pluralis yaitu
bangsa itu sesuai dalam Undang- plural di dalam bahasa inggris, yang
undang Sisdiknas 2003 bab II pasal 3. berarti jamak, yang berarti
Dengan fungsi yang tertera pada keberagaman dalam masyarakat, atau
Undang-undang Sisdiknas tahun pengakuan bahwa ada bermacam-
2003 memunculkan sebuah definisi macam bentuk kelompok.
Pendidikan, yaitu pendidikan sebagai Dalam konteks relasi masyarakat
usaha sadar dan sistematis untuk yang kompleks, pluralisme

2
Naim Ngainun dan Sauqi Achmad,
Pendidikan Multikultural Konsep dan
1
Farida Hanum, “Pendidikan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2017),
Multikultural dan Demokrasi Di Indonesia” hlm. 29
3
Artikel Pentingnya Pendidikan Multikultural Rusdiana dan Suryana Yaya,
Dalam Mewujudkan Demokrasi Di Indonesia, Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip
hlm. 1 Implementasi, hlm. 196-197
merupakan suatu hal yang penting Membentuk Karakter Pluralisme
untuk memahami fakta sosial. Peserta Didik
Realitas kehidupan adalah hasil D. Kajian Pustaka
konstruksi, maka dari itu tidak 1. Pendidikan Multikultural
mungkin ada fakta sosial yang a. Pengertian
tunggal, akan tetapi plural. Karena Multukulturalisme
setiap individu dan kelompok sosial Secara etimologis,
memiliki kontruksi sosial sendiri- multikultural berasal dari
sendiri.4 kata multi, yang artinya
Pendidikan multikultural sangat banyak/beragam dan
diperlukan siswa maupun pelajar kultural, yang berarti
mulai tingkat dasar sampai budaya. Keanekaragaman
pendidikan tinggi untuk budaya, itu adalah makna
menumbuhkan sikap yang bebas dari multikultural.
prasangka, dan diskriminasi agama, Keanekaragaman budaya
gender, ras, perbedaan kulit, menunjukkan bahwa ada
kebudayaan, strata. Untuk mencapai beragam budaya yang
tujuan mereka dan merasakan bahwa memiliki karakter
apapun yang mereka kehendaki untuk tersendiri, yang sama-sama
dapat terlaksana dalam kehidupan ini berbeda serta dapat
menjadi mungkin. Selain tujuan di dibedakan satu sama
atas, yang perlu diutamakan lagi lainnya. Paham maupun
adalah siswa di tuntut untuk tidak ideologi tentang
sekadar mampu memahami dan multikultural dapat disebut
menguasai materi pembelajaran, akan dengan multikulturalisme.
tetapi siswa mempunyai karakter “Multikulturalisme” pada
terdidik dalam pengendalian diri awalnya adalah pengertian
untuk selalu bersikap humanis, dunia yang setelah itu di
demokratis, dan pluralis. artikan dalam berbagai
B. Fokus Penelitian kebijakan kebudayaan yang
1. Bagaimana Konsep Pendidikan mengutamakan penerimaan
Multikultural? terhadap fakta sosial,
2. Bagimana Implementasi pluralitas, keagamaan, dan
Pendidikan Multikultural Dalam multikultural yang berada
Membentuk Karakter Pluralisme pada kehidupan masyarakat.
Peserta Didik? Sedangkan Muhaemin
C. Tujuan Penelitian El Ma’hady berpendapat
1. Menganalisis dan yang sesuai dengan
Mendiskripsikan Konsep pendapat diatas, bahwa
Pendidikan Multikultural pendidikan multikultural
2. Menganalisis dan bisa diartikan sebagai
Mendiskripsikan Implementasi pendidikan tentang
Pendidikan Multikultural Dalam keanekaragaman budaya
untuk merespon perubahan-
4
Naim Ngainun dan Sauqi Achmad, perubahan perkembangan
Pendidikan Multikultural Konsep dan masyarakat sosial dan
Aplikasi, hlm. 73-74
kultur lingkup masyarakat makanan pokok dan budaya.
yang ditentukan maupun Sedangkan perspektif vertikal,
dunia yang menyeluruh bisa ditinjau melalui perbedaan
(Global). strata pendidikan, ekonomi,
Pendidikan tempat tinggal, pekerjaan dan
multukultural (Multicultural strata sosial budaya.
Education) adalah jawaban Kemajemukan adalah
dengan semakin karakter bangsa Indonesia.
berkembangnya Dapat dilihat bahwa negara
keberagaman dan Indonesia adalah negara
meningkatnya lembaga kepulauan terbesar di dunia
pendidikan, sesuai dengan dengan jumlah pulau mencapai
penyamaan hak bagi setiap 17.667, terdiri dari pulau besar
warga negara maupun dan pulau kecil. Dengan pulau
kelompok. Di sisi lain, sebanyak itu bukan tidak
pendidikan multikultural mungkin apabila masyarakat di
bertujuan mengembangkan Indonesia memiliki suatu
kurikulum dan kinerja keniscayaan dan terkenal dengan
pendidikan dalam rangka negara majemuk.
merangkul berbagai Paradigma ini dimaksudkan
prespektif, sejarah, prestasi bahwa, hendaknya ada suatu
dan tinjauan terhadap apresiasi untuk budaya orang
masyarakat non eropa lain, perbedaan maupun
(Hilliard 1991-1992). keanekaragaman adalah
Sedangkan secara luas, kekayaan dan karakter bangsa
pendidikan multikultural Indonesia. Berdasarkan pendapat
mencakup semua peserta tersebut, agar masyarakat
didik dan tidak memiliki sikap ekslusif yang
membedakan golongannya, sudah lama berada pada fikiran
mulai dari ras, budaya, dan sikap pembenaran akan
etnis, gender, strata sosial pandangan sendiri (truth claim)
maupun agama. dan menjatuhkan pendapat
2. Paradigma Pendidikan ataupun pilihan orang lain bisa
Multikultural didihapus dan paling tidak
Bangsa Indonesia diminimalisir.
merupakan bangsa dengan Berdasarkan Undang-
masyarakat yang majemuk. Undang RI tersebut, konsep
Kemajemukan bangsa Indonesia pendidikan di Indonesia telah
bisa dilihat melalui dua mengakomodir pendidikan
perspektif, pertama horizontal multikultural sebagai salah satu
dan kedua vertikal. Perspektif konsep dalam meminimalisir
horizontal menjelaskan bahwa terjadinya diskriminatif, dan
bangsa Indonesia yang ketidakadilan terutama dalam
majemuk, itu dapat ditinjau mendapatkan pendidikan dan
melalui perbedaan agama, etnis, pengajaran, serta upaya dalam
bahasa, daerah, cara berpakaian, penanaman sikap simpati,
menghormati, apresiasi, dan life problems) lewat proses
memahami akan orang lain.5 demokrasi dan penyidikan
3. Kurikulum Pendidikan dialog (dialogical inquiry).
Multikultural d. Membantu
Menurut Jhon Dewey, mengonseptualisasi dan
memfokuskan tentang kurikulum mengaspirasikan konstruksi
kepada pengalaman sehari-hari masyarakat menuju lebih
siswa. Dengan mempersiapkan baik, demokratis, dan
peserta didik untuk aktivitas kesederajatan tanpa
kehidupan tertentu, pendidikan diskriminasi, penindasan,
memungkinkan peserta didik dan kecurangan pada nilai-
untuk mampu memecahkan nilai yang universal.
masalah- masalah mereka hadapi Selain pemfokusan pada
secara teratur. Dengan demikian kehidupan sehari-hari Jhon
pendidikan multikultural yang Dewey juga merekomendasikan
dikembangkan diarahkan pada agar mempertimbangkan tiga hal
beberapa kompetensi dasar, untuk diperhatikan dalam
diantaranya: mengembangkan kurikulum,
a. Mengembangkan Pertama, hakikat dan kebutuhan
keterampilan akademik peserta didik. Kedua, hakekat
standar dasar (standar and dan kebutuhan masyarakat.
basic academic skills) Ketiga, problem pokok yang
tentang nilai persatuan dan telah alami peserta didik dalam
kesatuan, demokratis, pengembangan individu sebagai
keadilan, pembebasan, dan pribadi yang terdidik dan
menghargai akan adanya mampu mempererat hubungan
beraneka jenis keragaman. dengan orang lain dan
b. Mengembangkan masyarakat.6
keterampilan sosial dalam 4. Konsep Pendidikan
rangka menumbuhkan Multikultural
pemahaman yang lebih baik a. Konsep Multikulturalisme
(a better understanding) Konsep
mengenai latar belakang multikulturalisme tidak bisa
budaya dan agama individu disamakan dengan konsep
maupun budaya dan agama keberagaman menurut suku
lain pada masyarakat. bangsa atau kebudayaan
c. Mengembangkan suku bangsa, yang menjadi
keterampilan akademik karakter masyarakat
untuk meneliti dan majemuk dikarenakan
membuat kesimpulan yang multikulturalisme
cerdas (intelligent menekankan pada
decisions) mengenai isu dan keberagaman kebudayaan
masalah setiap hari (real- pada kesederajatan.

5
Samrin, “Konsep Pendidikan 6
Suniti, “Kurikulum Pendidikan Berbasis
Multikultural”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 7, No. Multikultural”, Jurnal Edueksos, Vol III, No.
2, Juli-Desember 2014, 129-131 2, Juli Desember 2014, 38-39
Blum (Atmaja, 2003) dan tetap dengan tujuan
mendefinisikan bahwa untuk mencapai persatuan.
multikulturalisme adalah Penanaman pola fikir
sebuah pemahaman, lateral, keberagaman, dan
penghargaan, penilaian atas perbedaan dihargai, kepada
budaya orang lain, serta siswa. Untuk mendukung
menaruh rasa hormat dan hal tersebut civitas
ingin tahu akan budaya dan akademika sekolah
etnis orang lain. melakukan perubahan
Multikulturalisme memiliki sikap, perilaku, dan nilai-
konsep penilaian pada nilai kebijaksanaan. Siswa
keberagaman budaya orang harus mampu berinteraksi
lain, tetapi tidak berarti dan menciptakan
menyetujui berbagai aspek komunikasi dengan
dari kebudayaan itu, akan seseorang yang berlatar
tetapi berusaha melihat belakang berbeda agar
kebudayaan agar dapat melatih diri menerima suatu
mengekspresikan nilai perbedaan.
untuk anggota-anggotanya. Perbedaan pada setiap
Adapun Spradely peserta didik dalam
(1997) menitikberatkan pendidikan multikultural,
multikultural pada proses antara lain meliputi
transaksi pengetahuan dan kelompok minoritas etnis
pengalaman yang dan ras, golongan pemeluk
digunakan oleh anggota agama, agama, jenis
masyarakat untuk kelamin, strata ekonomi,
mengiterpretasikan daerah, penyandang
pandangan dunia yang disabilitas, dan umur.
berbeda untuk menuju (Baker, 1994: 11).
kearah kebaruan kukltur. c. Nilai-Nilai Dalam
b. Tujuan Pendidikan Pendidikan Multikultural
Multikultural Menurut Farida
Tujuan utama Hanum (Setya Raharja,
pendidikan multikultural 2011: 115), nilai-nilai
untuk mengubah utama dari pendidikan
pendekatan pembelajaran multikultural yaitu
menuju pemberian demokratis, humanisme,
kesempatan yang sama dan pluralisme.
untuk setiap peserta didik 1) Nilai Demokratisasi
dan tidak satupun yang Nilai
akan menjadi korban demi demokratisasi atau
persatuan. Maka dari itu keadilan merupakan
seluruh kelompok sebuah istilah yang
diusahakan damai, sama- menyeluruh dalam
sama memahami, tidak segala bentuk, baik
saling membeda-bedakan, keadilan budaya,
politik, maupun sosial. yang berada pada suatu
Keadilan merupakan komunitas.7
bentuk bahwa setiap d. Pengertian Pluralisme
insan mendapatkan Menurut Nur Cholis
sesuatu yang Madjid, pluralisme tidak
dibutuhkan, bukan bisa dipahami apabila hanya
yang diinginkan. dengan berbicara bahwa
2) Nilai Humanisme masyarakat Indonesia
Nilai humanisme adalah majemuk,
atau kemanusiaan beranekaragam, memiliki
adalah mengakui beragam suku dan agama,
terhadap pluralitas, yang hanya sekadar
heterogenitas, dan menimbulkan kesan
keberagaman manusia. fragmentasi. Pluralisme
Keberagaman itu juga tidak bisa hanya
berupa agama, diartikan dengan “kebaikan
paradigma, ideologi, negatif” (negative good),
suku, pola fikir, sekadar dilihat dari manfaat
kebutuhan, dan strata untuk menghilangkan
ekonomi. fanatisme (to keep
3) Nilai Pluralisme fanatisme at bay).
Nilai pluralisme Pluralisme seharusnya
adalah mengakui dipahami sebagai “ikatan
keberadaan suatu sejati kebhinekaan dalam
bangsa yang beragam, ikatan-ikatan keadaban”
seperti bangsa (genuine engagement of
Indonesia. Plural diversities within the bonds
menurut istilah of civility). Bahkan
mimiliki arti berjenis- pluralisme adalah suatu
jenis, tapi pluralisme pemahaman yang harus
tidak hanya pengakuan dimiliki manusia untuk
terhadap hal tersebut, keselamatan umat manusia
melainkan memiliki itu sendiri, antara lain
implikasi-implikasi melalui pengamatan dan
politis, sosial, dan penciptaan keseimbangan
ekonomi. Dengan ini yang dihasilkannya.8
pluralisme memiliki e. Karakter Pluralisme
keterikatan dengan Secara harfiah,
prinsip demokrasi. karakter berasal dari bahasa
Pluralisme sangat inggris, character yang
terhubung dengan hak
kehidupan kelompok- 7
Rusdiana dan Suryana Yaya,
kelompok masyarakat Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip
Implementasi, hlm. 194-201
8
Fathi Osman Mohamed, Islam,
Pluralisme, dan Toleransi Keagamaan, Kata
Pengantar, hlm. xiii-xv
berarti watak, karakter, atau bersifat jamak, plural,
sifat. Dalam bahasa atau beragam.
Indonesia, watak diartikan Oleh sebab itu
sebagai sifat batin manusia pluralisme bukan sekadar
yang memengaruhi segenap pemahaman yang harus
pikiran dan perbuatannya, diketahui oleh masyarakat,
dan berarti pula tabi’at, dan tetapi lebih pada penerapan
budi pekerti. sikap pluralisme tersebut.
Sedangkan Pluralisme
adalah menerima terhadap METODE PENELITIAN
keberagaman individu
dengan individu lain A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
maupun kelompok satu 1. Pendekatan Penelitian
dengan kelompok lainnya, Dalam penelitian ini penulis
yang mencakup ras, etnis, menggunakan pendekatan studi
gender, jenis kelamin, kasus karena penelitian
budaya, bahasa, adat, difokuskan satu fenomena saja
agama, politik, dan daerah. yang dipilih dan ingin dipahami
Secara substansial pluralism secara mendalam, dengan
lebih mengutamakan pada mengabaikan fenomena-
perwujudan dalam sikap fenomena lainnya.
untuk memahami, 2. Jenis Penelitian
menghormati, menghargai, Jenis penelitian penulis
memelihara, dan menuju menggunakan penelitian
perkembangan suatu kualitatif, menurut Strauss dan
keadaan yang bersifat Corbin dalam Cresswell, J.
jamak, plural, atau (1998: 24), yang dimaksud
beragam. dengan penelitian kualitatif
Dengan definisi diatas adalah jenis penelitian yang
karakter pluralisme berarti menghasilkan penemuan-
sebagai berikut: penemuan yang tidak dapat
1) Mampu memahami dicapai dengan menggunakan
suatu keadaan yang prosedur-prosedur statistik atau
bersifat jamak, plural, cara-cara lain dari kuantifikasi
atau beragam. (pengukuran). Penelitian
2) Mampu menghargai kualitatif secara umum dapat
suatu keadaan yang digunakan untuk penelitian
bersifat jamak, plural, tentang kehidupan masyaraka,
atau beragam. sejarah, tingkah laku,
3) Mampu memelihara fungsionalisasi organisasi,
suatu keadaan yang aktivitas sosial, dan lain-lain.9
bersifat jamak, plural, B. Data dan Sumber Data
atau beragam.
4) Mampu menerima
suatu keadaan yang 9
Rahmad Saeful Pupu, Penelitian
Kualitatif, Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9,
Januari-Juni 2009: 1-8, 2
Data adalah segala keterangan Hasil analisis taksonomi dapat
(informasi) mengenai semua hal yang disajikan dalam bentuk diagram
berkaitan dengan tujuan penelitian.10 kotak (box diagram), diagram
Pada penelitian ini, yaitu data yang garis dan simpul (lines and node
berkaitan dengan implementasi diagram) dan out line.11
pendidikan multikultural untuk Berdasarkan teknik analisis
membentuk karakter pluralisme data diatas, ada tiga instrumen
peserta didik. Sedangkan sumber data kegiatan yang terjadi secara
pada penelitian adalah subjek bersama-sama, yaitu reduksi data,
bagaimana data dapat diperoleh. penyajian data, dan penarikan
Untuk mendapatkan data tersebut kesimpulan
maka perlu adanya informan. E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
C. Teknik Pengumpulan Data Keabsahan data adalah konsep
Teknik pengumpulan data yakni urgen yang dikembangkan dari
membicarakan tentang bagaimana konsep keaslian (validitas) dan
teknik peneliti mengumpulkan data. pengukuran (reliabilitas) menurut
Dalam penelitian ini peneliti “positivisme” yang disesuaikan
menggunakan beberapa metode dengan target pengetahuan, kriteria,
dalam mengumpulkan data, adalah: serta paradigma sendiri.
(1) Metode Observasi. Observasi Pemeriksaan keabsahan data
(observation) atau pengamatan (2) berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Metode Wawancara (interview). Kriteria tersebut terdiri dari tingkat
Wawancara (interview) (3) Metode kepercayaan (kredibilitas), peralihan,
Dokumentasi. kebergantungan, dan ketentuan.
D. Teknik Analisis Data Masing-masing kriteria itu memakai
1. Analisis Domain (domain teknik pemeriksaan secara individu.
analysis), analisis domain adalah Kriteria tingkat kepercayaan
analisis data yang digunakan pemeriksaan datanya dilaksankan
untuk memperoleh gambaran dengan: (1) Teknik perpanjangan
yang umum dan menyeluruh keikutsertaan (2) Ketekunan
tentang situasi sosial yang pengamatan (3) Triangulasi.12
diteliti atau obyek penelitian.
2. Analisis taksonomi (taxonomic PEMBAHASAN
analysis), analisis taksonomi
adalah analisis terhadap A. Konsep Pendidikan Multikultural
keseluruhan data yang Blum (Atmaja, 2003),
terkumpul berdasarkan domain mendefinisikan bahwa
yang telah ditetapkan. Dengan multikulturalisme adalah sebuah
demikian domain yang telah pemahaman, penghargaan, penilaian
ditetapkan menjadi cover term atas budaya orang lain, serta menaruh
oleh peneliti dapat diurai secara rasa hormat dan ingin tahu akan
lebih rinci dan mendalam
melalui analisis taksonomi ini. 11
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2018),
10
Sarwono Jonathan, Metode Penelitian hlm. 349-356
12
Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Moleong Lexy J, Metodologi
Ilmu 2006), 51 Penelitian Kualitatif, hlm. 177-183
budaya dan etnis orang lain. 2. Nilai Humanisme
Multikulturalisme memiliki konsep Nilai humanisme atau
penilaian pada keberagaman budaya kemanusiaan adalah mengakui
orang lain, tetapi tidak berarti terhadap pluralitas,
menyetujui berbagai aspek dari heterogenitas, dan keberagaman
kebudayaan itu, akan tetapi berusaha manusia. Keberagaman itu
melihat kebudayaan agar dapat berupa agama, paradigma,
mengekspresikan nilai untuk ideologi, suku, pola fikir,
anggota-anggotanya. kebutuhan, dan strata ekonomi.
Sesuai dengan definisi diatas, 3. Nilai Pluralisme
(Spradely, 1997) berpendapat Nilai pluralisme adalah
menitikberatkan multikultural pada mengakui keberadaan suatu
proses transaksi pengetahuan dan bangsa yang beragam, seperti
pengalaman yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Plural
anggota masyarakat untuk menurut istilah mimiliki arti
mengiterpretasikan pandangan dunia berjenis-jenis, tapi pluralisme
yang berbeda untuk menuju kearah tidak hanya pengakuan terhadap
kebaruan kukltur.13 hal tersebut, melainkan memiliki
Dapat disimpulkan dari kedua implikasi-implikasi politis,
definisi diatas bahwa esensi dari sosial, dan ekonomi. Dengan ini
konsep pendidikan multikultural pluralisme memiliki keterikatan
yaitu penilaian terhadap budaya, dengan prinsip demokrasi.
etnis, maupun agama lain dengan Pluralisme sangat terhubung
penuh rasa hormat dan saling dengan hak kehidupan
memahami. kelompok-kelompok masyarakat
B. Implementasi Pendidikan yang berada pada suatu
14
Multikultural Dalam Membentuk komunitas.
Karakter Pluralisme Peseta Didik Sedangkan Pluralisme sendiri
Menurut pendapat Farida tidak bisa dipahami apabila hanya
Hanum (Setya Raharja, 2011: 115), dengan berbicara bahwa masyarakat
nilai-nilai utama dari pendidikan Indonesia adalah majemuk,
multikultural yaitu demokratis, beranekaragam, memiliki beragam
humanisme, dan pluralisme. suku dan agama, yang hanya sekadar
1. Nilai Demokratisasi menimbulkan kesan fragmentasi.
Nilai demokratisasi atau Pluralisme juga tidak bisa hanya
keadilan merupakan sebuah diartikan dengan “kebaikan negatif”
istilah yang menyeluruh dalam (negative good), sekadar dilihat dari
segala bentuk, baik keadilan manfaat untuk menghilangkan
budaya, politik, maupun sosial. fanatisme (to keep fanatisme at bay).
Keadilan merupakan bentuk Pluralisme seharusnya dipahami
bahwa setiap insan mendapatkan sebagai “ikatan sejati kebhinekaan
sesuatu yang dibutuhkan, bukan dalam ikatan-ikatan keadaban”
yang diinginkan. (genuine engagement of diversities

13 14
Rusdiana dan Suryana Yaya, Rusdiana dan Suryana Yaya,
Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip
Implementasi, hlm. 194-201 Implementasi, hlm. 194-201
within the bond of civility). Bahkan 2. Mampu menghargai suatu
pluralisme adalah suatu pemahaman keadaan yang bersifat jamak,
yang harus dimiliki manusia untuk plural, atau beragam.
keselamatan umat manusia itu 3. Mampu memelihara suatu
sendiri, antara lain melalui keadaan yang bersifat jamak,
pengamatan dan penciptaan plural, atau beragam.
keseimbangan yang dihasilkannya. 4. Mampu menerima suatu keadaan
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa yang bersifat jamak, plural, atau
Allah menciptakan pengamatan dan beragam.
keseimbangan antara sesama manusia Apabila niali-nilai pendidikan
agar bisa memelihara keutuhan bumi, multikultural di implementasikan
dan ini adalah bentuk kemurahan secara baik dan malsimal peneliti
yang melimpah dari Tuhan kepada menyimpulkan akan terjadi sebuah
umat manusia.15 perubahan dari sebuah pendidikan itu
Senada dengan pendapat Nur sendiri, sedangkan pengaruh kepada
Cholis Madjid, Rusdiana dan Yaya peserta didik yaitu karakter
Suryana berpendapat bahwa pluralisme yang sejatinya singkron
pluralisme adalah menerima terhadap dengan multikulturalisme maupun
keberagaman individu dengan pendidikan multikultural dengan
individu lain maupun kelompok satu nilai-nilainya. Hasil tersebut berupa
dengan kelompok lainnya, yang mampu memahami, menghargai,
mencakup ras, etnis, gender, jenis memelihara dan menerima sebuah
kelamin, budaya, bahasa, adat, keadaan yang bersifat jamak, plural,
agama, politik, dan daerah. Secara maupun beragam.
substansial pluralism lebih
mengutamakan pada perwujudan KESIMPULAN
dalam sikap untuk memahami,
menghormati, menghargai, A. Konsep pendidikan multikultural
memelihara, dan menuju lebih mengutamakan penyamaan hak-
perkembangan suatu keadaan yang hak peserta didik dalam mencapai
bersifat jamak, plural, atau tujuan pendidikan tanpa memandang
beragam.16 sebuah daerah, budaya, etnis, suku,
Dari kedua pendapat diataslah bahasa, maupun agama. Karena
penulis merumuskan karakter tujuan utama pendidikan
pluralisme menjadi empat indikator multikulturalisme adalah kesetaraan
pencapaian utamanya, yaitu: atau kesederajatan.
1. Mampu memahami suatu B. Bahwa dalam implementasi
keadaan yang bersifat jamak, pendidikan multikultural dalam
plural, atau beragam. membentuk karakter pluralisme
peserta didik menemukan titik temu,
yaitu berupa singkronasi antara
15
Fathi Osman Mohamed, Islam,
tujuan multikulturalisme, konsep
Pluralisme, dan Toleransi Keagamaan, Kata pendidikan multikultural, dan
Pengantar, hlm. xiii-xv implementasinya dengan
16
Rusdiana dan Suryana Yaya, pembentukan karakter pluralisme
Pendidikan Multikultural Konsep Prinsip peserta didik yang dihasilkannya,
Implementasi, hlm. 194-201
berupa, mampu memahami,
menghargai, memelihara dan
menerima situasi kemajemukan
apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Farida Hanum, “Pendidikan Multikultural dan


Demokrasi Di Indonesia” Artikel
Pentingnya Pendidikan Multikultural
Dalam Mewujudkan Demokrasi Di
Indonesia.
Fathi Osman Mohamed, Islam, Pluralisme,
dan Toleransi Keagamaan, Kata
Pengantar.
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian
Kualitatif,

Naim Ngainun dan Sauqi Achmad, Pendidikan


Multikultural Konsep dan Aplikasi,
Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2017.
Rahmad Saeful Pupu, Penelitian Kualitatif,
Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9,
Januari-Juni 2009.
Rusdiana dan Suryana Yaya, Pendidikan
Multikultural Konsep Prinsip
Implementasi, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2015.
Rustanto Bambang, Masyarakat Multikultur di
Indonesia.
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 bab 1
pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Samrin, “Konsep Pendidikan Multikultural”,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 7, No. 2, Juli-
Desember 20.
Sarwono Jonathan, Metode Penelitian
Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung: CV Alfabeta, 2018.
Suniti, “Kurikulum Pendidikan Berbasis
Multikultural”, Jurnal Edueksos, Vol III,
No. 2, Juli Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai