Bab 4
Bab 4
Bab 4
BAB IV
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
Tetapkan jumlah lajur yang disesuaikan dengan batas marka. Bilamana tidak ada
batas lajur yang jelas, maka ditetapkan sesuai dengan Tabel 4.1.
2. Dari Tabel 4.2 tentukan koefisien distribusi kendaraan (C) berdasarkan jumlah lajur
yang diperoleh dari Tabel 4.1.
3. Hitung Lalu lintas Harian Rata-rata pada tahun awal umur rencana (LHRo)
untuk masing-masing jenis kendaraan yang ada.
LHRo = N j x (1 + i)n
4. Hitung Lalu lintas Harian Rata-rata pada tahun akhir umur rencana (LHRt) untuk
masing-masing jenis kendaraan.
5. Hitung Angka Ekivalen (AE) untuk setiap jenis kendaraan dengan rumus:
4
. AE sumbu tunggal = beban satu sumbu tunggal dalam kg
8160
4
AE sumbu tandem = beban satu sumbu tan dem dalam kg x 0,086
8160
…
Atau gunakan Tabel 4.3 dibawah ini dengan memperhatikan konfigurasi masing-
trailer
LEP = mobil penumpang
LHR x C x AE
trailer
LEA = mobil penumpang
LHR x C x AE
FP = UR
10
LER = LET x FP
Gunakan Nomogram korelasi antara daya daya dukung tanah dasar (DDT) dengan
tanah dasar
CBR .
2. Dari data jenis bahan lapis permukaan dan roughness, tetapkan indeks permukaan
3. Lintas Ekivalen Rencana (LER) yang diperoleh dari rumus dan klassifikasi jalan yang
ditentukan, tetapkan indeks permukaan pada akhir umur rencana (IPt) dari Tabel 4.5.
Klassifikasi Jalan
LER
Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 -
10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 -
100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 -
>1000 - 2,0 - 2,5 2,5 2,5
4. Berdasarkan IPo dan IPt yang ditetapkan dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 pilih Nomogram
yang sesuai (lihat Lampiran ....) untuk menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP).
6. Dari pasangan nilai DDT dan LER tarik garis lurus sesuai arah petunjuk
inset pada Nomogram dan perpanjang garis tersebut sampai memotong garis vertikal
ITP.
7. Dari pasangan ITP dan FR lakukan hal yang sama seperti pada “6”
sehingga memotong garis vertikal ITP . Angka yang didapat dari garis vertikal ITP
adalah nilai ITP yang dicari, (bila FR = 1,0 maka nilai ITP = ITP).
Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan Jenis Bahan
Relatif
MS Kt CBR
a1 a2 a3 Jenis Bahan
(kg) (kg/cm2) (%0
0,40 744
0,35 590 LASTON
0,32 454
0,30 340
0,35 744
0,31 590
Asbuton
0,28 454
0,26 340
0,30 340 Hot Rolled Asphalt
0,26 340 Aspal Macadam
0,25 Lapen (mekanis)
0,30 Lapen (manual)
0,28 590
0,26 454
Laston Atas
0,24 340
0,23 Lapen (mekanis)
0,19 Lapen (manual)
0,15 22 Stabilitas tanah
0,13 18 dengan semen
0,15 22 Stabilitas tanah
0,13 18 dengan kapur
0,14 100 Pondasi Macadam (kering)
0,12 60 Pondasi Macadam (basah)
0,14 100 Batu Pecah (kelas A)
0,13 80 Batu Pecah (kelas B)
0,12 60 Batu Pecah (kelas C)
0,13 70 Sirtu/Pitrun (kelas A)
0,12 50 Sirtu/Pitrun (kelas B)
0,11 30 Sirtu/Pitrun (kelas C)
Dengan mengambil tebal minimum Lapis Permukaan (D1) dan Lapis Pondasi Atas (D2)
dari Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, maka tebal Lapis Pondasi Bawah (D3) dapat dihitung.
Tebal
ITP Minimum Bahan
(cm)
< 3,00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
3,00 - 7,49 20*) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur
7,50 - 9,99 10 LASTON ATAS
Untuk setiap nilai ITP apabila digunakan lapis pondasi bawah, maka tebal minimum
adalah 10 cm.