1 PB
1 PB
1 PB
Nina Triana,1 Elsa Pudji Setiawati,2 Insi Farisa Desy Arya,2 Deni K Sunjaya,2 Dadi S Argadiredja,2
Dewi Marhaeni Diah Herawati2
1
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Indonesia, 2Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadajaran
Abstrak
Revitalisasi Puskesmas merupakan upaya Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan kinerja Puskesmas
melalui berbagai perubahan dalam penyelenggaraan Puskesmas. Perubahan-perubahan tersebut sejalan dengan
semangat reformasi pembangunan khususnya reformasi otonomi daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
manajemen perubahan oleh individu Puskesmas. Metode Desain penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif
dengan paradigma konstruktivism dan strategi studi kasus. Metode analisis yang digunakan adalah tematik. Subyek
penelitian ini adalah tenaga Puskesmas Situ dan Puskesmas Paseh di Kabupaten Sumedang. Hasil model manajemen
perubahan ADKAR mendukung hasil yang menunjukkan bahwa konstruk perubahan individu Puskesmas didasari
oleh tahap-tahap yang harus berurutan. Perubahan oleh individu dalam revitalisasi Puskesmas tidak terbangun secara
utuh sehingga memengaruhi pencapaian perubahan yang diharapkan. Simpulan Sadar, mau, mencari tahu, mampu,
dan siap dalam perubahan adalah keputusan individu yang merupakan hasil keterampilan menyelesaikan persaingan
dorongan dalam dirinya. Keputusan-keputusan itulah yang merupakan motif individu untuk melakukan perilaku
perubahan yang terhimpun dalam aktifitas perubahan untuk apapun bentuk perubahan organisasi yang dilakukan.
Revitalization of PHC is an effort of the Indonesia’s Ministry of Health to improve the performance of health centers
through various changes in the implementation of PHC reforms. The changes are in line with the spirit of development
reform, especially reform of the district autonomy. This study aims to explore the management of change in PHC
revitalization undertaken by the Sumedang District Government through the District Department of Health and
analyze the management of change by PHC staff. Method This research used qualitative design with konstruktivism
paradigm and case study strategies. The analytical method used was thematic. The subjects of this study is the PHC
staff at Puskesmas Situ and Puskesmas Paseh in Sumedang District. Results the change management model ADKAR
support results show that construct individual changes PHC constituted by stages that must be sequential. Changes
by individual in the PHC revitalization in Sumedang District was not fully awakened to affect the achievement of
the expected changes. Discussion conscious, want to find out, able, and ready to change is an individual decision
that is the result of solving skill competition urge in him. Decisions that is what is the motive of individuals to make
the behavior changes that accumulate in the activities of changes to any form of organizational change undertaken.
Korespondensi:
Nina Triana
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Jl. Kutamaya No. 21 Sumedang 45312
Mobile : 085221589655
Email : [email protected]
atau perubahan bertujuan mengubah manusia dan dan tidak bersedia. Paradigma penelitian adalah
bukan mengubah organisasi. Padahal, berubah konstruktivisme sosial dengan desain penelitian
bukanlah suatu hal yang mudah bagi manusia deskriptif kualitatif dan strategi studi kasus
karena harus berpindah dari zona kenyamanan Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
ke zona ketidaknyamanan.9 Drummon-Hay dan wawancara mendalam terhadap 6 (enam) orang
Bramford menemukan banyak sekali “subyek responden dan observasi terhadap situasi lokasi
hidup” yang merupakan agen bagi perubahan penelitian termasuk kegiatan lokakarya mini di
dalam pelayanan kesehatan di United Kingdom.10 Puskesmas. Selain itu dilakukan pengumpulkan
Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh dokumen, buku, dan laporan yang terkait.
kinerja sumber daya manusia yang berada dalam Selanjutnya dilakukan editing, reduksi, koding,
organisasi tersebut.11 Pengabaian terhadap manusia kategorisasi, dan interpretasi data. Analisis
sebagai pelaku perubahan dalam organisasi dapat dilakukan secara tematik menurut model
merupakan salah satu penyebab ketidakberhasilan manajemen perubahan ADKAR.
perubahan organisasi. Terdapat sebuah model
manajemen perubahan yang dianggap efektif A Awareness : Kesadaran akan perlunya
karena mengedepankan sisi manusia dalam perubahan
melakukan perubahan yaitu ADKAR (Awareness,
Desire, Knowledge, Ability, dan Reinforcement).12 D Desire : Keinginan mendukung dan
Model ini berhasil mengukur kompetensi berpartisipasi dalam perubahan
manajemen perubahan yang terjadi pada setiap K Knowledge : Pengetahuan mengenai cara
individu dalam suatu organisasi.13 Model melakukan perubahan
manajemen perubahan ini adalah model yang A Ability : Kemampuan untuk
modern hasil pengembangan Jeffrey M. Hiatt mengimplementasikan perubahan
seorang CEO pada lembaga penelitian bernama
Prosci Research Foundation sejak Tahun 1996. R Reinforcement : Penguatan untuk
mempertahankan perubahan
Hiatt mengemukakan model perubahan yang
berorientasi pada tujuan/hasil yaitu keberhasilan
perubahan individu dalam organisasi sebagai Gambar 1 Model Manajemen Perubahan
keberhasilan perubahan organisasi. Dalam hal ini, ADKAR
keberhasilan perubahan organisasi tidak cukup
dengan mengikuti fase-fase perubahan budaya
perubahan organisasi, tetapi perlu juga difokuskan Hasil
pada fase-fase perubahan yang terjadi di dalam
setiap individu yang ada pada suatu organisasi. Hasil analisis data penelitian ini meliputi 35
Model ADKAR telah banyak digunakan untuk halaman transkrip wawancara, 115 koding
mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi dalam dan 19 sub kategori yang ditampilkan dalam
proses perubahan dengan mendiagnosis resistensi 2 tema yaitu motivasi perubahan internal dan
karyawan untuk berubah, mendukung transisi motivasi perubahan eksternal. Untuk menjamin
karyawan dalam melalui proses perubahan, trustworthiness penelitian ini maka dilakukan
menetapkan rencana aksi dan prestasi, dan beberapa metode seperti yang disarankan oleh
mengembangkan rencana manajemen perubahan Guba.15 Sebelum dilaksanakan penelitian ini telah
bagi karyawan. Identifikasi terhadap faktor-faktor mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik.
pembangun dan penghambat dalam ADKAR Bangunan perubahan individu pada revitalisasi
merupakan langkah nyata dalam upaya mencapai Puskesmas menunjukkan bahwa urutan paling
keberhasilan perubahan.14 atas adalah blok reinforcement,yang merupakan
Tujuan Penelitian adalah melakukan analisis tahap awal dalam membangun kesiapan individu
manajemen perubahan individu dalam revitalisasi untuk menghadapi perubahan dan kemudian
Puskesmas di Kabupaten Sumedang. melaksanakan tugas perubahan berikutnya. Inilah
yang merupakan hasil dari perubahan individu
sebagai fokus dari manajemen perubahan
ADKAR.16
Metode Knowledge, dan ability merupakan blok-blok
yang melengkapi bangunan perubahan individu
Penelitian dilakukan pada Bulan Februari-Maret setelah awareness dan merupakan penopang
2015 di Puskesmas Situ dan Puskesmas Paseh bagi blok reinforcement. Pada tahap knowledge,
Kabupaten Sumedang. Subyek penelitian adalah individu tidak hanya menjadi tahu cara melakukan
tenaga Puskesmas dengan kriteria inklusi PNS perubahan dan perilaku yang dibutuhkan
dan memiliki masa kerja>5 tahun sedangkan untuk hal tersebut melainkan sesungguhnya
kriteria eksklusi adalah tidak berada di tempat mendapatkan fondasi bagi perubahan yang harus
masyarakat. Jadi kelihatan ya waktu itu karena fungsi manajemen merupakan peluang bagi
pasiennya banyak ya waktu itu sampai sampai terjadinya proses pendidikan, pelatihan dan praktek
kita itu sampai jam berapa gitu yah kita melayani perubahan individu di Puskesmas. Pada akhirnya
sampai penuh pokoknya.”(Inf.06). reinforcement bagi keberhasilan perubahan dan
Kesediaan individu (desire) untuk turut kesiapan individu menyongsong perubahan
berpartisipasi dalam suatu perubahan Puskesmas berikutnya dapat diperoleh dari fungsi evaluasi
sangat tergantung pada kerja tim yang berlaku dan umpan balik oleh organisasi. Pengukuran
dalam berbagai perubahan yang harus dilakukan. kinerja yang jelas bagi setiap individu dengan
Team work telah mendorong individu untuk menggunakan instrument penilaian pekerjaan
mau ataupun tidak mau tetap melakukan tugas oleh suatu organisasi merupakan salah bentuk
perubahan. Kerja sama dalam tim merupakan hal penguatan keberhasilan perubahan yang terjadi.
utama dalam menciptakan desire individu yang Seluruh fungsi manajemen perubahan oleh
harus berubah.13 organisasi akan membawa perubahan bagi setiap
individu dalam suatu organisasi. Hal tersebut
tergantung pada gaya perubahan yang dilakukan
Pembahasan oleh pimpinan organisasi. Pola komunikasi yang
terbuka dan gaya perubahan partisipatif cenderung
Perubahan individu merupakan hasil dari akan menekan berbagai faktor penghambat dan
manajemen perubahan organisasi yang akan sekaligus memperkuat faktor-faktor pembangun
menentukan keberhasilan perubahan organisasi, perubahan individu dalam revitalisasi Puskesmas.
dengan tujuan terjadinya peningkatan kinerja Pada peta konsep manajemen perubahan
organisasi. Sadar, mau, mencari tahu, mampu, dan individu, terlihat bahwa sikap permisif yang
siap dalam perubahan adalah keputusan individu terjadi dalam organisasi dapat mengkonstruksi
yang merupakan hasil keterampilan menyelesaikan kenyamanan individu sehingga menghambat
persaingan dorongan dalam dirinya. Berbagai fondasi dan keputusan pribadi bagi perubahannya.
keputusan tersebut merupakan motif individu Kondisi tersebut, ditambah dengan situasi SDM
untuk melakukan perilaku perubahan yang yang tidak sesuai akan menyebabkan seolah-olah
terhimpun dalam berbagai aktifitas perubahan organisasi mengizinkan individu untuk melakukan
untuk mendukung bentuk perubahan organisasi tugas hanya didalam lingkup kompetensinya
yang dilakukan. Terjadinya perbedaan aktifitas atau bahkan diluar lingkup kompetensinya.
yang ditunjukkan oleh individu-individu di Dalam perjalanan perubahan yang terjadi
organisasi, saat melakukan perubahan disebabkan di Puskesmas, Dinas Kesehatan kabupaten
karena adanya perbedaan keterampilan individu selanjutnya menyerahkan perubahan tersebut
dalam mengelola dorongan. Ketrampilan tersebut kepada Kepala Puskesmas selaku bawahan.
dipengaruhi oleh norma sosial, keberagaman Pengetahuan tentang perubahan Puskesmas
nilai dan pengalaman yang dimiliki individu.17 kemudian menjadi milik Kepala Puskesmas
Gaya perubahan kemudian menjadi hal yang pun demikian halnya tugas membangun ability
menentukan keterampilan mengelola dorongan dan reinfoercement bagi individu Puskesmas.
individu. Norma sosial yang mendorong setiap Perubahan kepemimpinan Puskesmas yang
individu dalam melakukan aktifitas perubahan terjadi di puskesmas pada akhirnya makan
merupakan bentuk dari gaya perubahan yang merupakan perubahan pada struktur pola
dilakukan oleh pimpinan organisasi. Dengan gaya komunikasi yang diterapkan di dalam organisasi
perubahan pula maka keberagaman nilai-nilai Puskesmas. Bangunan perubahan yang terjadi
pribadi dan pengalaman individu dimunculkan pada individu dapat terbangun sejak dari fondasi
untuk mengelola dorongan perubahan yang terjadi. dengan penerapan struktur pola komunikasi yang
Keberagaman merupakan salah satu tren perilaku terbuka dan demokratis oleh kepala Puskesmas.
organisasi yang tidak dapat dikesampingkan dalam Dengan struktur ini, semua anggota kelompok
mengelola akselerasi perubahan di tempat kerja.17 mendapat porsi komunikasi yang seimbang.18
Perubahan individu sebagai suatu hasil Setiap individu yang bekerja di Puskesmas
pada akhirnya benar-benar terjadi pada periode dengan pengalaman struktur pola komunikasi
perubahan. Fungsi implementasi pada manajemen tersebut diatas, dapat membangun awareness,
perubahan organisasi sebagai bagian dari periode desire, knowledge dan ability serta mendapatkan
perubahan merupakan motivasi eksternal bagi reinforcement perubahan yang memadai. Mutasi
knowledge dan ability individu untuk tahu kepemimpinan Puskesmas dapat menciptakan
dan berperilaku yang sesuai dalam menangani struktur pola komunikasi yang beragam bagi
berbagai masalah dalam masa transisi perubahan. individu sehingga peningkatan kinerja individu
Kebijakan sumber daya manusia (SDM) dan tidak menjadi luaran perubahan Puskesmas.
kepemimpinan pada tahap implementasi dari Teori substantif yang dihasilkan melalui
13. Kiani A, Shah H. An Application of ADKAR making the change; 2014 [diunduh 21
Change Model for the Change Management Oktober 2014]: Tersedia dari: http://www.
Competencies of School Heads in Pakistan. change-management.com/tutorial-adkar-
J of Managerial Sciences. 2014 [diunduh 10 overview-mod3.htm.
Oktober 2014]; VIII No. 1:77-95. Tersedia 17. McShane SL, Von Glinow, MA.
dari : www.qurtuba.edu.pk. Organizational Behavior. Edisi ke-4. New
14. Brand, CGM. Factors Influencing Change York: McGraw-Hill;2008.
Management In A Selected Hospital In Saudi 18. Hersey P, Blanchard K. Manajemen perilaku
Arabia. [Tesis]. 2013 [diunduh 10 Oktober organisasi : Pendayagunaan sumberdaya
2014]. Tersedia dari : scholar.sun.ac.za. manusia. Jakarta; Erlangga; 1994.
15. Shenton, AK. Strategies for ensuring 19. Sunjaya DK. Perubahan organisasional dinas
trustworthiness in qualitative research kesehatan, Studi kasus peningkatan fungsi
projects. J Education For Information. 2004 regulasi Dinas Kesehatan Kota Bandung
[diunduh 20 Oktober 2014]; 22:63. Tersedia dan Kota Yogyakarta. Program Doktor
dari : http://www.crec.co.uk. Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
16. Prosci. Knowledge, ability, and reinforcement kedokteran Universitas Gadjah Mada;2010.