Draf Buku Instrumen PKP
Draf Buku Instrumen PKP
Draf Buku Instrumen PKP
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada tim penyusun buku ini
yang melibatkan hampir semua pemegang program di tingkat Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, juga masukan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota.
dr.Hj.ALMA LUCYATI,M.Kes,MSi,MH.Kes
I. LATAR BELAKANG
Tujuan Umum :
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara
optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan kabupaten/ kota.
Tujuan Khusus :
- Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan
mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun
kegiatan.
- Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.
- Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan
masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan
Dinas Kesehatan kabupaten/ Kota untuk tahun yang akan datang.
Pengertian :
- KIP/K adalah upaya pemberdayaan individu dan keluarga oleh
petugas puskesmas melalui proses pembelajaran pemecahan
masalah dengan sasaran individu.
Definisi Operasional :
Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di
Puskesmas adalah Jumlah pengunjung yang mendapat KIP/K di
klinik khusus atau klinik terpadu KIP/K sebagai tentang Gizi, P2M,
sanitasi, PHBS dan lain-lain sesuai kondisi/masalah pengunjung
sebanyak 5% pengunjung Puskesmas.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pengunjung Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Cara Perhitungan :
Jumlah pengunjung puskesmas yang
Cakupan
mendapat KIP/K dalam kurun waktu
Komunikasi
= satu tahun x 100%
Interpersonal dan
Jumlah seluruh pengunjung puskesmas
Konseling (KIP/K)
dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman
Pelaksanaan Promkes di Puskesmas, Pusat Promkes Depkes –
Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas,
Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
- Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat
pengunjung Puskesmas (5-30 orang) di tempat khusus/ruang
tunggu, dengan waktu ± 10-15 menit dengan materi sesuai
issu aktual / masalah kesehatan setempat dengan didukung
alat bantu / media penyuluhan
Definisi Operasional :
Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung
Puskesmas adalah penyampaian informasi kesehatan kepada
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
96 kali penyuluhan kelompok di dalam gedung puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Perhitungan :
Jumlah penyuluhan kelompok di
Cakupan
dalam gedung puskesmas dalam
Penyuluhan
kurun waktu satu tahun
kelompok oleh = x 100%
96 kali penyuluhan kelompok di
petugas di dalam
dalam gedung puskesmas dalam
gedung Puskesmas
kurun satu tahun
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman
Pelaksanaan Promkes di Puskesmas., Pusat Promkes Depkes–
Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas.
Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
- Institusi Kesehatan adalah Puskesmas dan jaringannya
(Puskesmas Pembantu)
- Pengkajian dan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di tatanan institusi kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya) dengan melihat 6 indikator PHBS ( menggunakan
air bersih, menggunakan jamban, membuang sampah pada
tempatnya, tidak merokok di institusi pelayanan kesehatan,
tidak meludah sembarangan, memberantas jentik nyamuk)
yang telah dilakukan.
Definisi Operasional :
Cakupan Institusi Kesehatan yang ber-PHBS adalah persentase
institusi kesehatan yang ber-PHBS yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh institusi kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100% (Seluruh institusi kesehatan ber-PHBS)
Cara Perhitungan :
Cakupan Jumlah institusi kesehatan ber-PHBS di
Pengkajian dan wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Pembinaan PHBS waktu satu tahun
= x 100%
di Tatanan Jumlah seluruh institusi kesehatan di
Institusi wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Kesehatan waktu satu tahun
Rujukan :
- Petunjuk Teknis PHBS Tatanan Institusi Kesehatan.,Promkes
Jabar 2009, Dinkes Jabar, Bandung.
Pengertian :
- Pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan Rumah tangga
dengan melihat 10 indikator perilaku di rumah tangga
- 10 indikator perilaku di rumah tangga :
1. Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
2. Memberi ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan Balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Definisi Operasional :
Cakupan rumah tangga ber-PHBS adalah presentase rumah
tangga yang melaksanakan 10 indikator PHBS rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Target :
65% rumah tangga ber-PHBS
Pembuktian/Sumber Data :
- Hasil pendataan PHBS
Rujukan :
- Petunjuk Teknis PHBS Tatanan Institusi Kesehatan.,Promkes
Jabar 2009, Dinkes Jabar, Bandung.
Pengertian :
- Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat (5-30
orang) di tempat khusus/tempat pertemuan masyarakat,
dengan waktu ± 10-15 menit dengan materi sesuai issu aktual/
masalah kesehatan setempat dengan didukung alat bantu/
media penyuluhan.
Definisi Operasional :
Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat
adalah penyampaian informasi kesehatan kepada
sasaran/masyarakat (5-30 orang) yang dilaksanakan oleh
petugas, dilaksanakan 1 kali sebulan di setiap RW/ Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun (Jumlah
RW/ Posyandu x 12 kali).
Satuan :
Persen (%)
Target :
100%
Cara Perhitungan :
Cakupan Jumlah penyuluhan kelompok
Pemberdayaan di masyarakat RW/Posyandu
Masyarakat Melalui dalam kurun waktu satu tahun
Penyuluhan = Jumlah RW/ Posyandu di x 100%
Kelompok oleh wilayah kerja Puskesmas x 12
Petugas di kali dalam kurun waktu satu
Masyarakat tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register Penyuluhan
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman
Pelaksanaan Promkes di Puskesmas., Pusat Promkes Depkes –
Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas.
,Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
- Pembinaan posyandu dilaksanakan secara terpadu melalui
Pokja posyandu yang ada di desa/kelurahan dengan tujuan
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase
(%)_Posyandu Purnama dan Mandiri adalah persentase jumlah
posyandu Purnama dan Mandiri yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Target :
65% Purnama dan Mandiri
Cara Perhitungan :
Cakupan
Pembinaan Jumlah Posyandu Purnama dan
UKBM Dilihat Mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Melalui dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Persentase Jumlah seluruh Posyandu di wilayah
Posyandu kerja Puskesmas dalam kurun
Purnama dan waktu satu tahun
Mandiri
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register Penyuluhan
Rujukan :
- Pengelolaan Posyandu., Depkes RI, Jakarta
Pengertian :
- Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Pengertian desa
ini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain
bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh desa siaga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.
Target :
60% desa/RW siaga
Cara Perhitungan :
Cakupan Pembinaan
Pemberdayaan Jumlah desa/RW siaga aktif di
Masyarakat Dilihat wilayah kerja Puskesmas dalam
Melalui Persentase = kurun waktu satu tahun x 100%
(%) Desa Siaga Aktif Jumlah seluruh desa/RW siaga di
(Kabupaten)/RW wilayah kerja Puskesmas dalam
Siaga Aktif (Kota) kurun waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register Penyuluhan
- Pemetaan desa siaga
Pengertian :
- Kunjungan rumah merupakan kegiatan yang di lakukan oleh
petugas kesehatan sebagai tindak lanjut upaya promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas yang telah di lakukan
kepada pasien/keluarga atau dilakukan terhadap keluarga
yang karena masalahnya memerlukan pembinaan.
Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan rumah adalah persentase kegiatan KIP/K
yang dilakukan petugas Puskesmas terhadap individu/keluarga
yang dilakukan di rumahnya di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh sasaran yang mendapatkan KIP/K di klinik khusus/klinik
sehat di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun (lihat 1.A.1.)
Target :
50% pengunjung klinik khusus/sasaran Puskesmas.
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register penyuluhan
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman
Pelaksanaan Promkes di Puskesmas., Pusat Promkes Depkes –
Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di
Puskesmas.,Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
- Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
- Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat,
sarana air bersih, pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai yang tidak terbuat dari tanah (kedap air).
- Syarat rumah sehat:
1. Pencahayaan : cukup, terang di semua ruangan untuk
membaca
2. Atap : tidak bocor
3. Dinding : bersih, kering dan kuat
4. Tersedia jamban keluarga yang sehat
5. Tersedia air bersih
6. Pengudaraan : segar, banyak udara yang masuk
7. Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding
pemisah, bebas tikus dan nyamuk
8. Ada sarana pembuangan air limbah
Difinisi Operasional :
Cakupan rumah sehat adalah persentase jumlah rumah sehat
yang ada di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah rumah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah rumah sehat di suatu wilayah kerja
Pengawasan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Rumah Sehat Jumlah rumah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/II/1999 Tentang Kesehatan
Perumahan
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan
Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pengertian :
- Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari, seperti minum/masak serta mandi/cuci dll.
- Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang
dalam penggunaannya harus dimasak dahulu (masak dan
minum)
- Persyaratan fisik air bersih : jernih, tidak berbau dan tidak
berasa
Difinisi Operasional :
Cakupan pengawasan sarana air bersih adalah persentase jumlah
sarana air bersih yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
80%
Cara Perhitungan :
Jumlah sarana air bersih yang diperiksa
Cakupan ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
Pengawasan kurun waktu satu tahun
= x 100%
Sarana Air Jumlah Sarana air bersih yang ada di
Bersih wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
- Kepmenkes RI No. 416/Kepmen./1990 Tentang Air Bersih
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan
Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pengertian :
- Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang
digunakan oleh keluarga ( 1 jamban untuk 5 orang ).
- Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja dan
menggunakan septic tank dengan sarana air bersih.
- Jamban terdiri dari 3 bagian: rumah jamban, lubang jamban
dan tempat penampungan tinja yang disebut septic tank.
- Kriteria jamban sehat: ruangan cukup leluasa untuk bergerak,
pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak
menjadi sarang serangga, septi tank sekurang-kurangnya 10 m
dari sumber air.
Difinisi Operasional :
Cakupan pengawasan jamban adalah persentase jumlah jamban
yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Cara Perhitungan :
Jumlah jamban diperiksa di wilayah kerja
Cakupan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pengawasan = Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah x 100%
Jamban kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Rujukan :
- Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 Tentang sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan
Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pengertian :
- Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang
dipergunakan untuk sarana pelayanan umum.
- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum
seperti: hotel, terminal, pasar, rumah sakit, pertokoan, depot
air minum isi ulang, bioskop, tempat wisata, kolam renang,
tempat ibadah, restoran.
Difinisi Operasional :
Cakupan pengawasan tempat-tempat umum adalah persentase
jumlah TTU yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
75%
Cara Perhitungan :
Jumlah TTU diperiksa yang ada di
Cakupan wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Pengawasan waktu satu tahun
= x 100%
Tempat-Tempat Jumlah Tempat-tempat umum yang
Umum (TTU) ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- Tempat pengolahan makanan (TPM) merupakan suatu
bangunan yang dipergunakan untuk mengelola makanan.
- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum
seperti : pengrajin makanan, jasaboga, pembuat kue, dll.
- TPM yang memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar
(seperti: air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan
atau standar kesehatan.
Difinisi Operasional :
Cakupan pengawasan TPM adalah persentase jumlah TPM yang
diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
75%
Rujukan :
- Kepmenkes RI No.715 Tentang Jasaboga
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan
Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pengertian :
- Pengawasan kesehatan lingkungan kerja perkantoran atau
industri dilaksanakan secara berkala sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam setahun.
- Pengawasan kesehatan lingkungan kerja meliputi penyehatan
air, penyehatan udara, pengelolaan limbah, pencahayaan,
kebisingan, getaran, radiasi, pengendalian vector penyakit,
penyehatan ruang dan bangunan, instalasi serta pengawasan
kebersihan toilet dan lain-lain yang dianggap perlu baik secara
Difinisi Operasional :
Cakupan pengawasan industri adalah persentase pengawasan
industri yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah industri yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
75%
Cara Perhitungan :
Rujukan :
- Pedoman SP3
Pengertian :
- Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat yang
dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan
bantuan teknis dari petugas puskesmas.
- Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri
sendiri, tetap sebagai bagian integral dari kegiatan Puskesmas
Difinisi Operasional :
Cakupan konseling Klinik Sanitasi adalah persentase konseling
yang diberikan oleh petugas Puskesmas pada penderita Penyakit
Berbasis Lingkungan/ klien di Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah penderita Penyakit Berbasis Lingkungan dan klien di
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
25%
Rujukan :
- Standar Prosedur Operasional Klinik
- Panduan Konseling bagi Petugas Klinik Sanitasi
KESEHATAN IBU
Pengertian :
- Ibu Hamil adalah ibu yang mengandung sampai dengan usia
kehamilan 42 minggu
- Ibu Hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan
distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur
kehamilan.
- Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah
Pelayanan yang mencakup minimal :
(1) Timbang badan dan ukur tinggi badan
(2) Ukur tekanan darah,
(3) Skrining status imunisasi tetatnus (dan pemberian Tetanus
Tokosid),
(4) (ukur) Tinggi fundus uteri,
(5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan),
(6) Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling),
(7) Tes Laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
Difinisi Operasional :
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah Cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit 4 kali di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
Sasaran :
Jumlah sasaran ibu hamil dihitung berdasarkan estimasi yang
ditentukan oleh BPS Kab/Kota
Target :
85,52 % (Renstra Dinkes tahun 2010)
Cara Penghitungan :
Jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal K4 di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu
Cakupan
satu tahun
Kunjungan = x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
ibu Hamil K4
kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Pembuktian/ Sumber Data :
- SP3 Puskesmas (LB 3)
- Kohort ibu
- Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)-KIA
Rujukan :
- Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) tahun 2008
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal tahun 2002
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2009
- Pedoman pelayanan kebidanan dasar berbasis HAM dan
keadilan gender tahun 2004
- Pedoman pemberian tablet besi -folat dan sirup besi bagi
petugas Depkes tahun 1999
- Booklet anemia Gizi dan tablet tambah darah untuk WUS
- Buku KIA tahun 2006
Pengertian :
- Pertolongan Persalinan adalah Proses pelayanan persalinan
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan
- Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah
Tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan
sesuai standar
Definisi Operasional :
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
Persentase ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi
kebidanan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran Ibu Bersalin yang dihitung melalui estimasi yang
ditentukan oleh BPS Kab/Kota
Target :
80,44 % (Renstra Dinkes tahun 2010)
Cara Perhitungan :
Rujukan :
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal tahun 2002
- Acuan Asuhan Persalinan Normal/ APN tahun 2007
- PWS – KIA tahun 2009
- SPK tahun 2003
Pengertian :
- Komplikasi yang dimaksud adalah Kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan
atau bayi
- Komplikasi dalam kehamilan :
1. Abortus
2. Hiperemesis Gravidarum
3. Perdarahan per-vaginan
- Pendarahan ante partum Hamil muda (TI) Abb, KET; Hamil Tua
(TIII) placenta previa, solucio placenta.
1. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi, eklamsia)
2. Kehamilan lewat waktu
3. Ketuban pecah dini
- Komplikasi dalam persalinan :
Difinisi Operasional :
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah Ibu dengan
komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan
dasar (Polindes, Puskesmas).
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun : dihitung berdasarkan
angka estimasi 20% dari total ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Target :
Cara Penghitungan :
Jumlah komplikasi kebidanan yang
Cakupan mendapatkan penanganan definitif di
komplikasi wilayah kerja Puskesmas pada kurun
kebidanan = waktu satu tahun x 100%
yang 20% jumlah ibu hamil yang ada di
ditangani wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal tahun 2002
- Buku KIA tahun 2006
- Buku Acuan pelatihan PONED tahun 2007
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003
- PWS – KIA tahun 2004
- Pedoman Pengembangan PONED tahun 2004
- Pedoman AMP tahun 2002
Pengertian :
- Nifas adalah Periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan
- Pelayanan nifas sesuai standar adalah Pelayanan kepada ibu
nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari;
pada minggu ke-2, dan pada minggu ke-4 termasuk
Difinisi Operasional :
Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu dan
neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan sesuai standar.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.
Target :
84% (RPJMN)
Cara Penghitungan :
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali
Cakupan
pelayanan nifas sesuai standar di wilayah kerja
Pelayanan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Nifas = x 100%
Seluruh ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- Neonatal adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 28 hari
setelah kelahiran.
- Pelayanan KN sesuai standar adalah pelayanan kepada
Neonatus sedikitnya 3 kali, pada 6 jam s.d 48 jam setelah lahir
(KN 1); pada hari ke 3 s/d 7 (KN 2), dan hari ke 8 – 28 hari (KN
3).
- Jumlah seluruh neonatus di hitung melalui estimasi dengan
rumus: Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah Penduduk . Angka
CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS
masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu
tertentu.
- Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
neonatal dasar sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) (termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, perawatan tali pusat, pemberian vitamin K1
injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 (bila tidak diberikan pada saat lahir).
- Pelayanan neonatal adalah pelayanan kepada neonatus pada
masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai
standar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Difinisi Operasional :
Cakupan KN 1 adalah cakupan neonatus yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Sasaran :
Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
84 % (RPJMN)
Cara Penghitungan :
Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan
Kunjungan Neonatal pada masa 6-48 jam setelah
lahir sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan
= dalam waktu satu tahun x 100%
KN 1
Seluruh sasaran bayi di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit tahun 2008
- Pedoman Pemberian Injeksi Vitamin K1
- Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
- Pedoman Pelaksanaan Program Imunisasi
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
- PWS – KIA tahun 2009
Difinisi Operasional :
Cakupan KN Lengkap adalah cakupan neonatus yang telah
memperoleh 3 kali pelayanan Kunjungan Neonatal pada 6-48
jam, 3-7 hari, 8-28 hari sesuai standar (3 kali pelayanan) di
wilayah kerja puskesmas dalam waktu satu tahun
Satuan :
Sasaran :
Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
80 % (RPJMN)
Cara Penghitungan :
Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali
pelayanan Kunjungan Neonatal (KN) pada 6-48
jam, 3-7 hari, 8-28 hari sesuai standar di wilayah
Cakupan
= kerja puskesmas dalam waktu satu tahun X 100%
KN Lengkap
Seluruh sasaran bayi di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit tahun 2008
- Pedoman Pemberian Injeksi Vitamin K1
- Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
- Pedoman Pelaksanaan Program Imunisasi
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
- PWS – KIA tahun 2009
Difinisi Operasional :
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah
neonatus dengan komplikasi di wilayah kerja puskesmas pada
kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan.
Satuan :
Persen (%)
Target :
34,93 % (Renstra Dinkes 2010)
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah neonatus dengan komplikasi yang
neonatus ditangani di wilayah kerja Puskesmas
dengan dalam kurun waktu satu tahun x 100%
=
komplikasi 15% dari sasaran bayi yang ada di
yang wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
ditangani waktu satu tahun
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tahun 2008;
- Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), tahun
2006;
- Modul Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, tahun 2006;
- Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), tahun 2009;
- Pedoman pelaksanaan program imunisasi di Indonesia;
- Pedoman Pemantauan Wilayah setempat (PWS-KIA), tahun
2004;
Difinisi Operasional :
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan,
dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling
sedikit 4 kali di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Target :
80,85 % (Renstra Dinkes 2010)
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Modul manajemen terpadu balita sakit (MTBS) tahun 2008.
- Buku KIA tahun 2009
- Pedoman pelaksanaan program imunisasi di Indonesia tahun
2005
- Modul Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak tahun 2006.
- Pedoman pelatihan konseling menyusui tahun 2007
Pengertian :
- Anak balita adalah anak berumur 12 – 59 bulan
- Setiap anak balita memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 x dalam setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x
setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah,
Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaopran lainnya.
Difinisi Operasional :
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
90 % (Renstra Dinkes 2010)
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan
- Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK anak
Pengertian :
- Peserta KB aktif adalah pasangan Usia Subur (PUS) yang salah
satu pasangannya masih menggunakan kontrasepsi dan
terlindungi oleh kontrasepsi tersebut
- PUS adalah pasangan suami istri , yang istrinya berusia 15-49
tahun
Difinisi Operasional :
Cakupan peserta KB Aktif adalah jumlah peserta KB Aktif
dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
57,55% (Renstra Dinkes 2010)
Cara Penghitungan :
Jumlah PUS yang mengguanakan kontrasepsi di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
Cakupan
tahun
Peserta KB = x 100%
Seluruh PUS di wilayah kerja Puskesmas dalam
Aktif
kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K), 2007
- Panduan Baku Klinis Program Pelayanan KB
- Pedoman Penanggulangan efek samping/ komplikasi
kontrasepsi
- Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Darurat
- Penyeliaan fasilitatif pelayanan KB, 2007
- Instrumen kajian materi mandiri pelayanan KB, 2007
- Panduan Audit Medik KB, 2004
Pengertian :
- Keluarga Sadar Gizi adalah Keluarga yang mampu mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap agotanya dan
berperilaku gizi baik yang dicirikan minimal dengan 5 (lima)
indikator sbb :
1. Menimbang berat badan secara teratur;
2. Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir s/d umur 6
bulan;
3. Makan beraneka ragam;
4. Menggunakan garam beryodium;
5. Minum suplemen gizi (TTD, Vit.A dosis tinggi) sesuai
anjuran.
Definisi Operasional :
Cakupan keluarga Sadar Gizi adalah cakupan keluarga dengan
karekteristik keluarga sbb :
1. Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, bayi 0 – 6 bulan, balita 6
– 59 bulan, indikator yang berlaku adalah indikator no 1 s/d 5
dan indikator ke 5 yang digunakan adalah balita mendapat
kapsul vitamin A;
2. Bila Keluarga mempunyai 0 – 6 bulan, balita 6 – 59 bulan,
indikator yang digunakan adalah indikator no 1 s/d 5;
3. Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, balita 6 - 59 bulan
indikator yang digunakan adalah indikator no. 1, 2, 4 dan 5
dan indikator ke-5 yang digunakan adalah balita mendapat
kapsul vitamin A;
4. Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, indikator yang digunakan
adalah no 3 s/d 5 dan indikator ke-5 yang digunakan adalah
ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet ;
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh keluarga sesuai dengan karakteristik di atas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah Keluarga yang Sadar Gizi di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Cakupan
waktu satu tahun
keluarga Sadar = x 100%
Jumlah sasaran keluarga yang ada di
Gizi
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
- Buku Pedoman Strategi KIE Kadarzi, Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 747/ Menkes/ SK/
VI/2007 tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di
Desa Siaga
Pengertian :
- Balita adalah Anak berusia 0 - 59 bulan
- Ditimbang adalah Proses menimbang balita yang dilakukan
secara rutin setiap bulan di posyandu yang ada di suatu
wilayah kerja
Definisi Operasional :
Cakupan Balita Ditimbang (D/S) adalah Cakupan balita (0-59
bulan) yang datang ditimbang dibandingkan dengan jumlah
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh jumlah balita umur 0 – 59 bulan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
80%
Cara Penghitungan :
Jumlah balita yang datang ditimbang di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Cakupan Balita
waktu satu tahun
Ditimbang = x 100%
Jumlah sasaran balita yang ada di
(D/S)
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Pengertian :
- Cakupan Distribusi adalah Proporsi (%) bayi yang dapat kapsul
Vit.A satu kali dengan dosis 100.000 SI (kapsul warna biru)
- Kapsul Vitamin A adalah Kapsul Vitamin A dengan dosis
100.000 SI berwarna biru
- Bayi 6 - 11 Bulan adalah Anak usia 6 - 11 bulan
Definisi Operasional :
- Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Bayi (6 - 11 bulan)
pada tahun (selama setahun) adalah cakupan bayi (6 - 11
bulan) yang mendapat kapsul vit.A dosis 100.000 SI (kapsul
warna biru) di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh anak umur 6 – 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Rujukan :
- Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A
Pengertian :
- Cakupan Distribusi adalah Proporsi (%) bayi yang dapat kapsul
Vit.A satu kali dengan dosis 100.000 SI (kapsul warna biru)
- Kapsul Vitamin A adalah Kapsul Vitamin A dengan dosis
100.000 SI berwarna biru
- Anak Balita adalah Anak usia 12 - 59 bulan
Definisi Operasional :
- Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita Bayi
(12 - 59 bulan) selama 1 (satu) tahun adalah Cakupan
(proporsi) anak balita (12 - 59 bulan) yang mendapat kapsul
vit.A dengan dosis 200.000 SI (kapsul warna merah) selama 1
(satu) tahun ( pada bulan Februari dan Agustus) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas, untuk cakupan diambil yang
terendah antara Februari / Agustus.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh anak balita usia 12 – 59 bulanyang ada di wilayah kerja
Puskesmas atau berdasarkan estimasi sasaran BPS Kabupaten/
Kota
Target :
90%
Cara Penghitungan :
Jumlah anak balita (umur 12 - 59 bulan)
Cakupan
yang mendapat kapsul Vit.A 200.000 SI
Distribusi
(kapsul warna merah) pada bulan
Kapsul
Februari dan Agustus yang ada di
Vitamin A
= wilayah kerja Puskesmas x 100%
Bagi Anak
Jumlah sasaran anak balita (12 - 59
Balita Bayi
bulan) yang ada di wilayah kerja
(12 - 59
Puskesmas dalam kurun waktu satu
bulan)
tahun
Rujukan :
- Laporan khusus Distribusi Kapsul Vitamin A
Pengertian :
- Cakupan Distribusi adalah Proporsi (%) ibu nifas dapat kapsul
Vit.A 2 (dua) kali dengan dosis @ 200.000 SI (kapsul warna
merah) yang masing-masing sebaiknya diberikan sesaat
setelah melahirkan dan 24 jam berikutnya setelah pemberian
yang pertama, di wilayah kerja Puskesmas
- Kapsul Vitamin A adalah Kapsul Vitamin A dengan dosis
200.000 SI berwarna merah
- Ibu Nifas adalah Ibu bersalin pada periode mulai 6 (enam) jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan
Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas adalah
Cakupan (proporsi) ibu nifas (0 - 42 hari) yang mendapat 2 x 1
kapsul Vit.A 200.000 SI di wilayah kerja Puskesmas
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
- Seluruh ibu nifas yang ada di wilayah kerja (estimasi
perhitungan dari BPS Kab/Kota) atau
- Cara menghitung sasaran ibu Nifas : 1,05 x Crude Birth (CBR) x
Jumlah Penduduk
Target :
100%
Pembuktian/Sumber Data :
- Laporan LB3 Gizi tingkat Puskesmas /laporan khusus
Distribusi Kapsul Vitamin A
Rujukan :
- Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A
Pengertian :
- Cakupan Distribusi adalah cakupan ibu hamil dapat tablet Fe
sebanyak 90 tablet selama kehamilan
- Ibu Hamil adalah Ibu hamil dengan umur kehamilan s/d 9
bulan
Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil adalah
cakupan Ibu hamil yang telah mendapat minimal 90 TTD (Fe3)
selama periode kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Target :
90%
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD
Distribusi (Fe3) sampai dengan bulan berjalan
Kapsul (kumulatif) di wilayah kerja Puskesmas
= x 100%
Vitamin A Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
bagi Ibu Puskesmas sampai dengan bulan berjalan
Nifas (jumlah sasaran/12 x bulan ke-..._)
Rujukan :
- Buku Pedoman Distribusi Tablet Tambah Darah
- Buku PWS KIA
- SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota berdasarkan
Peraturan Menkes RI Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008
Pengertian :
- Gakin adalah Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh
pemerintah setempat (kabupaten/kota)
- Baduta Gakin adalah Anak usia 6 - 11 bulan dan anak usia 6 -
24 bulan dari keluarga miskin (gakin)
Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin adalah Cakupan
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24
bulan dari keluarga miskin selama 90 hari
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh anak berusia 6 s/d 24 bulan dari keluarga miskin yang
ada di wilayah kerja berdasarkan perhitungan estimasi BPS
Kabupaten/Kota
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah anak usia 6 - 24 bulan keluarga
Cakupan miskin yang mendapat MP-ASI di
Distribusi MP- wilayah kerja Puskesmas
= x 100%
ASI Baduta Jumlah seluruh anak usia 6 - 24 bulan
Gakin keluarga miskin yang ada di wilayah
kerja Puskesmas
Rujukan :
- Juknis Pemberian MP-ASI
Pengertian :
- Balita adalah Anak usia di bawah 5 tahun (0 s/d 4 tahun 11
bulan) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah Balita
gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah balita gizi buruk mendapat
Cakupan perawatan di sarana pelayanan kesehatan di
Distribusi wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
MP-ASI = satu tahun x 100%
Baduta Jumlah seluruh balita gizi buruk yang
Gakin ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif adalah Pemberian ASI saja sampai
dengan anak umur 6 bulan (kecuali obat)
Definisi Operasional :
Cakupan ASI Eksklusif adalah Cakupan Bayi usia 6 bulan yang
mendapat ASI saja sampai dengan umur 6 bulan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh bayi usia 6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu satu tahunsesuai dengan perhitungan estimasi
BPS Kabupaten/Kota
Target :
90%
Cara Penghitungan :
Jumlah bayi umur 6 bulan dengan ASI
Esklusif di wilayah kerja Puskesmas pada
Cakupan ASI kurun waktu satu tahun
= x 100%
Eksklusif Jumlah bayi umur 6 bulan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
- PWS KIA
- Standar Pelayanan Kebidanan
- Buku Pedoman P4K tahun 2009
- Buku pegangan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi BCG adalah Pemberian imunisasi BCG kepada bayi
usia 0 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes,
Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit Pelayanan
Swasta) maupun di Posyandu di wilayah kerja
Difinisi Operasional :
Cakupan BCG adalah persentase bayi usia 0-11 bulan yang
mendapatkan imunisasi BCG di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Target :
98 %
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi DPTHB 1 adalah Pemberian imunisasi DPTHB1
kepada bayi usia 2 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan
(polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit
Pelayanan Swasta) maupun di Posyandu di wilayah
Puskesmas.
Difinisi Operasional :
Cakupan DPTHB 1 adalah Jumlah bayi usia 2- 11 bulan yang
mendapatkan imunisasi DPTHB ke-satu di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Target :
98 %
Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPTHB
yang ke-satu di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
DPTHB 1 Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja di wilayah Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi DPTHB 3 adalah Pemberian imunisasi DPTHB yang
ke tiga kepada bayi usia 4 - 11 bulan di sarana pelayanan
kesehatan (polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin, RS,
dan Unit Pelayanan Swasta) maupun di Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan
Target :
90 %
Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPTHB
yang ke tiga di wilayah kerja Puskesmas dalam
Cakupan
= kurun waktu satu tahun x 100%
DPTHB 3
Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
Difinisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah Jumlah bayi usia 4 - 11 bulan
yang mendapatkan imunisasi Polio ke-empat di wilayah
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan
Target :
90 %
Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio
yang ke-empat di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Polio 4 Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi Campak adalah Pemberian imunisasi Campak
kepada bayi usia 9 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan
(polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit
Pelayanan Swasta) maupun di Posyandu di wilayah Puskesmas
Difinisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Campak adalah jumlah bayi usia 9 - 11 bulan
yang mendapatkan imunisasi Campak di wilayah Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan
Target :
90 %
Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
Cakupan satu tahun
= x 100%
Campak Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS DT adalah Pemberian imunisasi DT kepada seluruh siswa
kelas 1 Sekolah Dasar (SD)/MI atau yang sederajat, laki-laki
dan perempuan di wilayah kerja Puskesmas
Difinisi Operasional :
Cakupan BIAS DT adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD)
atau sederajat, laki-laki dan perempuan yang mendapatkan
imunisasi DT di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
95 %
Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas 1
yang mendapat imunisasi DT di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Cakupan
= Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dan x 100%
BIAS DT
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS TT adalah Pemberian imunisasi TT kepada seluruh siswa
kelas 2 dan 3 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
negeri atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan di
wilayah kerja Puskesmas.
Difinisi Operasional :
Cakupan BIAS TT adalah jumlah siswa kelas 2 dan kelas 3
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang
sederajat, laki-laki dan perempuan yang mendapatkan imunisasi
TT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu satu tahun
Target :
Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas
2 dan kelas 3 yang mendapat imunisasi TT di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
Cakupan satu tahun
= x 100%
BIAS TT Jumlah siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang
sederajat di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT
- BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS Campak adalah pemberian imunisasi Campak kepada
seluruh siswa kelas Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan
di wilayah kerja Puskesmas.
Difinisi Operasional :
Cakupan BIAS Campak adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat,
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
95 %
Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas 1
yang mendapat imunisasi Campak di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Cakupan
= Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dan x 100%
BIAS
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat di
Campak
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Ibu hamil (IH) adalah ibu yang mengandung sampai usia
kehamilan 42 minggu
Difinisi Operasional :
Cakupan Imunisasi TT2 + Ibu Hamil adalah jumlah ibu hamil
yang mendapatkan imunisasi TT ke-dua atau ke-tiga, atau ke-
empat atau ke-lima di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
90 %
Cara Penghitungan :
Jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi
TT2, TT 3, TT4, TT5 di wilayah kerja
Cakupan
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pelayanan = x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil
Imunisasi TT
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
2 + Ibu Hamil
waktu satu tahun
Pengertian :
- Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat
daerah kabupaten dan atau daerah kota (UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah)
- Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional
dan berada di bawah kabupaten
- UCI (Universal Child Immunization) adalah Tercapainya
imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 - 11 bulan)
- Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3
dosis DPTHB, 4 dosis Polio, 1 dosis Hepatitis PID, 1 dosis
Campak
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah Desa/Kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap
dalam waktu satu tahun
Difinisi Operasional :
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah Desa/Kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada
di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Sasaran :
Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun satu tahun
Target :
100 %
Cara Penghitungan :
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu
wilayah kerja Puskesmas di wilayah
Cakupan
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
Desa/Kelurahan
= tahun x 100%
Universal Child
Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di
Immunization
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
(UCI)
waktu satu tahun
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Pengertian :
- Sistem Kewaspadaan Dini adalah Sistem surveilans
epidemiologi terhadap penyakit berpotensi KLB beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dimanfaatkan
untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-
Difinisi Operasional :
Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini adalah Pengamatan/
mengidentifikasi Penyakit menular potensi KLB (dengan
menggunakan alat Form W2)
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
jumlah minggu dalam 1 tahun atau 52 minggu
Target :
90 %
Cara Penghitungan :
Jumlah laporan W2 yang dilaporkan
Cakupan Sistem
Puskesmas dalam kurun waktu satu
Kewaspadaan = x 100%
tahun
Dini
52 minggu
Rujukan :
- Permenkes NO.949 /Menkes /SK /VIII/2004
Pengertian :
- Sistem Terapadu Penyakit adalah Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan
faktor risiko masalah penyakit menular dan tidak menular
Difinisi Operasional :
Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit adalah cakupan
pelaksanaan Surveilans Epidemiologi penyakit menular yang
bersumber data Puskesmas, RS.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
12 bulan dalam satu tahun
Target :
100 %
Cara Penghitungan :
Jumlah STP yang dilaporkan
Cakupan
Puskesmas, RS pada kurun waktu satu
Surveilans Terpadu = x 100%
tahun
Penyakit
12 bulan
Rujukan :
- Permenkes NO.1479/ Menkes / SK / X/2003
Pengertian :
- Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-
paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat
dan atau kesukaran bernafas
- Klasifikasi ISPA :
o Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun : Klasifikasinya dibagi atas
Pneumonia Berat, Pneumonia dan batuk bukan Pneumonia
o Kelompok umur < 2 bulan : Klasifikasinya dibagi atas
Pneumonia Berat dan batuk bukan Pneumonia
- Klasifikasi pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk
dan/atau kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) pada anak usia 2 bulan sampai
< 5 tahun. Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi
Pnuemonia berat ditandai dengan TDDK kuat atau adanya
nafas berat cepat lebih atau sama dengan 60 x per menit.
- Klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup kelompok
penderita Balita dengan batuk tidak menunjukan gejala
frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam. Dengan demikian klasifikasi
batuk bukan Pnemonia mencakup penyakit-penyakit ISPA lain
diluar Pneumonia seperti batuk pilek (common
cold,pharyngitis, tonsililitis,otitis)
- Diberikan tatalaksana adalah memberikan pelayanan sesuai
klasifikasinya,untuk Pneumonia diberikan antibiotika dana
Pneumonia berat dirujuk ke Sarana Kesehatan yang lebih
memadai.
- Sarana kesehatan adalah semua sarana kesehatan pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta.
Difinisi Operasional :
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah
Persentase balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan
diberikan tatalaksana sesuai standar di Sarana Kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
10% dari jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
86%
Cara Penghitungan :
Jumlah penderita pneumonia
balita yang ditangani di satu
Cakupan balita dengan wilayah kerja pada kurun waktu
pneumonia yg = satu tahun x 100%
ditangani Jumlah perkiraan penderita
pneumonia balita di satu wilayah
kerja pada waktu yang sama
Rujukan :
- Buku Pedoman P2 ISPA
Pengertian :
- Penemuan pasien baru TB BTA positip adalah penemuan
pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu - pagi -
sewaktu (SPS) dan diobati di unit pelayanan kesehatan dalam
wilayah kerja pada waktu tertentu
- Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (30
dosis) harian
- Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB
BTA positip dengan OAT selama 6 bulan
Difinisi Operasional :
Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif adalah angka
Penemuan Pasien baru TB BTA pasitif atau Case Detection Rate
(CDR) adalah persentase jumlah penderita baru TB BTA positip
yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus
baru TB BTA positif dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
107 / 100.000 x Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Target :
80 %
Rujukan :
Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Pengertian :
- Sembuh adalah Pasien telah menyelesaikan pengobatannya
secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up)
hasilnya negatif pada akhir pengobatan (AP) dan pada satu
pemeriksaan follow-up sebelumnya
- Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB
BTA positip dengan OAT selama 6 bulan
Difinisi Operasional :
Angka Kesembuhan Pasien TB BTA pasitif atau Cure Rate (CR)
adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh
setelah selesai masa pengobatan dibandingkan dengan jumlah
pasien baru TB BTA positif yang diobati di wilayah kerja
Puskesmas dalam waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Target :
85 %
Cara Penghitungan :
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
Cakupan
sembuh di wilayah kerja Puskesmas dalam
kesembuhan
kurun satu tahun
pasien baru = x 100%
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
TB BTA
diobati di wilayah kerja Puskesmas dalam
positif
kurun satu tahun
Rujukan :
- Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Pengertian :
- Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
ditandai dengan
Panas mendadak berlangsung terus menerus selama 2-7
hari tanpa sebab yang jelas.
Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet
positif)
Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
Peningkatan hematokrit ≥ 20%
o Penderita DBD yang ditangani sesuai standar adalah
Difinisi Operasional :
Cakupan Penderita DBD yang ditangani adalah persentase
penderita DBD yang ditangani sesuai standar di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dibandingkan
dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/ dilaporkan
dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100 %
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Buku Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia, tahun 2005
- Buku Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia,
tahun 2004
Pengertian :
- Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya.
- Sarana Kesehatan adalah sarana pelayanan kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS, Balai
Pengobatan, Praktek dokter)
- Angka kesakitan adalah angka kesakitan Nasional Hasil Survei
Morbiditas Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk.
- Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x
jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Difinisi Operasional :
Cakupan Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita
yang datang dan dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Sasaran :
Perkiraan penderita ( 423 / 1000 x jumlah penduduk) x 10% (tiap
kabupaten/ Kota berbeda).
Target :
75 %
Cara Penghitungan :
Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani di sarana kesehatan dan kader di
Penderita wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
diare yang = satu tahun x 100%
ditangani Jumlah perkiraan penderita diare di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun (10% dari perkiraan penderita)
Rujukan :
- Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1216/ MENKES/SK/XI/
2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
Pengertian :
- Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan seseorang yang
mendapatkan pelayanan pengobatan tanpa perlu rawat inap,
di dalam dan diluar gedung Puskesmas,yang bersumber pada
register rawat jalan umum.
- Rawat jalan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
meliputi yang meliputi observasi, diagnose, pengobatan,
rehab medik tanpa tinggal di ruang rawat inap
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan adalah persentase kunjungan
baru pasien rawat jalan Puskesmas yang berasal dari dalam
wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu
satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
15% dari jumlah penduduk di dalam wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Target :
100%
Pembuktian/Sumber Data :
- Register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien.
Rujukan :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
Pengertian :
- Kunjungan seseorang yang mendapatkan pelayanan
pengobatan gigi tanpa perlu rawat inap, di dalam dan di luar
gedung Puskesmas,yang bersumber pada register rawat jalan
gigi.
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi adalah persentase
kunjungan baru pasien rawat jalan klinik Gigi Puskesmas yang
berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya
dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
4% jumlah seluruh penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Cara Perhitungan :
kunjungan baru pasien rawat jalan klinik
Cakupan Gigi Puskesmas dan jaringannya yang berasal
Kunjungan dari dalam wilayah kerja Puskesmas dalam
= x 100%
Rawat kurun waktu satu tahun
Jalan Gigi 4% jumlah penduduk dalam wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Pembuktian/Sumber Data :
- Buku catatan bulanan penyakit Puskesmas
Pedoman (Pustaka) :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
Pengertian :
- Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan spesimen di
laboratorium (darah, urine, faeces, sputum, dll) yang
dilakukan untuk menunjang penegakkan Diagnosa suatu
penyakit.
- Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium adalah:
1. Spesimen darah untuk pemeriksaan hitung eritrosit, hitung
leukosit, hitung jenis leukosit, LED, golongan darah, Hb,
malaria, filaria.
2. Spesimen urine untuk pemeriksaan volume, warna,
kejernihan, berat jenis, pH, sedimen, protein, bilirubin,
glukosa, test kehamilan.
3. Spesimen faeces untuk pemeriksaan warna, konsistensi,
lendir, darah, eritrosit, leukosit, sel epitel lemak, sisa
makanan, telur cacing, cacing, amuba.
Definisi Operasional :
Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium puskesmas
adalah jumlah pemeriksaan laboratorium dibandingkan dengan
jumlah kunjungan pasien ke puskesmas keseluruhan.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Target :
20%
Cara Perhitungan :
Jumlah pasien yang melakukan
Cakupan
pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
Pemeriksaan
= dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Laboratorium
Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas
Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Laboratorium
Rujukan :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
Pengertian :
- Pemeriksaan laboratorium yang dirujuk adalah pemeriksaan
laboratorium yang dirujuk ke laboratorium pusat rujukan
(Labkesda atau Lab RSUD).
Definisi Operasional :
Jumlah pemeriksaan laboratorium yang dirujuk adalah jumlah
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium
Puskesmas dan dirujuk ke laboratorium pusat rujukan (Labkesda
atau Lab RSUD, Lab Swasta).
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Pemeriksaan laboratorium yang berasal dari pasien dari dalam
dan luar gedung Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
10%
Cara Perhitungan:
Cakupan Jumlah pemeriksaan laboratorium di
Jumlah Puskesmas yang dirujuk dalam kurun
Pemeriksaan = waktu satu tahun x 100%
Laboratorium Jumlah pemeriksaan laboratorium di
yang Dirujuk Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Laboratorium
Pengertian :
- Asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat Inap adalah
asuhan yang diberikan pd individu melalui proses
keperawatan meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Definisi Operasional :
Cakupan asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat Inap
adalah persentase jumlah pasien rawat inap yg mendapat asuhan
keperawatan individu di Puskesmas dalam periode waktu satu
tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pasien rawat inap di Puskesmas DTP dalam periode
waktu satu tahun .
Target :
100%
Cara Perhitungan:
Jumlah pasien rawat inap Puskesmas
Cakupan asuhan
yg mendapat asuhan keperawatan
Keperawatan
= individu dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Individu pada
Jumlah pasien rawat inap di Puskesmas
Pasien Rawat Inap dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Buku Pedoman Teknis Sentra Keperawatan,Dinkes Prov Jabar
tahun2003
- Pedoman SP3
Pengertian :
- Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah
Pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut
siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter
kecil.
Difinisi Operasional :
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah
Cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
oleh tenaga kesehatan atau guru terlatih (guru UKS/ dokter kecil)
melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Siswa kelas 1 (satu) SD/ MI dan setingkat yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100 %
Rujukan :
- Buku Pedoman Pelaksanaan UKS
- Buku Pedoman UKGS murid SD, 2006
- Buku Pedoman UKS untuk Guru di Jawa Barat, 2004
- Buku Pedoman untuk Tenaga Kesehatan UKS di Tingkat SD
2007
- Pedoman, modul dan materi Pelatihan Dokter Kecil 2003
Pengertian :
- Kesehatan Olahraga adalah upaya kesehatan yang
memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
- Upaya Kesehatan Olah Raga adalah upaya kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani melalui aktifitas fisik dan atau olah raga.
- Program kesehatan olahraga merupakan salah satu program
dari pokok program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan
masyarakat.
- Kelompok olah raga adalah kelompok masyarakat yang
melakukan kegiatan olahraga untuk kesehatan, prestasi dan
rekreasi tanpa harus menggunakan tempat yang tetap, baik
didalam maupun diluar ruangan.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Kelompok olah raga adalah Cakupan
kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari petugas
Puskesmas.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh kelompok olahraga yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Target :
100%
Pembuktian/Sumber Data :
- Format laporan kesehatan olah raga Puskesmas
Rujukan :
- Buku Pedoman Upaya Kesehatan Olah raga Puskesmas,
Kebijakan Dasar Kesehatan Olah raga, Pedoman Advokasi
Kesehatan Olah raga, Pedoman Penyakit Tidak Menular.
Pengertian :
- Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan
yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
- Keluarga rawan kesehatan adalah keluarga rentan (miskin) dan
keluarga dengan kasus/masalah risiko tinggi dengan prioritas
:
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum masuk
kuota miskin.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi serta penyakit menular dan tidak menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan.
- Keluarga rawan kesehatan yang dibina adalah keluarga yang
pernah dikunjungi oleh petugas kesehatan dan mendapatkan
asuhan keperawatan.
- Cakupan keluarga dibina adalah jumlah keluarga selesai dibina
dengan adanya maternal, bayi, balita, lansia, dan penderita
yang perlu tindak lanjut perawatan.
- Ibu hamil yang dibina dari keluarga rawan kesehatan adalah
ibu hamil yang mendapatkan pelayanan keperawatan
kesehatan.
- Bayi usia 0-11 bulan yang dibina dari keluarga rawan
kesehatan adalah Bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan
pelayanan keperawatan kesehatan.
Definisi Operasional :
Cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga rawan yang
dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
100 %
Pembuktian/Sumber :
- SP3/ LB4
- R1, R2
Rujukan :
- Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas
- Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV
- Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengertian :
- Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan
yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
- Keluarga rawan adalah keluarga yang miskin dan anggota
keluarganya risti ( bumil, balita, lansia dananggota keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan yang perlu tindak lanjut
perawatan)
- Keluarga Mandiri adalah keluarga yang sudah mencapai/
memenuhi kriteria tingkat kemandirian 1, 2, 3, atau 4.
- Keluarga mandiri adalah keluarga dengan kriteria:
1. Menerima petugas kesehatan
2. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
Definisi Operasional :
Cakupan Keluarga Mandiri adalah persentase keluarga rawan
yang selesai dibina oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu satu tahun
Target :
100 %
Cara Perhitungan :
Jumlah keluarga rawan yang selesai dibina di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Cakupan
satu tahun
keluarga = x 100%
Jumlah keluarga rawan yang di bina di
mandiri
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber :
- SP3/ LB4
- R1, R2
Pengertian :
- Pos UKK adalah wahana yankes kerja yang berada di tempat
kerja informal dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader)
yang berkoordinasi dengan Puskesmas dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
- Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya
pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat pekerja.
- Pos UKK sebagai bentuk kesehatan bersumber masyarakat
(UKBM) yang memberikan yankes dasar bagi masyarakat
pekerja terutama pekerja informal.
- Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pelayanan
kesehatan kerja dasar adalah upaya pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna
(peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan
Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja) oleh
petugas Puskesmas.
- Pembinaan Kesehatan Kerja dalam pelayanan kesehatan bagi
pekerja yang meliputi: upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja, promotif, penyembuhan
penyakit, dan pemulihan kesehatan yang merupakan hak-hak
dasar pekerja.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerja adalah
persentase Pos UKK yang mendapatkan pembinaan kesehatan
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah Pos UKK yang mendapat pembinaan
Cakupan
kesehatan kerja dari petugas Puskesmas
Pembinaan = x 100%
Jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja
Pos UKK
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesja di Puskesmas Depkes
RI Tahun 2005
- Buku Pos UKK, Depkes RI Tahun 2006
Pengertian :
- Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah Penyakit yang diakibatkan
secara langsung dari pekerjaan secara akut/ langsung seperti
kecelakaan kerja
- Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) adalah penyakit atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan secara tidak langsung
atau menahun dari akibat hubungan kerja seperti tuli dan
sesak bagi penyelam dan lain-lain
- Penanganan adalah intervensi yang dilakukan oleh Puskesmas
- Cakupan Penanganan adalah hasil kegiatan yang dilakukan
oleh Puskesmas terhadap PAK dan PAHK
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja adalah Presentase
Pasien dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK) yang ditangani Puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pasien dengan PAK dan PAHK di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Pedoman Manajemen Kesehatan Kerja di Pedesaan , Depkes
RI 2008
- Pedoan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Puskesmas Kawasan
Sentra Industri, Depkes RI tahun 2007
Pengertian :
- Upaya Kesehatan Gigi masyarakat adalah suatu pendekatan
edukatif yang bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan
dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif,
kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary
Health Care.
- Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat adalah upaya
kesehatan berbasis masyarakat yang terdiri dari : Posyandu,
Polindes, Poskestren, Bina Keluarga Balita, POD, UKK,
Posbindu, dll.
Definisi Operasional :
Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang mendapat
pembinaan dari petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu setahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :
60%
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
RI 2004
Pengertian :
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk
mengubah perilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi
menguntungkan terhadap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di TK adalah
persentase TK yang dibina oleh petugas puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun
Satuan :
Persen (%)
Target Sasaran :
Jumlah TK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah TK yang mendapatkan pembinaan
Pembinaan oleh petugas puskesmas di wilayah kerja
Kesehatan = Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Gigi dan Jumlah TK yang ada di wilayah kerja
Mulut di TK Puskesmas dalam kurun waktu setahun
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk
mengubah perilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi
menguntungkan terhadap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI adalah
persentase SD/MI yang dibina oleh petugas puskesmas dalam
kurun waktu setahun
Satuan :
Persen (%)
Target :
80%
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah SD yang mendapatkan pembinaan
Pembinaan oleh petugas puskesmas di wilayah kerja
Kesehatan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Gigi dan Jumlah SD/MI yang ada di wilayah kerja
Mulut di Puskesmas dalam kurun waktu setahun
SD/MI
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk
mengubah perilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi
menguntungkan terhadap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan mulut siswa TK adalah
persentase siswa TK yang mendapat pemeriksaan kesehatan gigi
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa TK yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu setahun
Target :
80%
Cara Penghitungan :
Jumlah siswa TK yang mendapat
Cakupan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut oleh
Pemeriksaan
petugas Puskesmas di wilayah kerja
Kesehatan
= Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Gigi dan
Jumlah siswa TK yang berada di wilayah
Mulut Siswa
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
TK
tahun
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
- Usaha Kesehatan Gigi di lingkungan Sekolah Tingkat
Pendidikan Dasar adalah suatu paket pelayanan asuhan
sistematik yang ditujukan bagi semua anak sekolah tingkat
pendidikan dasar, dalam bentuk paket promotif , paket
promotif-preventif, paket paripurna
Definisi Operasional :
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan mulut siswa SD adalah
persentase siswa SD yang mendapat pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut dari petugas puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Target :
80%
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah siswa SD yang mendapat
Pemeriksaan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut oleh
Kesehatan petugas Puskesmas di wilayah kerja
Gigi dan = Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Mulut Siswa Jumlah siswa SD yang berada di wilayah
SD kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan
Pengertian :
- Usaha Kesehatan Gigi di lingkungan Sekolah Tingkat
Pendidikan Taman kanak-kanak adalah suatu paket pelayanan
asuhan sistematik yang ditujukan bagi semua anak sekolah
tingkat pendidikan dasar, dalam bentuk paket promotif , paket
promotif-preventif, paket paripurna
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Siswa TK yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi adalah persentase siswa TK yang mendapatkan
penanganan berupa perawatan gigi oleh Petugas di Puskesmas
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa TK yang membutuhkan perawatan di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
- Pendayagunaan tenaga perawat UKS, guru SD serta peranan
Dokter Kecil pada kegiatan UKGS merupakan alternative yang
dipilih.
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Siswa SD/MI yang Membutuhkan
Perawatan Kesehatan Gigi adalah persentase siswa SD/MI yang
mendapatkan penanganan berupa perawatan gigi oleh Petugas
di Puskesmas
Sasaran :
Jumlah siswa SD/ MI yang membutuhkan perawatan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah siswa SD/ MI yang mendapat
Cakupan
penanganan oleh petugas Puskesmas di
Penanganan
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Siswa SD/ MI
waktu satu tahun
yang = x 100%
Jumlah siswa SD/MI yang membutuhkan
Membutuhkan
perawatan dalam kurun waktu satu tahun
Perawatan
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Kesehatan Gigi
waktu satu tahun
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes
Dirjen Yanmedik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Dirjen Bina Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
- Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah kegiatan
pemeriksaan untuk melihat adanya gejala awal gangguan
kesehatan jiwa, dengan menggunakan metoda 2 menit.
- Kesehatan jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian
yang utuh dari kualitas hidup seseorang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa serta menimbulkan penderitaan
pada individu dan atau hambatan.
- Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan Psikotik,
Neurotik, Retardasi Mental, Gangguan Kesehatan Jiwa pada
bayi dan anak remaja, penyakit jiwa lainnya ( Napza ) dan
epilepsi.
Definisi Operasional :
Cakupan Deteksi Dini gangguan kesehatan jiwa adalah
persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Target :
100 %
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan register dari jumlah kasus gangguan jiwa yang
ditemukan di dalam dan di luar Puskesmas.
Rujukan :
- Penggolongan diagnosis ke ICD-10 dari WHO tahun 1992 dan
Buku Saku Diagnosis gangguan jiwa Rujukan ringkas dari
PPDGJ – III Editor Dr. Rusdi Maslim, SpKj.
- Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas
Depkes RI Tahun 2004
- SP3
Pengertian :
- Penanganan kasus gangguan kesehatan jiwa dalam bentuk
psikofarmaka dan psikoterapi adalah penanganan pasien yang
sudah terdiagnosa gangguan jiwa ringan, sedang sampai
berat dan mendapatkan pengobatan sesuai dengan tingkatan
diagnosa. Untuk gangguan berat langsung dirujuk ke
pelayanan sekunder.
- Penanganan kasus gangguan jiwa ringan-sedang dilakukan
Puskesmas dalam bentuk pemberian obat, konseling atau
homecare bagi pasien Puskesmas, untuk kasus berat dirujuk
ke RS Jiwa atau RSUD dan rujukan balik (dari RS Jiwa / RSUD).
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah pasien yang terdeteksi gangguan kesehatan jiwa di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100 %
Cara Penghitungan :
Jumlah pasien terdeteksi Gangguan
Kesehatan Jiwa yang ditangani di
Cakupan
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Penanganan
waktu satu tahun
Pasien terdeteksi = x 100%
Jumlah pasien yang terdeteksi gangguan
Gangguan
kesehatan jiwa di wilayah kerja
Kesehatan Jiwa
Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan register dari jumlah kasus gangguan jiwa yang
ditemukan di dalam dan di luar Puskesmas.
Rujukan :
- Penggolongan diagnosis ke ICD-10 dari WHO tahun 1992 dan
Buku Saku Diagnosis gangguan jiwa Rujukan ringkas dari
PPDGJ – III Editor Dr. Rusdi Maslim, SpKj.
- Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas
Depkes RI Tahun 2004
- SP3
Pengertian :
- Pemberian informasi terhadap perorangan dan masyarakat
tentang kesehatan jiwa dan gangguan dini/awal kesehatan
jiwa dan dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan
program lain.
- Penyuluhan kesehatan jiwa ke masyarakat yang dilakukan oleh
petugas Puskesmas dan kader di luar gedung Puskesmas
selama 1 (satu) tahun.
Definisi Operasional :
Cakupan penyuluhan kesehatan jiwa ke masyarakat oleh petugas
Puskesmas dan kader adalah persentase jumlah penyuluhan
keswa dibandingkan jumlah penyuluhan terpadu/keseluruhan.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah keseluruhan penyuluhan kelompok yang dilakukan di
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
Target :
1 x jumlah RW atau posyandu per tahun (100 %)
Pembuktian/Sumber :
- Data dan catatan penyuluhan
Rujukan :
- Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas
Depkes RI Tahun 2004
- Pedoman SP3
Pengertian :
- Penjaringan adalah pencarian kasus pada siswa SD/ MI kelas 1
(satu)
- Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak
terbentuk pada retina (makula lutea atau bintik kuning)
sehingga terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata
yang menghasilkan bayangan.
Difinisi Operasioanl :
Cakupan kegiatan penjaringan kelainan refraksi pada siswa
SD/MI di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa SD/MI yang berada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Target :
80% diperiksa siswa SD/ MI kelas 1 (satu) yang ada di wilayah
kerja Puskesmas
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran
Pengertian :
- Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak
terbentuk pada retina (makula lutea atau bintik kuning)
sehingga terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata
yang menghasilkan bayangan
Difinisi Operasional :
Cakupan penanganan kasus kelainan refraksi pada siswa SD/MI
pada kegiatan penjaringan di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah anak yang ditemukan positif kelainan
Cakupan
refraksi saat penjaringan yang mendapatkan
Penanganan
penanganan di wilayah kerja Puskesmas
Kasus
= dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Kelainan
Jumlah yang ditemukan positif kelainan
Refraksi di
refraksi saat penjaringan di wilayah kerja
SD/MI
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran
Pengertian :
- Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan
lensa alami bola mata sehingga menyebabkan menurunnya
kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Keadaan ini dapat
direhabilitasi dengan melakukan tindakan bedah berupa
pengangkatan katarak dan menanam lensa intraokuler.
- Tindakan operasi katarak adalah mengeluarkan lensa yang
keruh dan menggantinya dengan lensa tanam buatan
(intraocular lens).
Difinisi Operasional :
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pasien terdeteksi Katarak
Target :
100 % terdeteksi katarak dioperasi
Cara Penghitungan :
Jumlah pasien katarak di wilayah kerja
Cakupan
Puskesmas yang di operasi dalam kurun
Penanganan
waktu satu tahun
Penyakit = x 100%
Jumlah pasien terdeteksi katarak di
Katarak
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Rujukan :
Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran
Definisi Operasioanal :
Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus Gangguan
Pendengaran di SD/MI adalah persentase kegiatan penjaringan
gangguan pendengaran pada siswa SD/MI di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa SD/MI kelas 1 (satu) yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah siswa SD/ MI kelas 1 (satu) yang
Kegiatan dilakukan pemeriksaan gangguan
Penjaringan pendengaran di wilayah kerja
Penemuan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
= x 100%
Kasus Jumlah siswa SD/MI kelas 1 (satu) yang
Gangguan berada di wilayah kerja Puskesmas pada
Pendengaran di kurun waktu satu tahun
SD/MI
Target :
80% diperiksa siswa SD/ MI kelas 1 (satu) yang ada di wilayah
kerja Puskesmas
Pengertian :
- OMSK atau Congek adalah infeksi kronis telinga tengah, terjadi
perforasi pada gendang telinga, yang ditandai telinga
mengeluarkan cairan dari telinga terus menerus atau hilang
timbul sebanyak lebih kurang 8 mg.
Definisi Operasioanal :
Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang ditangani
adalah kasus gangguan pendengaran di SD/MI dari kegiatan
penjaringan yang ditangani di Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah kasus gangguan pendengaran siswa SD/MI yang
ditemukan hasil penjaringan di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran
Pengertian :
- Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih yang secara fisik terlihat berbeda dengan
kelompok umum lainnya
Difinisi Operasional :
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut adalah persentase
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di sarana
pelayanan kesehatan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran usia lanjut Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu satu tahun
Target :
70%
Cara Penghitungan :
Jumlah sasaran usia lanjut yang
Cakupan
mendapatkan Pelayanan Kesehatan di
Pelayanan
= Puskesmas selama kurun waktu satu tahun x 100%
Kesehatan
Jumlah sasaran usia lanjut di wilayah kerja
Usia Lanjut
Puskesmas selama kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- Kesehatan usia lanjut adalah Kesehatan manusia yang berusia
60 tahun atau lebih baik jasmani rohani dan sosial
- Usia prasemilis/ verlitisi adalah Seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih (UU 13 tahun 1998)
- Usia Lanjut Resiko Tinggi adalah Seseorang yang berusia 70
tahun lebih, atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.
- Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut adalah Suatu alat untuk
mencatat kondisi kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik
mapun mental emosional untuk memonitor dan menilai
kemajuan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan di
kelompok usia lanjut atau Puskesmas
Difinisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut pada Kelompok Usia
Lanjut adalah Persentase Kelompok Usia Lanjut di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun, yang mendapatkan
pembinaan kesehatan usia lanjut oleh petugas Puskesmas
Satuan :
Persen (%)
Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah Kelompok Usila Lanjut yang
Cakupan
mendapatkan pembinaan kes. usia lanjut
Pembinaan
di wil. kerja Puskesmas dalam kurun
Kesehatan = x 100%
waktu satu tahun
Kelompok
Jumlah Kelompok usia lanjut di wil. kerja
Usia Lanjut
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Buku Pedoman Pembinaan, kesehatan usia lanjut bagi petugas
kesehatan
- Buku Pedoman Puskesmas santun usia lanjut bagi petugas
kesehatan.
Pengertian:
- Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi
masalah (gangguan) kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat dengan pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara dan obat cara lain diluar ilmu kedokteran
(tradisional/alternatif) yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun-menurun secara empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
- Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, campuran
dari dua bahan tersebut yang secara turun-menurun telah
digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
- Pengobat Tradisional (Battra) adalah seseorang yang diakui
dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai orang yang
mampu melakukan pengobatan secara tradisional, yang
dikelompokkan menjadi 2 yaitu berdasarkan keterampilan
dan ramuan.
- Pengobatan Tradisional dengan Ketrampilan : akupuntur,
pengobatan patah tulang, pijat urut, pijat refleksi, shiatsu, spa
terapis, bekam, dan lain-lain
- Pengobatan Tradisional dengan Ramuan : shinse, tabib, gurah,
Pengobat Tradisional ramuan asli Indonesia (jamu), aroma
terapi, pengobatan sauna, homeopathy, dan lain-lain.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pengobat tradisional yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu.
Target :
13 %
Cara Perhitungan :
Jumlah Pengobat Tradisional yang
Cakupan dibina petugas Puskesmas di wilayah
Pembinaan Upaya kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Kesehatan = satu tahun x 100%
Tradisional Jumlah Pengobat Tradisional
(Kestrad) seluruhnya di wilayah Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pedoman
Pembinaan Upaya Kesehatan
- Tradisional bagi Petugas Kesehatan, Kepmenkes RI No. 1076/
Menkes/ SK/ VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional
Pengertian :
- Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada pengobat tradisional yang
telah melaksanakan pendaftaran, STPT tersebut dikeluarkan
oleh Dinkes Kab/Kota.
- Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT) adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya
telah dikaji, diteliti, dan diuji terbukti aman dan bermanfaat
bagi kesehatan, SIPT tersebut dikeluarkan oleh Dinkes
Kab/Kota.
Difinisi Operasional :
Cakupan Pengobat Tradisional Terdaftar / Berijin adalah
persentase pengobat tradisional yang terdaftar atau berijin di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina oleh Petugas
Puskesmas yang ada di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Target :
100%
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Pelayanan Kesehatan Tradisional
Rujukan :
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pedoman
Pembinaan Upaya Kesehatan
- Tradisional bagi Petugas Kesehatan, Kepmenkes RI No.
1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Tradisional,
- PerMenkes RI No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di
Fasilitas Yankes dan Pedoman Pembinaan Yankestrad.
Pengertian :
- TOGA adalah Taman Obat Keluarga yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesehatan, pengobatan sederhana dan sumber
perbaikan gizi keluarga.
- Kelompok TOGA adalah kelompok keluarga yang
memanfaatkan Taman Obat Keluarga untuk meningkatkan
kesehatan, pengobatan sederhana dan sumber perbaikan gizi
keluarga.
Satuan :
Persen (%)
Sasaran :
Jumlah kelompok TOGA yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Target :
100%
Cara Perhitungan :
Jumlah kelompok TOGA yang mendapat
Cakupan pembinaan dari petugas Puskesmas
Pembinaan = Jumlah kelompok TOGA yang ada di x 100%
TOGA wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Pelayanan Kesehatan Tradisional
Rujukan :
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pedoman
Pembinaan Upaya Kesehatan
- Tradisional bagi Petugas Kesehatan, Kepmenkes RI No. 1076/
Menkes /SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional,
- PerMenkes RI No. 1109/ Menkes/ PER/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di
Fasilitas Yankes dan Pedoman Pembinaan Yankestrad.
9. DO DPTHB1 – Campak
Cara Penghitungan :
DO DPTHB1 – Cakupan DPTHB1-Campak
= x 100%
Campak Cakupan DPTHB1
Nilai :
10 = ≤ 8%
0 = > 8%
10. DO DPTHB1-DPTHB3
Cara Penghitungan :
Nilai :
11. DO DPTHB1-POLIO4
Cara Penghitungan :
Nilai :
10 = ≤ 8%
0 = > 8%
Cara Penghitungan :
Nilai :
10 = ≥ 75%
8 = 70-74,9%
6 = 65-69,9%
4 = 60-64,9%
2 = < 60%
0 = tidak ada data
Cara Penghitungan :
Nilai :
10 = 90-100%
8 = 70-89%
6 = 50-69%
4 = 30-49%
2 = 0-29%
0 = tidak ada data
Cara Penghitungan :
Jumlah hari perawatan pasien rawat
Rata-rata inap (hidup dan mati) di Puskesmas
Lamanya = DTP x 100%
Dirawat (ALOS) Jumlah pasien rawat inap yang keluar
(hidup dan mati) di Puskesmas DTP
Nilai :
10 = 1:3 hari
8 = 4-5 hari
0 = >5
Nilai :
10 = 100%
8 = 81 – 99 %
6 = 71 – 80 %
4 = 61 – 70 %
2 = 51 – 60 %
0 = 0-51%
I. KRITERIA PENGELOMPOKAN
Cakupan Pelayanan
1. Kelompok I : tingkat pencapaian hasil ≥ 91%
2. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81-90%
3. Kelompok III : tingkat pencapaian hasil ≤ 80%
Nilai Akhir
1. Kelompok I : Nilai rata-rata ≥ 85%
2. Kelompok II : Nilai rata-rata 55%-84%
3. Kelompok III : Nilai rata-rata < 55%
Contoh Kasus :
Jawab :
1. Menghitung Cakupan Pelayanan
Nilai Cakupan Upaya Kesehatan Wajib x bobot (70)
61,83 x 70 = 4314,1
Nilai Cakupan Upaya Kesehatan Pilihan x bobot (30)
46,80 x 30 = 1404
Jumlah Nilai : 100
(4314,1 + 1404) : 100 = 5718,1 : 100 = 57,81
Jadi Cakupan Pelayanan Puskesmas A = Kelompok III