Tugas 1 Kayu
Tugas 1 Kayu
Tugas 1 Kayu
Disusun oleh :
Sumber :
a. http://rimbakita.blogspot.com/2013/01/kayu-keruing.html
b. https://id.wikihow.com/Mengawetkan-Kayu
c. https://asyraafahmadi.com/en/knowledge/material-
knowledge/alami/non-tambang/kayu/perawatan-furniture-kayu/
d. http://www.mediakayu.com/2012/11/pengeringan-kayu.html
e. http://arafuru.com/m/sipil/bagaimana-cara-mengeringkan-
kayu- secara-alami.html
f. https://hargacat.com/mengenal-jenis-kayu-kruing.html
g. https://www.bioindustries.co.id/kayu-untuk-decking-outdoor-
7482.html
h. http://bisniskayuindonesia.blogspot.com/2017/01/mengenal-
kayu-keruing-dipterocarpus-spp.html
Tambahan sumber :
i. .https://scholar.google.co.id/scholar?q=pengeringan+kayu+krui
ng&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
j. .https://www.antijamur.net/cara-meningkatkan-kualitas-mebel-
dengan-pengawet-kayu-anti-jamur-2044.html
k. https://www.academia.edu/9967781/STRUKTUR_KAYU
l. http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/pengeringan-kayu.html
m. https://www.academia.edu/15702266/MAKALAH_TEKNOLOG
I_HASIL_HUTAN_PENGAWETAN_KAYU
n. http://johnkelik.blogspot.com/2009/08/pengeringan-kayu.html
o. https://www.builder.id/sistem-dan-metode-pengeringan-kayu-
secara-alami-dan-oven/
p. https://www.forda-mof.org/files/Pengeringan-Kayu-Efrida-
Basri.pdf
q. http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/pengawetan-kayu.html
Daftar Isi
ABSTRAK ....................................................................................................
BAB I ......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................... 8
ISI .................................................................................................... 8
BAB III…………………………….……………………………………..………34
PENUTUP………………………………………………………………34
BAB I
Pendahuluan
PENGAWETAN KAYU
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan
awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila
mampu menahan bermacam-macam factor perusak kayu. Dengan kata
lain: keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-
faktor perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki
keawetannya pada bagian kayu terasnya, sedangkan kayu gubalnya
kurang diperhatikan. Pemakaian kayu menentukan pula umur
keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi atap, belum pasti
dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain yang
berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap
awet bila dipakai di Indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh
besar. Kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu
mampu menahan serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu
mempunyai keawetan yang berbeda pula. Misalnya keawetan kayu
meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. Ada kalanya pada
satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda, disebabkan oleh
perbedaan ekologi tumbuh dari pohon tersebut.
Alasan melakukan pengawetan kayu karena :
Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit, dan
sulit didapat dalam jumlah banyak, selain itu harganya cukup
mahal.
Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak dan
mudah didapat dalam jumlah banyak dan cara pengerjaannya pun
lebih mudah. Selain itu segi keindahannya cukup tinggi, hanya
faktor keawetannya saja yang kurang. Sehingga lebih efisien bila
diawetkan terlebih dahulu.
Di lain pihak dengan pengawetan kayu orang berusaha
mendapatkan keuntungan financial.
Pengawetan Kayu
a. Perawatan Rutin
Kayu yang sering kena debu setiap hari harus di bersihkan. Dapat
dilakukan dengan air pel kemudian langsung dikeringkan. Dalam hal
ini mungkin tidak memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar.
Anda mungkin bisa melakukan sendiri untuk mengepel lantai, melap
dinding dan menyapu plafoon rumah anda yang terbuat dari kayu.
Untuk bahan pengepelan lantai, dan dinding anda bisa menggunakan
ramuan tradisional supaya kayu tetap awet dan bercahaya. Gunakan
ramuan tradisional yang menggunakan air pelepah pohon pisang
dan tembakau dan ada juga yang menggunakan air rendaman
cengkeh. Dari pengalaman , cara ini menyebabkan kayu pada rumah
tradisional tetap tahan dan awet hingga beratus tahun.
Dalam kegiatan sehari hari harus diperhatikan pemakaian dan
penggunaan peralatan atau barang barang di dalam rumah, hindari
gesekan langsung setiap permukaan kayu dengan barang barang
tajam. Jika misalnya anda akan memindahkan perabot besar
misalnya kursi atau meja jangan dilakukan dengan cara menggeser
tetapi dipindahkan dengan cara mengangkat.
Rawatlah tanaman disekitar rumah anda, jangan biarkan dinding
rumah anda tertutupi oleh pohon yang berada didekat rumah, jika
diperlukan lakukan pemangkasan terhadap pohon tersebut supaya
dinding dan ruangan dalam rumah mendapatkan sinar matahari
sehingga kayu tidak lembab dan kayu tidak cepat berjamur.
Juga harus diperhatikan asap dari ruang masak jangan sering masuk
ke ruangan yang terbuat dari bahan kayu, karena hal ini akan
menyebabkan kayu akan cepat kusam.
Jika rumah anda menggunakan lantai kayu, jangan biarkan beban
berat yang tidak terpakai terlalu lama di dalam rumah.
b. Perawatan Berkala.
kalau merendam balok-balok kayu di sungai atau air yang mengalir dapat
memperbaiki kualitasnya. Pada saat direndam di sungai, kayu akan
menyerap air sehingga menyebabkan keluarnya zat ekstratif yang larut air
seperti beberapa senyawa nitrogen, glukosida, tanin, dan zat pewarna
kayu. Sedangkan zat ekstratif yang tidak larut air seperti pati akan tetap
berada di dalam pori-pori kayu.
Larutnya sejumlah zat ekstratif di atas mengakibatkan perubahan pada
kondisi air di sekitar kayu. Hal ini memicu perkembangan mikroba seperti
Bacillus subtilis, Bacillus masentriricus, Lactobacillus sp, dan
Staphylococcus sp. Mikroba-mikroba ini lah yang selanjutnya akan
menguraikan zat ekstratif pada kayu yang tak larut di dalam air sehingga
lambat laun bakal terlarut pula dalam air. Proses ini sering dinamakan
fermentasi berantai.
Upaya yang bisa dilakukan untuk memperpanjang usia pakai kayu pun
dapat melalui perendaman di oli. Agar lebih hemat, sebaiknya manfaatkan
lah oli bekas yang banyak tersedia di bengkel-bengkel kendaraan
bermotor. Harga oli bekas ini umumnya sekitar Rp 1.000/liter.
Mengasapi Kayu
Saat ini, metode pengasapan belum terlalu banyak diaplikasikan
guna mengawetkan kayu. Padahal asap mengandung bahan kimia fenol,
asam organik, aldehid, alkohol, keton, hidrokarbon, ester, serta bahan
heterosiklis lainnya. Perlu diketahui, zat phenol dan turunannya bersifat
racun bagi bakteri, rayap, dan jamur.
Proses pengasapan kayu dengan tujuan untuk menaikkan kualitas
idealnya dilakukan selama 3 hari. Proses ini akan membuat kayu yang
semula bermutu rendah menjadi tahan terhadap serangan rayap.
Contohnya kayu sengon, pulai, dan sugi yang telah diasapi memakai
bahan bakar kayu mangiun, mutunya akan meningkat menjadi setara
dengan kayu kelas pertama.
PENGERINGAN KAYU
Macam-Macam Pengeringan
Kita mengenal dua cara pengeringan yang umum dipergunakan yaitu:
Pengeringan alam-udara
Pengeringan buatan
1. Pengeringan Kayu dengan Alam atau Udara
Keuntungan :
- biaya relative murah, tanpa peralatan yang mahal
- pelaksanaannya lebih mudah, tanpa memerlukan tenaga ahli
- pengeringan dengan tenaga alam / udara (matahari)
- kapasitas dan sortimen kayu tidak terbatas
Kerugian:
- waktu yang dipergunakan cukup lama (tergantung cuaca)
- memerlukan areal / lapangan yang cukup luas
- memerlukan persediaan kayu lebih banyak
- cacat – cacat yang timbul sulit diperbaiki kembali
- kadar air akhir umumnya masih cukup tinggi
Keuntungan:
Kerugian:
1. Alami
Umumnya, kayu sangat mudah diserang oleh jamur blue stain. Oleh
karena itu, kayu harus segera dikerjakan atau diberi perlakuan
pengeringan dalam waktu 48 jam di udara terbuka atau Pengeringan
dibawah sinar matahari langsung. Kayu termasuk jenis kayu yang mudah
dikeringkan dan dikerjakan, tetapi dengan sedikit cacat berupa pecah dan
retak ujung serta sedikit mencekung. Dengan pengeringan alami, untuk
menurunkan kadar air kayu dari 82% menjadi 14% kayu dengan ketebalan
papan 2,5 cm membutuhkan 38 hari.
Cara lain, metode pengasapan yang ramah lingkungan. Caranya, kayu
dimasukkan dalam ruangan tertutup yang dialiri asap sisa pembakaran
arang selama 1 – 3 minggu. ‘Asap mengandung fenol yang mampu
mengawetkan kayu.
2. Buatan
a. Kimia
1. metode rendaman
2. metode pencelupan
3. metode pemulasan
4. metode penyemprotan
5. metode pembalutan
B. Pengawetan metode khusus :
Tentunya tidak semua sifat-sifat di atas dimiliki oleh sesuatu jenis bahan
pengawet. Dalam praktek biasanya diperhatikan sifat-sifat mana yang
perlu tergantung pada tujuan pemakaian kayu itu nantinya. Pada waktu
memilih bahan pengawet kayu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Di mana kayu itu akan dipakai setelah diawetkan.
Makhluk perusak kayu apa yang terdapat di tempat tersebut.
Syarat-syarat kesehatan.
Pada kayu yang akan digunakan di tempat yang lembab dengan resiko
serangan perusak kayu yang hebat, perlu diambil bahan pengawet yang
tidak mudah luntur dan cukup beracun bagi jamur. Bagi kayu untuk
bangunan di bawah atap, perlu adanya bahan pengawet yang tidak
mengganggu kesehatan manusia, tidak mempengaruhi cat, politur, dan
lain-lain. Untuk kayu yang dipakai di luar ruangan, digunakan tipe bahan
pengawet larut air tapi tidak mudah mengubah warna kayu tersebut.
Bahan pengawet yang mengandung garam arsen umumnya digenakan
untuk serangan serangga yang hebat. Kayu yang akan digunakan di
tempat yang berhubungan dengan air laut umumnya diawetkan dengan
penggunaan tipe CCA (tembaga-chroom-arsen) atau dengan creosot,
carbolineum, yang memiliki kadar racun yang tinggi.
Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di
dalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah
atap. Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebut diawetkan dan
dikeringkan, selanjutnya di-finishing. Gunanya untuk menutup permukaan
kayu agar bahan pengawet tidak terpengaruh oleh udara lembab, sebab
kayu cenderung untuk membasah (sifat higroskopis). Nama-nama bahan
pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith C, Celcure, Boliden,
Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan lain-lain. Konsentrasi
larutan dapat berbeda-beda tergantung tujuan pemakaian kayu setelah
diawetkan (rata-rata 5-10%).
Perbedaan proses sel penuh dan sel kosong ialah sebagai berikut : pada
proses sel penuh bahan pengawet dapat mengisi seluruh lumen sel,
sedangkan pada sel kosong hanya mengisi ruang antar sel.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE PENGAWETAN KAYU
1. Metode Rendaman
Keuntungan :
Kerugian :
2. Metode Pencelupan
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
4. Metode Pembalutan
Keuntungan :
Peralatan sederhana
Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah
Kerugian :
Keuntungan :
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada akhir proses pengawetan kayu :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengeringan kayu itu ada dua macam alam dan buatan,dengan alam itu
relatif lama cacat kayu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya tergantung
pada alam sedangkan buatan cepat, cacat kayu dapat dikendalikan
karena suhu panas yang diterima kayu sepenuhnya diatur oleh manusia.
Kerusakan kayu akibat proses pengeringan secara garis besar
kerusakan yang timbul disebabkan oleh 3 hal : Akibat penyusutan
kayu, Serangan jamur pembusuk, Bahan kimia di dalam kayu (zat
ekstraktif).
Dalam pekerjaan pengeringan kayu dengan kiln dibagi menjadi 4
tahap yaitu : Tahap penyediaan alat – alat, Tahap
penumpukan/penyusunan kayu, Tahap pengambilan contoh –
contoh kayu pengamatan, Tahap pekerjaan selama pengeringan
berlangsung yang mencakup : penggunaan jadwal pengeringan,
pengaturan dan pengawasan suhu serta kelembaban udara di
dalam kiln..