Artikel Tentang Kayu (Tugas 01)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

ARTIKEL TENTANG KAYU

TEKNOLOGI KAYU

DISUSUN OLEH :

SADALI H. HI. HASIM : SADALI H. HI. HASIM


NIM : 201412009

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
Daftar Isi
BAB I........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 1
BAB II.......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
2.1 Pengertian kayu....................................................................................................... 2
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu...................................................................................3
2.2.1 Kelebihan Kayu................................................................................................. 3
2.2.2 Kekurangan Kayu............................................................................................... 3
2.3 Manfaat kayu secara umum........................................................................................ 3
2.3.1 Bahan Bakar..................................................................................................... 3
2.3.2 Karya seni........................................................................................................ 4
2.3.3 Olahraga.......................................................................................................... 4
2.3.4 Kedokteran....................................................................................................... 5
2.4 Manfaat kayu dalam konstruksi................................................................................... 5
2.4.1 Kayu sebagai Konstruksi bangunan.........................................................................5
2.4.2 Lantai (Flooring)................................................................................................ 6
2.4.3 Dinding........................................................................................................... 6
2.4.4 Rangka Atap..................................................................................................... 7
2.5 Jenis-jenis Kayu...................................................................................................... 7
2.6 Jenis-jenis Kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.........................................9
2.6.1 Kayu Jati.......................................................................................................... 9
2.6.2 Kayu Merbau.................................................................................................. 10
2.6.3 Kayu Bengkirai................................................................................................ 11
2.6.4 Kayu Kamper.................................................................................................. 11
2.6.5 Kayu Kelapa................................................................................................... 12
2.6.6 Kayu Karet..................................................................................................... 13
2.6.7 Kayu Gelam.................................................................................................... 14
2.6.8 Kayu Ulin....................................................................................................... 15
2.6.9 Kayu Akasia................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan oleh pemiliknya, tapi
juga merupakan tempat bernaung, berteduh dan beraktivitas. Terlebih lagi sebagian besar
aktivitas sehari-hari kita lakukan dalam ruangan. Dengn pentingnya ruangan sebagai bagian dari
bangunan itu sendiri maka pantaslah kita harus teliti dalam memilih material dan bahan
bangunan yang baik dan sesuai dengan kondisi iklim dimana bangunan itu akan berdiri. Kayu
merupakan salah satu bahan bangunan yang berasal dari alam dan sangat sering digunakan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap
jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga
dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai
dengan yang kita inginkan.

Selain itu kayu juga merupakan hasil hutan yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan tekhnologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-
bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian. Mengetahui sifat-
sifat kayu ini sangat penting sekali dalam industry pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akakn tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan
kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai
aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosa dan diikat menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu
dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak
lurus terhadap serat.
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan,
struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural,
sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh
sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya
saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
dekoratif. Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya: pada daerah tertentu, dimana secara
ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu
sebagai bahan struktur masih digunakan
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu
2.2.1 Kelebihan Kayu
 Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
 Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga
yang relatif murah
 Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
 Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup
tinggi/baik
 Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
 Kedap suara
2.2.2 Kekurangan Kayu
 Sifatnya kurang homogen
 Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
 Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
 Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
 Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
 Agak mudah terbakar
2.3 Manfaat kayu secara umum
2.3.1 Bahan Bakar
Kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar hingga saat ini, terutama di pedesaan. Kayu
keras lebih dipilih sebagai bahan bakar karena mampu terbakar lebih lama dengan asap yang
lebih sedikit. Tungku pembakaran dengan cerobong asap (fireplace) banyak dibangun di rumah
di kawasan beriklim sedang yang bertujuan untuk memberikan kehangatan di dalam rumah.
Selain dibakar secara langsung, kayu dapat dijadikan biofuel dengan mengolah biomassa
lignoselulosa dengan gasifikasi, pirolisis, dan biokimia menghasilkan berbagai jenis bahan bakar
seperti syngas, biometanol, bioetanol, dimetil eter, dan butanol tergantung jenis proses yang
digunakan.
2.3.2 Karya seni
Kayu telah lama digunakan sebagai media seni untuk membuat pahatan kayu seperti pahatan
membuat patung,ukiran dan lain-lain. Selain itu berbagai jenis alat musik seperti biola, gitar dan
masih banyak lagi termasuk alat musik daerah yang pada umumnya terbuat dari kayu.

2.3.3 Olahraga
Berbagai peralatan olahraga seperti pemukul baseball dan lantai arena basket terbuat dari kayu.
Papan ski, tongkat hockey,busur panah juga biasanya terbuat dari kayu namun kini telah banyak
digantikan oleh bahan polimer dan logam.
2.3.4 Kedokteran
Pada dunia kedokteran kayu bisa digunakan sebagai penggani tulang atau sebagai kaki palsu.

1. Sifat-sifat fisik kayu

   a. Kandungan air


Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki kaitan yang
sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan menyerap
dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan seperti temperatur
dan kelembaban udara.
Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah bervariasi,
tergantung pada jenis spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama terjadi pula
perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi
penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan kandungan
air,kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari pada kayu teras.
Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua bentuk, yaitu air
bebas (free water) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat (bound water)
yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas masih ada, maka dinding sel
kayu akan tetap jenuh. Air bebas merupakan air pertama yang akan berkurang
seiring dengan proses pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi
airikat pada dinding sel.
Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air
pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini dinamakan
kandungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau diolah,
kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air bebas yang
terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada dinding sel masih
jenuh dinamakan titik jenuh serat (fibre saturation point). Kandungan air pada
saat titik jenuh serat berkisar antara 25% sampai 30% bergantung pada jenis
kayuitu sendiri.
Pengeringan selanjutnya (kadar air di bawah titik jenuh serat) akan
mengurangi kandungan air ikat pada dinding sel, menyebabkan terjadinya
perubahan dimensi tampang melintang batang kayu, peningkatan kepadatan,
peningkatan sifat-sifat mekanik dan ke tahanan lapuk. Kandunga air pada kayu
akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Bila kelembaban
udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu akan meningkat
pula, dan begitu pula sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki kelembaban
udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan cendrung tetap.

Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air seimbang
(equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%.
b. Kepadatan dan berat jenis
Kepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat per unit
volume. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau prosentase
rongga/void. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada kandungan air.
Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan meningkat tajam ke
arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan ke arah
ketinggian.
Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan cara membandingkan
antara berat kering kayu dengan volume basah. Berat kering kayu dapat diperoleh
dengan cara menyimpan specimen kayu dalam oven pada suhu 105 o C selama 24
jam atau hingga berat specimen kayu tetap. Berat jenis adalah perbandingan antara
kepadatan kayu dengan kepadatan air pada volume yang sama.
Kayu terdiri dari bagian padat/sel kayu, air dan udara. Volume adalah
jumlah dari volume bagian padat, volume air dan volume udara. Ketika kayu
dimasukkan ke dalam oven atau dikeringkan, maka volume yang tetap tinggal
adalah volume bagian padat dan volume udara saja, sedangkan airnya sudah
menguap/hilang.
c. Cacat kayu
Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan
kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. Cacat kayu yang
sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah, pecah, pingul, serat miring, gubal,
lubang serangga, serta lapuk dan hati rapuh.
Mata kayu sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas
cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan arah
serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch dan Dinwoodie
(1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat tekan tegak
lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar serat cukup besar, dan
penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada kuat tarik sejajar serat. Untuk
keperluan konstruksi, dihindari penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu.
Retak/belah pada kayu terjadi karena proses penurunan kandungan air
(pengeringan) yang terlalu cepat. Proses pengeringan ini memaksa air pada batang
bagian dalam kayu untuk segera keluar, sehingga terbentuklah retak. Pada batang
kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar dan disebut dengan belah. Pecah
dapat disebabkan karena jatuh saat menebang. Pingul merupakan kayu yang tidak
persegian, terjadi karena kembang susut.
Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban udara tidak tetap
(fluktuatif) dapat menyebabkan ukuran batang kayu tidak stabil. Proses
penyusutan (shrinkage) batang kayu terjadi apabila kelembaban udara di sekitar
batang kayu memaksa air pada batang kayu keluar, dan sebaliknya apabila
kandungan air pada kayu meningkat akibat tingginya kelembaban udara, maka
batang kayu akan mengembang (swalling). Besarnya kembang susut paling kecil
terjadi pada arah longitudinal, sedangkan kembang susut paling besar terjadi pada
arah longitudinal.
2. Sifat-sifat mekanik kayu
a. Kuat tarik sejajar serat
Elemen kontruksi yang menerima beban tarik dapat dengan mudah kita
temukan pada konstruksi rangka. Kuat tarik dapat dihitung dengan cara membagi
beban tarik dengan luas tampang (cross section). Kayu memiliki kuat tarik yang
lebih besar pada arah panjang batang (sejajar serat) dari pada arah radial (tegak
lurus serat), sehingga pada konstruksi ka yu harus dihindari pembebanan tarik
yang tegak lurus serat kayu. Kegagalan tarik memiliki kecendrungan untuk
bergerak melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal),
tetapi berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras).
Apabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang
batang kayu akan bertambah. Regangan didefinisikan sebagai nilai banding
antara pertambahan panjang dengan panjang batang awal. Untuk regangan yang

kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk nilai regangan yang
besar terjadi secara nonlinier-nonelastik seperti diperlihatkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Kurva tegangan-regangan sejajar serat
Modulus of Elasticity (MOE) merupakan angka kemiringan titik sebanding
atau σe / εe. Dimana σe adalah tegangan sebanding, dan εe adalah regangan
sebanding. Nilai MOE menunjukkan perilaku elastisitas suatu bahan dimana
regangan yang terjadi akibat penambahan beban akan hilang apabila beban kerja
tersebut dihilangkan.
Persamaan E = σ / ε, dikenal sebagai persamaan Hook yang berlaku pada
semua bahan yang bersifat elastic seperti karet, sedangkan kayu memilki daerah
elastisitas dan nonelastisitas pada kurva t5egangan-regangannya. Namun karena
mudahnya penggunaan persamaan Hook ini, maka analisis struktur kayu masih
dibatasi pada daerah elastisitas saja.
b. Kuat tekan sejejar serat
Batang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi kuda-kuda
dan elemen kolom pada portal. Kuat tekan dapat diperoleh dengan cara membagi
besar gaya tekan dengan luas tampang batang. Menurut Koebler (1980), untuk
batang yang memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan tekan
batang akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling pada batang.
Menurut Somaji (1995), kuat tekan kayu pada arah tegak lurus serat
berkisar antara 12% sampai 18% dari kuat tekan sejajar serat. Kuat tekan kayu
Tegangan sebanding
εσ εe0,2% σmakσe
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT

baik arah sejajar serat maupun arah te gak lurus serat akan meningkat apabila
kadar air menurun. Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan
setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4% sampai 6%.
c. Kuat lentur
Kuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang tertinggi,
bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain seperti kuat tartik, kuat tekan,
maupun kuat geser. Akibat kuat lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil
menyebabkan kayu banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan.
Tegangan lentur dari suatu tampang yang memilki momen lembam I dan
bending momen M dapat dihitung dengan persamaan : ......... 1.1)
,dimana y adalah jarak dari garis netral ketitik yang ditinjau tegangan lenturnya.
Akibat bending momen M, pada sisi atas tampang batang akan mengalami gaya
tekan, sedangkan pada sisi bawah akan mengalami tarik. Seiring dengan
meningkatnya bending momen, maka daerah sisi tekan akan membesar, sehingga
letak garis netral akan bergerak ke bawah. Urutan kegagalan sangat ditentukan
oleh jenis kayu itu sendiri, sebagai contoh untuk kayu-kayu yang tidak diawetkan,
kegagalan diawali pada daerah tekan, kemudian diikuti oleh kegagalan daerah
tarik atau daerah geser. Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada saat
keruntuhan dikenal dengan istilah Modulus of Repture (MOR).
d. Kuat geser sejajar serat
Pada batang yang mengalami beban bending momen seringkali disertai
dengan gaya geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh zat lignin, oleh
karena itu kuat geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang paling lemah
disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat
yang lebih kecil dibandingkan dengan kuat geser tegak lurus serat. Cacat kayu
seperti retak atau mata kayu akan sangat mempengaruhi kuat geser kayu.
e. Perilaku terhadap temperatur tinggi
Sebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa yang
kesemuanya itu merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur Carbon, Hidrogen
lyM lt .=σ
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
I‐9
dan Oksigen. Unsur-unsur ini (Carbon, Hidrogen dan Oksigen) mudah
terbakarKayu digolongkan sebagai material yang mudah terbakar apabila ada
peningkatan temperatur ruangan yang berlebihan. Oleh karena itu, kayu
digolongkan sebagai material yang mudah terbakar (combustible material).
Perilaku struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur
lainnya seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk membakar kayu
bagian luar, maka kayu bagian luar akan terbakar dan berubah menjadi arang.
Waktu yang dibutuhkan oleh api untuk membakar kayu bagian luar sangat
tergantung dari kadar air kayu awal, di mensi batang kayu, ketersediaan oksigen
dan temperatur api itu sendiri. Oleh karena rendahnya angka penyebaran panas
(thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam kayu, maka untuk temperatur
yang kecil dibutuhkan waktu yang lama agar api dapat membakar bagian dalam
kayu.
Hemiselulosa pada kayu Oak mulai mengalami pyrolisis
(penguraian/perubahan material akibat temperatur) pada temperature 150 o C
sampai 180 o C. Pyrolisis pada selulosa terjadi pada temperature 280o C sampai
350o C, sedangkan lignin akan mulai mengalami pyrolisis pada temperatur 350 o C
sampai 400 o C, dan pyrolisis yang lengkap pada lignin terjadi pada temperatur
450o C sampai 500 o C. Pyrolisis kayu dapat terjadi pada temperatur 150o C atau
bahkan lebih rendah lagi jika waktu pembakaran diperpanjang.
Akibat yang lebih jauh dari proses terbakarnya kayu pada bidang struktur
adalah terjadinya perubahan sifat-sifat fi sik dan mekanik dari kayu itu sendiri.
Penurunan kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur tidak terjadi
secara linier melainkan cendrung berbentuk lengkung. Perilaku ini disebabkan
oleh kehadiran arang (sisa material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai
pelindung kayu bagian dalam, sehingga struktur terhindar dari keruntuhan
seketika (brittle collapse).

Persyaratan Kayu Struktural


Berdasarkan SNI-04-1989, kayu bangunan struktural berhubungan dengan
cacat kayu, antara lain:
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
I‐10
1. Mata kayu
2. Pingul
3. Serat miring
4. Retak :
a. retak arah radial
Gambar 1.4 Bentuk retak arah radial
b. retak arah tangensial
Gambar 1.5 Bentuk retak tangensial
I.5 Kuat Acuan Kayu
1. Kuat acuan kayu berdasarkan atas pemilahan secara mekanis
Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan Modulus elastisitas lentur
harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku.
Berdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan
lainnya dapat diambil sesuai Tabel 1.1. Kuat acuan yang berbeda dengan tabel
dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti
standar-standar eksperimen yang baku. Nilai acuan pada tabel dengan satuan
Mega Pascal (MPa), berdasarkan pemilahan secara mekanis.

2.4 Manfaat kayu dalam konstruksi


2.4.1 Kayu sebagai Konstruksi bangunan
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan struktur
bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya sumber kayu menyebakan
hampir semua struktur bangunan perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan
tiang menggunakan kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan
kayu struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi ringan
umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu. Kayu untuk keperluan bangunan umumnya
dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta
mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut
harus diawetkan terlebih dahulu.Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan
bangunan hanya terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi
bangunan yang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan kayu dengan
bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan ukuran terbesar sesuai dengan
ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau
lebih papan kayu gergajian yang direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat
kayunya sejajar satu sama lain.

2.4.2 Lantai (Flooring)


Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa industri
mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas kuat I-III dan kelas awet
I-II. Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain berkesan setetis yang
kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan. Untuk Hardwood atau kayu daun lebar
sangat disukai dan sering digunakan.

2.4.3 Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini lebih umum
digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel eksterior. Sedangkan untuk
dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk
pembuatan dinding, selain diperlukan kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet,
untuk berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).
 Kayu Gergajian
Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu karet,
mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet yang diawetkan
dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan ramin. Sedangkan yang
dibuat dari kayu mangium menunjukkan menampilan seperti jati.
 Kayu Lapis
Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat
digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.
 Papan Mineral
Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat dari
kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding bangunan yang
tahan lama.
2.4.4 Rangka Atap
Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyak digunakan
karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalam konfigurasi dan ukuran batang.
Rangka batang dapat dibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untuk
kondisi beban dan bentang tertentu. Rangka batang demikian umumnya digunakan pada situasi
bentang tidak besar dan beban ringan.2.6 Jenis-jenis Kayu yang sering digunakan sebagai bahan
konstruksi
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi.
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air,
keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan
dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai
Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan
spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu
lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.
2.6.1 Kayu Jati
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu
jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering
dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam suatu konstruksi Kayu jati biasa digunakan sebagai rangka atap,lantai,kusen,balok
penyangga,dinding.

2.6.2 Kayu Merbau


Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur
serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin
warna gelap / tua. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua.
Adapun pemanfaatan kayu merbaupun dapat digunakan pada konstruksi berat seperti balok-
balok, tiang dan bantalan dibangunan rumah maupun jembatan. Oleh karena kekuatan, keawetan
dan penampilannya yang menarik, sekarang kayu merbau juga dimanfaatkan secara luas untuk
pembuatan kusen, pintu dan jendela, lantai parket, papan-papan dan panel, mabel, badan truk dan
lain-lain.

2.6.3 Kayu Bengkirai


Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi
sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pinhole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pinhole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu keras kadang terlihat coklat kemerahan. Berat kayu
bengkirai inipun terbilang berat dari pada kayu jati.

2.6.4 Kayu Kamper


kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang
halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena
tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat
II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan. Adapun kelebihan dari kayu kamper ini tekstur kayunya sangat halus dan lembut
dan tidak ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai dan harganya lebih
terjangkau walau tidak sekuat kayu jati dan kayu bengkirai. Adapun kekurangan dari kayu
kamper ini karena tidak sekuat kayu bengkirai kecendrungan berubah bentuk uga besar sehingga
tidak disarankan untuk pintu dan jendela yang terlalu besar dan kayu kamper juga tidak sekuat
jati dan tidak sekeras bengkirai.
2.6.5 Kayu Kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk
diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak
akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya
adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang. Adapun kekurangan dari kayu kelapa (Glugu) ini sebagai berikut :
 Glugu yang tidak memenuhi umurnya maka akan cenderung cepat rusak, dan disukai rayap.
Umur yang bagus untuk glugu adalah diatas 30 tahun, dan itupun yang bisa anda manfaatkan
adalah bagian mulai akar sampai 3 meter dibawah manggar atau batang pohon kelapa.
 Bagian luar atau kulit glugu adalah bagian terkuat, maka jika anda ingin memanfaatkannya
sebagai blandar maka pilihlah glugu yang menyentuh bagian luar atau kulitnya. dan sebaiknya
hindari bagian hati atau bagian dalam
 Glugu tidak begitu cocok digunakan sebagai usuk, atau penyangga genteng karena memang
mudah melengkung, apalagi dengan bentangan 3 s.d 4 meter sangat tidak disarankan. Kalau 2
s.d 2,5 meter masih dalam jangkauan dengan catatan kayu tua. Untuk mengatasinya anda bisa
selang seling dengan kayu lain seperti jati atau kalimantan jadi lebih kuat dan anda bisa irit
 Jika anda menggunakan glugu sebagai usuk maka siapkan paku beton, bisa juga dengan paku
biasa namun yang menjadi masalah adalah lebih lama, apalagi dalam kondisi kayu sudah
kering. Lebih baik anda mengalahi membeli paku beton daripada tukang lama mengerjakannya
dan membuat biaya tukang menjadi bengkak.
 Glugu sulawesi atau NTT dan lainnya bukanlah jaminan kualitas baik, saya lebih
menyarankan anda mencari sendiri glugu yang mash hidup jadi anda tau kekuatannya,
umurnya, dan yang bagus adalah yang daunnya sudah meranggas atau mau mati, dan tidak
mau berbuah kelapa lagi.

2.6.6 Kayu Karet


Kayu karet atau dalam dunia internasional disebut rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amazon,brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah
india namun tidak berhasil lalu dibawa hingga ke singapura da Negara-negara Asia Tenggara
lainnya termasuk jawa. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan kelas awet III sehingga kayu karet
dapat digunakan sebagai substitusi alternative kayu alam untuk bahan konstruksi.
kayu karet tergolong kayu lunak-keras tapi lumayan berat dengan densitas antara 345-625 kg/m3
dengan level kekeringan kayu 12%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan kelas awet III
sehingga kayu karet dapat digunakan untuk bahan konstruksi. kayu karet tergolong kayu lunak-
keras tapi lumayan berat dengan densitas antara 345-625 kg/m3 dengan level kekeringan kayu
12%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan kelas awet III sehingga kayu karet dapat digunakan
untuk bahan konstruksi. kayu karet tergolong kayu lunak-keras tapi lumayan berat dengan
densitas antara 345-625 kg/m3 dengan level kekeringan kayu 12%. Kayu karet termasuk kelas
kuat II dan kelas awet III.

2.6.7 Kayu Gelam


Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang-
tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger
pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan
penyerap.
2.6.8 Kayu Ulin
kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,kantor,gedung,serta bangunan lainnya
kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera bagian selatan dan kalimantan. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm, tumbuh paada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m, kayu ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu),papan lantai,kusen,bahan untuk bangunan jembatan,bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
kelas awet I.

2.6.9 Kayu Akasia


Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang
dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah mengenai kayu ini adalah bahwasanya banyak alternatif lain yang bisa
digunakan untuk konstruksi selain baja ataupun beton. Contohnya kayu yang juga bisa menjadi
alternatif pengganti untuk konstruksi yang kualitasnya hampir sama dengan bahan konstruksi
yang biasanya. Adapun masalah kekurangan dan kelebihan dalam bahan konstruksi semua bahan
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing itu tergantung masyarakat yang akan
menggunakannya.
Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi ini terpilih selain karena kekuatan
kayunya dan kelebihan kayu yang dapat menyesuaikan suhu ruangan juga dilihat dari unsur
estetika yang timbul dari warna elgan kayu itu sendiri.
Daftar Pustaka
 http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
 http://www.tentangkayu.com/2008/01/sifat-mekanik-kayu.html
 http://vikrishared.blogspot.co.id/2013/07/sifat-dan-karakteristik-kayu.html
 http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu
 http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-
konstruksi.html
 http://karindayulinardesta.blogspot.co.id/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-
ciri.html
 http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-kayu-bernilai-jual.html
 http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
 http://www.dephut.go.id/Halaman/
STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm
 http://pspkusenpage4me.page4.me/bangkirai.html
 http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html

Anda mungkin juga menyukai