Aljabar Boolean PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

Aljabar Boolean

Disusun Oleh :
Lanisya Febriyani (4210171008)

M. Barkah Rahmanu Mauludi (4210171022)

Oki Rizka Wahyu Anggara (4210171026)

Fakhriy Ramadhan Nahidha (4210171027)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI GAME

DEPARTEMEN TEKNOLOGI MULTIMEDIA KREATIF

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2019
Definisi Aljabar Boolean

stuktur aljabar yang mencakup intisari operasi logika AND, OR, NOR, dan NAND dan
juga teori himpunan untuk operasi Union, Interseksi, dan komplemen.
aljabar boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling
umum adalah dengan menspesifikasikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang
menyertainya.
contoh : misalkan ​B​ adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan .​​ , dan
sebuah operator uner, ,​​ . Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari ​B​. Maka,
tupel
<​B,​ +, .​​ ,​,​,0, 1>
disebut ​aljabar Boolean​ jika setiap ​a, b, c € B​ berlaku aksioma (postulat huntington) berikut :
1. Identitas
(i) ​a ​ + 0 = ​a
(ii) ​a .​ ​ 1 = a
2. Komunikatif
(i) ​a + b = b + a
(ii) ​a .​ b​ = b . a
3. Distributif
(i) ​a ​.​(b + c) = (a ​.​ b) + (a .​ ​ c)
(ii) ​a + (b .​ ​ c) = (a + b) .​ ​ (a + c)
4. Komplemen​1
Untuk setiap ​a € B t​ erdapat elemen unik ​a’ € B s​ ehingga
(i) ​a + a’ ​= 1
(ii) ​a .​ ​ a’ = ​ 0

Elemen 0 dan 1 adalah elemen unik yang di dalam ​B.​ 0 disebut elemen terkecil dan 1
disebut elemen terbesar. Elemen 0 disebut elemen zero, sedangkan elemen 1 disebut elemen unit.
Operator + disebut operator penjumlahan, .​​ dsebut operator perkalian, dan ‘ disebut operator
kmplemen.
Terdapat perbedaan antara aljabar boolean dengan aljabar biasa untuk aritmatika riil :
1) hukum distributif yang pertama, ​a ​.​(b+c) = (a ​.​ b) + (a ​.​ c), s​ udah dikenal di dalam
aljabar biasa, tetapi hukum distributif yang kedua, ​a + (b ​.​ c) = (a + b) .​ ​ (a + c)​,
benar untuk aljabar boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa.
2) aljabar boolean tidak memiliki kebalikan perkalian (​mutiplicative inverse)​ dan
kebalikan penjumlahan; karena itu, tidak ada operasi pembagian dan pengurangan
di dalam aljabar boolean.
3) aksioma nomer 4 mendefinisikan operator yang dinamakan ​komplemen​ yang
tidak tersedia pada aljabar biasa.
4) aljabar biasa memerlukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang tidak
berhingga banyaknya. Sedangkan aljabar boolean memerlukan himpunan elemen
B​ yang sampai sekarang belum didefinisikan, tetapi pada aljabar boolean dua
nilai, ​B​ didefinisikan sebagai himpunan denga hanya dua nilai, 0 dan 1.
untuk memeroleh aljabar bolean, harus diperhatikan
1) elemen-elemen himpunan ​B.
2) kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner.
3) himpunan ​B, ​bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat
aksioma diatas.

jika ketiga persyaratan diatas terpenuhi, maka aljabar yang didefinisikan dapat dikatakan
sebagai aljabar boolean.
Aljabar Boolean Dua-Nilai
Aljabar boolean dua-nilai (​two-valued boolean algebra)​ adalah aljabar boolean yang
dikenal memiliki terapan yang luas. Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah
himpunan ​B​ dengan dua bah elemen 0 dan 1, yaitu ​B​ = {0,1}, operator biner, + dan .​​ , operator
uner, ‘. Kaidah untuk operator biner dan operatoe uner ditunjukan pada tabel dibawah ini

a b a .​ ​ b

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

a b a+b

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

a a’

0 1

1 0

1) Identitas : jelas berlaku karena dari tabel dapat dilihat bahwa :


(i) 0 +1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 .​​ 0 = 0 .​​ 1 = 1
2) Komutatif : jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.
3) Distributif
(i) ​a .​ ​(b + c) = (a .​ ​ b) + (a .​ ​ c) ​dapat ditujukan benar dari tabel operator biner diatas
dengan membentuk tabel kebenaran untuk semua nilai yang mungkin dari ​a, b, c.​
(ii) hukum distributif ​a + (b .​ ​ c) = (a + b) ​.​ (a + c) d​ apat ditunjukkan benar dengan
membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seoerti (i).

a b c b+c a .​ (b+c)

a .​ ​b a .​ ​ c a ​.b)

+ (a .​ ​ c)

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 1 0 0 0 0

0 1 0 1 0 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

4) Komplemen
(i) ​a+a’ = ​1. karena 0 + 0’ = 0 +1 = 1 dan 1+1’=1+0=1
(ii) ​a .​ a​ ​ = 0, karena 0 .​ ​0’ = 0 .​​ 1 =0 dan 1 .​​ 1’ = 1 .​​ 0 =0

karena keempat aksioma terpenuhi dipenuhi, maka terbukti bahwa ​B​ = {0,1} bersama dengan
operator biner + dan .​​ operator komplemen ‘ merupakan aljabar boolean.
Ekspresi Boolean
Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen-elemen ​B​ dan atau peubah-peubah yang
dikominasikan satu sama lain dengan operator +, .​​ , dan ‘. Secara formal, ekspresi boolean
didefinisikan secara rekursif.
Misalkan (​B​, +, .​​ , ‘, 0, 1) adalah sebuah aljabar boolean. Suatu ekspresi boolean dalam (​B,​ +, .​​ , ‘)
adalah :
(i) setiap elemen di dalam ​B​,
(ii) setiap peubah,
(iii) jika ​e1​ ​ ​dan ​e​2​ ​ adalah ekspresi boolean, maka ​e1​ +e
​ 2​ ,​ ​e​ ​ e​1’
2​ .​
​ ​ adalah ekspresi boolean.
jadi menurut definisi diatas, setiap ekspresi dibawah ini,
0
1
a
b
c
a +b
a .​ ​ b
a’ .​ ​(b + c)
a .​ ​ b’ + a .​ ​ b ​.​ c’ + b’​, dan sebagainya
adalah ekspresi boolean. Ekspresi boolean yang mengandung ​n​ peubah dinamakan ekspresi
boolean bagi ​n ​peubah.

Prinsip dualitas
dalam aljabar boolean banyak ditemukan kesamaan (​idetity)​ yang dapat diperoleh dari
kesamaan lainnya. Definisi prinsip dualitas dalam aljabar boolean adalah sebagai berikut :
Misakan ​S​ adalah kesamaan (​identity)​ di dalam aljabar boolean yang melibatkan +, .​​ ,
komplemen, maka jika pernyataan ​S*​ diperoleh dari ​S​ dengan cara mengganti
.​
dengan +
+ dengan .​
0 dengan 1
1 dengan 0
dan membiarkan komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan ​S*​ juga benar. ​S​* disebut
sebagai dual dari ​S​.
Hukum-Hukum Aljabar Boolean
Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan
Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan.

Terdapat 11 hukum-hukum Aljabar Boolean, antara lain :

1. Hukum Identitas
a. a + 0 = a
b. a x 1 = a
2. Hukum Komplemen
a. a + a’ = 1
b. aa’ = 0
3. Hukum Idempoten
a. a + a = a
b. a x a = 1
4. Hukum Dominasi
a. a x 0 = 0
b. a + 1 = 1
5. Hukum Involusi
a. (a’)’ = a
6. Hukum Penyerapan
a. a + ab = a
b. a(a + b) = a
7. Hukum Komutatif
a. a + b = b + a
b. ab = ba
8. Hukum Asosiatif
a. a + (b + c) = (a + b) + c
b. a (bc) = (ab) + c
9. Hukum Distributif
a. a + (bc) = (a + b) (a + c)
b. a (b + c) = a b + a c
10. Hukum 0/1
a. 0’ = 1
b. 1’ = 0
11. Hukum De Morgan
a. (a + b)’ = a’b’
b. (ab)’ = a’ + b’
Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (Fungsi Biner) adalah pemetaan dari B n ke ​B melalui ekspresi Boolean, dapat
dituliskan sebagai

​f​ : B n → B

yang dalam hal ini B n adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-​n d​ i dalam daerah
asal ​B

Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.

Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah

f(​ ​x,​ ​y​, ​z)​ = ​xyz ​+ ​x​’​y​ + ​y’​ ​z

Fungsi ​f​ memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (​x​, ​y,​ ​z​) ke himpunan {0, 1}.

Contoh :

(1, 0, 1) yang berarti ​x​ = 1, ​y​ = 0, dan ​z​ = 1

sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:


1. ​f(​ ​x​) = ​x
2. ​f(​ ​x​, ​y)​ = ​x​’y​ ​ + ​xy​’+ ​y​’
3. ​f(​ ​x​, ​y)​ = ​x​’​ y​’
4. ​f(​ ​x​, ​y)​ = (​x​ + ​y​)’
5. ​f(​ ​x​, ​y,​ ​z​) = ​xyz’​
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut ​literal​.
Contoh:
Fungsi ​h(​ ​x,​ ​y​, ​z)​ = ​xyz​’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal, yaitu ​x​, y, dan ​z​’.

Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi Aljabar Boolean


Misalkan ​f d​ an ​g a​ dalah dua fungsi boolean dengan ​n ​peubah, maka penjumlahan ​f d​ an ​g ​didefinisikan
sebagai :
(​f + g)​ ( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f (​ x1 + x2 + ... + xn ) + ​g (​ x1 + x2 + ... + xn )
Sedangkan perkalian ​f.g ​didefinisikan sebagai :
(​f . g​)( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f ​( x1 + x2 + ... + xn ) ​g ​( x1 + x2 + ... + xn )
Komplemen Fungsi
Bila sebuah fungsi dikomplemenkan. maka akan diperoleh fungsi komplemen. Fungsi
komplemen berguna pada saat melakukan penyederhanaan fungsi boolean.
Fungsi Komplemen dapat dicari dengan 2 cara, antara lain :
1. Menggunakan Hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, ​x​1​ dan ​x​2​, adalah
Contoh.
Misalkan ​f(​ ​x,​ ​y,​ ​z​) = ​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ , maka
​f​ ’(​x​, ​y,​ ​z​) = (​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ )’
= ​x’​ + (​y​’​z’​ + ​yz)​ ’
= ​x’​ + (​y​’​z’​ )’ (​yz​)’
= ​x’​ + (​y​ + ​z​) (​y’​ + ​z’​ )

2. Menggunakan Prinsip Dualitas


Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan ​f,​ lalu komplemenkan setiap literal
di dalam dual tersebut.
Contoh.
Misalkan ​f (​ ​x,​ ​y​, ​z)​ = ​x(​ ​y​’​z’​ + ​yz)​ ,
maka dual dari ​f (​ ​x,​ ​y​, ​z)​ adalah
​f ​(​x,​ ​y​, ​z​) = ​x​ + (​y​’ + ​z’​ ) (​y​ + z​ )​
komplemenkan tiap literalnya:
f (​ ​x​, ​y,​ ​z​) = ​x​’ + (​y​ + ​z)​ (​y’​ + ​z’​ ) = f​ ​ ‘ , sehingga
​f ​‘(​x​, ​y,​ ​z​) = ​x​’ + (​y​ + ​z​)(​y’​ + ​z​’)
Bentuk Kanonik
Ekspresi Boolean dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda. Pertama sebagai, penjumlahan dari
hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari hasil jumlah. Misalnya.
f ​(​x​, ​y,​ ​z​) = x’​y’​ ​z + xy’z’ + xyz
dan
g(x,y,z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y’ + z)

Adalah dua buah fungsi yang sama. Fungsi yang pertama muncul dengan bentuk penjumlahan
dari hasil kali, sedangkan fungsi yang kedua muncul dalam bentuk perkalian dan hasil jumlah.

sebuah ​minterm dan ​maxterm harus mengandung literal yang lengkap. seperti contoh pada
bentuk pertama dan bentuk kedua semuanya mengandung (​x + y + z)

Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih ​minterm ​atau
perkalian dari satu atau lebih ​maxterm d​ isebut dalam ​bentuk kanonik.

Jadi, ada dua macam bentuk kanonik :


1. Penjumlahan dari hasil kali (​sum-of-product atau SOP​)
2. Perkalian dari hasil penjumlahan (​product-of-sum atau POS)​
Nama lain dari SOP adalah Bentuk Normal Disjungtif dan nama lain dari POS adalah Bentuk
Normal Konjungtif.

Kadang-kadang minterm dilambangkan sebagai huruf m kecil berindeks. Indeks menyatakan


nilai desimal dari string biner yang merepresentasikan term. Misalnya pada term dengan 2
peubah x dan y , indeks 0 m₀ menyatakan nilai desimal dari 00 (x = 0 dan y = 0), indeks 1 pada
m₁ menyatakan nilai desimal dari 01(x = 0 dan y = 1), dan seterusnya.
Maxterm dilambangkan sebagai huruf M besar berindeks. Indeks menyatakan nilai desimal dari
string biner yang merepresentasikan term. Misalnya pada term dengan 2 peubah x dan y , indeks
0 m₀ menyatakan nilai desimal dari 00 (x = 0 dan y = 0), indeks 1 pada m₁ menyatakan nilai
desimal dari 01(x = 0 dan y = 1), dan seterusnya.

x y Minterm Maxterm

Suku Lambang Suku Lambang

0 0 x’y’ m₀ x+y M₀

0 1 x’y m₁ x + y’ M₁

1 0 xy’ m₂ x’ + y M₂

1 1 xy m₃ x’ + y’ M₃

x y z Minterm Maxterm

Suku Lambang Suku Lambang

0 0 0 x’y’z’ m₀ x+y+z M₀

0 0 1 x’y’z m₁ x + y + z’ M₁

0 1 0 x’yz’ m₂ x + y’ + z’ M₂

0 1 1 x’yz m₃ x + y’ + z’ M₃

1 0 0 xy’z’ m₄ x’ + y + z M₄

1 0 1 xy’z m₅ x’ + y + z’ M₅

1 1 0 xyz’ m₆ x’ + y’ + z M₆

1 1 1 xyz m₇ x’ + y’ + z’ M₇
Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat membentuk fungsi Boolean dalam bentuk
Kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut dengan cara mengambil minterm atau maxterm dari
setiap nilai fungsi yang bernilai 1 (untuk SOP) atau 0 (untuk POS).

Konversi Antar Bentuk Kanonik


Fungsi Boolean dalam bentuk Kanonik SOP dapat ditransformasikan ke bentuk kanonik POS,
demikian pula sebaliknya.
misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan 3 peubah :
f(x,y,z) = (1,4,5,6,7)
dan f’ adalah fungsi komplemen dari f₁
f’(x,y,z) = (0,2,3) = m₀+m₂+m₃
dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk POS :
f’(x,y,z) = (f’(x,y,z))’ = (m₀+m₂+m₃)’
= m₀’ . m₂’ . m₃’
= (x’y’z’)’ (x’yz’)’ (x’yz)’
= (x + y + z) (x + y’+z) (x + y’ + z’)
= M₀ M₂ M₃
= ∏(0,2,3)
Jadi, f(x,y,z) = ​ ​ (1,4,5,6,7) = ​∏(​ 0,2,3)

Kesimpulan :

m​j ​= M​j

Bentuk Baku
Dua bentuk Kanonik adalah bentuk dasar yang diperoleh dengan membaca fungsi dari tabel
kebenaran. Bentuk ini umumnya sangat jarang muncul, karena setiap suku (term) di dalam
bentuk kanonik harus mengandung literal lengkap, baik dalam bentuk Normal (x) atau dalam
bentuk komplementernya (x’)

Cara lain untuk mengekspresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku (standard) pada bentuk ini,
suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu,dua, atau sejumlah literal. Dua tipe
bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.

Aplikasi Aljabar Boolean


Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan, antara lain di bidang
jaringan pensaklaran dan rangkaian digital. Masing – masing aplikasi dibahas dibawah ini

Jaringan Pensaklaran (Switching Network)


Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah status : buka dan tutup. Kita dapat
mengasosiasikan setiap peubah di dalam fungsi Boolean sebagai saklar dalam sebuah saluran
yang dialiri listrik, air, gas , informasi atau benda lain yang mengalir. Secara fisik, saklar ini
dapat berupa keran didalam pipa hidrolik, transistor atau dioda dalam rangkaian listrik,
dispatcher pada alat rumah tangga, atau alat lain yang dapat melewati hambatan aliran.

Sirkuit Elektronik
Komputer dan peralatan elektronik lain dibuat dari sejumlah rangkaian sirkuit. Sirkuit menerima
masukan dan keluaran berupa pulsa-pulsa listrik yang dapat dipandang sebagai 0 atau 1. Aljabar
Boolean digunakan untuk memodelkan sirkuit elektronik. Elemen dasar dari sirkuit adalah
gerbang.

Setiap gerbang mengimplementasikan sebuah operasi Boolean. Yaitu AND, OR dan NOR.
Sirkuit yang dibentuk dari 3 macam tersebut disebut sirkuit Logika.
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi-operasi yang tidak perlu ,literal atau
suku-suku yang berlebihan.menyerderhanakan fungsi Boolean artinya mencari bentuk fungsi lain
yang ekivalen teteapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih,contoh minimisasi fungsi
contoh,​f(x,y)=x’y+xy’+y’ d​ apat disederhanakan menjadi ​f(x,y)=x’+y’
fungsi Boolean yang lebih sederhana berarti rangkaian logikanya juga lebih sederhana
Ada tiga metode untuk menyerderhanakan fungsi Boolean
1.Secara aljabar,menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean
2.Metode peta karnaugh
3.Metode Quine-McCluskey(metode tabulasi)

Penyederhanaan fungsi Boolean secara aljabar


Metode yang tersedia adalah prosedur yang cut-and-try yang memanfaatkan
postulat,hukum-hukum dasar,dan metode manipulasi lain yang sudah dikenal
f(x,y)=x+x’y

penyelesaian:
f(x,y)=x+x’y
=(x+x’)(x+y) ​ (Hukum distributif)
=1.(x+y) ​(Hukum Komplemen)
=x+y (​ Hukum identitas)

Metode peta karnaugh


Metode peta karnaugh merupakan metode grafis untuk menyederhanakan fungsi

Boolean.metode ini ditemukan oleh Maurice Karnaugh pada tahun 1953.peta karnaugh adalah
sebuah diagram/peta yang terbentuk dari kotak-kotak yang bersisian
Peta Karnaugh dengan Tiga peubah
Contoh ​f(x,y,z)=xz’+y
Teknik Minimasasi fungsi Boolean dengan Peta
Karnaugh
Pergulungan
Peta Karnaugh untuk Lima peubah

Keadaan Don’t Care


Keadaan don’t care adalah kondis nilai peubahan yang tidak diperhitungkan oleh
fungsinya,artinya nilai 1 atau 0 dari peubah don’t care tidak berpengaruh pada hasil fungsi
tersebut.

Metode Quine-McCluskey
langkah-langkah metode Quine-McClukey untuk menyerdahanakan ekspresi Boolean
dalam bentuk SOP adalah sebagai berikut
1.nyatakan tiap minterm dalam n peubah menjadi string bit yang panjangnya n,yang dalam hal
ini peubah komplemen dinyatakan denga ‘0’,peubah yang bukan komplemen dengan ‘1’
2.kelompok tiap minterm berdasarkan jumlah ‘1’ yang dimilikinya
3.kombinasikan minterm dalam n peubah dengan kelompok lain yang jumlah ‘1’ nya berbeda
satu,sehingga diperoleh bentuk prima yang berdiri dari n-1 peubah.Minterm yang
dikombinasikan diberi tandai

Metode Quine McCluskey biasanya digunakan untuk menyerderhanakan fungsi Boolean yang
ekspresinya dalam bentuk SOP,namun metode ini dapat dimodifikasi sehingga juga dapat
digunakan untuk ekspresi dalam bentuk POS
Penerapan Aljabar Boolean
Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan
Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan.

Terdapat 11 hukum-hukum Aljabar Boolean, antara lain :

12. Hukum Identitas


a. a + 0 = a
b. a x 1 = a
13. Hukum Komplemen
a. a + a’ = 1
b. aa’ = 0
14. Hukum Idempoten
a. a + a = a
b. a x a = 1
15. Hukum Dominasi
a. a x 0 = 0
b. a + 1 = 1
16. Hukum Involusi
a. (a’)’ = a
17. Hukum Penyerapan
a. a + ab = a
b. a(a + b) = a
18. Hukum Komutatif
a. a + b = b + a
b. ab = ba
19. Hukum Asosiatif
a. a + (b + c) = (a + b) + c
b. a (bc) = (ab) + c
20. Hukum Distributif
a. a + (bc) = (a + b) (a + c)
b. a (b + c) = a b + a c
21. Hukum 0/1
a. 0’ = 1
b. 1’ = 0
22. Hukum De Morgan
a. (a + b)’ = a’b’
b. (ab)’ = a’ + b’
Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (Fungsi Biner) adalah pemetaan dari B n ke ​B melalui ekspresi Boolean, dapat
dituliskan sebagai

​f​ : B n → B

yang dalam hal ini B n adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-​n d​ i dalam daerah
asal ​B

Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.

Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah

f​(​x,​ ​y​, ​z)​ = ​xyz +


​ ​x​’​y​ + ​y’​ ​z

Fungsi ​f​ memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (​x​, ​y,​ ​z​) ke himpunan {0, 1}.

Contoh :

(1, 0, 1) yang berarti ​x​ = 1, ​y​ = 0, dan ​z​ = 1

sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:


1. ​f​(​x)​ = ​x
2. ​f​(​x,​ ​y)​ = ​x​’y​ ​ + ​xy​’+ ​y​’
3. ​f​(​x,​ ​y)​ = ​x​’​ y​’
4. ​f​(​x,​ ​y)​ = (​x​ + ​y​)’
5. ​f​(​x,​ ​y,​ ​z​) = ​xyz’​
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut ​literal​.
Contoh:
Fungsi ​h(​ ​x,​ ​y,​ ​z)​ = ​xyz​’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal, yaitu ​x​, y, dan ​z​’.

Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi Aljabar Boolean


Misalkan ​f ​dan ​g a​ dalah dua fungsi boolean dengan ​n p​ eubah, maka penjumlahan ​f d​ an ​g ​didefinisikan
sebagai :
(​f + g)​ ( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f ​( x1 + x2 + ... + xn ) + ​g (​ x1 + x2 + ... + xn )
Sedangkan perkalian ​f.g ​didefinisikan sebagai :
(​f . g​)( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f ​( x1 + x2 + ... + xn ) ​g ​( x1 + x2 + ... + xn )

Komplemen Fungsi
Bila sebuah fungsi dikomplemenkan. maka akan diperoleh fungsi komplemen. Fungsi
komplemen berguna pada saat melakukan penyederhanaan fungsi boolean.
Fungsi Komplemen dapat dicari dengan 2 cara, antara lain :
3. Menggunakan Hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, ​x​1​ dan ​x​2​, adalah
Contoh.
Misalkan ​f​(​x​, ​y,​ ​z​) = ​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ , maka
​f​ ’(​x​, ​y,​ ​z)​ = (​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ )’
= ​x​’ + (​y​’​z’​ + ​yz)​ ’
= ​x​’ + (​y​’​z’​ )’ (​yz)​ ’
= ​x​’ + (​y​ + ​z​) (​y’​ + ​z​’)

4. Menggunakan Prinsip Dualitas


Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan ​f​, lalu komplemenkan setiap literal
di dalam dual tersebut.
Contoh.
Misalkan ​f ​(​x​, ​y​, ​z)​ = ​x(​ ​y​’​z’​ + ​yz)​ ,
maka dual dari ​f ​(​x​, ​y​, ​z)​ adalah
​f ​(​x,​ ​y​, ​z​) = ​x​ + (​y​’ + ​z’​ ) (​y​ + z​ )​
komplemenkan tiap literalnya:
f ​(​x,​ ​y,​ ​z​) = ​x​’ + (​y​ + ​z)​ (​y​’ + ​z’​ ) = f​ ​ ‘ , sehingga
​f ​‘(​x​, ​y,​ ​z)​ = ​x’​ + (​y​ + ​z​)(​y’​ + ​z’​ ) Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat
mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi
jumlah Gerbang Logika yang diperlukan.
Terdapat 11 hukum-hukum Aljabar Boolean, antara lain :

23. Hukum Identitas


a. a + 0 = a
b. a x 1 = a
24. Hukum Komplemen
a. a + a’ = 1
b. aa’ = 0
25. Hukum Idempoten
a. a + a = a
b. a x a = 1
26. Hukum Dominasi
a. a x 0 = 0
b. a + 1 = 1
27. Hukum Involusi
a. (a’)’ = a
28. Hukum Penyerapan
a. a + ab = a
b. a(a + b) = a
29. Hukum Komutatif
a. a + b = b + a
b. ab = ba
30. Hukum Asosiatif
a. a + (b + c) = (a + b) + c
b. a (bc) = (ab) + c
31. Hukum Distributif
a. a + (bc) = (a + b) (a + c)
b. a (b + c) = a b + a c
32. Hukum 0/1
a. 0’ = 1
b. 1’ = 0
33. Hukum De Morgan
a. (a + b)’ = a’b’
b. (ab)’ = a’ + b’

Fungsi Boolean

Fungsi Boolean (Fungsi Biner) adalah pemetaan dari B n ke ​B melalui ekspresi Boolean, dapat
dituliskan sebagai

​f​ : B n → B

yang dalam hal ini B n adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-​n d​ i dalam daerah
asal ​B

Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.

Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah

f​(​x,​ ​y​, ​z)​ = ​xyz +


​ ​x​’​y​ + ​y’​ ​z

Fungsi ​f​ memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (​x​, ​y,​ ​z​) ke himpunan {0, 1}.

Contoh :
(1, 0, 1) yang berarti ​x​ = 1, ​y​ = 0, dan ​z​ = 1

sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:


1. ​f​(​x)​ = ​x
2. ​f​(​x,​ ​y)​ = ​x​’y​ ​ + ​xy​’+ ​y​’
3. ​f​(​x,​ ​y)​ = ​x​’​ y​’
4. ​f​(​x,​ ​y)​ = (​x​ + ​y​)’
5. ​f​(​x,​ ​y,​ ​z​) = ​xyz’​
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut ​literal​.
Contoh:
Fungsi ​h(​ ​x,​ ​y,​ ​z)​ = ​xyz​’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal, yaitu ​x​, y, dan ​z​’.

Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi Aljabar Boolean


Misalkan ​f ​dan ​g a​ dalah dua fungsi boolean dengan ​n p​ eubah, maka penjumlahan ​f d​ an ​g ​didefinisikan
sebagai :
(​f + g)​ ( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f ​( x1 + x2 + ... + xn ) + ​g (​ x1 + x2 + ... + xn )
Sedangkan perkalian ​f.g ​didefinisikan sebagai :
(​f . g​)( x1 + x2 + ... + xn ) = ​f ​( x1 + x2 + ... + xn ) ​g ​( x1 + x2 + ... + xn )
Komplemen Fungsi
Bila sebuah fungsi dikomplemenkan. maka akan diperoleh fungsi komplemen. Fungsi
komplemen berguna pada saat melakukan penyederhanaan fungsi boolean.
Fungsi Komplemen dapat dicari dengan 2 cara, antara lain :
5. Menggunakan Hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, ​x​1​ dan ​x​2​, adalah
Contoh.
Misalkan ​f​(​x​, ​y,​ ​z​) = ​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ , maka
​f​ ’(​x​, ​y,​ ​z)​ = (​x​(​y​’​z’​ + ​yz)​ )’
= ​x​’ + (​y​’​z’​ + ​yz)​ ’
= ​x​’ + (​y​’​z’​ )’ (​yz)​ ’
= ​x​’ + (​y​ + ​z​) (​y’​ + ​z​’)

6. Menggunakan Prinsip Dualitas


Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan ​f​, lalu komplemenkan setiap literal
di dalam dual tersebut.
Contoh.
Misalkan ​f ​(​x​, ​y​, ​z)​ = ​x(​ ​y​’​z’​ + ​yz)​ ,
maka dual dari ​f ​(​x​, ​y​, ​z)​ adalah
​f ​(​x,​ ​y​, ​z​) = ​x​ + (​y​’ + ​z’​ ) (​y​ + z​ )​
komplemenkan tiap literalnya:
f ​(​x,​ ​y,​ ​z​) = ​x​’ + (​y​ + ​z)​ (​y​’ + ​z’​ ) = f​ ​ ‘ , sehingga
​f ​‘(​x​, ​y,​ ​z)​ = ​x’​ + (​y​ + ​z​)(​y’​ + ​z’​ )

Refrensi :
https://www.academia.edu/29914530/Matematika_Diskrit_RInaldi_Munir
Refrensi

Anda mungkin juga menyukai