Sistem Pernapasan Mamalia - Respirasi Dan Contoh Mamalia
Sistem Pernapasan Mamalia - Respirasi Dan Contoh Mamalia
Sistem Pernapasan Mamalia - Respirasi Dan Contoh Mamalia
1. Sistem pernapasan
Sistem ini memiliki peran memproduksi oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme yang berupa karbondioksida.
Sistem pernapasan terdiri dari lubang hidung, faring, trakea, bronkus dan paru-paru. Pernapasan digunakan untuk
menghasilkan energi dengan menyederhanakan senyawa-senyawa organik.
3. Sistem rangka
Sistem ini memiliki peran untuk melekatkan otot-otot, membentuk tubuh, menyimpan meneral dan melindungi organ
bagian dalam yang lebih lunak. Sistem rangka pada hewan vertebrata dapat kita bedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Sistem skeleton aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang dada, tulang belakang, tulang iga serta tulang selangka.
b. Sistem apendikular terdiri dari tulang tungkai atas dan tungkai bawah. Pada tungkai atas terdiri dari tulang belikat,
tulang lengan atas, tulang lengan bawah, tulang pengupil, tulang hasta, tulang telapak tangan, tulang pergelangan
tangan dan tulang jari sedangkan pada tungkai bawah terdiri dari tulang paha, tulang tempurung, tulang pergelangan
kaki, jari kaki, tulang telapak kaki dan tulang tumit.
4. Sistem pencernaan
Sistem ini memiliki peran untuk mencerna makanan sehingga sari-sarinya dapat diserap oleh tubuh. Sistem
pencernaan pada hewan terdiri dari mulut yang di dalamnya terdapat ludah, gigi dan lidah, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar dan anus, hati, kalenjar-kalenjar pencernaan serta pankreas.
5. Sistem otot
Sistem ini memiliki peran atau fungsi untuk membentuk tubuh, menggerakan bagian mekanik tubuh serta menyimpan
glikogen. Sistem otot terdiri dari otot rangka, otot polos dan otot jantung.
6. Sistem saraf
Sistem ini memiliki peran atau fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Sistem saraf terdiri dari dua macam
yakni sistem saraf pusat (otak besar, otak kecil, batang otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi ( 12
pasang saraf otak serta 31 pasang saraf punggung).
7. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi memiliki fungsi sebagai alat perkembangbiakan. Sistem ini terdiri dari dua jenis yakni sistem
reproduksi jantan dan betina. Pada hewan jantan sistem reproduksinya terdiri dari testis, vasdeferens, duktus
epididimis, kelenjar prostat serta uretra. Sedangkan pada hewan betina, sistem reproduksinya terdiri dari indung telur,
rahim, oviduk dan vagina.
8. Sistem eksresi
Sistem ini berperan untuk mengeluarkan sisa-sisa proses metabolisme tubuh hewan sehingga keseimbangan cairan
tubuh dapat terjadi. Sistem ekskresi misalnya ginjal dan kantung urine.
9. Sistem hormon
Sistem hormon berperan untuk menghasilkan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh hewan. Misalnya dinding usus
halus dapat mengeluarkan hormon yang merangsang pengeluaran enzim.
Banyak sekali jenis hewan mamalia yang hidup di sekeliling kita dengan berbagai macam variasi yang berbeda serta
memiliki keunikan tersendiri yang berbeda-beda. Hewan mamalia memiki beberapa penjelasan lainnya selain mengenai
pengertian dari hewan mamalia.
Memang hewan dari kelas ampibi memiliki paru-paru akan tetapi belum sempurna atau dengan kata lain masihlah
sederhana dan kurang elastik untuk memenuhi keperluan fisiologis pada tubuhnya, maka dari itu amfibi memerlukan
alat bantuan berupa kulitnya dalam melakukan aktivitas respirasi tersebut. Dibandingkan kelas ampibi, pada kelas
mamalia sudah mengalami perkembangan yang sempurna.
Pada sistem respirasi mamalia alur hidung yang dimiliki mamalia mengandung tulang-tulang turbinal yang bekelok-
kelok. Sehingga memperluas permukaan olfaktori. Laringnya memiliki atap dan mengandung pita sara. Memiliki dua
paru-paru pada masing-masing masuk kedalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernafasan sendiri disebut
dengan inspirasi yang diikuti dengan terjadinya perataan dari diafragma dan elevasi pada tulang-tulang iga dengan
gerakan melengkung keluar.
Respirasi eksternal adalah pengertian umum yang kita kenal dengan bernafas
Respirasi internal merupakan pengertian umum yang dilakukan oleh sel
Dalam proses ini maka paru-paru menjadi mengembang dan memunculkan tekanan negatif didalamnya. Dengan
demikian maka udara disekitar memasukki paru-paru. Sedangkan pada proses ekspirasi atau proses mengeluarkan
karbondioksida, maka proses lebih pasif. Hal ini disebabkan proses elspirasi hanya mengalami relaksasi otot
inspiratori saja, dan terjadi pengerutan pada dinding alveoli.
1. Kemudahan Memasukkan oksigen hewan kelas mamalia dibandingkan dengan kelas lainnya
2. Fungsi dari proses respirasi pada mamalia
Impuls kemudian sampai ke jantung dan pembuluh darah di jaringan mengalami penimbunan karbondioksida akan
mendorong munculnya respon yang mempermudah pelepasan karbondioksida dari dalam tubuh. Hal ini membuat
tejadinya peningkatan pasokan oksigen kedalam tubuh.
Pada mamalia, pasokan oksigen dan pembuangan karbondioksida haruslah sesuai dengan kebutuhan hewan. Saat terjadi
laju metabolisme dan mengalami peningkatan maka kebutuhan oksigen dan pembentukan karbondioksida akan
meningkat. Jika saat tersebut darah tidak mendapatkan cukup oksigen dalam memenuhi kebutuhan, mamalia akan
mengalami hipoksia. Dimana hal ini merupakan keadaan kekurangan oksigen. Tak hanya itu mamalia juga dapat
mengalami asfiksia keadaan tidak mendapatkan oksigen pada jaringan tubuhnya dan menyebabkan kematian.
Dan juga terjadi sebaliknya, jika kadar oksigen dalam tubuh mamalia terlalu besar maka mamalia akan mengalami
oksidasi yang tidak diharapkan. Hal ini dapat menyebabkan kehancuran pada sel-sel tubuh mamalia. Denghan demikian
maka pasokan oksigen yang tidak memadai dapat menyebabkan menimbunnya karbondioksida. Jika terjadi timbunan
ini maka tubuh mamalia akan mengalami gangguan. Diantaranya adalah gangguan pada metabolisme.
5. Beberapa contoh-contoh hewan mamalia berdasarkan sub kelas yang mendekati jenisnya
contoh Terdapat di Negara
Platypus Australia
Kukang Amerika
Demikian penjelasan mengenai sistem respirasi pada mammalia semoga informasi ini bermanfaat.
Ciri-ciri Amphibi
berikut adalah ciri-ciri dari hewan Amphibi ;
Sistem pernapasan pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan hewan vertebrata dan sistem
pernapasan pada manusia dan lebih kompleks dari sistem pernapasan pada hewan invertebrata . Organ utama sistem
pernafasan amphibi adalah paru-paru, permukaan kulit dan insang (pada saat katak masih berudu dan hidup didalam
air). Alat-alat pernapasan amphibi hampir sama dengan alat-alat pernapasan manusia namun lebih sederhana.
Mekanisme pernapasan ketika katak masih berupa berudu berbeda dengan mekanisme pernapasan ketika katak sudah
bermetamorfosis menjadi katak dewasa.
Daur hidup katak sebagai hewan amphibi dimulai saat katak bertelur dan telur-telur amphibi biasanya akan
dikeluarkan didalam air. Telur yang menetas dalam air akan menjadi larva yang berbentuk berudu dan selanjutnya
akan tumbuh dan bermetamorfosis menjadi hewan amphibi dewasa. Alat-alat pernapasan hewan amphibi berbeda
dengan sedikit berbeda dengan alat-alat pernapasan pada manusia dan bergantung pada fase daur hidupnya. Pada saat
fase berudu, amphibi akan bernapas dengan bantuan insang sementara saat dewasa hewan amphibi akan menggunakan
paru-paru dan permukaan kulitnya yang tipis dan lembab.
1. Insang
Insang pada berudu terletak di belakan kepala berudu dan terdiri dari 3 pasang. Insang pada berudu akan bergetar dan
oksigen yang larut dalam air akan terserap dan selanjutnya akan masuk ke kapiler darah yang banyak jumlahnya
dalam insang melalui proses difusi. Setelah berumur 12 hari insang dalam pada berudu amphibi akan berubah menjadi
insang luar yang tertutup oleh lapisan kulit.Fungsi insang pada berudu hampir sama dengan fungsi insang pada sistem
pernafasan pada ikan.
2. Kulit
Pernapasan pada amphibi juga berlangsung melalui kulitnya. Kulit amphibi tipis dan lembab serta banyak memiliki
kapiler darah. Hal inilah yang memungkinkan katak dapat melangsungkan proses difusi oksigen dari lingkungan luar
ke dalam tubuh. Mekanisme pernapasan melalui kulit dimulai saat oksigen masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan
selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh vena pada kulit paru-paru yang yang disebut vena pulmo kutanea.
Selanjutnya oksigen dari vena pulmo kutanea akan menuju jantung dan dialirkan keseluruh tubuh untuk proses
metabolisme. Proses ekspirasi terjadi saat karbon dioksida dipompa oleh jantung ke dalam paru-paru dan permukaan
kulit dan selanjutnya karbon dioksida akan dikeluarkan melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea) lewat
proses difusi.
3. Paru-paru
Paru-paru hewan amphibi memuliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru manusia namun memiliki bagian-
bangian yang berbeda dengan bagian-bagian paru-paru manusia. Paru-paru amphibi masih dapat dibilang sederhana
dan terdiri dari sepasang kantung tipis menyerupai balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna kemerahan karena
banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Paru-paru terhubung dengan rongga mulut hewan amphibi melalui
saluran bronkus yang pendek yang meiliki celah atau lubang pada rongga mulut yang disebut glotis. Pada glotis inilah
juga terdapat larynx atau kotak suara. Fungsi bronkus pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan fungsi
bronkus manusia dan sistem paru-parunya sama dengan sistem pernapasan pada mamalia.
Mekanisme pernafasan katak juga tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan manusia. Amphibi dapat mengambil
oksigen diudara melalui lubang nostril pada hidungnya dan selanjutnya dibawa ke paru-paru. Namun, berbeda dengan
manusia, katak tidak memiliki diafragma sehingga rongga dadanyya tidak bisa membesar dan mengecil.
Mekanisme pernapasan hewan amphibi juga diatur oleh beberapa jenis otot yaitu otot rahang bawah (musculus
submandibularis), otot sternohyodeus (musculus sternohyoideus), otot geniohyoideus (musculus geniohyoideus), dan
otot perut. Berikut adalah mekanisme fase inspirasi dan ekspirasi pada hewan amphibi dan biasanya fase tersebut
terjadi saat rongga mulut menutup.
4. Fase Inspirasi
Otot sternohioideus berkontraksi –> rongga mulut membesar –> Oksigen masuk melalui koane (celah hidung) –>
koane menutup –> otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi –> rongga mulut mengecil –> O2
terdorong ke paru-paru melalui celah-celah –> pertukaran gas di paru-paru (Oksigen diikat oleh darah di kapiler
dinding paru-paru, karbondioksida dilepaskan ke lingkungan).
5. Fase Ekspirasi
Terjadi pertukaran gas di paru-paru –> otot submandibularis berelaksasi –> otot perut dan sternohioideus berkontraksi
–> paru-paru mengecil –> udara tertekan keluar dan masuk ke rongga mulut –> koane membuka –> celah tekak
menutup –> otot submandibularis dan geniohioideus berkontraksi –> rongga mulur mengecil –> karbondioksida
terdorong keluar melalui koane.
Demikian sistem pernapasan pada hewan amphibi berikut penjelasannya. Keseluruhan alat yang ada pada sistem
pernapasan hewan amphibi dapat bekerja normal dalam kondisi lingkungan yang baik. Dampak pencemaran
udara dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dan spesies hewan amphibi.
1. Hidung
Hidung adalah organ respirasi pertama pada hewan reptil yang menerima udara dari lingkungan. Udara yang dihirup
oleh hewan reptil mengandung oksigen. Selanjutnya udara yang diterima hidung akan diteruskan ke trakea. Baca : cara
kerja hidung.
2. Trakea
Udara yang mengandung oksigen akan diterima oleh hidung akan diteruskan ke trakea. Trakea pada hewan reptil
merupakan trakea yang memanjang. Bentuknya yang panjang memungkinkan saat hewan ini sedang memangsa maka
trakea akan menonjol. Fungsi trakea menonjol adalah supaya mangsa yang akan ditelan oleh hewan reptil tidak
menyebabkan mereka sesak napas.
3. Bronkus
Bronkus adalah cabang dari trakea. Tulang – tulang rawan yang membentuk seperti cincin merupakan bentuk yang
menyusun bronkus. Pada bagian bronkus terdapat bagian – bagian lagi yang membentuk seperti cabang yaitu bronkiolus.
Fungsi saluran bronkus pada hewan reptil adalah mengalirkan udara searah melalui paru – paru dan mengalirkan udara
yang tidak diperlukan seperti karbondioksida dan uap air keluar paru – paru.
4. Paru – Paru
Reptil melakukan respirasi dengan menggunakan paru – paru. Namun paru – paru pada hewan reptil merupakan hasil
modifikasi kloaka. Kloaka adalah saluran ekskresi yang berhubungan dengan pencernaan. Pada hewan amphibi, reptil
dan burung, kloaka ada. Fungsi dari modifikasi kloaka adalah untuk meningkatkan kemampuan paru – paru – paru
melakukan pertukaran gas. Baca : bagian bagian paru paru.
5. Katup Penutup
Kelebihan pada hewan reptil adalah memiliki katup penutup. Fungsi katup penutup pada sistem repirasi hewan reptil
adalah memudahkan hewan reptil untuk bernapas di dalam air. Dengan demikian katup penutup akan berfungsi ketika
reptil ada di dalam air.
Setelah mendengar penjelasan dari dosen biologi ternyata sistem pernapasan pada hewan reptil tidak jauh berbeda
dengan sistem respirasi pada manusia. Demikian penjelasan dosen biologi mengenai organ sistem respirasi pada reptil
dan mekanisme sistem respirasi pada reptil. Semoga pengetahuan anda tentang sistem pernapasan pada hewan
bertambah. Belajar biologi jadi asyik dan menyenangkan bersama dosen biologi. Sampai jumpa dipertemuan
selanjutnya.
Sistem pernapasan pada ikan berbeda dari hewan Amphibi karena ikan hanya hidup di air tidak didua alam meskipun
amphibi juga memiliki salah satu organ pernapasan yang sama dengan ikan. Sistem pernapasan ikan bergantung pada
suatu organ utama yang disebut insang. Insang pada ikan berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida sebagai hasil respirasi. Organ insang juga berhubungan langsung dengan pembuluh darah sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran langsung antara oksigen dan karbon dioksida. Insang pada ikan terletak di dua sisi
tubuh ikan bagian depan. Dapat dikatakan bahwa insang adalah salah satu dari bagian – bagian tubuh hewan yang
penting khususnya pada ikan.
Insang pada ikan dapat menarik oksigen lebih maksimal daripada paru-paru pada sistem pernapasan pada
manusia bahkan jika kadar oksigen dalam air dibawah 21% atau 210ppm. Insang didesain dengan bentuk dan fungsi
yang diadaptasikan untuk hidup dalam air. Insang terdiri dari filamen-filamen yang langsung terhubung pada air dan
didesain agar air dapat terus masuk dan mengalirkan udara. Tidak seperti paru-paru sebagai alat pernapasan pada
manusia dimana udara yang baru akan masuk setelah sisa udara yang lama dikeluarkan, pada ikan pertukaran udara
berlangsung otomatis tanpa perlu menunggu sisa udara lama dikeluarkan dan ikan tidak perlu membuang energi untuk
proses ini.Hal inilah yang menyebabkan kerja insang lebih efisien dari fungsi paru – paru manusia.
Insang terdiri dari gill filament atau lembaran insang yang terstruktur dan memiliki permukaan yang luas untuk
menyerap oksigen. Transfer gas pernafasan pada ikan dilakukan melalui epitel khusus yakni lamella dan filamen insang
yang epithelium respiratorik. Epitelium ini sangat tipis dan ukurannya menyesuaikan. Pada ikan biasanya terdapat 4
lembar insang pada setiap sisi tubuh, Ikan hiu dan Ikan pari memiliki 5 insang sedangkan beberapa spesies bahkan
memiliki 6 atau 7 lembaran insang. Cabang ilmu Biologi yang mempelajari ikan disebut Ikhtiologi.
Bentuk insang
Pada dasarnya ada dua macam bentuk insang pada ikan sesuai dengan jenisnya :
1. Insang dengan operkulum atau tutup insang. Jenis ikan ini biasanya ditemui pada ikan bertulang sejati
atau Osteichthyes seperti gurame, bandeng dan lainnya. Operkulum terdiri dari beberapa bagian yakni opercle,
preopercle, interopercle, and subopercle. Bagian posterior operculum berfungsi untuk menjaga air dan oksigen agar
tidak keluar kembali saat proses respirasi serta menjaga tekanan air.
2. Insang tanpa tutup atau operkulum. Jenis insang ini dimiliki oleh ikan bertulang rawan atau Chondrichthyes seperti
hiu dan pari. Pada jenis insang ini terdapat suatu struktur khusus yang disebut septum interbranchiale. Septum
interbranchiale adalah jaringan ikat dan otot yang yang berada diantara tiap lembaran insang.
Fungsi Insang
Selain berperan langsung pada proses respirasi sebagai alat pertukaran oksigen dan karbondioksida seprti
halnya fungsi alveolus pada manusia, insang juga memilki beberapa fungsi lain diantaranya :
Air yang tercemari oleh polutan lingukngan seperti amonia, logam berat, nitrit, pestisida atau zat berbahaya lain, hal itu
akan mengganggu proses pernapasan pada ikan bahkan berakibat fatal meracuni tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi
oleh manusia. Insang pada ikan juga dapat terkontaminasi bakteri yang juga efeknya merugikan bagi manusia ( baca
: Peran bakteri dalam kehidupan manusia yang menguntungkan dan merugikan )
Proses pernapasan diawali dengan membukanya mulut ikan kemudian tertutupnya operkulum. Air yang kaya oksigen
akan masuk dan terdoronh ke dalam mulut ikan dan melalui insang.
Molekul oksigen akan ditangkap oleh Haemoglobin pada jaringan pembuluh darah dalam insang dan diedarkan ke
seluruh tubuh ikan.
Karbondioksida dan buangan respirasi lainnya juga akan dilepaskan melalui insang.
Kemuidian ikan akan menutup mulutnya dan membuka tutup insang selanjutnya air akan mengalir melalui insang.
Labirin – Labirin adalah salah satu alat bantu pernapasan pada ikan namun tidak semua ikan memiliki labirin. Labirin
adalah perluasan insang pada bagian atas yang berbentuk lipatan dan membentuk rongga yang tidak beraturan. Beberapa
ikan yang memiliki labirin diantaranya ikan lele ( Clarias batrachus )dan gabus ( Channa striata ). Labirin berfungsi
untuk menyimpan cadangan oksigen yang nantinya bisa digunakan pada saat ikan berada pada daerah atau lingkungan
dengan kadar oksigen rendah.
Beberapa ikan seprti ikan cupang ( Betta sp )mampu mengambil oksigen langsung dari atmosfer dengan menggunakan
labirin sehingga labirin pada ikan berfungsi seperti paru – paru pada manusia.
Arborescene – Beberapa spesies ikan seperti lele, gurame atau nila juga memiliki struktur tambahan yang disebut
arborescejne. Arborescene adalah struktur tambahan pada insang yang berwarna merah dan berbentuk seperti bunga
karang. Struktur tersebut membantu ikan untuk bernapas pada lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah.
Diverticula – Pada ikan yang hidup didaerah tropis misalnya gabus ( Channa striata ) biasanya terdapat struktur
tambahan yang disebut dengan diverticula. Diverticula terletak pada daerah pharynx.
Beberapa spesies ikan juga memiliki alat bantu pernapasan yang disebut dengan gelembung renang terkecuali ikan
petualang yang berenang diperairan luas seperti hiu dan ikan yang hidup di air dengan arus yang deras.
Bentuk gelembung renang bervariasi pada tiap spesies ikan misalnya pada ikan mas ( Cyprinus carpio ) bagian
anterior gelombang renang pada ikan mas lebih besar dari bagian posteriornya. Berbeda halnya dengan ikan mas,
bagian posterior gelembung renang ikan tawes ( Puntius javanicus ) lebih besar dari bagian anteriornya.
Gelembung renang adalah kantong yang berisi udara atau oksigen dan berada pada rongga tubuh ikan. Gelembung
renang memiliki fungsi untuk menjaga posisi ikan agar dapat mengapung saat berada dalam air sehingga ikan tidak
perlu terus menerus berenang. Ada juga ikan yang memfungsikan gelembung renang seperti layaknya paru – paru,
contohnya Dipnoi atau ikan paru-paru yang hanya hidup di benua Australia dan Afrika ( Baca juga : pengertian fauna ).
Meskipun paru – paru pada ikan yang dimaksud dapat menyimpan oksigen akan tetapi tidak diketahui pasti berapa
kapasitas total udara yang dapat ditampung seperti pada kapasital vital paru – paru manusia.
Sistem peredaran darah pada jenis reptil ini yaitu sistem peredaran darah tertutup dan berdarah ganda. Biasanya hewan
yang masuk kategori reptilia ini mempunyai 2 serambi (atrium) dan 2 bilik (ventricel). 2 serambi yaitu serambi kiri
dan serambi kanan. Sedangkan 2 bilik yaitu bilik kanan dan bilik kiri. Antara bilik kiri dan bilik kanan memiliki sekat
yang tidak sempurna, sehingga situasi ini menyebabkan darah yang ada dibilik kiri dan bilik kanan dapat bercampur
satu sama lain. (Baca: Jaringan Ikat pada Hewan)
Agar tidak terjadi saling bercampur, ketika bilik sedang berkontraksi maka lubang kecil yang ada pada sekat yang
menjadi pembatas antara bilik kiri dan bilik kanan akan tertutup. Selain itu juga hewan reptilia memiliki 2 aorta,
adalah aorta kiri dan aorta yang ada di kanan. (Baca: Sistem Pernafasan pada Hewan)
Cara kerjanya yaitu darah yang mengandung banyak karbondioksida masuk menuju serambi kanan. Dari serambi
kanan masuk ke bilik kanan, dan oleh jantung dialirkan ke paru-paru. Saat di paru-paru karbondioksida diganti
menjadi oksigen, melalui organ paru-paru yang ada pada reptil. Lalu dari paru-paru menuju ke serambi kiri, lalu
dilanjutkan lagi ke bilik kiri. Keluar dari bilik kiri inilah, darah diedarkan ke seluruh tubuh diangkut oleh pembuluh
nadi. Mekanisme darah reptil yang masuk dua kali melewati jantung menyebabkan reptil memiliki sistem peredaran
darah ganda. (Baca: Proses Metamorfosis)
Pada ikan, darahnya terdiri atas korpuskula dan plasma darah. Korpuskula sendiri yaitu terdiri atas, keping darah, sel
darah putih, dan sel darah merah. Bentuk dari sel darah merah yaitu terdapat inti (nukleus), bentuknya bulat yang
memanjang, dan pipih. (Baca: Fungsi Kelenjar Mammae pada Mamalia)
Alat peredaran darah pada ikan sama seperti hewan lainnya yaitu terdiri dari sebagian besar pembuluh darah serta
pemompa darah yaitu jantung. Letak jantung ikan ini berdekatan dengan insang, yaitu di rongga perikardium.
Perikardium adalah selaput yang menyelimuti jantung ikan. Ruang pada jantung ikan hanya terdapat 1 atrium
(serambi) dan 1 ventrikel (bilik). Warna serambi ikan berwarna merak agak ketuaan, sedangkan warna merah mudah
adalah warna bilik ikan. Dinding bilik ikan lebih tebal daripada dinding serambi kan. Sebagai sekat pemisah antara
serambi dan bilik ikan, terdapat klep. Bulbus arteriosus terdapat di ujung bilik. Sedangkan sinus venosus terdapat di
serambi yang bertugas menerima darah dari penjuru tubuh sel ikan. (Baca: Fungsi Hati Kelinci)
Darah yang ada di serambi dialirkan ke bilik. Kemudian dari bilik masuk ke insang melewati pembuluh nadi insang.
Pada insang, Karbondioksida dibuang dan diganti dengan oksigen. Lalu dari insang, darah melewati aorta. Aorta akan
membawa darah kaya akan oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh ikan. Setelah itu darah akan kembali menuju
ke serambi, proses ini berjalan begitu terus menerus. Oleh karena itulah sistem peredaran darah pisces termasuk
peredaran darah tertutup dan tunggal. Dikatakan demikian, karena darah hanya masuk ke jantung satu kali. Berbeda
dengan reptilia yang berdarah ganda. Karena reptilia, darah masuk ke jantung dua kali. (Baca: Cara Menjinakkan
Kucing)
Burung memiliki 4 ruangan jantung, dan pembatas ruangan yang baik. 4 ruangan tersebut yaitu serambi kiri, bilik kiri,
serambi kanan, dan bilik kanan. Pembatas antar ruangan jantung yang baik, mencegah darah bercampur antara
ruangan jantung yang satu dengan ruangan jantung yang lain. Sehingga antara darah yang mengandung oksigen tidak
bercampur dengan darah yang mengandung karbondioksida. (Baca: Sistem Pernafasan pada Amfibi)
Pada burung juga terdapat 2 pembuluh darah utama yaitu pembuluh vena (balik) dan pembuluh arteri (nadi). Tugas
dari masing-masing pembuluh darah tersebut berbeda. Jika pembuluh vena bertugas mengalirkan darah menuju ke
jantung, sedangkan pembuluh arteri menyebarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh burung. Aorta adalah pembuluh
arteri yang berukuran lebih besar, sedangkan pembuluh arteri yang lebih kecil disebut pembuluh kapiler. (Baca: Fauna
dan Klasifikasinya)
Mekanisme peredaran darah pada burung (aves) yaitu darah yang banyak mengandung oksigen mengalir keluar dari
jantung menuju ke seluruh tubuh melalui pembuluh arteri. Lalu darah yang telah berganti menjadi karbondioksida,
dibawa oleh pembuluh vena masuk menuju ke serambi kanan. Darah lalu diteruskan ke bilik kanan, dipompa menuju
ke paru-paru. Di paru-paru terjadi pergantian gas, dari karbondioksida menjadi oksigen. Darah yang banyak sari
makanan dan oksigen lalu mengalir lagi ke serambi kiri. Selanjutnya masuk ke bilik kiri, dan melalui bilik kiri darah
keluar dari jantung masuk ke pembuluh arteri. Proses ini berulang terus-menerus selama burung masih bernafas dan
hidup. (Baca: Sistem Pernafasan Hewan Invertebrata)
Lain ikan, lain juga Amfibi. Salahsatu contoh hewan yang termasuk
kategori ini yaitu katak, kodok, dan sebagainya. Ciri dari Amfibi yaitu sanggup bertahan hidup di darat maupun
didalam air. Katak memiliki darah yang terdapat sel-sel darah dan cairan plasma.
Sel-sel darahnya memiliki inti, pipih, dan bentuk membulat memanjang. Selain itu sel-sel darahnya juga mengandung
hemoglobin yang berguna untuk mengikat oksigen dari udara. Katak juga memiliki sel darah putih yang berbentuk
seperti amoeboid. (Baca: Sistem Pernafasan pada Hewan Vertebrata)
Jantung juga terdapat pada katak. Ruangan jantung katak hanya terdapat 3 ruangan yaitu 1 bilik dan 2 serambi.
Rinciannya yaitu bilik, serambi kiri, dan serambi kanan. Khusus untuk bilik memiliki dinding lebih tebal daripada
ruangan serambi. (Baca: Sistem Pernafasan Ikan)
Sistem peredaran katak juga tergolong sistem peredaran darah tertutup dan sistem ganda. Mekanismenya yaitu darah
dari seluruh tubuh, melewati pembuluh vena menuju ke serambi kanan. Dari serambi kanan, menuju bilik. Dari bilik
inilah darah mengalir lagi menuju paru-paru. Oksigen akan diikat, dan karbondioksida akan dikeluarkan dari tubuh
katak. Oleh jantung, darah dipompa dari paru-paru menuju serambi kiri. Dari serambi kiri masuk lagi ke bilik.
Kemudian dari bilik, darah dibawa pembuluh arteri untuk disebarkan ke penjuru tubuh katak, begitulah prosesnya
berulang secara terus-menerus. (Baca: Sistem Pernafasan pada Serangga)
Jika hewan vertebrata yang termasuk golongan reptil memiliki ciri kulit
bersisik tebal dan berdarah dingin, maka lain halnya dengan jenis mamalia. Hewan mamalia tergolong hewan berdarah
panas. Hewan yang termasuk kelompok mamalia ini adalah hewan yang selalu menyusui anaknya, dan sebagian besar
memiliki rambut-rambut yang terdapat pada sekujur tubuhnya (baca: Siklus Kreb).
Yang termasuk hewan mamalia yaitu paus, anjing laut, banteng, tikus, tupai, monyet, kuda, sapi, keledai, unta, sapi,
hius, dan sebagainya. Mamalia memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah ini melewati
pembuluh – pembuluh darah dimana jantung (cor) sebagai tempat utamanya dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
(baca: Tingkat Organisasi Makhluk Hidup)
Darah pada mamalia terbagi menjadi butir darah dan plasma darah . Berikut adalah penjelasan mengenai sistem
peredarahan darah mamalia :
1. Leukosit atau lebih dikenal dengan nama sel darah putih memiliki fungsi yang teramat penting bagi senjata pertahanan
tubuh mamalia dan juga bermanfaat membuang sel-sel yang tidak bagus lagi dari tubuh (baca: Klasifikasi Mahkluk
Hidup). Suatu kondisi dimana leukosit keluar dari pembuluh darah dikenal dengan istilah diapedesis. Jika
dibandingkan antara jumlah sel darah putih dengan sel darah merah maka jumlah leukosit (sel darah putih) lebih
sedikit daripada eritrosit (sel darah merah). (baca: Defenisi Organisme Prokariotik)Hemoglobin tidak terdapat pada
leukosit. Sel darah putih ini memiliki karakteristik yang transparan, bergerak kesana kemari seperti ameboid, dan
masa hidup leukosit hanya 2 minggu (baca: Organisme Uniseluler). Leukosit meliputi agranulosit dan granulosit.
Agranulosit adalah leukosit dimana bentuk sitoplasmanya tidak seperti granula. Agranulosit terdiri dari Limphosit
(hanya bergerak lambat, dan berguna untuk sistem kekebalan tubuh mamalia). (baca: Fungsi Ovarium dan Oviduk).
Sedangkan Granulosit yaitu leukosit yang bentuk sitoplasmanya memiliki bentuk granula. Jenis granulosit ini
mencakup tiga yaitu, eosinofil (memiliki sifat fagosit, warna granula merah), basofil (bersifat fagosit, memiliki
granula yang berwarna biru), dan terakhir yaitu neutrofil (bersifat fagosit juga, yang berbeda yaitu pada warna
granulanya. Granulanya berwarna merah kebiruan). (baca: Beda Metamorfosis dan Metagenesis).
2. Eritrosit atau lebih popular dikalangan medis dengan nama sel darah merah memiliki jumlah paling banyak
dibandingkan leukosit (darah putih). Eritrosit memiliki fungsi untuk membawa O2 (oksigen) ke seluruh tubuh dan
kembali ke paru-paru sambil membawa CO2. Sel darah merah memiliki banyak hemoglobin, tidak memiliki inti, dan
ukuran sel darah merah hanya dapat dilihat melalui mikroskop (diameter antara 7-8 µm). sel darah merah ini memiliki
bentuk menyerupai bikonkaf (kedua sisinya berbentuk cekung). Sel darah merah hanya dapat dihasilkan oleh sumsum
tulang dan juga dihasilkan dalam tulang yang lainnya. Masa hidup sel darah merah yaitu sekitar 110 hari sampai
dengan 120 hari.
3. Trombosit (keeping darah) yaitu bagian darah yang memiliki ukuran terkecil, dan berbentuk oval/bulat. Masa hidup
trombosit hanya sekitar beberapa jam. Trombosit hanya dapat dibuat pada sumsum tulang tertentu yang sering disebut
megakariosit. Trombosit akan bekerja jika hewan mamalia terluka, supaya luka yang didapat cepat tertutupi dan
sembuh.
1. Sari-sari makan mencakup: asam amino, gliserin, glukosa, dan asam lemak.
2. Garam mineral
3. Zat dari kegiatan sel: enzim, hormon, dan antibody
4. Zat dari kegiatan metabolisme.
5. O2, CO2, dan N2 (gas-gas sisa)
6. Protein
Pembuluh arteri (nadi) yaitu pembuluh darah yang mengangkut dari mulai dari jantung ke organ tubuh. Pembuluh nadi
ini memiliki sifat elastis, berotot dan lebih tebal. Arteri yang ukurannya kecil disebut arteriol. Arteriol ini bercabang
lagi sampai akhir yang sering disebut kapiler.
Pembuluh balik (vena) yaitu pembuluh darah yang bertugas mengangkut darah dari seluruh tubuh menuju jantung.
Pembuluh ini sangat vital agar supaya memastikan darah tetap menuju ke jantung. Di dalam tubuh hewan mamalia,
vena adalah pembuluh yang berwarna biru. Selain itu pada pembuluh balik ini, memiliki tekanan darah lebih kecil
dibandingkan dengan pembuluh nadi (baca: Sistem Pernafasan pada Reptil).
Pembuluh tipis (kapiler): Pembuluh darah yang berukuran paling kecil dibandingkan dengan pembuluh darah yang
lain. Karena ukurannya tersebut, beberapa kapiler dapat menembus sampai ke jaringan. Secara difusi, molekul H2O
(air), O2 (oksigen), dan CO2 (karbondioksida) dapat melewati pembuluh kapiler ini.
Peredaran darah besar ialah peredaran darah yang dimulai dari jantung sebagai pemompa darah menuju ke semua
penjuru jaringan tubuh mamalia, lalu kembali lagi masuk ke jantung. Pengangkutan darah yang keluar dari jantung
melewati pembuluh aorta yaitu pembuluh nadi yang berukuran besar. Pembuluh ini memiliki percabangan pendek
sebanyak dua yaitu satu cabang mengangkut darah yang mengandung oksigen menuju bagian kepala dan lengan.
Sedangkan cabang satunya lagi mengangkut darah ke berbagai penjuru tubuh hewan mamalia (baca: Fungsi Kelenjar
Mammae).
Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju kapiler paru-paru, lalu kemudia
kembali lagi masuk ke jantung. Darah yang berasal dari paru-paru diangkut melewati arteri pulmonari dan kembali
menuju jantung melewati vena pulmonari.
Jantung adalah satu-satunya organ yang bertugas pemompa darah. Jika tidak terdapat jantung maka darah tidak dapat
mengalir dan diedarkan keseluruh tubuh(baca: Fungsi Hati Kelinci) . Jantung mamalia mencakup miokardium (otot
jantung), perikardium (selaput jantung), dan endokardium (sekat yang membatasi antar ruangan jantung). Jantung
diliputi oleh selaput jantung sebanyak dua lembaran yaitu lamina viceralis (menempel pada jantung) dan lamina
panistalis yang memiliki letak di luar.
Antara lamina viceralis dan lamina panistalis terdapat cavum pericardi yang memiliki liquor pericardi. Otot jantung
menerima asupan nutrisi makanan dan oksigen dari arah pembuluh arteri koroner. Jika terjadi penyumbatan arteri
koroner maka proses penyumbatan itu dinamakan koronariasis (baca: Proses Metamorfosis).
Jantung terbagi menjadi 4 ruangan yaitu 2 ventrikel (bilik) dan 2 atrium (serambi)
Serambi (Aorta)
Ruangan pada jantung dilewati darah yang dibawa oleh pembuluh vena (balik). Atrium kiri (sinister) dan atrium
kanan (dexter) memiliki katup dua daun (valvula bikuspidalis). Batas antara atrium kiri dan atrium kanan terdapat
lorong yang dinamakan foramen ovale (baca: Cara Mencegah Hama).
Bilik (Ventrikel)
Bilik memiliki otot yang lebih tebal dari atrium, bilik kiri lebih tebal dibandingkan bilik kanan. Hal ini dikarenakan
bilik kiri memiliki fungsi darah keluar dari jantung. Terdapat katup tiga daun (valvula trikuspidalis) terletak diantara
bilik kiri dan bilik kanan. Ketika bilik jantung mamalia melakukan kontraksi, maka darah yang mengandung banyak
oksigen dari bilik kiri dipompa oleh jantung menuju pembuluh aorta (baca: Sistem Pernafasan pada Hewan).
Sebaliknya darah yang terdapat pada bilik kanan yang mengandung CO2 diangkut melalui arteri pulmonalis (arteri
paru-paru).
Pada bilik mengalami relaksasi (mengendur), maka jantung akan mendapatkan darah dari vena cava superior, dan
vena cava inferior yang banyak mengandung karbondioksia menuju ke atrium kanan. Untuk darah yang keluar dari
vena pulmonalis (pembuluh balik paru-paru) yang banyak terdapat O2 masuk menuju atrium sebelah kiri. Kondisi
dimana jantung dalam fase kontraksi (mengempis) menyebabkan tekanangjantung optimal dinamakan tekanan sistole.
Sebaliknya pada fase jantung mengendur (relaksasi) secara optimal, dimana tekanan jantung berada pada minimum,
maka keadaan ini dinamakan tekanan diastole (baca: Jaringan Ikat pada Hewan).
Sistem Portae
Sistem portae yaitu kondisi dimana darah sebelum kembali ke jantung, darah melewati organ dahulu. Biasanya baik
pada manusia maupun pada hewan mamalia hanya memiliki satu sistem. Sistem tersebut sering dinamakan sebagai
sistem portae hepatica (baca: Sistem Peredaran Darah Reptil).