Agregat Konsumsi
Agregat Konsumsi
Agregat Konsumsi
PENDAHULUAN
1
yang diperoleh rumah tangga yang berasal dari penggunaan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya. Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis
jangka-panjang karena peranannya dalam pertumbuhan ekonomi dan
menentukan permintaan agregat. Konsumsi adalah dua-pertiga dari GDP,
sehingga fluktuasi dalam konsumsi adalah elemen penting dan booming dan
resesi ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui Fungsi Konsumsi Islami dan Konvensional ?
2. Apa Saja Yang Menjadi Variable Lain Yang Mempengaruhi Konsumsi ?
3. Bagaimana perbandingan prinsip konsumsi islami dengan prinsip konsumsi
konvensional ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa saja fungsi konsumsi islami dan fungsi konsumsi
konvensional.
2. Menjelaskan variable-variabel yang mempengaruhi konsumsi
3. Mampu Memahami perbandingan Prinsip Konsumsi islami dengan prinsip
konsumsi konvensional
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh
rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebututhan dari oaring yang
melakukan pembelanjaan tersebut. Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari
bagaimana manusia / konsumen itu memutuskan kebutuhannya dengan pembelian /
penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia
memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di
produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang
mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan
kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi.
Prinsip dasar konsumsi adalah “ saya akan mengkonsumsi apa saja dan jumlah
jumlah beberapapun sepanjang anggaran saya memadai dan saya memperoleh
kepuasan maksimum.
Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi islam konsumsi juga memiliki
pengertian yang sama, tetapi memiliki perbedaan dalam setiap yang melingkupinya.
Perbedaan mendasar dengan konsumsi ekonomi konvensional adalah tujuan
pencapaian dari konsumsi itu sendiri, cara pencapaiannya harus memenuhi kaidah
pedoman syariah islamiyyah.
a. Teori Konsumsi Keynes
Pertama Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi
marjinal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dari setiap
dollar tambahan adalah antara nol dan satu. Ia menulis bahwa “hukum
psikologis fundamental, yang harus kita yakini tanpa ragu, adalah bahwa
manusia sudah pasti, secara alamiah dan berdasarkan rata-rata, untuk
3
meningkatkan konsumsi ketika pendapatan mereka naik, tetapi tidak sebanyak
kenaikan pendapatan mereka. Ketika orang-orang menerima dollar ekstra, ia
biasanya mengkonsumsi sebagian dan menabung sebagian.
Kedua Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to
consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah
kemewahan, sehingga ia menduga orang kaya menabung dalam proporsi yang
lebih tinggi dari pendapatan mereka disbanding si miskin.
Ketiga Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting. Keynes
menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas
teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga
terhadap pengeluaran individu dan pendapatannya bersifat sekunder dan relative
tidak penting.
Berdasarkan tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes :
C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan mengkonsumsi marginal
Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan
hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang
keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. Pendapatan
yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar
kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi atau
current national income.Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi
Keynes variabel pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai
pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan relatif,
pendapatan permanen dan sebagainya.
4
Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk
garis lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung
C = C + cY
APC1
C APC 2
5
(intertemporal budget constraint), yang mengukur sumber daya total yang
tersedia untuk konsumsi hari ini dan di masa depan.
Konsumsi
Batas anggaran
Periode-kedua, C₂
konsumen
B
(1+r ) Y₁+Y₂
Tabungan
A
Y₂ Pinjaman
C
Y₁ Y₁ + Y₂ (1 + r)
Konsumsi periode-pertama, C₁
Gambar diatas menunjukkan kombinasi dari konsumsi periode-pertama dan
periode-kedua yang bisa dipilih konsumen. Jika ia memilih titik-titik antara A
dan B, ia mengkonsumsi lebih kecil dari pendapatannya dalam periode pertama
dan menabung sisanya untuk periode kedua. Jika ia memilih titik-titik antara A
dan C, ia mengkonsumsi lebih banyak dibandingkan pendapatannya dalam
periode pertama dan meminjam untuk menutup perbedaannya.
Gambar tersebut melukiskan batas anggaran konsumen. Tiga titik ditanda pada
gambar ini pada titik A, konsumen mengkonsumsi sesuai dengan pendapatannya
dalam setiap periode (C₁ = Y₁ dan C₂ = Y₂), sehingga tidak ada tabunga atau
pinjaman di antara kedua periode tersebut. Pada titik B, konsumen tidak
6
periode pertama dan kedua yang bisa konsumen nukmati, seluruh titik dalam
garis dari B dan C adalah tersedia bagi konsumen.
Titik Optimum Konsumen
Konsumsi periode-
Kedua, C₂
Batas Anggaran
o
IC₄
IC₃
IC₂
IC₁
7
Batas Peminjaman
Konsumsi
Periode kedua, C₂ Batas Anggaran
Batas Pinjaman
Konsumsi periode
Pertama, C₁
Y₁
C₁ ≤ Y₁
Pertidaksamaan ini menyatakan bahwa konsumsi dalam periode pertama harus
kurang dari atau sama dengan pendapatan dalam periode pertama, batas
tambahan pada konsumen ini disebut batas pinjaman
c. Teori Konsumsi Franco Modigliani dengan Hipotesis Daur-Hidup
Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani.
Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat
mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran
konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus
hidupnya.
8
Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada
usis muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio
tabungan akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu
oaring muda akan mempunyai tabungan negative (dissaving), orang berumur
menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa muda
mereka,dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di usia
menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai
penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi
kenaikkan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai nilai rumah
dan tanah meningkat, karena adanya kenaikkan harga surat-surat berharga, atau
karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan
orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang
yang sudah pension saja. Apabila terjadi kennaikan dalam nilai kekayaan, maka
konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya
hipotesis daur kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan
koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan
yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun
pengeluaran-pengeluaran lain.
d. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu
masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumsi tidak akan banyak mengurangi
pengelluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang
tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah
maka konsumsi mereka juga akan bertambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu
besar. Sedanggkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan
inni terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai
tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui,
maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkanbertambahnya
9
pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving
tidak begitu cepat. Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu :
1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen.
Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran
yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya pola pengeluaran
seseorang pada saat penghasilan naik berada dengan pola pengeluaran pada
saat penhasilan mengalami penurunan.
e. Teori Konsumsi Milton Friedman dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
Milton Friedman mengemukakan bahwa pendapatan mengikuti pola regular
selama masa hidup seseorang, Hipotesis pendapatan permanen menekankan
bahwa manusia mengalami perubahan acak dan temporer dalam pendapatan
mereka dari tahun ke tahun. Friedman menyatakan bahwa kita memandang
pendapatan sekarang Y sebagai jumlah dari dua unsur, pendapatan permanen Yᴾ
dan pendapatan tansitoris Yᵀ. Yaitu
Y = Yᴾ + Yᵀ
Pendapattan permanen adalah bagian pendapatan yang orang harapakan untuk
terus bertahan di masa depan. Pendapatan transitoris adalah bagian pendapatan
yang tidak diharapkan untuk terus bertahan. Friedman beralasan bahwa
konsumsi seharusnya bergantung terutama pada pendapatan permanen, karena
konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk meratakan konsumsi
dalam menganggapi perubahan-perubahan transitoris dalam pendapatan.
Misalnya, jika seseorang menerima kenaikan pendapatan permanen sebesar
$10.000 per tahun, konsumsinya akan meningkat kira-kira sebesar itu. Tetapi
jika seseorang memenangkan undian sebesar $10.000, ia tidak akan
menghabiskan semuanya dalam satu tahun. Bahkan ia akan menyebarkan
pendapatan ekstra itu selama sisa hidupnya. Dengan asumsi tingkat nol dan sisa
usia adalah 50 tahu, konsumsi akan meningkat hanya sebesar $200 per tahun
dalam merespon hadia sebesar $10.000 itu. Jadi, konsumen membelanjakan
pendapatan permanennya, tetapi mereka akan menabung sebagian besar
pendapatan transitorisnya alih-alih membelanjakannya.
10
f. Hipotesis Robert Hall dan Random Walk
Hipotesis pendapatan permanen didasarkan pada model pilihan antarwaktu
Fisher (fisher’s model of intertemporal choice). Hipotesis itu membangun
gagasan bahwa konsumen yang berpandangan ke depan mendasarkan keputusan
konsumsinya tidak hanya pada pendapatan sekarang, tetapi juga pada
pendapatan yang mereka harapkan di masa depan. Jadi, hipotesis pendapatan-
permanen menyatakan bahwa konsumsi bergantung pada ekspetasi seseorang.
Penelitian terbaru tentang konsumsi telah mengkombinasikan pandangan
konsumen ini dengan asumsi ekspetasi rasional. Asumsi ekspetasi-rasional
menyatakan bahwa orang-orang menggunakan seluruh informasi yang ada untuk
membuat ramalan yang optimal tentang masa depan.
Hipotesis
Robert Hall adalah ekonom pertama yang menderivasikan implikasi dari
ekspetasi rasional terhadap konsumsi. Ia menunjukkan bahwa jika hipotesis
pendapatan-permanen benar, dan konsumen mempunyai ekspetasi yang rasional,
maka perubahan-perubahan dalam konsumsi sepanjang waktu menjadi tidak
dapat diprediksikan. Konsumen menghadapi pendapatan yang berfluktuasi dan
berusaha meratakan konsumsi mereka sepanjang waktu. Pendekatan ekspetasi-
rasional atas konsumsi memiliki implikasi tidak hanya terhadap peramalan,
tetapi juga terhadap analisis kebijakan ekonomi. Jika konsumen mematuhi
hipotesis pendapatan-permanen dan memiliki ekspetasi yang rasional, hanya
perubahan kebijakan yang tidak terduga saja yang akan mempegaruhi konsumsi.
Perubahan kebijakan ini berpengaruh bila mereka mengubah ekspetasinya.
Berdasarkan buku Pengantar Ekonomi Mikro Islam Pichard 6, Lipsey yang
terbit pada tahun 1989 menyampaikan bahwa kepuasan yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsi komoditi disebut utilitas (utility atau kegunaan,
istilah lainnya faedah, kepuasan). Utilitas total merupakan kepuasan total karena
mengkonsumsi beberapa komoditi. Utilitas marjinal merupakan perubahan
kepuasan yang dihasilkan dengan mengkonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit
komoditi. Sebagai contoh, utilitas total yang mengkonsumsi 10 unit komoditi
11
tertentu merupakan kepuasan total yang disajikan oleh ke-10 unit itu. Utilitas
marjinal dari unit ke-10 yang dikonsumsi, merupakan kepuasan tambahan yang
diperoleh dari mengkonsumsi unit itu.
Berdasarkan buku Ekonomi Islam Abdul Manna yang terbit pada tahun 2002
menyampaikan bahwa konsumsi adalah permintaan sedangkan produksi adalah
penyediaan. Kebutuhan konsumen, yang kini dan yang terlah diperhitungkan
sebelumnya, merupakan insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya
sendiri. Mereka mungkin tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga
member insentif untuk meningkatkannya. Hal ini mengandung arti bahwa
konsumsi adalah primer. Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan ekonomi
islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata
mata dari pola konsumsi modern.
B. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi konvensional adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi
konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan : i. Fungsi konsumsi ialah : C = a +
By. Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah
0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y
adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan
disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu
kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan
mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi
marginal dan kecondongan mengkonsumsi ratarata. Kencondongan
mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah
inggrisnya Marginal Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai
perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan
12
pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat
dihitung dengan menggunakan formula : MPC = Yd . CΔ
Dalam ekonomi Islam, setiap aktivitas konsumsi, bagi semua orang akan
selalu menghadapi kendala. Kendala utama yang dihadapi dalam melakukan
konsumsi adalah: 1) anggaran 2) berkah minimum, 3) Israf dan moral Islam.
Dengan kendala tersebut, maka setiap orang akan selalu berusaha untuk
memaksimalkan maslahah dari kegiatan konsumsinya. Dengan kendala tersebut,
maka fungsi konsumsi Islami adalah fungsi maslahah yang secara umum
(Ikhwan A. Basri. 2009) adalah sebagai berikut:
Fungsi konsumsi = fungsi maslahah
M = m + (Mf, B)Yd
M = m + Mf Yd + B Yd
M = maslahah dalam berkonsumsi
m = konsumsi rata-rata = kebutuhan dasar
Mf = manfaat
B = berkah atau amal saleh
Yd = pendapatan halal personal (pendapatan halal yang siap dibelanjakan)
Berdasarkan fungsi konsumsi di tersebut, maka seseorang atau suatu rumah
tangga akan berupaya memaksimalkan maslahanya dalam setiap melakukan
aktivitas konsumsi. Memaksimalkan maslaha dalam arti dapat memenuhi
kebutuhan dasar dan sekaligus meningkatkan manfaat dan berkah. Dengan
makin tingginya manfaat dan berkah akan semakin tinggi amal saleh yang
didapatkan oleh seseorang atau suatu rumahtangga. semua aktivitas manusia
yang bertujuan untuk kebaikan adalah ibadah, maka konsumsi merupakan
aktivitas ibadah. Menyangkut ibadah ini, maka setiap orang atau rumah tangga
secara umum dapat dibedakan dalam 2 (dua) katergori, yaitu:
1). Orang atau rumah tangga yang ber-Iman tinggi
2). Orang atau rumahtangga yang ber-Iman rendah
Bagi seseorang atau suatu rumahtangga yang mempunyai kelebihan harta dan
tingkat keimanan yang tinggi, maka mereka wajib mengeluarkan zakat dan
13
mereka tersebut disebut Muzakki. Karena itu, tambahan pengeluaran Muzakki
dapat ditulis sebagai berikut:
MPCmuzakki = MPCriil + MPCamal shaleh
Dengan demikian apabila;
β = MPCmuzakki; α= MPCriil; d = MPC amal shaleh;
maka fungsi konsumsi Islami-nya dapat ditulis sebagai berikut;
C = α + (β + d) Yd
C = α + β Yd + dYd Dengan kondisi: d = 0; α = β, d < α, d = α, d > α, d = β ; α
=0
Keimanan yang semakin meningkat membuat nilai d (amal shaleh) akan
semakin mendekati nilai β. Dengan semakin tingginya nilai d maka para
Muzakki akan meminimalkan preferensi konsumsi untuk diri sendiri.
14
3. Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implicit, sering dimasukan dalam fungsi
konsumsi agregat sebagai factor yang menentukan konsumsi. Seperti dalam
hipotesis pendapatan permanen yang dikemukakan oleh Friedman, Albert
Ando dan Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih (net worth)
dari suatu kekayaan merupakan factor penting dalam menentukan konsumsi.
4. Keuntungan / Kerugian Capital
Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari capital akan
mendorong tambahnya konsumsi, sebaliknya dengan adanya kerugian
kapital akan mengurangi konsumsi. Menurut John J. Arena menemukan
bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi agregat dan keuntungan capital
karena sebagian saham dipegang oleh orang-orang yang berpendapatan
tinggi dan konsumsi mereka tidak terpengaruhi oleh perubahan jangka
pendek dalam harga surat berharga tersebut. Tidak terpengaruh oleh
perubahan perubahanjangka pendek dalam harga surat berharga tersebut.
Sebaliknya Kul B. Bhatia dan Barry Bosworth menemukan hubungan yang
positif antara konsumsi dengan keuntungan kapital.
5. Tinggat Harga
Naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan naiknya tingkat harga
dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bisa
seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan
pendapatan nominal dan tinggkat harga secara proporsional, maka ia
dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion) seperti halnya pendapatan
ekonomi klasik. Sebaliknya bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka
dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang dikemukakan Keynes.
6. Barang tahan lama
Barang tahan lama adalah barang yang dapat dinikmati sampai pada masa
yang akan dating (biasanya lebih dari satu tahun). Adanya barang tahan lama
ini menyebabkan timbulnya fluktuasi pengeluaran konsumsi. Seseorang
yang memiliki banyak barang tahan lama, seperti lemari es, perabotan,
mobil, sepeda motor, tidak membelinya lagi dalam waktu dekat. Akibatnya
15
pengeluaran konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung menurun
pada masa (tahun) yang akan datang. Pengeluaran konsumsi untuk jenis
barang ini menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga pada periode
tersebut pengeluaran konsumsi secara keseluruhan juga berfluktuas.
7. Kredit
Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan sangat erat hubungannya
dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga. Adanya kredit
menyebabkan rumah tangga dapat membeli barang pada waktu sekarang dan
pembayarannya dilakukan di kemudian hari. Namun demikian, ini tidak
berarti bahwa adanya fasilitas kredit menyebabkan rumah tangga akan
melakukan konsumsi yang lebih banyak, karena apa yang mereka beli
sekarang harus dibayar dengan penghasilan yang akan datang. Konsumen
akan memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan pembayaran dengan
cara kredit, misalnya tingkat bunga, uang muka dan waktu pelunasannya.
Tingkat bunga tidak merupakan factor dominan dalam memutuskan
pembelian dengan cara kredit, sebagaimana faktor-faktor yang lain seperti
uang muka dan waktu pelunasan.
Sedangkan dalam islam ada variable yang harus diperhatikan dalam
mengkoonsumsi produk barang yaitu Halal-Haram yang menjadi
pertimbangan konsumsi Islam. Semakin banyak barang yang halal berarti
menambah utility sedangkan semakin sedikit barang yang haram berarti
mengurangi disutility. Keadaan ini akan memberikan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi. Bentuk utility function yang demikian tidak memungkinkan
terjadinya persinggungan (tangency) antara utility function dengan budget
line. Keadaan ini terjadi karena Marginal Rate of Substitution (MRS) unutuk
barang halal selalu lebih kecil dibandingkan slope budget line, maka pilihan
optimal bagi konsumen adalah mengalokasihan seluruh incomenya untuk
membeli barang halal. Konsumen meningkatkan utilitynya dengan terus
mengurangi konsumsi barang haram untuk mendapatkan lebih banyak
barang halal, sampai pada titik di mana ia tidak dapat lagi melakukannya
yaitu pada saat seluruh incomenya habis digunakan untuk membeli barang
16
halal. Dalam soal makanan dan minuman, yang terlarang adalah : darah,
daging, binatang yang telah mati sendiri, daging babi, daging binatang yang
ketika disembelih diserukan nama selain Allah dengan maksud
dipersembahkan sebagai kurban untuk memuja berhala atau tuhan-tuhan
lain, dan persembahan bagi orang-orang yang dianggap suci atau siapa pun
selain Allah.
17
Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disukai dari B atau A>B,
dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disukai
dari C, atau A>C.
5. Pada teoro utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan
yang sempurna berkaitas dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap
(diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang digunakan.
18
A’raaf : 31 “ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Maksudnya : tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling
ka’bah atau ibadat-ibadat yang lain.
Maksudnya : janganlah melampauin batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan
jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
4. Prinsip Kemurahan hati, dengan mentaati perintah islam tidak ada bahaya
maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang
disediakan Tuhannya. Firman Allah salam QS : Al-Maidah : 96
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari
laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang orang yang dalam
perjalanan, dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat,
selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Maksudnya : binatang buruan laut yang diperoleh degan jalan usaha seperti
mengail, memukat dan sebaginya. Termasuk juga dalam pengertian laut
disini ialah : suangai, danau, kolam dan sebagainya.
Maksudnya : ikan atau binatang laut yang diperoleh dengan mudah. Karena
telah mati terapung atau terdampar dipantai dan sebagainya.
5. Prinsip Moralitas, seorang muslim diajarkan untuk menyambut nama Allah
sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepadanya setelah makan.
Dalam diri seorang muslim harus berkonsumsi yang membawa manfaat
(maslahat) dan bukan merugikan (madhorot). Konsep maslahat menyangkut
maqoshiq syariat (dien, nafs, nasl, aql, maal), artinya harus memenuhi syarat
agar dapat menjaga agamanya tetap muslim, menjaga fisiknya agar tetap sehat
dan kuat, tetap menjaga keturunan generasi manusia yang bauk, tidak merusak
pola piker akalnya dan tetap menjaga hartanya berkah dan berkembang.
Konsep maslahat lebih objektif karena bertolak dari al-hajat ad dhoruriyat
(need), yaitu prioritas yang lebih mendesak. Konsep maslahat individu
senantiasa membawa dampak terhadap maslahat umum/sosial
19
Konsumsi islam berjalan secara seimbang. Menunaikan nafkah yang wajib
seperti zakat, infak, shodaqoh, wakaf, kaffaroh (tebusan) dan lainnya dalam
urusan yang bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan. Dalam berbagai
lapangan kebaikan, urursan yang mendesak, untuk kesempurnaan agama dan
dunia tanpa menimbulkan kemadharatan bagi dirinya, keluarga atau yang
lainnya. Inilah bukti kesederhanaan, kecerdasan dan bagusnya pengaturan.
Dalam pendekatan model keseimbangan pendapatan nasional, zakat, infak
dan shadaqah dapat dijelaskan melalui model maslahat/kesejahteraan umat
manusia yang lebih luas. Dalam ekonomi konvensional, keseimbangan
pendapatan nasional :
Y = C dimana :
Y = pendapatan nasional dalam ekonomi konvensional
C = konsumsi dalam ekonomi konvensional
Sedangkan dalam ekonomi islam, kesembangan pendapatan nasional menjadi:
Yi = Cd + Ca dimana :
Yi = pendapatan nasional dalam ekonomi islam
Cd = konsumsi untuk kepentingan dunia
Ca = konsumsi untuk kepentingan akhirat, yang terdiri dari konsumsi zakat
(Cz) ditambah dengan konsumsi infak dan shadaqah (Cis), Ca = Cz + Cis
Sebagai contoh jika diasumsikan bahwa fungsi konsumsi C = 25 + 0,75 Y,
dimana dengan zakat sebesar 2,3% ditambah infak dan shadaqah sebesar 2,5%
justru akan meningkatkan pendapatan nasional. Secara matematis efektifitas
zakat, infak dan shadaqah dapat dibuktikan melalui persamaan keseimbangan
pendapatan nasional
a. Dalam ekonomi konvensional keseimbangan terjadi pada saat Y=C
Y = 25 + 0,75Y
Y - 0,75 Y = 25
Y = 100 (keseimbangan)
b. Dalam ekonomi islam, kondisi muzakki (pembayar zakat, infak dan
shodaqoh) telah memiliki tambahan pendapatan untuk mustahiq
(penerima zakat yaitu orang miskin). Dalam teori konsumsi islam terdiri
20
dari konsumsi dunia (Cd) dan konsumsi akhirat (Ca), Ci = Cd + Ca.
Karena konsumsi akhirat (Ca=Cz+Cis), maka konsumsi islam menjadi
Ci = Cd + Cz + Cis
Cd = 25 + 0,75 Y
Cz = 0,025 Y
Cis = 0,025 Y
Dalam ekonomi islam keseimbangan terjadi Y = Cd + Ca
Cd = a + bY (1 – z – is)
= 25 + 0,75 (Y – 0,025Y – 0,025Y)
= 25 + 0,75 (0,95Y)
= 25 + 0,7125 Y
Ca = Cz + Cis
= 0,025Y + 0,025Y
= 0,05 Y
Ci = 25 + 0,7125 + 0,05Y
= 25 + 0,7625Y
Karena dalam konsumsi islam Y = Ci, maka
Y = 25 + 0,7625 Y
Y = 105,26316, dimana :
Cd = 25 + 0,7125 (105,26316)
= 100 (muzakki)
Ca = 0,05 (105,26316)
= 5,26136 (mustahiq)
21
Pendapatan rumah tangga
Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh rumah tangga maka pengeluaran
konsumsinya akan semakin tinggi. Dan sebaliknya, pendapatan rumah tangga
rendah maka pengeluaran konsumsinya akan rendah pula.
Kekayaan rumah tangga dan harga
Jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan rumah tangga yang
tetap maka pengeluaran konsumsi akan turun dan jika tingkat harga mengalami
penurunan dengan kekayaan rumah tangga tetap maka pengeluaran konsumsi
akan naik. Namun jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan
yang meningkat maka pengeluaran konsumsi tetap.
Tingkat suku bunga
Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi, kecenderungan menabung akan
meningkat dan pengeluaran konsumsi akan turun. Tingkat suku bunga rendah,
kecenderungan menabung akan menurun dan pengeluaran konsumsi akan naik.
Di sisi lain, saat tingkt bunga turun, kecenderungan meminjam uang di bank
akan meningkat dan pengeluaran konsumsi akan meningkat.
Harapan di masa yang akan datang
Jika pendapatan yang akan di peroleh di masa yang akan datang tinggi, maka
konsumsi saat ini akan meningkat dan juga meningkatnya meminjam uang misal
di bank akan meningkat. Karena, pendapatan yang di peroleh di masa yang akan
datang mencukupi kebutuhan saat ini dan kebutuhan di masa yang akan datang.
22
Y (pendapatan) yang diperoleh namun kebutuhannya belum tercukupi dan untuk
memenuhi kebutuhannya harus dipenuhi dengan Z (zakat yang diterima) dari muzakki.
Persamaannya FS =Y + Z. Sedangkan bagi mustahiq fakir, final spendingnya adalah Z
(zakat yang diterima). Karena tidak memiliki pendapatan sehingga konsumsinya adalah
zakat dari muzakki. Persamaannya FS = Z. Maka zakat yang diterima oleh mustahiq
menentukan tingkat konsumsinya. Sedangkan bagi muzakki, zakat akan mengurangi
final spending-nya. Tetapi hal itu dirasa tidak memberatkan karena faktor keimanan
para muzakki tersebut di mana perilaku konsumsi mereka sangat dipengaruhi. Motif
utama konsumsi mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan primer, sekunder, tersier,
tetapi juga kebutuhan untuk beramal shaleh.
Hubungan konsumsi agregat islam terhadap perekonomian suatu Negara adalah
Muzakki memberi zakat kepada mustahiq, akan mempengaruhi jumlah yang
dikonsumsi oleh mustahiq sehingga daya belinya akan semakin meningkat menjadikan
permintaan yang meningkat akan barang dan jasa. Dari meningkatnya jumlah
permintaan dalam suatu perekonomian akan berdampak terhadap perekonomian itu
sendiri. Diantaranya adalah :
Pengangguran dan inflasi
Dari sisi perusahaan, meningkatnya jumlah permintaan barang dan jasa dalam suatu
perekonomian akan memicu perusahaan-perusahaan untuk menambah produk yang
mereka produksi. Untuk menambah produk yang diproduksi tentunya memerlukan
tenaga kerja yang lebih. Perusahaan akan menambah jumlah tenaga kerjanya maka akan
mengurangi pengangguran. Namun, dari sisi harga, meningkatnya jumlah permintaan
barang dan jasa dalam suatu perekonomian akan berdampak terhadap naiknya harga-
harga barang dan jasa yang di sebut dengan inflasi. Contohnya pada saat mendekati
hari-hari besar, permintaan akan daging pada hari-hari biasa harganaya relative stabil
atau normal, namun saat mendekati hari Raya Idul Fitri harga daging akan naik dari
hagra di hari-hari biasa.
Pengangguran dan inflasi memiliki hubungan yang negative. Apabila inflasi
tinggi maka pengangguran akan randah dan apabila inflasi rendah maka pengangguran
tinggi. Hal ini sesuai denga kurva Philips.
23
Kurva phiplis dikemukakan oleh A. W. Philips yang menjelaskan hubungan tingkat
inflasi dan pengangguran untuk jangka pendek. Dari gambar kurva di atas, tingkat
inflasi dan pengangguran memiliki hubungan yang negative. Artinya jika tingkat inflasi
tinggi maka tingkat pengangguran akan rendah dan jika tingkat inflasi rendah maka
tingkat pengangguran akan tinggi. Dalam jangka pendek, saat terjadi inflasi diikuti
kemampuan masyarakat contohnya terjadi inflasi namun tingkat upah naik, daya beli
masyarakat akan naik pula sehingga meningkatnya jumlah permintaan barang dan jasa
dalam akan memicu perusahaan-perusahaan untuk menambah produk yang mereka
produksi. Untuk menambah produk yang diproduksi tentunya memerlukan tenaga kerja
yang lebih. Perusahaan akan menambah jumlah tenaga kerjanya maka akan mengurangi
pengangguran.
Pendapatan Nasional
Secara umum, pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan atau
diproduksi oleh suatu perekonomian Negara dalam satu tahun. Salah satu factor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan nasional adalah konsumsi agregat, namun
dalam hal ini konsumsi agregat secara islam. Muzakki memberi zakat kepada mustahiq,
akan mempengaruhi jumlah yang dikonsumsi oleh mustahiq sehingga daya belinya akan
semakin meningkat menjadikan permintaan yang meningkat akan barang dan jasa.
Dengan penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan, peningkatan
permintaan suatu barang dan jasa akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan
perusahaan, dan pendapatan dari para pekerja berupa upah dan gaji. Hal tersebut akan
meningkatkan pendapatan nasional dalam suatu Negara. Dan sebaliknya apabila
permintaan menurun akan menurunkan pendapatan nasional dalam suatu Negara.
Neraca pembayaran
Neraca pembayaran merupakan catatan dari semua transaksi ekonomi internasional
yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter penduduk dalam negeri dengan
penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan
sebagai laporan penerimaan dan pembayaran dalam suatu Negara. Neraca pembayaran
digunakan untuk mendapatkan factor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor
suatu Negara. Beberapa factor yang mempengaruhi adalah kurs, pendapatan luar negeri,
pendapatan dalam negeri, harga relative dan pendapatan.
24
Konsmsi agregat secara islam mempengaruhi neraca pembayaran suatu Negara, dimana
saat muzakki membayar zakat kepada mustahiq, mustahiq akan meningkatkan daya beli
dan akan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Dari meningkatnya permintaan,
jumlah yang dikonsumsi masyarakat meningkat juga akan meningkatkan pajak yang
masuk dalam transaksi penerimaan neraca pembayaran. Maka penerimaan akan lebih
besar dari pembayaran dalam neraca pembayaran. Hal ini menyatakan bahwa neraca
pembayaran suatu Negara dalam keadaan surplus. Dan sebaliknya apabila pembayaran
lebih besar dari penerimaan maka menyatakan bahwa neraca pembayaran suatu Negara
dalam keadaan yang defisit.
25
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia /
konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan
barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia
memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai
situasi.
2. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi
konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan, Perkembangan ekonomi yang
terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi
pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan
jumlah uang beredar.
3. Menurut keynes kegiatan konsumsi itu dipengaruhi oleh pendapatan saat ini
sehingga berapapun pendapatannya konsumsi harus tetap dilakukan
4. Menurut fisher kegiatan konsumsi mempertimbangkan pendapatan dan
banyaknya uang yang harus ditabung untuk masa depan.
5. Menurut Modigliani menekankan bahwa pendapatan bervariasi dan dapat
diprediksi selama kehidupan seseorang dan konsumen menggunakan
tabungan serta pinjaman untuk meratakan konsumsi selama hisup mereka.
Konsumsi ini bergantung pada pendapatan dan kekayaan.
6. Menurut James Dusenberry pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumsi tidak akan banyak mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi.
7. Menurut Friedman individu mengalami fluktuasi permanen dan transitoris
dalam pendapatan mereka. Karena konsumen dapat menabung dan
meminjam, dan karena mereka ingin meratakan konsumsi, maka knsumsi
26
tidak banyak merespon pendapatan transitoris. Konsumsi terutama
bergantung pada pendapatan permanen.
8. Menurut Robert Hall mengkombinasi hipotesis pendapatan permanendengan
asumsi bahwa konsumen mempunyai ekspetasi rasional terhadap pendapatan
masa depan. Hal ini menggambarkan bahwa perubahan konsumsi tidak dapat
diprediksi, karena konsumen mengubah konsumsinya hanya ketika mereka
mendengar kabar tentang sumber daya seumur idup mereka
9. Menurut Teori islam Khan kegiatan konsumsi dengan pendapatan yang
diseimbangkan dengan hukum islam berupa zakat
10. Dalam islam pada hakikatnya konsumsi adalah suatu pengertian yang positif.
Larangan –larangan dan perintah-perintah mengenai makanan dan minuman
harus dilihat sebagai bagian usaha untuk meningkatkan sifat perilaku
konsumsi. Ada lima prinsip konsumsi dalam Islam menurut Manan yaitu :
prinsip keadilan,kebersihan, kesederhanaan , kemurahan hati dan moralitas
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan
makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya
makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan
27
DAFTAR PUSTAKA
28