Kompetensi Da'i
Kompetensi Da'i
Kompetensi Da'i
1
BAB II PEMBAHASAN
KOMPETENSI DA’I
1. SUBJEK/PELAKU
1
https://imamriders.wordpress.com/kompetensi-dai/ diakses pada 2 feb 2019 pukul :19.50
2
Secara harfiah kata dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan yang
artinya panggilan, seruan atau ajakan. Maksudnya adalah mengajak dan menyeru
manusia agar mengakui Allah Swt sebagai Tuhan, lalu menjalani kehidupan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diatur-Nya sebagaimana tertuang dalam Al-
Quran dan Sunnah. Dengan demikian target dakwah adalah mewujudkan sumber
daya manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dalam artian seluas-luasnya.2
“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).3
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari, Ahmad dan Turmdzi).
Tentu saja, da’i yang di maksud (dalam makna istilahi) adalah pelaku
kegiatan da’wah Al-Quran. Yaitu orang yang menggemakan ajakan, seruan,
panggilan, undangan, tawaran, anjuran untuk hidup dengan Al-Quran. Ia juga
bermakna Muadzin, karena ia mengajak kepada sesuatu yang dapat mendekatkan
kepada Allah. Bentuk jamak Dai adalah Du’at atau Da’uun seperti kata Qadhi
bentuk jamaknya adalah Qadhuun,
Du’at menurut bahasa adalah kata umum mencakup Du’at kebaikan atau
du’at keburukan dan kesesatan. Maka setiap orang yang membawa fikroh, lalu ia
mengajak dan mengundang orang lain kepadanya, apakah fikroh tersebut baik
2
https://kangmasmujahid.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-dai/ diakses pada 2 feb 2019
pukul:19.60
3
3
atau buruk, ia disebut da’iyah menurut bahasa. Da’iyah pertama adalah dalam
umat ini adalah rosullulah SAW.
2. SYARAT-SYARAT DA’I
4
http://syaifulkhaq.blogspot.com/2014/12/dai-dan-syaratnya.html diakses pada 2 feb
2019.pukul:19.60
4
berjuang dengan ichlasan, tekat yang kuat, ikhtiar yang maksimal. Allah
berfirman dalam Q.S ar-Rad 13:11.
e) Mencintai objek dakwah [ mad’u ] dengan tulus, mencintai mad’u
merupakan salah salah satu modal dasar bagi seorang da’i dalam
berdakwah, rasa cinta dan kasih sayang terhadap mad’u akan membawa
ketenangan dalam berdakwah, seorang da’i harus menyadari bahwa objek
dakwah adalah saudara yang harus dicintai, diselamatkan dan disayangi
dalam keadaan apapun, walaupun dalam keadaan objek dakwah menolak
pesan yang disampaikan atau meremehkan bahkan membeci, kecintaan
da’i terhadap mad’u tidak boleh berubah menjadi kebencian, hati da’i
boleh prihatin dan dibalik keprihatinan tersebut seyogyanya da’i dengan
ikhlas hati mendo’akan agar mad’u mendapat petunjuk dari Allah SWT.
f) Mengenal kondisi lingkungan dengan baik. Da’I harus memahami latar
belakang kondisi social, ekonomi, pendidikan, budaya dan berbagai
dimensi problematika objek dakwah, paling tidak mendapat gambaran
selintas tentang kondisi mad’u secara umum, agar pesan dakwah
komunikatif atau sesuai dengan kebutuhan mad’u.
g) Memiliki kejujuran dan rasa ikhlas, karena keihklasan dan kejujuran
merupkan factor yang sangat prinsip, dan menentukan diterimanya amal
ibadah oleh Allah SWT, dan aktifitas dakwah yang dilaksanakan secara
ikhlas akan selalu mendapat pertolongan dari Allah SWT.
3. KEPERIBADIAN DA’I
5
kecuali dengan membeikan keteladanan yang baik ,Diantara sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang da’i adalah:5
a) Amanah
Amanah adalah sifat yang harus dimliki seorang da’i sebelum sifat yang lain.
Ia merupakan sifat yang dimiki oleh seluruh nabi.
b) Shidq
Shidq berarti kejujuran dan kebenaran. Shidq dalam perkataan (Shidqul Qaul),
Seorang da’i hendaklah tidak berbicara kecuali dengan jujur, Shidq dalam niat
dan kehendak (Shidqunniyyah), Tidak ada motivasi dalam gerak atau diamnya
selain karena AllahTekad yang benar (Shidqul ‘Azm) Yaitu semangat yang
kuat, tidak ada kecenderungan lain, tidak melemah dan tidak ragu-ragu, Shidq
dalam menepati janji, Shidq dalam bekerja .Bersungguh-sungguh dalam
beramal sehingga apa yang tampak dalam p erbuatannya adalah apa yang
ada dalam hatinya.
c) Ikhlas
Seorang da’i harus mengikhlaskan seluruh amalnya kerena Allah.
“Ikhlaskanlah amalmu, maka akan cukup bagimu amal yang sedikit.”(Al
Hadits).
d) Rahmah, Rifq, Hilm
Seorang da’i harus bersikap kasih sayang, lemah lembut dan penyantun. Wujud
dari kasih sayangnya adalah menginginkan kemudahan karena Allah sendiri
menghendaki kemudahan bagi kita.
e) Wujud
lemah lembut da’i adalah dengan tutur kata yang baik.Sifat hilm (penyantun)
seorang da’i mendahului ketidaktahuannya. Rosulullah adalah da’I yang pertama
yang dianugerahi oleh Allah sifat-sifat .
f) Shobr
5
http://pratamawijaya199.blogspot.com/2015/03/kepribadian-dai.html diakses pada 2 feb
2019.pukul:19.60
6
Rosulullah memasukkan sabar sebagai separuh iman. Separuh iman adalah
syukur dan separuhnya adalah sabar.Kesabaran tidak idetik dengan menyerah,
tidak berusaha atau menghinakan diri. Kesabaran adalah tetap teguh di atas al Haq
meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.Sikap isti’jal (tergesa-gesa) tidak
termasuk sabar. Seorang da’I tidak sempit dada ketika dicaci maki oleh musuhnya,
g) Hirsh
Seorang da’I harus memiliki perhatian yang besar kepada objek da’wahnya,
sampai yang besangkutan merasakan adanya perhatian besar tersebut. Perasaan
seperti ini akan mampu membuka hati dan menggugah perasaan sehingga sag
mad’u siap untuk mendengarkan apa yang disampaikannya.
h) Tsiqoh
Keimanan seorang da’I sangat dalam dan kepercayaannya sangat besar
terhadap kemenangan agama ini. Ia percaya bahwa sesungguhnya Islam ini akan
dimenangkan umatnya, mardeka daulahnya, berkibar tinggi panji-panjinya,
ajarannya akan tersebar di seluruh penjuru bumi meskipun musuh-musuh terus
menerus membuat makar.
Sebagian kaum muslimin salah paham. Ketika jalan da’wah terasa panjang bagi
seorang da’I, bertahun-tahun ia berda’wah tetapi kemenangan belum juga
terwujud, lalu mereka menganggap bahwa da’wah telah gagal dan da’inya pun
lemah.
i) Wa’iy
Adalah keharusan bagi seorang da’I untuk membekali dirinya dengan berbagai
tsaqofah dan pengetahuan tentang hal itu baik yang berkaitan dengan agama,
pemikiran, politik.
KESIMPULAN
7
Kompetensi da’i berarti kemampuan dan kecakapan yang harus dimiliki
oleh seorang da’i agar ia mampu bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya, sebagai pembangun dan pengembang masyarakat Islam.
Kompetensi ini merupakan kumpulan dari Kekuatan Intelektual (Wawasan
Keilmuan), kekuatan moral (Aklhlak Da’i), kekuatan spiritual.
Agar amanah da’wah ini dapat diemban dengan baik oleh kader da’wah
yang sedang menjalani proses thalabul ‘ilmi, maka nasihat para ulama tentang
akhlaq bagi penuntut ilmu sangat baik untuk dijadikan pedoman.
DAFTAR PUSTAKA
8
https://imamriders.wordpress.com/kompetensi-dai/ diakses pada 2 feb
2019 pukul :19.50
https://kangmasmujahid.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-dai/ diakses pada
2 feb 2019 pukul:19.60
http://syaifulkhaq.blogspot.com/2014/12/dai-dan-syaratnya.html diakses
pada 2 feb 2019.pukul:19.60