Asas Bki

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling perlu memperhatikan asas-asas yang


berkenaan dengan bimbingan dan konseling. Asas dalam konseling diperhatikan
baik pada klien ataupun konselor sendiri, dan akan merasakan manfaat dari
hasilprogram bimbingan dan konseling tersebut. Konselor dan klien akan
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagaimana mestinya, sehingga konseling
akan berjalan lancar.

Dalam menjalankan konseling harus adanya pola ataupun struktur organisasi


yang harus diperhatikan dan dipilih sesuai dengan situasi maupun kondisi klien
ataupun konselor. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling selalu mengacu
pada asas-asas bimbingan yang diterapkan didalam Al-quran maupun As-sunah,
sehingga kita bisa menjadikan itu sebagai pedoman kita di dunia maupun di
akhirat.

Dari keterangan latar belakang penulisan makalah kami ini, maka kami akan
mencoba untuk menguraikan apa yang dimaksud dengan “ASAS-ASAS
BIMBINGAN KONSELING ISLAM”

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas-asas konseling umum?
2. Apa saja asas-asas konseling islam?
3. Bagaimana etika dalam konseling islam?
4. Bagaimana asas konseling menurut Faqih?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING UMUM


Asas bimbingan konseling merupakan bagian penting yang harus di
ketahiu oleh setiap konselor atau guru bimbingan konseling (guru bk). Dengan di
ketahuinya asas ini, maka setiap konselor atau guru BK dapat mempedomani asas
ini sehingga pada akhirnya melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Adapun asas – asas adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerahasiaan
segala sesuatau yang di bicarakan peserta didik (klien) kepada guru bk atau
konselor tidak boleh di sampaikan kepda orang lain. Jika guru atau konselor
menceritakan tentang masalah yang sedang di tanganinya kepada orang lain, tentu
klien akan malu dan harga dirinya jatuh di mata teman – temannya. Dengan kata
lain asas kerahasiaan ini merupakan hal yang sangat menentukan berlanjut atau
berhentinya sebuah layanan konseling.
Jadi asas kerahasiaan ini menjadi satu asas yang sangat penting dalam
bimbingan konseling islam. Hal ini sejalan dengan prinsip ajaran islam di mana
seorang tidak boleh menceritakan atau membuka aib dan kejelekan saudarannya
kepada siapaun. Seandainnya pun rahasia harus di sampaikan kepada orang lain
itu dengan dua syarat yaitu:
a. Demi kepentingan akademik (ilmiah)
b. Atas keizinan /izin dari klien itu sendiri
2. Asas Kesukarelaan
Pelaksanaan bimbingan konseling berlangsung atas dasar keukarelaan dari
kedua belah pihak. Konselor tidak punya hak atau wewenang untuk memaksakan
kehendaknya kepda klien, sebab tugas konselor hanyalah memberikan arahan,
bimbingan dan tuntunan kepada klien dan tugas konselor hanya memberikan
arahan secara suka rela jika klien tidak rela, maka konselor tidak boleh memaksa.
Hal ini hampir sama dengan tugas seorang da’i dalam ajaran islam, da’i
bertudas hanyalah untuk menyampaikan amar ma’ruf dan nahi mungkar kepada
mad’u/klien apakan mau melaksanakan kebenaran yang di sampaikan oleh da’i

2
atau tidak,semua di serahkan secara mutlak kepada mad’u atau klien. Tugas da’i
atau konselor hanyalah mengarahkan dan mengajak , kalaupun klien mau
melaksanakan arahan dan bimbingan konselor, itu semua atas dasar kesukarelaan
bukan keterpaksaan, dan konselor di anjurkan melaksanakan tugas penuh dengan
keikhlasan dan ketulusan, demikian pula sebaliknya setiap klien sangat di
anjurkan melaksanakan arahan dan bimbingan dari konselor dengan penuh
keikhlasan dan kesukarelaan.
3. Asas Keterbukaan
Penyelesaian masalah (problem solving) akan dapat terlaksana dan
memperoleh hasil yang maksimal, jika peserta didik (klien)yang bermasalah mau
menyampaikan atau menceritakan masalah yang di hadapinya secara terbuka
kepada konselor atau guru bk. Dan salah satu kesulitan yang di hadapi konselor
dalam menyelesaikan masalah seseorang adalah jika klien tertutup, karena itu asas
keterbukaan merupakan salah satu syarat mutlak untuk suksesnya kegiatan bk
khususnya dalam penyelesaian masalah. Setiap klien harus berbicara secara jujur
dan terbuka dalam menceritakan apa penyebab masalah itu muncul pada dirinya.1
4. Asas Kekinian
Bahwa masalah yang di tangani oleh konselor adalah masalah yang
sekarang yaitu masalah yang sangat menggangu pikiran klien saat ini, walaupu
ada kaitanya dengan masalah yang lalu dan yang akan datang, latar belakang
kehidupan klien dan kejadian masa lalu bisa di ambil dan di jadikan sebagai
pijakan dan bahan analisis untuk menentukan klien lebih komprehensif, oleh
karena itu masalah yang dirasakan atau di hadapi saat ini harus segera di cari jalan
keluarnya, sehingga masalah tersebut tidak berlarut-larut, serta munculnya
masalah yang baru yang terkadang masalah tersebut lebih parah dari pada masalah
utama.
5. Asas Kemandirian
Salah satu tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu klien agar
dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain termasuk kepada orang tua.
Peranan konselor maupun guru BK dalam hal ini dituntut untuk mendewasakan
dan memandirikan klien dengan berbagai pendekatan dan latihan. Kemandirian

Prof.Dr. H. Prayitno,M.Sc.Ed, dkk, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (PT.


1

Rineka Cipta, Jakarta, 2004) hlm: 116

3
bisa terwujud manakala klien dapat menghilangkan atau membuang sifat kekanak-
kanakan, kemandirian juga bisa di tentukan pada klien yang telah terbiasa atau
dilatih sejak dini.
Seperti yang di uraikan Toharin, ciri-ciri kemandirian adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya
b. Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis
c. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
d. Mengarahkan diri sesuai dengan kepurusan itu
e. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan
kemampuan-kemampuan yang di milikinya
6. Asas Kegiatan
Bimbingan dan konseling harus dapat membantu membangkitkan klien
melakukan kegiatan yang di perlukan untuk menyelesaikan masalah yang di
hadapinya.dalam hal ini klien harus menjadi orang yang aktif mengatasi
masalahnya sendiri berdasarkan arahan konselor yaitu dengan mengadakan
berbagai kegiatan yang dapat melepaskan dirinya dari masalah yang kemungkinan
akan di alaminya atau masalah yang sudah di alaminya. Tugas konselor atau guru
BK dalam hal ini memberikan motivasi dan membangkitkan semangat klien.
7. Asas Kedinamisan
Bimbingan dan konseling hendaklah dapat membantu klien agar
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu memperbaiki dirinya,
setiap klien harus dinamis dan kreatif dan dapat menatap masa depan yang lebih
baik, setiap klien harus tetap semangat dan percaya diri serta mampu bangkit dari
keterpurukannya dan dapat mengatasi masalanya dengan bijaksana. Dalam hal ini
konselor harus dapat membantu klien untuk menjadi seorang yang dinamis, yaitu
dengan memberikan motivasi dan arahan seperlunya, karena orang yang dinamis
adalah orang yang dapat memanfaatkan waktu secara optimal dengan hal-hal yang
positif dan bermanfaat baik untuk diri pribadinya maupun untuk orang lain.
8. Asas Keterpaduan
Dalam bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadukan dan
mengintegrasikan berbagai asfek kepribadian klien dalam proses dan layanan

4
konseling yang di lakukan. Keterpaduan antara pengetahuan dan pengalaman,
keterpaduan antara teori dan praktek serta keterpaduan antara kata-kata dan
perbuatan sangat di perlukan dalam layanan konseling. Konselor harus mampu
mengenal dan mengetahui kepribadian klien mengetahui perkembangan klien dan
lingkungan klien agar penyelesaian masalah dapat terlaksana dengan baik.
9. Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku, di yaitu dari norma agama, norma adat, norma hukum
maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini di terafkan terhadap isi
maupun proses penyeleggaraan bimbingan dan konseling, seluruh isi layanan
harus sesuai dengan norma-norma yang ada.
10. Asas Keahlian
Bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang harus di
lakukan oleh tenaga profesional/ ahli yang khusus di didik untuk melaksanakan
tugas ini, keahlian konselor mutlak di perlukan, oleh karena itu setiap konselor
atau guru BK harus lah memperhatikan syarat-syarat yang harus di penuhi oleh
seorang calon konselor profesional baik dari asfek pendidikan, pengalaman,
kepribadian, sikap dan dan sifat
11. Asas Alih Tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling jika konselor sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien, namun klien yang
bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang di harapkan, maka konselor
dapat mengirim klien kepada orang yang lebih ahli. Artinya setelah konselor
berbuat secara maksimal untuk mengatasi permasalahan klien tetapi belum
teratasi, maka penanganannya dapat di alihkan kepada pihak lain.
12. Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruhan antar konselor dan klien, lebih-lebih di lingkungan
di sekolah. Dan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya dapat
memberikan rasa aman, tentram dan mengembangkan keteladanan. Agar
terlaksanannya bimbingan dan konseling dengan baik, makas setiap konselor atau
guru BK mampu memberikan contoh yang baik kepada klien. Contoh tauladan

5
yang di maksudkan berlaku secara umum baik dalam berbicara, berperilaku
maupun dalam menjaga dan mencontohkan disiplin.

B. Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam

Ada empat aspek konseling islam melalui pendekatan Al-quran dan As-
sunah:

a. Asas amal saleh

Dalam ajaran islam, amal shaleh yang dilakukan manusia pada hakikatnya
bukanlah untuk orang lain, juga bukan untuk Allah tetapi semua akan kembali
kepada pelaku perbuatan tersebut. Perbuatan amal shaleh maupun perbuatan yang
tercela yang dilakukan oleh seseorang atau klien akibatnya akan kembali kepada
pelakunya. Sesuai dengan al-quran surah Fushilat ayat 46, yaitu:

46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya)


untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka
(dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya
hamba-hambaNya.

Dengan ini konselor atau guru bk dianjurkan untuk melaksanakan


bimbingan konseling islami dengan lebih memfokuskan kepada kesadaran
untukmelaksanakan perintah Allah dan menjauhi dari segala larangannya, tujuan
ini untuk agar masing-masing individu mau melakukan amal sshaleh atau
beribadah dan berakhlak mulia.

Konselor juga harus memahami bahwa dalam layanan konseling yang


diberikan oleh klien, haruslah tertanam dalam hati sanubarinya bahwa profesi
yang saat ini ia tekuni adalah bukan semata-mata untuk mencari uang ataupun
materi dan bukanlah sekedar mencari popularitas dikalangan masyarakat. Tetapi
jauh dibalik itu terdapat tugas yang mulia yaitu, tugas memberi bantuan dan
bimbingan dan layanan kepada orang yang memerlukan. Karena tugas seperti itu
adalah salah satu tugasnya sebagai orang beriman. Bk adalah tugas yang mulia
dan salah satu pekerjaan yang diridhoi oleh Allah SWT.

b. Asas Sosial

Dalam layanan bk islami, konselor sebaiknya dapat memahami dan


menyadari bahwa tugasnya membantu orang lain atau kliennya yang bermasalah
dan merupakan suatu tugas yang mulia, karena tugas ini merupakan tanggung

6
jawab sebagai hamba Allah dan juga tgas individu untuk saling membantu untuk
memperhatikan lingkungan sosial.

Dikarenakan tugas ini seorang konselor ata guru bk sebaiknya dapat


memperhatikan dan memberikan bantuan kepada klien dengan penuh kearifan dan
kesunnguhan, karena hal itu dapat menentukan suatu keberhasilan dalam
konseling.

Dalam konseling islam berbeda halnya dengan menyampaikan nasihat,


nasihat bisa diberikan dimana pun dan kapan saja jika diperlakukan, baik dirumah,
pinggir jalan, dipasar atau tempat yang lainnya. Demikian juga dengan proses
konseling , dalam ajaran agama islam, pemberi nasihat bisa dilakukan oleh
seorang ustad, da’i dan dibenarkan menemui klien dengan tujuan agar
permasalahan yang terjadi cepat selesai dan klien segera kembali ke jalan yang
benar dan terbebas dari masalahnya.

c. Asas Kasih Sayang

Dalam konseling tentunya pada konseling islami, seorang konselor


harusnya mempunyai rasa kasih sayang terhadap kliennya, dan kesungguhan
untuk membntu kliennya.

Kasih sayang yang tulus dan kesungguhan yang ditunjukkan konselor


kepada kliennya akan semakin menumbuhkan rasa empati dan percaya klien
terhadap konselor dalam bimbingan konselingdapat mengalahkan dan
menundukkan pemikiran klien yang salah dan perilaku yang menyimpang saat ini,
bisa jadi perilaku yang menyimpang saat itu dikarenakan kurangnya kasih sayang
dari orang tuanya.

Kasih sayang diberikan oleh seorang konselor dapat menumbuhkan rasa


empati dan percaya klien terhadap konselornya. Jika rasa empati dan rasa percaya
klien sudah terjalin, maka proses konseling dapat terjalin dengan baik dan dapat
hasil yang maksimal. Dengan inilah maka konselor sebaiknya mampu menjadikan
sikap ini sebagai sikapnya yang asli bukan rekayasa atau pura-pura semata demi
formalitas.

Memberikan kasih sayang terhadap manusia lainnya, sangat dianjurkan


oleh agama islam, dan terdapat dari sabda Rasulullah Saw:

“Sayangilah siapa yang ada dibumi, maka penghuni langit akan


menyayangimu (H.R. Thubrany dan Hakim dengan sanad yang shahih)”.

Dan hadits lainnya :

“Belumlah seseorang dikatakn beriman sehingga ia mencintai saudaranya


seperti ia mencintai dirinya sendiri (H.R. Mutafaqqun’Alaih)”.

7
d. Asas Saling Menghargai dan Menghormati

Dalam al-quran manusia tidak ada yang berbeda, yang membedakan


adalah nilai ketaqwaan terhadap Allah, seperti yang terdapat dalam al-quran surah
Al-Hujaraat ayat 13:

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dengan hal itu, maka seorang konselor tidak ada bedanya, yang
membedakannya adalah saat itu seorang konselor bertugas untuk memberikan
bimbingan dan solusi kepada klien yang sedang mengalami masalah. Konselor
tidak boleh merasa dirinya paling pintar dan sempurna, dan konselor tdak boleh
memojokkan atau menyalahkan klien, dengan cara ini kepercayaan seorang klien
terhadap konselor akan menghilang pada saat itu.

Hubungan yang terjadi antara konselor dan klien merupakan hubungan


hubungan yang harmonis, saling mengahrgai dan menghormati, termasuk dalam
menjaga kerahasiaan klien.2

C. Kode etik yang terjadi dalam bimbingan konsling:

1. Kerahasiaan
2. Kesukarelaan
3. Keahliaan
4. Normatif
5. Alih tangan
6. Kegunaan.3

D. Asas konseling sosial menurut Faqih, yaitu:

A. Asas Fitrah

Tugas utama konselor adalah memupuk potensi taqwa klien agar lebih
berkembang kearah yang lebih positif, dan sebaliknya memperkecil bahkan jika
mungkin menghilangkan potensi jahat terhadap diri klien.

2
Prof.Dr.Lahmudin Lubis, M.Ed, Konseling dan terapi islam,(Medan Perdana
Publishing,2016)hlm,55
3
Ibid,hlm 57

8
B. Asas Kebahagiaan Dunia Akhirat

Pandangan seperti inilah, mempermudah langkah menyelesaikan masalah,


dimana seorang konselor akan berupaya secara sungguh-sungguh untuk
membantu klien karena ia yakin bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah ibadah,
dan klien tersebut juga mempunyai kesadaran untuk keluardalam masalahnya,
karena ia menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh konselor membantunya
keluar dar masalahnya.

C. Asas Amal Shaleh dan Akhlakul Karimah

Tujuan hidup manusia, kebahagiaan hidup dunia dan akhirat baru akan
tercapai jika manusia melakukan amal shaleh dan berakhlakul karimah, karena
dengan itulah fitrah manusia yang asli akan terwujud dalam realita kehidupan.
Bimbingan konsling islam membantu individu melakukan amal shaleh dan
berakhlak mulia sesuai dengan ajaran islam. Dalam al-quran surah an-nisa ayat 9:






9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

D. Asas Mau’izatul Hasanah

Seorang konselor sangat dianjurkan memberikan layanan dengan lembut,


pengajaran, didikan dan arahan terhadap klien. Apabila seorang konselor
memaksakan kehendaknya, maka klien akan lari dan tidak akan mau melanjutkan
konselingnya lagi, dan konselor telah gagal membina hubungan yang baik
terhadap proses konseling.

Seperti yang terdapat dalam surah ali imran ayat 159:




9







159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itukemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.

E. Asas Mujadalah

Konseling didukung dengan cara melakukan dialog atau diskusi dengan


baik, terbuka dan manusiwi. Dialog ini bertujuan untuk membuka fikiran dan hati
klien dengan harapan agar klien bisa menyadari kesalah yang pernah ia lakukan.
Isi atau materi yang diberikan selalu dirangkaikan dengan pendekatkan
berdasarkan al-quran dan as-sunah.4

Dalam layanan konseling islami, konselor harus memahami beberapa hal


ini:

 Membangun hubungan baik dengan klien.


 Menerima klien apa adanya dan bukan apa seharusnya
 Menerima klien dengan hangat dan kekeluargaan dan menunjukkan empati
yang tinggi.
 Menggali potensi yang dimiliki klien.
 Memberikan motivasi agar konseling lebih tegar dalam menghadapi setiap
persoalaan yang timbul.
 Memberikan terapi secara bertahap dan melaksanakan follow up.5

4
Ibid,hlm: 61
5
Ibid,hlm: 61

10
BAB III
KESIMPULAN

Dalam bimbingan konseling islam banyak yang menekankan terhadap Al-


Quran dan As-sunnah. Tidak ada yang membedakan asas konseling islam dan asas
konseling umum, keduanya sama saja, sama-sama harus menghormati dan
menjaga kepercayaan kliennya.

Adapun asas – asas dalam BK adalah sebagai berikut:


Asas Kerahasiaan
Asas Kesukarelaan
Asas Keterbukaan
Asas Kekinian
Asas Kemandirian

11
Asas Kegiatan
Asas Kedinamisan
Asas Keterpaduan
Asas Kenormatifan
Asas Keahlian
Asas Alih Tangan
Asas Tut Wuri Handayani

12
Daftar Pustaka

Prof.Dr. H. Prayitno,M.Sc.Ed, dkk, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (PT.


Rineka Cipta, Jakarta)

Prof.Dr.Lahmudin Lubis, M.Ed, Konseling dan terapi islam,(Medan Perdana


Publishing, Medan)

13

Anda mungkin juga menyukai