TESIS MEI ANJAR-min
TESIS MEI ANJAR-min
TESIS MEI ANJAR-min
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Derajat Magister Manajemen
OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
bimbingan Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian
ini membahas tentang rancangan model pengendalian persediaan obat AV untuk bisa
sangat penting karena berhubungan dengan biaya sekaligus ketersediaan obat tersebut
untuk pasien. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk sistem
pengelolaan persediaan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang dengan baik
meluangkan waktu, pikiran dan dengan sabar membimbing dalam penulisan tesis
ini.
3. Dr. Widorini Soenaryo, MARS selaku Direktur Utama Rumah Sakit Bedah
v
4. Ibu Wardah Dahdah, S.Si.,Apt., MARS selaku pembimbing lapangan di Rumah
Sakit Bedah Surabaya, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
Rumah Sakit Bedah Surabaya yang telah memberikan waktunya untuk berdiskusi
6. Seluruh pihak terkait di Rumah Sakit Bedah Surabaya, Adinda Desi, S.Farm.,
Apt, Mbak Sukma, Mbak Fitri dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu –
8. Bapak Kusdiyanto M.Pd, Ibu Supiatin, Alm. Dr. Abdul Cholik, Sp.B, Ibu Chulif
Fuada, selaku orang tua penulis yang telah memberikan doa dan motivasi yang
luar biasa dan tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan baik.
9. Suami tercinta, dr. Azril Okta Ardhiansyah, Sp.B dan kedua malaikat kecil
kesayangan Fariza Ardiana Syahputri dan Meisya Ardhianita Devi, atas kesabaran
akhir.
10. Seluruh sahabat, teman dan saudaraku di Magister Manajemen Angkatan 43 kelas
Sore dan Akhir Pekan yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan
kuliah di MM.
vi
11. Pak Tuwari, Mbak Inna, Bu Rita dan seluruh staff & karyawan MM dan MSM
yang telah menerima serta bekerjasama dengan baik selama penulis berkuliah di
MM.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.6 Manajemen Persediaan Obat ................................................................ 20
2.6.1 Manajemen Pengendalian Persediaan Obat ............................ 23
2.6.1.1 Analisis ABC 24
2.6.1.2 Klasifikasi VEN 30
2.6.1.3 Kombinasi ABC-VEN ............................................................ 31
2.6.1.4 Manajemen Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic
Order Quantity (EOQ) ............................................................ 34
2.6.1.5 Metode Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Buffer
Stock / Safety Stock (SS) ......................................................... 35
2.6.1.6 Metode Pengendalian Persediaan dengan Menghitung Reorder
Point(ROP) .............................................................................36
2.7 Metode Forecasting .............................................................................. 37
2.8 Karakteristik Permintaan dan Kebijakan Persediaan ........................... 37
2.9 Pertanyaan Penelitian (Research Question) ......................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 42
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 42
3.2 Desain Penelitian.................................................................................. 42
3.3 Unit Analisis ........................................................................................ 43
3.4 Jenis Penelitian dan Sumber Data ........................................................ 43
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 44
3.6 Validitas Data ....................................................................................... 45
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 46
3.8 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 51
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................... 52
4.1 Sejarah Rumah Sakit ............................................................................ 52
4.2 Visi, Misi Falsafah Nilai dan Tujuan Rumah Sakit.............................. 53
ix
4.3 Fasilitas Pelayanan dan Sarana Prasarana ............................................ 54
4.3.1 Sarana dan Prasarana Medis Penunjang ................................... 56
4.4 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 60
4.5 Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bedah Surabaya .... 63
4.5.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bedah
Surabaya ................................................................................... 64
4.5.2 Kegiatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bedah Surabaya .. 64
BAB V ANALISIS PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN.............67
5.1 Hasil Pengolahan Data dengan Analisis ABC ..................................... 67
5.2 Hasil Klasifikasi VEN .......................................................................... 71
5.3 Penentuan Karakteristik Obat berdasarkan Uji Normalitas Data dengan
Metode Kosmogorov Smirnov............................................................. 72
5.4 Kebijakan Inventory untuk Masing-masing Obat dan Perhitungan s
(reorder point) dan Q (jumlah pembelian) ...........................................77
5.4.1 Dynamic Lot Sizing ..................................................................... 77
5.4.2 Reorder Point (ROP) .................................................................. 78
5.4.3 Jumlah Pembelian(Q) .................................................................. 79
5.5 Simulasi Penghitungan ROP dan Q Berdasarkan Data Pemakaian Obat
Bulan Januari – Desember 2015...........................................................79
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRACT
Keywords : ABC, VEN, drug inventory control, ROP (reorder point), Q (quantity of
order)
ABSTRAK
xiii
untuk melihat karakteristik permintaan obat untuk membuat kebijakan pengendalian
obat berdasarkan karakteristik obat tersebut.
Dari hasil uji statistik diketahui lima obat yang termasuk dalam
kategori AV mempunyai karakteristik non normal distribution. Kebijakan
pengendaliaan persediaan yang sesuai untuk karakter obat ini adalah dynamic lot
sizing. Selanjutnya akan diberikan contoh penghitungan ROP dan jumlah pemesanan
maksimal untuk kelima obat tersebut.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut adalah rumah sakit baik itu rumah sakit milik pemerintah maupun
cukup dan maksimal apabila tidak diiringi dengan pelayanan yang baik
pasien sampai dengan mereka menjadi loyal terhadap rumah sakit tertentu.
1
2
(BPJS) pada 1 Januari 2014, menjadi ancaman tersendiri bagi rumah sakit
akan merugi. Hal ini dapat berimbas kepada mutu pelayanan rumah sakit.
terjangkau, mau tidak mau membuat rumah sakit harus berupaya survive
kepada pasien.
bahwa saat ini rumah sakit tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai
institusi sosial belaka, tetapi sudah menjadi institusi yang bersifat sosio
berlaku bagi RS, tanpa harus meninggalkan jati diri RS sebagai institusi
Jumlah rumah sakit di Surabaya, sesuai data yang dirilis oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 sejumlah 64 rumah sakit,
baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit milik pemerintah. Dengan
jumlah tersebut, tentu saja persaingan antar rumah sakit sangat ketat.
3
rumah sakit.
medis meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD, ICU, Kamar
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi dengan sistem satu
farmasi yang meliputi obat, alat kesehatan, dan bahan habis pakai.
baik secara medis maupun ekonomis (Malinggas, N., Posangi, J., Soleman,
seleksi dan pengadaan logistik, tahap yang tidak kalah penting adalah
itu, setiap rumah sakit harus memiliki sistem tertentu yang dapat menjamin
penyimpanan logistik serta distribusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
rumah sakit, oleh karena itu persediaan farmasi harus dikelola dengan baik
manajemen logistik obat. Ketersediaan menjadi salah satu hal yang harus
bisa mengelola persediaan dengan baik sehingga kehabisan stok. Hal ini
bedah. Rumah Sakit Bedah Surabaya teretak di Jalan Raya Manyar No. 9
Surabaya Jawa Timur. Rumah Sakit Bedah Surabaya merupakan milik PT.
Besturi Delta Medika yang didirikan pada tahun tanggal 8 Agustus 2008
Walikota Surabaya pada periode tersebut yaitu Ibu Tri Rismaharini. Status
6
Rumah Sakit Bedah Surabaya adalah rumah sakit khusus bedah swasta
murni.
Instalasi Farmasi sendiri mengelola kurang lebih 2000 item obat yang
dengan menggunakan data tiga bulan terakhir dan dengan mengecek ke rak
obat, obat mana saja yang sudah atau akan habis. Selain itu,bila ada
pemesanan obat khusus seperti vaksin, obat life saving dan obat
tetap / ajeg dengan jumlah yang biasa dipesan. Tentu saja hal ini dapat
seperti harus membeli di apotek atau rumah sakit lain yang berakibat harga
obat yang dijual menjadi lebih mahal dan menjadikan biaya tersendiri
7
untuk rumah sakit. Demikian juga bila terjadi over stock dapat
produksi yang lambat, dimana hal tersebut bisa terjadi karena stok yang
Berikut ini merupakan data kejadian stock out obat yang diambil
dari data pembelian obat di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bedah
Surabaya.
TAHUN
BULAN
2014 2015 2016
Januari 17 1 6
Februari - 3 2
Maret 11 - -
April 5 4 -
Mei 12 3 -
Juni 8 3 -
Juli 8 2 -
Agustus 7 8 -
September 11 2 -
Oktober 3 - -
November 10 3 -
Desember - 3 -
TOTAL 92 32 8
Keterangan :
Data diatas berdasarkan jumlah item obat yangdiresepkan dan mengalami stock
out
Tanda( - ) berarti tidak dicantumkan alasan pada pembelian obat
Data diatas belum termasuk kejadian obat stock out yang tidak
dilakukan pembelian untuk obat tersebut di luar rumah sakit, karena obat
yang stock out tersebut diganti dengan obat yang merupakan me too (obat
8
dengan kandungan zat aktif yang sama tetapi berbeda merk) dari obat
kurang lebih berjumlah 1500. Dengan jumlah sebesar itu, tentu saja untuk
dalam tiga tingkatan. Latar belakang metode ini lahir dari prinsip bahwa
(prinsip Pareto).
9
nilai besar sedangkan sisa barang lainnya yang jumlahnya banyak hanya
barang yang berkontribusi pada 20% nilai, dan yang terakhir kelompok C
merupakan 70% barang yang berkontribusi pada 10% nilai. Hal ini
dari jumlah total barang, akan menghasilkan kontrol terhadap 70% dari
tingkat stok yang aman berdasarkan tingkat kekritisan obat. Kategori dari
ini adalah apabila hanya dengan analisis ABC saja, tidak efektif karena
tidak hanya masalah uang yang menjadi prioritas, tapi juga tingkat
persediaan obat kategori AV, yaitu obat yang masuk dalam kategori A
yang tinggi. Item obat yang berada di grup ini membutuhkan perhatian
persediaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti juga akan
Surabaya.
2. Bagi Peneliti :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
sistematika penelitian
12
Bab ini akan membahas lebih mendalam lagi mengenai ABC, VEN,
Bab ini merupakan gambaran umum dari perusahaan yang dijadikan obyek
BAB V : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang hasil yang dilakukan dengan
Dalam bab ini, akan ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan resep atau back order yang terjadi hampir setiap hari.
linear untuk mengetahui obat antibiotik apa saja yang menjadi kelompok
13
14
Dep. Gilut belum sesuai dengan ketentuan. Dari analisa yang dilakukan,
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
Masih menurut Jacobs & Chase (2014), rumah sakit adalah suatu
menjadi target.
kehidupan manusia.
amat luas.
17
Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau bagian di suatu rumah
sakit yang berada di bawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh
2.5 Logistik
lainnya (Aditama,2002)
mungkin.(Aditama,2002)
sakit, iklim, hari libur nasional, dan kondisi ekonomi pasien tersebut.
dibakukan.
kadaluarsa.
non medis.
barang habis pakai serta barang tahan lama atau peralatan elektronik
pemakaian tetapi harus lebih rinci lagi yaitu antara penjualan dan
pembelian dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras terbeli dalam
jumlah relatif banyak dibanding obat yang laku lambat. (Aditama, 2002)
dengan manajemen persediaan yang efisien maka pihak rumah sakit dapat
pelayanan.
sakit, membagi sistem persediaan rumah sakit menjadi dua kategori utama
yaitu : push system, terdiri dari sistem order berdasarkan kuantitas dan
delivery. (Jacobs & Chase,2014). Perbedaan mendasar dari dua sistem ini
pada pull system, pembelian dilakukan ketika ada kebutuhan dan sifatnya
dapat diperoleh barang lebih banyak dengan investasi yang sama atau
5. Pengawasan penyusutan
6. Penggunaan formularium
persediaan adalah produk apa yang harus disediakan, berapa banyak yang
yang optimal.
dengan jumlah stok yang harus ada. Jika jumlahnya lebih sedikit
(West,2009)
dilakukan dengan cara petugas farmasi menghitung sisa stok yang ada
dengan stok yang harus ada. Jika jumlahnya lebih rendah dibandingkan
dengan stok yang harus ada maka dilakukan pemesanan kembali. Biasanya
Latar belakang metode ini lahir dari prinsip bahwa sebagian kecil jumlah
masing-masing obat.
belakang metode ini lahir dari prinsip bahwa sebagian kecil jumlah barang
nilai besar sedangkan sisa barang lainnya yang jumlahnya banyak hanya
barang yang berkontribusi pada 20% nilai, dan yang terakhir kelompok C
merupakan 70% barang yang berkontribusi pada 10% nilai. Hal ini
dari jumlah total barang, akan menghasilkan kontrol terhadap 70% dari
barang diperlakukan dengan cara yang sama maka dapat dibutuhkan biaya
2008)
Hal yang tidak efisien dan efektif, adalah apabila kita melakukan
analisis ini membuat pihak manajemen untuk lebih berfokus pada barang-
satu barang.
dilihat adalah total nilai konsumsi, bukan harga per unit barang.
bulan.
kumulatifnya.
27
tersebut.
20-10.
Kontrol
middle pengguna
management
memanfaatkan
diskon jika
memesan dalam
jumlah besar
minggu
sebagai dasar
perencanaan
time
barang yang berada paling atas pada daftar ABC akan membutuhkan
adalah :
tinggi pada persediaan, bisa saja tidak penting seperti obat yang ada di
kelas B dan C.
pengendalian persediaan obat. Oleh karena itu, analisis ABC harus disertai
hanya masalah uang yang menjadi prioritas, tapi juga obat yang vital,
1. Kelompok V (vital) :
kematian. Obat yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, life
terjadi kekosongan.
2. Kelompok E (essential) :
kritis obat ini adalah obat yang bekerja secara kausal atau obat
Kriteria kritis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau
VEN yaitu menentukan kriteria VEN yang dilakukan oleh suatu tim yang
V E N
A AV AE AN
B BV BE BN
C CV CE CN
yang terdiri dari sembilan kategori. Setiap grup dari matriks diatas
ini adalah menyediakan obat dengan stok sedikit tetapi lebih sering
medis. Oleh karena itu, untuk obat yang masuk dalam kelas AV
diragukan dan beberapa dari merka dapat digantikan oleh obat lain.
item pada grup ini. Untuk grup AE, obat yang essential dengan
grup AE.
Quantity (EOQ)
barang yang dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan
Menurut Heizer dan Render (2010), model EOQ adalah salah satu
tehnik kontrol persediaan tertua dan paling banyak dikenal. Teknik ini
dengan kata lain persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu
Keterangan :
kemacetan lalu lintas, banjir, atau bencana alam lainnya, dan peningkatan
hal tersebut bisa mengakibatkan stock out obat sehingga pelayanan kepada
Menurut Assauri (2004), jika safety stock dengan service level 98%
(Z = 2,05) dan standar lead time diketahui dan bersifat konstan, maka
SS = z x d x L
Keterangan :
SS : Safety stock
Z : Service level
D : Rata-rata pemakaian
L : Lead time
(ROP)
ROP = (d x L) + SS
yt = Ft+1
dan lead time untuk permintaan obat adalah normal. Tetapi, beberapa dari
obat mempunyai trend (Coyle, J., Bardi, E., Langley, J., 2002) dan tipe
dari trend tersebut diuji melalui run test dan analisa regresi yang
2010).
menjadi :
38
1. Normal
distribution
with no
trend but
static
demand
39
2. Normal
distribution
with no
trend but
lumpy
demand
3. Normal
distribution
with trend
demand
4. Non-
normal
distribution
demand
kategori AV
optimalisasi
persediaan di Rumah
Sakit Bedah
Surabaya
41
disarankan untuk
kategori AV
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang situasi yang terjadi atau tidak ada informasi yang tersedia
formal seperti interview, focus group, project methods, atau studi kasus.
42
43
data sekunder. Cara pengumpulan data primer dan sekunder adalah sebagai
berikut :
1. Data primer
2. Data sekunder
penelitian ini yaitu data daftar obat yang tersedia, data jumlah
obat.
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Peneliti
3. Triangulasi Metode
lapangan.
4. Triangulasi Data
(Baskara, 2008)
sebagai berikut :
kumulatifnya.
prosentase
47
diisi oleh Apoteker dalam hal ini Kepala Instalasi Farmasi Rumah
di rumah sakit. Kriteria kritis obat ini adalah obat yang bekerja
penyakit.
normal baku.
menjadi :
1. Normal
distribution
with no
trend but
static
demand
2. Normal
distribution
50
with no
trend but
lumpy
demand
3. Normal
distribution
with trend
demand
4. Non-
normal
distribution
demand
objek penelitian.
INPUT
1. Studi pendahuluan untuk melihat fenomena yang terjadi
2. Rumusan masalah dan tujuan penelitian
3. Melakukan studi lapangan untuk mengumpulkan data dan menggali
informasi melalui wawancara.
4. Melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan materi-materi
yang mendukung penelitian
5. Menggali informasi kebijakan pengendalian persediaan yang
dilakukan di Instalasi Farmasi RS Bedah Surabaya
PROSES
1. Mengumpulkan data pemakaian obat di Instalasi Farmasi RS Bedah
Surabaya selama periode waktu tertentu
2. Melakukan klasifikasi obat berdasarkan metode ABC-VEN, kemudian
membuat matriks dari kedua analisa tersebut
3. Mengklasifikasikan karakter obat yang termasuk dalam golongan AV
4. Membandingkan kebijakan persediaan berdasarkan klasifikasi obat
dan karakteristik permintaan
OUTPUT
Menghasilkan kebijakan persediaan yang sesuai untuk obat kategori AV dan
berdasarkan karakteristik permintaan obat
BAB IV
bedah. Rumah Sakit Bedah Surabaya telLetak di Jalan Raya Manyar No. 9
Surabaya Jawa Timur. Rumah Sakit Bedah Surabaya merupakan milik PT.
Besturi Delta Medika yang didirikan pada tahun tanggal 8 Agustus 2008
bedah swasta murni. Logo rumah sakit adalah Pisau Bedah sebagai simbol
stabilitas, tegas, handal, berkarakter dan memberi rasa aman. Rumah Sakit
52
53
(RSBS) selalu berpedoman pada penciptaan nilai bagi pasien. Hal ini
sesuai dengan pandangan dan cita- cita yang tertuang dalam Visi
Pembedahan”.
Rumah
sebagai berikut :
k) Spesialis Kandungan
l) Spesialis Mata
m) Spesialis Jantung
VVIP 2 2
VIP 3 3
Kelas 1 7 9
Kelas 2 10 26
Kelas 3 4 20
R. Isolasi 1 1
R. Bayi 1 6
R. VK 1 -
Total 30 71
3. Kamar Operasi
dan One Day Care (ODC) dengan peralatan bedah mutakhir atau
STANDAR RS KONDISI
56/2014) INI
A. Umum
1 Meja periksa + +
B. Spesialistik
2 2. Instrumen pengobatan + +
spesialistik
A Umum
perlengkapannya
2 Oxygen + +
3 Troley pengobatan + +
4 Troley emergency + +
B Bedah Spesialistik
kebutuhan
A Peralatan Umum :
2 Lampu operasi + +
pasien
4 Gas medik + +
5 Suction + +
7 Meja instrumen + +
8 DC Shock + +
9 Diatermi + +
10 Kontainer linen + +
B Peralatan Spesialistik :
masing-masing spesialis
C Peralatan Penunjang
positip pressure
2 Hepa Filter + +
3 Sterilisator Ruangan + +
4 Jam + +
5 Termometer ruangan + +
(APAR)
7 Brankar OK + +
10 Linen + +
c. Ambulans
e. USG Logic P5
g. ESWL
i. Fasilitas Umum
yang terdapat di Rumah Sakit Bedah Surabaya antara lain backyard cafe,
1 Dokter Umum 12 8
Sp. Anak = 1
Rehabilitasi = 3
2
61
Sp. Urologi = 5
Traumatologi 4
Sp. Mata = 5
Medik Subspesialis
Instalasi Farmasi
TT
10 Tenaga Non Kesehatan dan Sesuai kebutuhan RS Sesuai Pola Ketenagaan RS Bedah
masyarakat.
pada pasien.
Surabaya
Pelaksana Pelaksana
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bedah Surabaya
Medis.
1. Perencanaan
pemakaian obat dan alat kesehatan menggunakan data tiga bulan terakhir
yang akan menghasilkan suatu daftar perencanaan obat dan alat kesehatan
65
setiap minggu.
2. Pengelolaan
a. Penyimpanan
pencurian, dan untuk mengatur distribusi obat dan alat kesehatan dari
(First Expired First Out) yaitu obat yang memiliki tanggal kadaluarsa
(First In First Out) yaitu obat yang dibeli lebih dulu adalah obat yang
b. Distribusi
kesehatan dari unit lain. Permintaan obat dan alat kesehatan dari unit lain
3. Pelayanan Resep
pasien Rawat Jalan maupun pasien Rawat Inap. Jenis debitur yang dilayani
terdiri dari debitur tunai dan debitur kredit yang berasal dari asuransi
kesehatan swasta.
BAB V
mengetahui kuantitas dari produk yang akan dibeli, kapan akan dilakukan
pembelian, harga yang sesuai dan dari supplier mana akan dilakukan
pembelian (reorder point) dan jumlah yang harus dibeli (order quantity).
Sebelum memilih metode mana yang akan dipilih, hal yang terlebih dahulu
pada jumlah produk yang sangat besar. Klasifikasi yang paling umum dan
67
68
analisis ABC saja tidak cukup, tetapi harus melihat tingkat kekritisan
berdasarkan kepentingan klinis tiap obat. Maka dari itu, analisis ABC dan
cara ini memperlihatkan kepentingan dan prioritas tiap produk obat. Setelah
yang sesuai dapat mengurangi total biaya persediaan dengan tetap menjaga
dikarenakan data yang digunakan sebagai patokan adalah data fresh pada
tahun sebelumnya yaitu tahun 2015. Pertimbangan untuk memakai data tahun
sebelumnya adalah karena masih belum terjadi perubahan pada datar standar
obat yang digunakan pada tahun 2016 ini. Pada penelitian ini, data yang
diambil adalah data obat yang digunakan oleh pasien baik rawat jalan maupun
Desember tahun 2015. Setelah dilakukan triangulasi data jumlah obat yang
database obat, terdapat 1029 item obat yang mempunyai mutasi keluar selama
kurun waktu tahun 2015. Dari 1029 item obat tersebut, setelah dihitung
dengan menggunakan analisa ABC /Pareto, 70% (70 obat masuk pada
69
kategori A), 20% (142 obat masuk pada kategori B), 10% (817 obat masuk
pada kategori C). Kemudian, dari data analisis ABC tersebut akan dipilih obat
Berikut ini obat yang masuk dalam kategori A yang didapatkan dari
JUMLAH
TOTAL HARGA KUMULATIF %
NO NAMA OBAT PENGGUNAAN KET
(Rp) RUPIAH (Rp) KUMULATIF
DALAM 1 THN
menentukan obat mana yang termasuk dalam klasifikasi V (vital). Dari hasil
100 ml, Albuminaar 25% 100 ml, dan Octalbin 25% 100 ml. Selanjutnya
sumber untuk obat yang masuk kategori V (vital) dengan merujuk pada
bypass surgery.
bypass surgery.
bypass surgery.
/ konsumsi dalam suatu kurun waktu tertentu. Empat grup karakter permintaan
Contoh grafik :
Contoh grafik :
Contoh grafik :
74
Contoh grafik :
N 53 53 53 53 53
Data yang diambil adalah data pemakaian obat per minggu mulai dari
(2-tailed) dari tiap variable (obat) bernilai 0,00 yang berarti < 0.05 sehingga
Grafik 5 obat yang didapatkan dari hasil uji distribusi normal dengan
1. Vascon injeksi
Vascon
20
15
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
2. Perdipine Injeksi 10 mg
Perdipine
20
15
10
0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153
76
Plasbumin
8
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Albuminaar
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153
Octalbin
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153
77
sebelumnya, dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas dan grafik diatas
disimpulkan bahwa kelima obat diatas masuk dalam kategori non normal
5.4 Kebijakan Inventory untuk Tiap Obat dan Perhitungan s (reorder point) /
waktu. Rumus untuk menghitung reorder point (s) dan jumlah pembelian (Q)
persediaan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Sedangkan Q dihitung dari rata-
permintaan atau pemakaian obat selama lead time (cycle stock) ditambah
dengan safety stock yang berfungsi sebagai buffer stock untuk permintaan
lampau dan faktor kebiasaan, maka peneliti akan memberikan usulan untuk
Dimana ;
cycle stock = X = R(XLT)
persediaan adalah berapa yang harus dibeli. Pembelian yang terlalu banyak
= 2,25 x 4 = 9
berisi 10 vial.
Dikarenakan pola permintaan untuk 5 obat tersebut adalah tidak teratur, maka
obat yang akan dibeli. Salah satu faktor yang terlibat dalam manual
adjustment adalah posisi stok akhir bulan untuk tiap obat. Manual adjustment
juga dilakukan untuk menentukan jumlah obat yang harus dibeli dalam bentuk
boks yaitu Vascon injeksi (1 boks berisi 10 vial) dan Perdipine injeksi (1 boks
berisi 5 ampul).
a. Stok awal Januari 2015 adalah stok akhir bulan Desember 2014
b. Untuk stok awal Pebruari – Desember 2015 adalah stok awal simulasi
c. Stok out adalah stok riil berdasarkan obat yang diresepkan selama
tahun 2015
memperhatikan stok akhir, ROP dan isi per boks/kemasan tiap obat.
1. Vascon injeksi
2. Perdipine injeksi
3. Plasbumin 20%
4. Albuminaar 25%
5. Octalbin 25%
Selisih total pembelian dengan metode dynamic lot sizing dan total
Dari tabel diatas diketahui bahwa total pembelian riil tahun 2015
untuk Perdipine injeksi, Albuminaar 25%, dan Octalbin 25% dengan saran
pembelian dengan metode dynamic lot sizing adalah sama. Selisih total
pembelian 5 obat kategori AV antara metode dynamic lot sizing dengan total
6.1 Kesimpulan
dilakukan dengan pengecekan secara manual obat mana saja yang akan atau
sudah habis.
2. Dari data pemakaian obat selama bulan Januari sampai Desember 2015
jumlah item obat yang diresepkan sejumlah 1029 item. Dari total item tersebut
prinsip Pareto. Dari hasil analisis tersebut didapatkan 70% (70 obat masuk
pada kategori A), 20% (142 obat masuk pada kategori B), 10% (817 obat
86
87
yang masuk dalam kategori AV. Obat tersebut adalah ; Vascon injeksi,
4. Kelima obat tersebut diolah datanya dengan uji statistik metode Kolmogorov
5. Kebijakan pengendalian yang sesuai untuk obat tersebut adalah dynamic lot
berikut :
3 Plasbumin 2 botol
4 Albuminaar 2 botol
5 Octalbin 3 botol
adjustment dengan melihat sisa stok obat dikarenakan untuk obat dengan
sangat memungkinkan tidak ada mutasi out untuk obat dalam waktu satu
bulan.
7. Diketahui bahwa dari hasil simulasi penggunaan metode dynamic lot sizing
perencanaan/pembelian.
6.2 Saran
mencoba untuk memberikan saran bagi Rumah Sakit dan akademisi untuk
VEN.
2. Bagi Akademisi
AV, sehingga diharapkan mampu menjadi trigger bagi para akademisi untuk
Aditama, T,Y. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit (Edisi Ke-2). Jakarta:
UI-Press
University Press
Bowersox, D.J. et al. 2002. Supply Chain Logistics Management. New York: The
McGraw-Hill Company
Coyle, J., Bardi, E., Langley, J., 2002. Management of Business Logistic: A
Heizer, Jay., & Render, Barry, 2010. Operations Management. New York:
Pearson
Jacobs F.R., & Chase R.B. 2014. Operations and Supply Management. Singapore:
Mc Graw Hill
90
91
John, D.T., & Harding, H.A. 2001. Manajemen Operasi untuk Meraih
Justicia, AK., Analisis Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap RSUD
Publisher
PP PERSI Nomor 47 tahun 2006 tentang Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit
International Development
Managing a Modern Hospital (2nd ed) (p. 126-143). New Delhi : Sage
Publications
Sekaran, U & Bougie, R. 2013. Research Methods for Business: A Skill Building
Siregar, C. 2004. Farmasi Rumah Sakit. Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC
Thailand. 2010
Indonesia
Wagner, H.M & Whitin, T.M. 1958. Dynamic Version of The Economic Lot Size
West, D. 2009. Purchasing and Inventory Management. In S.P Deselle and D.P
Training Manual
www.dinkes.jatimprov.go.id
www.mims.com/indonesia
Rajawali Pers.
Lampiran 1
DAFTAR OBAT DAN HASIL ANALISIS ABC PEMAKAIAN OBAT PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2015
DI INSTALASI FARMASI RS BEDAH SURABAYA
JUMLAH
NO NAMA OBAT TOTAL HARGA KUMULATIF RUPIAH % KUMULATIF KATEGORI
PEMAKAIAN
1 PANTOZOL INJ 1097 Rp 88,376,200.00 Rp 88,376,200.00 4.97% A
2 TYASON 1 GR INJ 1543 Rp 75,457,800.00 Rp 163,834,000.00 9.21% A
3 PUMPISEL INJ 614 Rp 62,341,046.00 Rp 226,175,046.00 12.72% A
4 BROADCED 1 GR INJ 804 Rp 58,058,100.00 Rp 284,233,146.00 15.99% A
5 TUTOFUSIN OPS INFUS 500 CC 1715 Rp 52,222,500.00 Rp 336,455,646.00 18.92% A
6 PLASBUMIN 20% 100 ML 26 Rp 39,438,000.00 Rp 375,893,646.00 21.14% A
7 PUMPITOR INJ 396 Rp 38,462,419.00 Rp 414,356,065.00 23.30% A
8 TERFACEF 1 GR INJ 393 Rp 37,998,324.00 Rp 452,354,389.00 25.44% A
9 MEROFEN 1 GR INJ 148 Rp 34,335,000.00 Rp 486,689,389.00 27.37% A
10 ENDROLIN 3.75MG 41 Rp 34,272,000.00 Rp 520,961,389.00 29.30% A
11 CLINIMIX N9G15E 1 LTR 102 Rp 33,297,025.00 Rp 554,258,414.00 31.17% A
12 ROBUMIN 20% 100 NL 22 Rp 30,870,000.00 Rp 585,128,414.00 32.91% A
13 CERNEVIT INJ 237 Rp 28,641,600.00 Rp 613,770,014.00 34.52% A
14 FOSULAR 1 GR INJ 301 Rp 25,339,500.00 Rp 639,109,514.00 35.95% A
15 PLASBUMIN 25% 100 ML 13 Rp 25,018,650.00 Rp 664,128,164.00 37.35% A
16 OCTALBIN 25% 100 ML 16 Rp 24,300,000.00 Rp 688,428,164.00 38.72% A
17 TROVENSIS 4 ML (8MG/4ML) INJ 1171 Rp 22,694,719.00 Rp 711,122,883.00 40.00% A
18 CEPHAPLOX 1 GR INJ 202 Rp 22,322,700.00 Rp 733,445,583.00 41.25% A
19 DYNASTAT 40 MG INJ 355 Rp 21,741,243.00 Rp 755,186,826.00 42.47% A
20 GASTROFER INJ 40 MG 288 Rp 21,596,000.00 Rp 776,782,826.00 43.69% A
21 PEPZOL 40 MG INJ 194 Rp 19,617,500.00 Rp 796,400,326.00 44.79% A
22 TAMOLIV 100 ML 666 Rp 18,810,500.00 Rp 815,210,826.00 45.85% A
23 FLEET ENEMA 133 ML 226 Rp 18,191,582.00 Rp 833,402,408.00 46.87% A
24 ERBITUX 5MG-ML 20 Rp 17,500,000.00 Rp 850,902,408.00 47.86% A
25 CEFAZOL 1 GR INJ 418 Rp 16,371,000.00 Rp 867,273,408.00 48.78% A
26 MEREM 1 GR INJ 104 Rp 15,751,918.00 Rp 883,025,326.00 49.66% A
27 ELPICEF 1 GRAM INJ 187 Rp 15,507,000.00 Rp 898,532,326.00 50.54% A
28 GARDASIL INJ 0.5ML 24 Rp 14,748,750.00 Rp 913,281,076.00 51.37% A
29 MEROTIK INJ 1GR 89 Rp 14,593,000.00 Rp 927,874,076.00 52.19% A
30 DUROGESIC PATCH 12,5 MG 164 Rp 14,412,354.00 Rp 942,286,430.00 53.00% A
31 HIDONAC 20% INF 46 Rp 13,242,121.00 Rp 955,528,551.00 53.74% A
32 MEROPENEM 1 GR INJ 280 Rp 11,291,864.00 Rp 966,820,415.00 54.38% A
33 PERDIPINE INJ 10 MG 53 Rp 10,286,848.00 Rp 977,107,263.00 54.96% A
34 NEBIDO INJ 5 Rp 10,064,223.00 Rp 987,171,486.00 55.52% A
35 FENTANYL INJ 2128 Rp 9,983,679.00 Rp 997,155,165.00 56.08% A
36 BREXEL 80 MG INJ 2 Rp 9,500,000.00 Rp 1,006,655,165.00 56.62% A
37 ALBUMINAR 25 % 100 ML 6 Rp 9,435,000.00 Rp 1,016,090,165.00 57.15% A
38 DUROLANE 1 SYR 3 ML INJ 6 Rp 9,430,000.00 Rp 1,025,520,165.00 57.68% A
39 NEULIN 500 MG INJ 328 Rp 9,215,100.00 Rp 1,034,735,265.00 58.20% A
40 SEMAX 8 Rp 8,938,500.00 Rp 1,043,673,765.00 58.70% A
41 VASCON INJ 204 Rp 8,813,500.00 Rp 1,052,487,265.00 59.20% A
42 MEROSAN 1 GR INJ 38 Rp 8,568,874.00 Rp 1,061,056,139.00 59.68% A
Lampiran 1
DAFTAR OBAT DAN HASIL ANALISIS ABC PEMAKAIAN OBAT PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2015
DI INSTALASI FARMASI RS BEDAH SURABAYA
JUMLAH
PENGGUNAA TOTAL HARGA KUMULATIF
NO NAMA OBAT % KUMULATIF KETERANGAN
N DALAM 1 (Rp) RUPIAH (Rp)
THN
1 PANTOZOL INJ 1097 88,376,200.00 88,376,200.00 4.97% A
2 TYASON 1 GR INJ 1543 75,457,800.00 163,834,000.00 9.21% A
3 PUMPISEL INJ 614 62,341,046.00 226,175,046.00 12.72% A
4 BROADCED 1 GR INJ 804 58,058,100.00 284,233,146.00 15.99% A
5 TUTOFUSIN OPS INFUS 500 CC 1715 52,222,500.00 336,455,646.00 18.92% A
6 PLASBUMIN 20% 100 ML 26 39,438,000.00 375,893,646.00 21.14% A
7 PUMPITOR INJ 396 38,462,419.00 414,356,065.00 23.30% A
8 TERFACEF 1 GR INJ 393 37,998,324.00 452,354,389.00 25.44% A
9 MEROFEN 1 GR INJ 148 34,335,000.00 486,689,389.00 27.37% A
10 ENDROLIN 3.75MG 41 34,272,000.00 520,961,389.00 29.30% A
11 CLINIMIX N9G15E 1 LTR 102 33,297,025.00 554,258,414.00 31.17% A
12 ROBUMIN 20% 100 NL 22 30,870,000.00 585,128,414.00 32.91% A
13 CERNEVIT INJ 237 28,641,600.00 613,770,014.00 34.52% A
14 FOSULAR 1 GR INJ 301 25,339,500.00 639,109,514.00 35.95% A
15 PLASBUMIN 25% 100 ML 13 25,018,650.00 664,128,164.00 37.35% A
16 OCTALBIN 25% 100 ML 16 24,300,000.00 688,428,164.00 38.72% A
17 TROVENSIS 4 ML (8MG/4ML) INJ 1171 22,694,719.00 711,122,883.00 40.00% A
18 CEPHAPLOX 1 GR INJ 202 22,322,700.00 733,445,583.00 41.25% A
19 DYNASTAT 40 MG INJ 355 21,741,243.00 755,186,826.00 42.47% A
20 GASTROFER INJ 40 MG 288 21,596,000.00 776,782,826.00 43.69% A
21 PEPZOL 40 MG INJ 194 19,617,500.00 796,400,326.00 44.79% A
22 TAMOLIV 100 ML 666 18,810,500.00 815,210,826.00 45.85% A
23 FLEET ENEMA 133 ML 226 18,191,582.00 833,402,408.00 46.87% A
24 ERBITUX 5MG-ML 20 17,500,000.00 850,902,408.00 47.86% A
25 CEFAZOL 1 GR INJ 418 16,371,000.00 867,273,408.00 48.78% A
26 MEREM 1 GR INJ 104 15,751,918.00 883,025,326.00 49.66% A
27 ELPICEF 1 GRAM INJ 187 15,507,000.00 898,532,326.00 50.54% A
28 GARDASIL INJ 0.5ML 24 14,748,750.00 913,281,076.00 51.37% A
29 MEROTIK INJ 1GR 89 14,593,000.00 927,874,076.00 52.19% A
30 DUROGESIC PATCH 12,5 MG 164 14,412,354.00 942,286,430.00 53.00% A
31 HIDONAC 20% INF 46 13,242,121.00 955,528,551.00 53.74% A
32 MEROPENEM 1 GR INJ 280 11,291,864.00 966,820,415.00 54.38% A
33 PERDIPINE INJ 10 MG 53 10,286,848.00 977,107,263.00 54.96% A
34 NEBIDO INJ 5 10,064,223.00 987,171,486.00 55.52% A
35 FENTANYL INJ 2128 9,983,679.00 997,155,165.00 56.08% A
36 BREXEL 80 MG INJ 2 9,500,000.00 1,006,655,165.00 56.62% A
37 ALBUMINAR 25 % 100 ML 6 9,435,000.00 1,016,090,165.00 57.15% A
38 DUROLANE 1 SYR 3 ML INJ 6 9,430,000.00 1,025,520,165.00 57.68% A
39 NEULIN 500 MG INJ 328 9,215,100.00 1,034,735,265.00 58.20% A
40 SEMAX 8 8,938,500.00 1,043,673,765.00 58.70% A
41 VASCON INJ 204 8,813,500.00 1,052,487,265.00 59.20% A
42 MEROSAN 1 GR INJ 38 8,568,874.00 1,061,056,139.00 59.68% A
43 CETERON 8 MG INJ 520 8,463,972.00 1,069,520,111.00 60.15% A
44 HYPOBAC 200 MG INJ 41 8,118,753.00 1,077,638,864.00 60.61% A
45 TYGACIL 50 MG INJ 29 8,085,000.00 1,085,723,864.00 61.07% A
46 HYPOBAC 100 MG INJ 81 7,938,037.00 1,093,661,901.00 61.51% A
47 SCELTO 30 MG INJ 788 7,762,540.00 1,101,424,441.00 61.95% A
48 STRATAMED 5G GEL 45 7,653,306.00 1,109,077,747.00 62.38% A
49 ACRAN INJ 1203 7,554,904.00 1,116,632,651.00 62.80% A
50 CRAVIT I.V 750 MG INF 27 7,528,500.00 1,124,161,151.00 63.23% A
51 GRIFOLS 20% 100ML 6 7,440,000.00 1,131,601,151.00 63.65% A
52 RATIVOL INJ 706 7,353,687.00 1,138,954,838.00 64.06% A
53 TETAGAM P.SYRINGE 1ML 48 7,335,000.00 1,146,289,838.00 64.47% A
54 CRAVIT I.V 500 MG INF 34 7,209,000.00 1,153,498,838.00 64.88% A
55 TORASIC 30 MG INJ 597 6,870,000.00 1,160,368,838.00 65.26% A
56 VIPALBUMIN PLUS SACHET 432 6,583,500.00 1,166,952,338.00 65.63% A
57 MEIACT 200 MG KAP 3215 6,239,250.00 1,173,191,588.00 65.98% A
58 INPEPSA SUSP 200 ML 91 5,993,100.00 1,179,184,688.00 66.32% A
59 MIKASIN 500 MG 2 ML/VIAL 66 5,989,500.00 1,185,174,188.00 66.66% A
60 NOVORAPID FLEXIPEN 3 ML 57 5,937,999.00 1,191,112,187.00 66.99% A
61 SANMOL INF 190 5,815,232.00 1,196,927,419.00 67.32% A
62 GELOFUSIN INFUS 500 ML 54 5,694,400.00 1,202,621,819.00 67.64% A
63 NACL 0,9 % 100 ML 1199 5,672,290.00 1,208,294,109.00 67.96% A
64 TRACETATE SUSP 19 5,557,500.00 1,213,851,609.00 68.27% A
65 ACTONEL 35 MG TAB 281 5,522,330.00 1,219,373,939.00 68.58% A
66 GENTAMYCIN EYE OINT CENDO 217 5,435,794.00 1,224,809,733.00 68.89% A
67 CYSTONE TAB 28 5,089,500.00 1,229,899,233.00 69.17% A
68 DUODERM PASTE 30 G 21 4,880,625.00 1,234,779,858.00 69.45% A
69 NOVALGIN INJ 1016 4,871,207.00 1,239,651,065.00 69.72% A
Lampiran 2
DAFTAR OBAT YANG MASUK DALAM KATEGORI A
36 MEROPENEM 1 GR INJ
37 MEROSAN 1 GR INJ
38 MEROTIK INJ 1GR
39 MIKASIN 500 MG 2 ML/VIAL
40 NACL 0,9 % 100 ML
41 NEBIDO INJ
42 NEULIN 500 MG INJ
43 NOVALGIN INJ
44 NOVORAPID FLEXIPEN 3 ML
45 OCTALBIN 25% 100 ML
46 PANTOZOL INJ
47 PEPZOL 40 MG INJ
48 PERDIPINE INJ 10 MG
49 PLASBUMIN 20% 100 ML
50 PLASBUMIN 25% 100 ML
51 PROSOGAN 30 MG INJ
52 PUMPISEL INJ
53 PUMPITOR INJ
54 RATIVOL INJ
55 ROBUMIN 20% 100 NL
56 SANMOL INF
57 SCELTO 30 MG INJ
58 SEMAX
59 STRATAMED 5G GEL
60 TAMOLIV 100 ML
61 TERFACEF 1 GR INJ
62 TETAGAM P.SYRINGE 1ML
63 TORASIC 30 MG INJ
64 TRACETATE SUSP
65 TROVENSIS 4 ML (8MG/4ML) INJ
66 TUTOFUSIN OPS INFUS 500 CC
67 TYASON 1 GR INJ
68 TYGACIL 50 MG INJ
69 VASCON INJ
70 VIPALBUMIN PLUS SACHET
Lampiran 4
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan 1
Pertanyaan 2
“Kami melakukan stok opname enam bulan sekali yang dilakukan oleh semua
petugas Farmasi. Dalam stok opname tersebut sekalian dilihat kadaluarsa obat.
Waktu stok juga sekalian mengecek barang yang tinggal sedikit trus dilakukan
pemesanan obat”
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
“Frekuensi pemesanan obat untuk tiap item seminggu sekali. Tapi karena item nya
banyak jadi ya tiap hari kita melakukan pemesanan. Tapi dengan item yang lain.”
Lampiran 5
Hasil Uji Distribusi Data dengan Metode Kolmogorov Smirnov
N 53 53 53 53 53
Interpretasi:
Dari hasil uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dijelaskan bahwa
nilai signifikansi (Asymp. Sig (2-tailed) dari masing-masing variable (obat) bernilai 0,00 yang berarti < 0.05 sehingga
dapat disimpulkan distribusi data tidak normal.
Vascon
20
15
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Perdipine
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Plasbumin
7
6
5
4
3
2
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Albuminaar
2.5
1.5
0.5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Octalbin
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53