Tugas 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN FORMULASI

Yang harus diperhatikan:

Pemilihan bahan aktif, bahan tambahan, Pemilihan pH larutan yang berkaitan dengan stabilitas
obatnya, dan sifat isohidris sediaan penentuan dosis obat dan wadah yang sesuai

Zat tambahan dalam formulasi sediaan parenteral

Menjaga kelarutan obat, Menjaga stabilitas, baik secara kimia atau fisika, Menjaga sterilitas
larutan (pada dosis ganda)

Pelarut dan pembawa untuk obat suntik

1. Water for injection (WFI) (USP), merupakan

• Pelarut yang paling sering digunakan pada pembuatan obat suntik

• Air ini dimurnikan dengan cara destilasi atau reverse osmosis, dan memenuhi standar yang
sama dengan purified water (USP), yaitu mengandung zar padat tidak boleh lebih dari 1 mg%
WFI, dan tidak boleh mengandung zat penambah.

• WFI tidak steril tapi harus bebas pirogen

2. Steril WFI (USP),

adalah air untuk obat suntik yang telah disterilkan, dan dikemas dalam wadah-wadah dosis
tunggal yang tidak lebih besar dari 1 liter
Sifat:

1. steril,bebas pirogen, dan tidak boleh ada zat tambahan lain/zat antimikroba, digunakan sebagai
pelarut, pembawa, atau pengencer obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas
(penambahannya dilakukan secara aseptis, contoh penambahan steril WFI pada serbuk kering
ampicillin)

Pembawa bukan air

Digunakan pada obat – obat yang kelarutannya dalam air terbatas, atau obat yang mudah
terhidrolisis

yarat pembawa: tidak toksik, tidak mengiritasi, inert terhadap obat, stabilitas fisis dan kimia
pembawa dalam berbagai tingkatan pH, viskositasnya, titik didihnya harus cukup tinggi

Contoh pelarut atau pembawa bukan air

1. Minyak lemak nabati (viskositas tergantung pada komposisi asam lemaknya), contoh: minyak
jagung, wijen, biji kapas, kacang tanah, zaitun)

2. Gliserin, PEG, propilenglikol, alkohol

Zat Tambahan pada sediaan parenteral

1. Pengawet Antimikroba (misal: klorobutanol, kresol, dan fenol (0,5%)

2. dapar

3. penambah kelarutan (solubilizer)

4. antioksidan (sulfur dioksida)


Pembuatan Produk Parenteral

Sebelum mulai pembuatan produk steril, perlu dilakukan pemeriksaan:

1. Pendahuluan fisika-kimia

2. Pirogen masing-masing bahan,

3.Wadah yang akan digunakan

masalah kelarutan dapat diatasi dengan

1. Pembentukan garam, misal: luminal Na, Thiamin HCl, dapat meningkatkan kelarutan sampai
1000 kali

2. Penambahan kosolven, misal: PEG 300 dan 400 , propiolenglikol,

etilalkohol

3. Penambahan surfaktan sebanyak 0,1-0,5%

4. Penambahan zat pengomplek, misal: Garam Na dari etilendiamin tetraklorid (EDTA) dalam
bentuk mikroemulsi

Pengemasan dan penyimpanan produk parenteral

1. Wadah obat suntik, termasuk tutupnya harus tidak berinteraksi dengan sediaan, baik secara
fisik maupun kimiawi sehingga akan mengubah efektifitas zat aktif

2. Wadah dari gelas, gelas harus jernih, untuk memungkinkan pemeriksaan isinya

3. Ada beberapa tipe gelas yang digunakan untuk sediaan farmasi (ada 4 tipe gelas)
Etiket pada produk parenteral

1. harus mencantumkan nama sediaan

2. tercantum kadar obat, dan jk digunakan serbuk kering yang dilarutkan dicantumkan jumlah
obat dan berapa volume pelarut yang harus ditambahkan

3. cara pemberian

4. pernyataan kondisi penyimpanan dan tgl kadaluwarsa

5. nama pabrik dan penyalur

Anda mungkin juga menyukai