B INDO Nizzah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

HASIL REVIU TESIS

Judul Tesis : Hubungan Health Belief Model (HBM) dengan

Keterlambatan Kasus Ginekologi di Ruang Ginekologi

RST dr. Soepraoen

Nomor Tesis : 618.1 NURh

Oleh Mahasiswa : Rintik Nurhayati

Direviu Oleh : Nizzah Febri Tsabitah

NIM : 1602450027

Lembaga : Sarjana Terapan Kebidanan Malang

NO HAL YANG URAIAN DAN KOMENTAR

DIREVIU

Judul  Hubungan Health Belief Model (HBM) dengan

Keterlambatan Kasus Ginekologi di Ruang Ginekologi

RST dr. Soepraoen

Komentar :

Penulisan judul bagian luar sudah sesuai dengan dengan

judul bagian dalam


BAB I Latar Belakang 1. Keterlambatan rujukan adalah suatu keadaan dimana

pasien terlambat mengenal tanda bahaya, terlambat

dalam mengambil keputusan untuk mencari

pertolongan, dan terlambat dalam mengirim, dan

menerima perawatan yang sesuai di fasilitas

kesehatan sehingga keterlambatan menyebabkan

kualitas hidup pasien berkurang dan konsep diri

menjadi terganggu.

2. Kejadian kasus ginekologi seperti halnya pada kasus

penyakit kanker yang terjadi di Indonesi pada tahun

2013, sebanyak 25.012 menderita penyakit kanker

serviks dan di Jawa Timur sebanyak 9688menderita

penyakit kanker Serviks

3. Pencegahan deteksi dini yang tepat dapat dilakukan

agar dapat meminimalisir kejadian terhadap

konsekuensi klinis dan medis (contohnya, kematian,

cacat dan sakir) dan konsekuensi social yang mungkin

terjadi (seperti efek pada pekerjaan, kehidupan

keluarga dan hubungan sosial)

4. Pada penyakit kanker stadium lebih lanjut yang

memiliki gejala perdarahan post coitus dan leukorea

berbau

5. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru , di dalam

diri orang terjadi proses berurutan yakni awareness

(kesadaran) yakni orang menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu,

interest yakni orang mulai tertarik pada stimulus,

evaluation (menimbang- nimbang baik dan tidaknya


stimulus tersebut bagi dirinya), Trial orang telah

mencoba perilaku baru, Adoption yaitu subjek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

6. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik

untuk meneliti “Hubungan Health Belief Model

(HBM) dengan keterlambatan rujukan kasus

Ginekologi di Ruang Ginekologi RST dr. Soepraoen”

Komentar :

Keterlambatan dalam kasus Ginekologi dapat dijelaskan

mengenai 4T sehingga mudah diingat oleh pembaca.

Penelitian dilakukan tahun 2017 namun kasus

keterlambatan yang disampaikan pada tahun 2013

sebaiknya peneliti mencari data yang tidak terlalu lama.

Kemudian penulisan judul pada paragraf akhir sebaiknya

diawali dengan huruf besar/ kapital

3. Rumusan 1. Adakah Hubungan Health Belief Model (HBM)

Masalah dengan Keterlambatan Rujukan Kasus Ginekologi di

Ruang Ginekologi RST dr. Soepraoen ?

Komentar :

Sudah terdapat kesesuaian antara rumusan masalah

dengan judul yang akan diteliti oleh peneliti, Peneliti

ingin mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat

HBM sengan Keterlambatan Kasus Ginekologi pada point

ke 3 penulisan post coitus dan leokorea dituliskan


dengan huruf miring. Sama halnya dengan point 5

penulisan kata seperti awareness, trial dan evaluation

dituliskan dengan huruf miring.


4. Tujuan Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui Hubungan Health Belief Model (HBM)

dengan keterlambatan rujukan kasus ginekologi di Ruang

Ginekologi RST dr. Soepraoen Malang

Komentar :

Peneliti seharusnya memperhatikan penulisan besar

kecilnya abjad yang digunakan huruf H pada kata

“hubungan” seharusnya menggunakan huruf kecil


5. Manfaat Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi tentang hubungan HBM

dengan keterlambatan dalam rujukan kasus di ruang

ginekologi RST dr. Soepraoen sehingga masyarakat akan

memahami dan mengerti dan tidak mengalami

keterlambatan

Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan sehingga dapat mencegah keterlambatan

rujukan pada kasus- kasus ginekologi.

Komentar :

Manfaat bagi masyarakat seharusnya dapat menjadi

pengetahuan baru agar masyarakat menyadari

pentingnya konsep HBM, sedangkan bagi tempat


penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan

pengetahuan serta memberikan promosi dan sosialisasi

lebih lanjut mengenai konsep HBM


BAB TINJAUAN Pengertian

II PUSTAKAN 1. HBM dikemukakan pertama kali oleh Rosenstock

1966, kemudian disempurnakan oleh backer, dkk

1970 dan 1980. Sejak tahun 1974, teori HBM telah

menjadi perhatian para peneliti.

2. Dari pengertian- pengertian mengenai HBM yang

sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa

HBM adalah model yang menspesifikasikan

bagaimana individu secara kognitif menunjukkan

perilaku sehat maupun usaha untuk menuju sehat

atau penyembuhan suatu penyakit

3. Gambaran HBM terdiri dari 4 dimensi, diantaranya :

a. Precieved Susceptibility atau kerentanan yang

dirasakam konstruk tentang resiko atau

kerentanan personal. Hal ini mengaju pada

persepsi subyektif seseorang menyangkut risiko

dari kondisi kesehatannya. Di dalam kasus

penyakit secara medis, dimensi tersebut meliputi

penerimaan terhadap hasil diagnosa, perkiraan

pribadi terhadap adanya resusceptibility (timbul

kepekaan kembali)

b. Percieved benefism, manfaat yang dirasakan

Penerimaan susceptibility seseorang terhadap

suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan

keserisusan (perceived threat) adalah


mendorong untuk menghasilkan suatu kekuatan

yang mendukung kearah perubahan perilaku

c. Health Motivation dimana konstruk ini terkait

dengan motivasi individu untuk selalu hidup sehat.

Terdiri atas kontrol terhadap kondisi

kesehatannya serta health value

d. Percieved barriers atau hambatan yang dirasakan

untuk berubah, atau apabila individu menghadapi

rintangan yang ditemukan dalam mengambil

tindakan tersebut

Komentar :

Tinjauan pustaka yang dimasukkan oleh peneliti sudah

sesuai dan terdapat keterkaitan dengan judul yanhg

dipilih oleh peneliti, namun peneliti perlu memperhatikan

beberaoa penulisan kata yang masih salah contohnya

pada point 2 kata “diatas” seharusnya diberi spasi dan

pada awal paragraf pertama sebaiknya dipaparkan

terlebih dahulu pengertian mengenani HBM baru

kemeduan menjelaskan teori HBM ditemukan oleh siapa

dan kapan.

BAB METODE Desain Penelitian

III PENELITIAN Desain penelitian ini adalah analitik korelasi yaitu

menggalu hubungnan Health Belief Model (HBM) dengan

keterlambatan dalam rujukan kasus ginekologi si Ruang

Ginekologi RST dr. Soepraoen Malang. Penelitian ini


menggunakan pendekatan Cross Sectional karena pada

penelitian ini peneliti mengawali dengan pengumpulan

data sekaligus pada suatu waktu, artinya subjek

penelitian hanya sekali saja diobservasi

Komentar :

Pada metode penelitian ini, peneliti sudah

mengemukakan metode penelitiannya dengan jelas dan

singkat. Peneliti juga sudah memberikan alasan mengapa

peneliti menggunakan pendekatan dan metode penelitian

tersebut.
Populasi, Sampel, 1. Populasi

dan Perhitungan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini seluruh

Besar Sampel pasien dengan mioma uteri yang datang di Ruang

Ginekologi RST dr. Soepraoen Malang pada bulan

Juni 2017 sejumlah 32 responden sejumlah 32

responden dengan jumlah pasien konservatif 13

orang dan pasien dengan tindakan 19 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien

dengan mioma uteri yang datang di Ruang

Ginekologi RST dr. Soepraoen Malang pada bulan

Juni 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan

didapat dengan Random Sampling sejumlah 30

responden dengan jumlah pasien konsertvatif 12

dan dengan tindakan 18 orang.

3. Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini


adalah Random Sampling

4. Perhitungan Besar Sampel

Besar sampel penelitian ini dihitung menggunakan

rumus slovin menurut Notoatmodjo (2012)

Komentar :

Populasi, sampel dan sampling yang ditampilkan

sudah disesuaikan dengan tujuan penelitian dalam

peneletian ini. Namun penulisan sumber di akhir

kalimat pada perhitungan besar sampel sebaiknya

ditulis (Notoarmodjo, 2012)

Alat Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah

Pengumpulan kuesioner dengan menggunakan HBM (Health Belief

Data Model) untuk pengambilan data variable 1 dan

menggunakan checklist untuk pengambilan data variable

2. Kuesioner terdiri atas 4 tema masing- masing terdiri

dari beberapa pertanyaan dengan skala ordinal. Sebelum

kuisioner digunakan peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk menentukan validitas kuesioner. Hasil

uji validitas pada 40 kuesioner didapatkan hasil

terdapat 30 kuesioner yang dinyatakan valid.

Komentar :

Peneliti menyebutkan beberapa pertanyaan

menggunakan skala ordinal, lalu pada pertanyaan lainnya

menggunakan skala apa ? sebaiknya peneliti

menyebutkan skala pertanyaan dalam kuesioner apa


saja. Lalu dalam uji validitas kuesioner sebaiknya

peneliti menjelaskan juga dimana tempat

dilaksanakannya studi pendahuluan untuk menguji

validitas dan reliabilitas kuesioner.


Metode 3.10 Metode Pengolahan Data

Pengolahan Data Setelah data dilakukan dengan computerized dan

perhitungan Langkah persiapan pengolahan data

sebagai berikut :

3.10.1 Editing (memeriksa kembali)

Setelah data terkumpul maka langkah pertama

yang dilakukan adalah memeriksa kembali hasil

kuesioner terhadap responden

Komentar :

Dalam penulisan metode pengolahan data

sebaiknya pada point editing dan seterusnya

menjorok kedalam paragraf metode pengolahan

data sehingga tidak terjadi salah penafsiran dan

dapat menunjuukan bahwa point editing

merupakan isi dari paragram pengolahan data.

Point Editing sebaiknya menggunakan huruf miring

karena kata “Editing” merupakab Bahasa Inggris


Etika Penelitian 1. Respect of person (kemanusiaan) menghormati

harkat martabat kemanusiaan

2. Anominity (tanpa nama) menjaga identitas

responden peneliti dengan tidak mencantumkan

nama responden

3. Confidentially (kerahasiaan) informasi yang telah


dikumpulkan dari data sekunder dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti

4. Jadwal penelitian terlampir

Komentar :

Etika penelitian sudah sesuai dan telah diterapkan

oleh peneliti namun, masih ada etika penelitian yang

belum disebutkan seperti penjelasan mengenai

manfaat dan kerugian yang ditimbulkan sebaiknya

dicantumkan dengan lengkap.


BAB Hasil Penelitian Data Khusus

IV dan Pembahasan 1. Didapatkan data bahwa sebagian besar responden

(60%) mengalami keterlambatan rujukan dan

kurang dari separuh responden (40%) tidak

mengalami keterlambatan rujukan

2. Hampir seluruh responden dengan kategori HBM

baik, tidak mengalami keterlambatan rujukan

dengan presentase sebesar (40%). Sedangkan

seluruh responden dengan kategori HBM cukup,

mengalami keterlambatan rujukan dengan

presentase (50%)

3. Elemen HBM yang paling kuat berhubungan

dengan keterlambatan rujukan kasus ginekologi di

Ruang Ginekologi RST dr. Soepraoen adalah

elemen HBM ke 3 yaitu: manfaat/ keuntungan

yang diterima / dirasakan oleh responden.

Komentar :

Penulisan hasil penelitian sudah runtut sehingga nantinya


dapat memudahkan peniliti untuk menyusun pembahasan

dan kesimpulan. Namun peneliti perlu memperhatikan

beberapa penulisan yang salah yaitu pada point pertama

kata “separuh”sebaiknya tidak perlu bisa langsung

ditulis sebanyak 40%. Sedangkan pada point 3 tanda

titik dua (:) setelah kata yaitu sebaiknya dihilangkan.


Pembahasan Dari enam kalimat pernyataan yang tersedia pada

elemen perceived susceptibility. Dari enam kalimat

pernyataan yang tersedia, pada pasien yang mengalami

keterlambatan rujukan pernyataan yang memiliki skor

tertinggi adalah :

a. Anda memeriksakan penyakit anda sejak gejala

awal yang dirasakan

b. Anda mengetahui penyebab dari seringnya anda

sakit

c. Anda pernah mencari informasi tentang penyakit

anfa

Hampir seluruh pasien yang mengalami

keterlambatan rujukan menjawab ketiga pernyataan

tersebut dengan jawaban “Tidak Setuju”, hal ini

menunjukkn bahwa hampir seluruh responden yang

mengalami keterlambatan rujukan tidak mengetahui

gejala awal penyakitnya

Komentar :

Dalam pembahasan peneliti sudah menampilkan data-

data yang relevan dengan hasil- hasil penelitian

dengan membedakan 4 elemen HBM sehingga dapat


teridentifikasi elemen HBM yang sangat berperan

dalam mengurangi keterlambatan rujukan kasus

Ginekologi
BAB V Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapathubungan Health Belief Model (HBM) dengan

Keterlembatan Rujukan Kasus Ginekologi di Ruang

Ginekologi RST dr. Soepraoen, dimana elemen HBM

ketiga yaitu perceived benefism atau keuntungan yang

dirasakan oleh responden memiliki hubungan yang paling

kuat terhadap kejadian keterlambtan kasus ginekologi.

Komentar :

Hasil kesimpulan yang dituliskan oleh peneliti sudah

sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasn, namun

peneliti perlu memperhatikan penggunaan huruf capital

kembali seperti pada Keterlambatan Rujukan Kasus

Ginekologi sebaiknya diawali dengan huruf kecil karena

kata tersebut bukan merupakan judul yang harus diawali

dengan huruf capital


Saran Bagi Tempat Penelitian

Perlu adanya peningkatan mutu pelayanan dalam

memberikan KIE berupa penyuluhan mengenai HBM

kepada pasien ginekologi, seperti menentukan waktu dan

tempat edukasi secara sistematis untuk melakukan

promosi kesehatan dengan tema kesehatan reproduksi

wanita demi meningkatnya HBM setiap pasien. Serta

peningkatan sarana untuk pelayanan pasien dengan kasus


ginelokologi

Komentar :

Saran bagi tempat penelitian sudah sesuai dengan apa

yang diharapkan peniliti dalam peningkatan HBm kepada

pasien ginekologi namun sebaiknya pada peningkatan

saran untuk pelayanan pasien dengan kasus ginemologi

lebih dijelaskan kembali perbaikan sarana apa saja dan

yang bagaimana

Anda mungkin juga menyukai