Matematika Ekonomi Keuangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA EKONOMI KEUANGAN

“PENERAPAN BARISAN DAN DERET DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

DOSEN PEMANGKU
ASTRI WAHYUNI, M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 2
1. AZLIN ADRIANI (166410762)
2. FADHILA TAWASSALNA (166411310)
3. FANNY RAHMAWATI (166410860)
4. HAFIZ MAULANA (166410883)
5. RANDI YUSNANTO (166410464)
6. SINTA KUMALASARI (166410988)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
kami telah dapat menyelesaikan Makalah Matematika Ekonomi Keuangan
“Penerapan Barisan dan Deret dalam Kehidupan Sehari-hari”. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Matematika Ekonomi Keuangan

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Pekanbaru, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Barisan dan Deret ......................................................................................... 2

B. Barisan dan Deret Aritmatika ......................................................................................... 2

C. Barisan dan Deret Geometri ........................................................................................... 4

D. Penerapan Barisan dan Deret dalam Kehidupan Sehari-hari ......................................... 5

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan
interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi.
Peran matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan perlatan yang
digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai
bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang
sosial maupun teknik.
Mengingat peranan matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun
mendatang, tentunya banyak sarjana matematika yang sangat dibutuhkan yang
sangat terampil, andal, kompeten, dan berwawasan luas, baik di dalam disiplin
ilmunya sendiri maupun dalam disiplin ilmu lainnya yang saling menunjang. Untuk
menjadi sarjana matematika tidaklah mudah, harus benar-benar serius dalam belajar,
selain harus belajar matematika, kita juga harus mempelajari bidang-bidang ilmu
lainnya. Sehingga, jika sudah menjadi sarjana matematika yang dalam segala bidang
bisa maka sangat mudah untuk mencari pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari barisan dan deret?
2. Apa pengertian barisan dan deret aritmatika?
3. Apa pengertian barisan dan deret geometri?
4. Bagaimana penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari barisan dan deret
2. Untuk mengetahui pengertian barisan dan deret aritmatika
3. Untuk mengetahui pengertian barisan dan deret geometri
4. Untuk mengetahui penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Barisan dan Deret


a. Pengertian Barisan
Menurut Wirodikromo (2006:244) Definisi barisan bilangan adalah
susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu bilangan
dengan bilangan berikutnya.
Jika bilangan pertama U1, bilangan kedua U2, bilangan ketiga U3, . . . , dan
bilangan ke-n adalah Un, maka barisan bilangan itu ditulis sebagai:

U1, U2, U3, . . . ,Uk, . . . , Un.

b. Pengertian Deret
Menurut Wirodikromo (2006:246) Definisi deret Misalkan U1, U2, U3, . . .
, Un merupakan suku-suku suatu barisan. Jumlah beruntun dari suku-suku barisan
itu dinamakan sebagai deret dan ditulis sebagai:

U1+U2+U3+ . . . + Un

B. Barisan dan Deret Aritmatika


a. Barisan Aritmatika
Menurut agus dkk (2009:106) suatu barisan disebut barisan aritmatika jika
selisih setiap dua suku yang berurutan selalu tetap. Selisih dua suku berurutan
yang besarnya tetap itu disebut beda dan dilambangkan dengan b.
Dalam bentuk lain dapat dinyatakan bahwa U1, U2, U3, . . . , Un merupakan
barisan aritmatika jika terpenuhi syarat:

U2 – U1 = U2 – U1 = . . . = Un– Un-1 = b

Bila pada suatu barisan beda antara suku ke-n+1 dengan suku ke n adalah
b, tetap untuk setiap n bilangan asli dan suku pertama barisan tersebut adalah a,
maka barisan berbentuk:

2
A a+b a+2b a+3b a + (n-1) b
Suku ke-1 Suku ke-2 Suku ke-3 Suku ke-4 Suku ke-5

Pola pada gambar di atas tampak bahwa setiap suku a dan b tetap serta
koefiesien b selalu kurang 1 dari nomor urut suku. Jadi, suku ke-n = a+(n-1)b
Suku ke-n suatu barisan ditulis dengan notasi Un , sehingga:

Un = a + (n-1)b

b. Deret Aritmatika
a + (a+b) + (a+2b) + . . . + (a+(n-1)b) disebut deret aritmatika.
Dimana:
a = suku awal n = banyak suku
b = beda Un = a + (n-1)b adalah suku ke-n
Deret aritmatika dinyatakan dengan menjumlahkan suku-suku pada
barisan aritmatika. Untuk menyatakan jumlah n suku yang pertama pada barisan
aritmatika digunakan simbol Sn. Bila suku-suku pada barisan aritmatika naik
dijumlahkan maka akan terbentuk deret aritmatika naik, begitu pula bila suku-
suku pada barisan aritmatika turun dijumlahkan maka akan terbentuk deret
aritmatika turun.
Hubungan antara Sn dan Un dapat dinyatakan sebagai berikut.

Sn = a1 + (a1+b) + (a1+2b) + . . . + (Un- 2b ) + (Un-b) + Un


Sn = Un + (Un – b) + (Un-2b) + . . . + (a1 + 2b) + (a1+b) + a1 +

2Sn = (a1 + Un) +(a1 + Un) + (a1 +Un) + . . . + (a1+Un) + (a1+Un) + (a1+Un)
= n(a1+Un)

Sehingga rumus jumlah n suku yang pertama pada deret aritmatika adalah:

𝒏 ( 𝒂𝟏 +𝑼𝒏 )
Sn = 𝟐

3
C. Barisan dan Deret Geometri
a. Barisan Geometri
Menurut Sessu (2014:215) barisan bilangan yang suku-suku berikutnya
diperoleh dari hasil kali suku sebelumnya dengan bilangan tetap yang tidak
sama dengan nol dinamakan barisan geometri. Bilangan tetap tersebut
dinamakan pembanding rasio.
Selain barisan aritmatika, dikenal barisan geometri yang berbentuk:

A ar ar2 arn-1
Suku ke-1 Suku ke-2 Suku ke-3 Suku ke-n

Suku ke-n barisan geometri : Un = arn-1


dimana r = rasio yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:
𝑼𝟐 𝑼𝒏
r= =
𝑼𝟏 𝑼𝒏−𝟏

b. Deret Geometri
Menurut Sessu (2014:216) Deret geometri dinyatakan dengan
menjumlah suku-suku pada barisan geometri. Untuk menyatakan jumlah n suku
yang pertama pada barisan geometri digunakan simbol Sn. Untuk menentukan
jumlah n suku yang pertama pada deret geometri, perlu mengingat suku ke-n
pada deret geometri.

Sn = a + ar + ar2 + ar3+. . . + arn-2 + arn-1


rSn= ar + ar2 + ar3 + . . . + arn-2 + arn-1 +arn _

Sn –rSn = a + 0 +0 + 0 + 0 + 0 + 0 – arn
Sn (1-r) = a – arn

Sehingga diperoleh:

𝒂−𝒂𝒓𝒏 𝒂 ( 𝟏− 𝒓𝒏 ) 𝒂 ( 𝒓𝒏 −𝟏 )
Sn= 𝟏−𝒓
= 𝟏−𝒓
; r < 1 ; Sn = 𝒓 −𝟏
;r>1

4
D. Penerapan Barisan dan Deret dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Penerapan Barisan dan Deret Aritmatika dalam Ilmu Ekonomi

Barisan dan deret aritmatika biasanya digunakan pada perhitungan modal,


tingkat suku Bungan, angsuran, dan banyaknya periode bunga dengan dasar bunga
tunggal. Mislanya modal awal M0 dibungakan secara bunga tunggal sebesar i
persen dalam n periode dapat dilihat pada table berikut:

Periode Bunga (l) Nilai modal


1 I = i x M0 M1 = M 0 + I
2 I = i x M0 M2 = M1 + I = M0 + 2l
3 I = i x M0 M3 = M2 + I = M0 + 3l
4 I = i x M0 M4 = M3 + I = M0 + 4l
…n I = i x M0 Mn = Mn-1 + I = M0 + nl

Dapat disimpulkan, bahwa nilai modal tiap periode mengikuti kaidah barisan
aritmatika dan rumus nilai modal pada periode ke-n.

Mn = M0 + nl

Mn = M0 +( n x ix M0 )

Mn = M0( 1 + in )

M0 adalah modal mula-mula

Mn adalah nilai modal periode ke-n

i adalah persentase bunga

n adalah periode pembungaan

5
Contoh Soal :

1. Pada awal januari 2017, Alex menabung dibank Sejahtera sebesar Rp.
20.000.000 , pihak bank memberikan bunga 20% per tahun. Berapakah jumlah
tabungan joni setelah 10 tahun?

Jawab:

Dari soal tersebut diperoleh :

M0 = Rp. 20.000.000

i = 20%

n = 10

Mn = M0 (1 + in )

= 20.000.000 ( 1 + 20% (10) )

= 20.000.000 (1 + 200%)

= 20.000.000 (300%)

= 60.000.000

Jadi tabungan Alex setelah 10 tahun sebesar Rp. 60.000.000

2. Besarnya penerimaan P.T Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp.


720.000.000 pada tahun kelima dan Rp. 980.000.000 pada tahun ke tujuh.
Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret
hitung. Berapa perkembangan penerimaannya pertahun? Berapa besar
penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar
Rp. 460.000.000 ?
Jawab :
Penerimaan Tahun Ke-5 : U5 = 720.000.000
U5 = a + (5 – 1 )b
720.000.000 = a + 4b

Penerimaan Tahun Ke-7 : U7 = 980.000.000

6
U7 = a + (7 – 1) b
980.000.000 = a +6b

a + 4b = 720.000.000
a + 6b = 980.000.000
-
-2b = -260.000.000
b = 130.000.000

a + 4b = 720.000.000
a + 4 (130.000.000) = 720.000.000
a = 720.000.000 – 520.000.000
a = 200.000.000
Jadi penerimaan pada tahun pertama adalah Rp. 200.000.000

Penerimaan Tahun Ke-n = 460.000.000


Un = a + (n – 1) b
460.000.000 = 200.000.000 + ( n – 1 )130.000.000
260.000.000 = 130.000.000n – 130.000.000
390.000.000 = 130.000.000n
n =3
Jadi jumlah penerimaan sebesar Rp. 460.000.000 terjadi pada tahun ketiga

3. Pada awal januari 2017, Fanni menabung dibank Rp. 200.000 dan setiap awal
bulannya dengan jumlah yang sama. Pihak bank memberikan bunga tunggal
sebesar 2% per bulan. Berapakah jumlah tabungan Fanni pada akhir tahun 2017?

Jawab :

Besarnya bunga tiap bulan = Rp. 200.000 x 2%

= Rp. 4.000

7
Bulan menabung Periode bunga Total bunga (n x I ) Nilai modal
(n)
Januari =1 4.000 =204.000
Februari =2 8.000 =208.000
Maret =3 12.000 =212. 000
April =4 16.000 =216.000
Mei =5 20.000 =220.000
Juni =6 24.000 =224.000
Juli =7 28.000 =228.000
Agustus =8 32000 =232.000
September =9 36.000 =236.000
Oktober =10 40.000 =240.000
November =11 44.000 =244.000
Desember =12 48.000 =248.000

Jumlah tabungan Fanni seluruhnya adalah :

Sn = 204.000 + 208.000 + . . . + 248.000 yang merupakan deret aritmatika


dengan suku pertama

a = 204.000

Un = 248.000

n = 12

sehingga:

𝑛
Sn = ( 𝑎 + 𝑈𝑛 )
2

12
Sn = 2
( 204.000 + 248.000 )

Sn = 2.712.000

Jadi jumlah tabungan fanni seluruhnya adalah Rp. 2.712.000

8
b. Penerapan Barisan dan Deret Geometri dalam Ilmu Ekonomi

Barisan geometri biasanya digunakan pada perhitungan modal akhir, tingkat


suku bunga, dan banyaknya periode pinjaman dengan dasar bunga majemuk.
Mislanya modal awal M0 dibungakan secara bunga majemuk sebesar i persen dalam
n periode , maka nilia modal tersebut tiap periode dapat dilihat pada tabel berikut

Periode Modal Periode Bunga


Nilai modal periode ke – n
ke – n ke – n Periode ke - n
1 M0 i x M0 M1 = M 0 + i M0 = M0 ( 1 + i )
2 M1 i x M1 M2 = M 1 + i M1 = M 1 ( 1 + i ) = M 0 ( 1 + i ) 2
3 M2 i x M2 M3 = M 2 + i M2 = M 2 ( 1 + i ) = M 0 ( 1 + i ) 3
4 M3 i x M3 M4 = M 3 + i M3 = M 3 ( 1 + i ) = M 0 ( 1 + i ) 4
5 Mn-1 i x Mn-1 Mn = Mn-1 + i Mn-1 = Mn-1 ( 1 + i ) = M0 ( 1 + i )n

Contoh Soal :

1. Ulfa meminjam uang Rp. 2.000.000 pada sebuah bank dengan suku bunga
majemuk 5% perbulan dan jangka waktu pengembalian 6 bulan. Hitunglah besar
pengembalian yang harus dibayar setiap akhir bulan!

Jawab:

Besar angsuran pada akhir bulan ke – 1 :

2.000.000 + ( 5% x 2.000.000 ) = 2.000.000 + 100.000

= Rp. 2.100.000

Besar angsuran pda akhir bulan ke – 2

2.100.000 + ( 5% x 2.100.000 ) = 2.100.000 + 105.000

= Rp. 2.105.000

Besar angsuran pada akhir bulan ke – 3 :

2.105.000 + ( 5% x 2.105.000 ) = 2.105.000 + 105.250

9
= Rp. 2.210.250

Besar angsuran pada akhir bulan ke – 4 :

2.210.250 + ( 5% x 2.210.250 ) = 2.210.250 + 110.512,5

= 2.320.762,5

Besar angsuran pada akhir bula ke – 5 :

2.320.762,5 + ( 5% x 2.320.762,5 ) = 2.320.762,5 + 116.038,125

= 2.436.800,625

Besar angsuran pada akhir bulan ke – 6 :

2.436.800,625 + ( 5% x 2.436.800,625 ) = 2.436.800,625 + 121. 840,031

= Rp. 2.558.640,65

2. Modal sebesar Rp. 10.000.000 dibungakan dengan bunga majemuk sebesar 5%


setahun. Hitunglah besarnya modal setelah sepuluh tahun!

Jawab:

Mn = M ( 1 + I ) n

M10 = 10.000.000 ( 1 + 0,05 ) 10

M10 = 10.000.000 (1,05)10

M10 = 10.000.000 ( 1,62889462)

M10 = 16.288.946,26

10
3. Modal Rp. 20.000.000 dibungakan atas dasar bunga majemuk 5% pertahun.
Berapa besar modal itu pada akhir tahun ketiga?

Jawab:

Tahun Modal Bunga 5% (Rp) Modal akhir ( Rp )


awal (Rp)
I 20.000.000 5 20.000.000 + 1.000.000
𝑥 20.000.000 = 1.000.000
100 = 21.000.000
II 21.000.000 5 21.000.000 + 1.050.000
𝑥 21.000.000 = 1.050.000
100 = 22.050.000
III 22.050.000 5 22.050.000 + 1.102.500
𝑥 22.050.000 = 1.102.500
100 = 23.152.500

Jadi, besarnya modal pada akhir tahun ke – 3 adalah Rp. 23.152.500

c. Penerapan Barisan dan Deret dalam Ilmu Fisika


Contoh Soal:
Suatu uji coba menunjukkan bahwa kekuatan suatu pompa air akan berkurang
sebesar 1% setiap bulannya. Jika suatu pompa air baru dapat mengalirkan air
sejumlah 100 liter per menit (lpm), berapa lpm air yang dapat dialirkan pompa
tersebut setelah setahun? Jika setelah kemampuan pompa tersebut turun menjadi 70
lpm, pompa tersebut harus diganti. Berapa bulankah pemilik pompa harus mengganti
pompa air tersebut?
Pembahasan:
Suatu pompa air yang baru bisa mengalirkan air 100 lpm, ini artinya a0 = 100.
Karena penurunan kekuatan pompa adalah 1% tiap bulannya, maka kekuatan pompa
tersebut menjadi 99% dari kekuatan pompa pada bulan sebelumnya. Sehingga r =
99% = 0,99. Karena a0 = 100 dan r = 0,99 maka a1 = 100 ∙ 0,99 = 99. Kekuatan
pompa setelah setahun dapat dicari dengan menentukan a12.

an = a1 rn-1

a12 = 99 (0,99)12-1

≈ 88,64

11
Diperoleh, kekuatan dari pompa air tersebut setelah setahun adalah 88,64 liter per
menit. Selanjutnya kita tentukan durasi penggunaan pompa tersebut, yaitu
menyelesaikan n dari persamaan 70 = 99(0,99)n – 1.

70 = 99 (0,99)𝑛−1

70
= (0,99)𝑛−1
99

70
ln = (𝑛 − 1) ln 0,99
99

ln 70 − ln 99
+ 1=𝑛
ln 0,99

35,49 ≈ 𝑛

Jadi, umur dari pompa air tersebut adalah 35 bulan, artinya mulai bulan ke-36 pompa
air tersebut tidak layak pakai.

d. Penerapan Barisan dan Deret dalam Ilmu Biologi


Contoh Soal:
Suatu koloni bakteri pada awalnya (t = 0) memiliki 300 sel dan jumlahnya
bertambah menjadi tiga kali lipat setiap 4 jam. Berapakah jumlah bakteri setelah 24
jam?
Pembahasan:

24
a = 300 𝑛= 4
=6

r =3

U6 = 300 (3)6

= 300 (729)

= 218.700

Jadi jumlah bakteri setelah 24 jam adalah 218.700

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau
aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Definisi deret
Misalkan U1, U2, U3, . . . , Un merupakan suku-suku suatu barisan. Jumlah beruntun
dari suku-suku barisan itu dinamakan sebagai deret.
suatu barisan disebut barisan aritmatika jika selisih setiap dua suku yang
berurutan selalu tetap. Deret aritmatika dinyatakan dengan menjumlahkan suku-suku
pada barisan aritmatika.
Barisan bilangan yang suku-suku berikutnya diperoleh dari hasil kali suku
sebelumnya dengan bilangan tetap yang tidak sama dengan nol dinamakan barisan
geometri. Deret geometri dinyatakan dengan menjumlah suku-suku pada barisan
geometri.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang penerapan barisan dan
deret dalam kehidupan sehari-hari ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam
tentang penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari dan tidak
hanya sekedar tahu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. 2009. Matematika, Jakarta: Katalog Dalam Terbitan

Sessu, A. 2014. Pengantar Ekonomi Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

14

Anda mungkin juga menyukai