Laporan KP
Laporan KP
Laporan KP
Disusun oleh :
SAEFURI (3335150063)
CILEGON – BANTEN
2018
Disusun oleh :
SAEFURI (3335150063)
CILEGON – BANTEN
ii
2018
Disusun oleh :
Saefuri (3335150063)
Komentar/Catatan
1. Pembimbing Lapangan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Dosen Pembimbing
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
iii
(Denni Kartika Sari, S.T.,M.T.) (Gema Arias)
NIP 198211142008122002
Disusun oleh :
Saefuri (3335150063)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Dosen Pembimbing
iv
Evaluasi Efisiensi Kerja Compressor C-400
Pada Unit Polimerisasi Train 2 di PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara
Disusun oleh :
Saefuri (3335150063)
v
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. LOTTE CHEMICAL TITAN NUSANTARA
Disusun oleh :
Saefuri (3335150063)
vi
(Amirudin Abdullah) (Gema Arias)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan anugerah-Nya penulis dapat melaksanakan serta menyelesaikan laporan kerja
praktek dengan judul “Evaluasi Efisiensi Kerja Compressor C-400 pada Unit
Polimerisasi Train 2 di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara”. Penulisan
laporan ini merupakan salah satu syarat mata kuliah kerja praktek serta sebagai
syarat kelulusan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Cilegon-Banten. Laporan ini disusun berdasarkan penjelasan,
pengarahan dan pengamatan langsung di lapangan dari tanggal 3 September
sampai 28 September 2018.
Selama pelaksanaan kerja praktek maupun pembuatan laporan, penulis
mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan
dukungannya.
2. Bapak Endang Suhendi, S.T.,M.Eng. sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Denni Kartika Sari, S.T,.M.T. selaku koordinator kerja praktek dan
dosen pembimbing kerja praktek yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing selama melaksanakan kerja praktek.
4. Bapak Gema Arias selaku pembimbing lapangan kerja praktek, serta
Bapak Ischaq Sumartonohadji, Ibu Dien Nurfathia, serta tim Maintenance
vii
3 Departemen Engineering yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan
arahan selama kami berada di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara.
5. Bapak Amirudin selaku pihak Human Resource Development yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kerja praktek
di perusahaan ini.
6. Seluruh karyawan di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara atas sambutan
hangat, ilmu, bimbingan, informasi, dan pengarahan selama pelaksanaan
kerja praktek.
7. Arifin Hidayat, Aslan Dudayev Al-Faruqi, Ellysa Loviani, Ferosa Juliana,
Ghiyats Hafizh Nurahman, Hanief Noer Fachrie, Ilhamnudin, Iqromullah,
Maulana, M. Fisyahri, Nur Afifah Ayu Puspitasari, Saiful Hikmatullah,
Salsabila Yumna Salma, Suciana Lestari, Syifa Ramadhani, Wira Rizkiadi,
dan Yogi Adha Yonata selaku teman-teman kerja praktek di PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara periode September 2018 yang selama satu bulan
saling membantu dalam berbagai hal, berbagi ilmu, dan keceriaannya
sehingga kami saling merasa memiliki keluarga baru.
8. Teman-teman Teknik Kimia UNTIRTA angkatan 2015, yang selalu
memberi semangat dan dukungan untuk selalu terus maju dan pantang
menyerah.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan kerja praktek ini masih kurang
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan petunjuk yang
bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khusus nya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.2.1 Persiapan Bahan Baku…………………………………......23
4.1 Utilitas.....................................................................................................59
x
4.7 Pengolahan Limbah…………………………………………………….65
5.1 Kesimpulan..............................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Nusantara belum mengalami perubahan nama sampai pada bulan April 2013 nama
PT. Titan Petrokimia Nusantara berganti nama menjadi PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara.
Area pabrik PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dibagi menjadi tiga area,
yaitu sebagai berikut :
1. Area 1 : meliputi IBL (Internal Battery Limits) Utility, dan Core Common.
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit core common yang berfungsi
sebagai unit pendukung proses utama atau proses polimerisasi sampai
finishing. Unit utilitas meliputi beberapa bagian seperti Jetty, Sea Water
Intake (SWT), Etilena Storage Unit (ESU), Butena Sphere, Treated
Cooling Water (TCW), Potable Unit, Waste Water Treatment, Instrument
and Plant Air, Steam Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare and Vent,
LPG Storage, Nitrogen Supply, Hydrogen Supply, Unit Core Common
CO Maks 0,00002
O2 Maks 0,09966
S Maks 0,0001
H2 Maks 0,001
O2 Maks 0,001
CO Maks 0,001
Hidrogen (H2)
Hidrogen (H2) digunakan sebagai pengatur Melt Index (MI) pada unit
polimerisasi dengan cara menghentikan reaksi polimerisasi dengan pemutusan
rantai polimer. Pemutusan rantai karbon tersebut mengakibatkan berat molekul
yang dihasilkan lebih rendah dan kekuatannya berkurang seiring dengan
penurunan viskositasnya, sehingga MI-nya meningkat. MI diatur oleh ratio
hidrogen terhadap etilena. Hidrogen berbanding lurus dengan MI, semakin banyak
hidrogen yang ditambahkan maka MI akan naik dan sebaliknya.
Kebutuhan gas hidrogen dipasok oleh PT. United Air Product Indonesia
(UAP) sebesar ± 51,48 m3/jam dan dari PT. Air Liquid Indonesia (ALINDO)
sebesar ± 72,548 m3/jam. Berikut ini merupakan spesifikasi dari hidrogen.
Rumus molekul : H2
Berat molekul : 2,016 gr/mol
Fase/warna : gas/tidak berwarna
Titik leleh/titik didih (1 atm) : -259,1oC/-252,7oC
Densitas (0 oC, 1 atm) : 0,0111 lb/cuft
Specific gravity : 0,07
Kelarutan dalam 100 bagian : Air = 2,1 cc/Alkohol = 0,85 cc
H2 Min 98
O2 Maks 0,67
CO Maks 0,33
Nitrogen (N2)
Katalis
Katalis yang digunakan dalam proses polimerisasi di PT. Lotte Chemical
Titan Nusantara ada 2 macam yaitu : katalis Ziegler-Natta, kromium, dan LL
Sylopol (turunan katalis Ziegler-Natta). Katalis Ziegler-Natta dan LL Sylopol
merupakan campuran dari Ti[OR]Cl2, Mg[OR]Cl, MgCl2, dan BuMgCl.
Perbedaan dari keduanya terletak pada rasio Al/Ti yang dikandungnya, namun
hanya katalis Ziegler-Natta yang dibuat oleh PT. Lotte Chemical Titan Nusantara,
sedangkan katalis LL Sylopol diimpor dari luar negeri.
Katalis Ziegler-Natta dibuat dari reduksi Titanium Chloride (TiCl4) dan
Titanium Propoxide (Ti(OR)4) pada Catalyst Preparation Unit (CPU). Hal ini
dapat dicapai dengan menggunakan campuran organomagnesium yang dibentuk
oleh reaksi Mg sebagai metal dengan Buthyl Chloride (BuCl). Katalis ini
digunakan pada Train 1 untuk menghasilkan polietilena jenis High Density
Polyethylene (HDPE).
Katalis kromium tidak dibuat di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara
melainkan dibeli dalam bentuk Cr3+ untuk kemudian diaktifkan terlebih dahulu
pada Catalyst Activation Unit (CAU) agar menjadi Cr6+ untuk kemudian
digunakan pada Train 2 untuk menghasilkan polietilena jenis High Density
Polyethylene (HDPE).
Katalis LL Sylopol dibeli dalam bentuk powder dan bisa langsung digunakan
untuk proses polimerisasi. Katalis ini digunakan pada Train 3 untuk menghasilkan
polietilena jenis Linear Low Density Polyethylene (LLDPE).
Co-Katalis
Co-Katalis merupakan bahan yang membantu melindungi partikel katalis dari
impuritas yang berasal dari reagent, penyerapan di reaktor atau dari dinding pipa.
Co-Katalis yang digunakan adalah Tri-n-Octyl Alumunium (TnOA) dan Tri-Etil
Aluminium (TEA). TnOA, yang berfungsi sebagai scavenging poison dan untuk
mengatur activity, ditambahkan pada proses pembuatan katalis pada Train 1 dan
pada unit prepolimerisasi pada Train 1 dan Train 2. Sedangkan TEA yang
berfungsi sebagai scavenging impurities, ditambahkan pada Train 3 ditambahkan
saat start up reaktor dan secara terus menerus saat proses polimerisasi
berlangsung dalam reaktor.
Zat Aditif
Zat aditif merupakan bahan pembantu yang menentukan spesifikasi polimer
yang dihasilkan. Zat aditif yang ditambahkan berguna sebagai zat penambah sifat
polietilena agar tahan terhadap mechanical stress dan thermal stress. Penambahan
zat aditif ini dilakukan sebelum polietilen dibentuk menjadi pellet di extruder.
Macam-macam zat aditif yang digunakan yaitu :
1. Catalyst Neutralizers/Acid Scavenger/Lubricating digunakan untuk
menghilangkan efek kimia dari deaktivasi katalis residu terutama untuk
menghindari lengket pada ekstruder, biasanya menetralkan asam lemah.
Contoh : Calcium Stearat, Zinc Oxide
2. Anti Bloking digunakan untuk polietilen jenis film agar mudah untuk
dipisahkan/mudah untuk dibuka. Selain itu, aditif jenis ini juga dapat
menambah sifat optic pada polimer.
Contoh : Silica, Sylobloc Product
Solvent (Heksana)
Solvent berfungsi sebagai media terjadinya reaksi antara etilen dengan katalis
yang digunakan pada saat pembuatan prepolimerisasi sebagai pelarut pada unit
prepolimerisasi. Karena yang menggunakan unit prepolimerisasi hanya Train 1
dan Train 2, maka heksana hanya digunakan pada Train 1 dan Train 2. Pada Train
3 tidak menggunakan heksana pada proses pembuatan polimer polietilena.
Untuk karakteristik dari produk Titanvene LLDPE dan Titanvene HDPE dapat
dilihat pada tabel 1.4 dan 1.5 berikut.
mainan anak.
dibantu oleh Operation Director dan HRD, GA, HSE, AND Sec. General
Manager. Operation Director membawahi beberapa General Manager,
diantaranya :
Production General Manager
Technical and QC, QA, ISO General Manager
Maintenance General Manager
Procurement, WH, IT, and Store General Manager
3. Finance Director
Finance Director bertanggung jawab terhadap strategi dan kebijaksanaan
penjualan yang sedang berlangsung serta yang akan datang. Finance
Director dalam tugasnya dibantu oleh Finance General Manager,
Accounting General Manager, dan Corporate Planning General Manager.
4. Corsec/Independent Director
Corsec/Independent Director dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
Head of Internal Author.
Secara umum struktur organisasi PT. Lotte Chemical Titan Nusantara pada
gambar 1.3 berikut.
Account Point (HAP) yang terdapat di setiap gedung. HAP ini dipimpin
oleh seorang Building Warden yang bertanggung jawab terhadap evakuasi
keselamatan pekerja dalam gedung dan mencari tahu tentang peristiwa
yang terjadi (lewat HT). Bila keadaan bertambah gawat, maka semua
karyawan yang telah berkumpul pada masing-masing HAP-nya akan
keluar bersama-sama ke suatu tempat yang disebut Assembly Point yang
berada di luar pabrik. Kemudian informasi keadaan darurat akan ditangani
oleh Emergency Response Team yang terdiri dari Security Medical,
Fireman, Auxiliary Fireman, Shift Superintendent dan Supervisor.
Untuk melatih kebiasaan tersebut maka setiap tiga bulan dilakukan
pelatihan emergency agar semua tenaga kerja terbiasa dengan kondisi
tersebut dan hanya untuk menguji sirene.
4. Sistem Izin Kerja
PT. LOTTE Chemical Titan Nusantara merupakan perusahaan yang
berisiko tinggi sehingga harus menggunakan izin kerja sekalipun dalam
keadaan darurat yang dikeluarkan oleh supervisor area (Authorize
Personal) yang diketahui safety engineering. Jenis-jenis izin kerja yang
ada dalam pabrik PT. LOTTE Chemical Titan Nusantara adalah :
a. Hot Work Permit
Izin ini harus dimiliki pekerja yang pekerjaannya dapat menimbulkan
panas atau nyala api seperti pada pengelasan pipa atau bejana,
penggunaan bor listrik, gerinda dan lain-lain.
b. Cold Work Permit
Izin ini harus dimiliki pekerja yang pekerjaannya tidak menimbulkan
api atau panas sama sekali atau alat-alat yang dikerjakan tidak
menimbulkan nyala api atau panas. Cara kerja yang dapat
dikategorikan dalam hal ini adalah penggantian valve, penggantian
pipa, pengecekan peralatan, pembersihan material dan lain-lain.
DESKRIPSI PROSES
Keterangan gambar :
RSU (Reagent Storage Unit) : Unit Penyimpanan Reagen dan Bahan Baku
FPU (Feed Purification Unit) : Unit Pemurnian Bahan Baku
PU (Polymerization Unit) : Unit Polimerisasi
VRU (Vent Recovery Unit) : Unit Pemurnian Nitrogen dan Butena
ERU (Ethylene Recovery Unit) : Unit Pemurnian Etilena
melalui dua arus. Arus yang pertama yaitu bahan baku yang tidak murni akan
masuk ke unit pemurnian (FPU). Di unit ini, etilena dibersihkan dan dikeringkan
dari zat pengotor yang terkandung di dalamnya. Arus yang kedua yaitu arus yang
menuju unit polimerisasi (PU). Unit ini merupakan tempat pembentukan
polietilena yang terbentuk dari reaksi antara etilen, hydrogen, nitrogen, katalis
(sylopol), dan co-catalyst (TEA) dan penambahan comonomer (butena-1) yang
terjadi dalam Fluidized Bed Reactor.
Setelah polietilena terbentuk, polietilena akan dikirim ke unit penambahan
aditif dan pembentukan pellet. Kemudian pellet yang telah dihasilkan akan masuk
ke unit pengepakan produk untuk dikemas dan dipasarkan.
Berbeda dengan Train 1 dan Train 2 yang terdapat unit pemurnian solvent,
pada Train 3 terdapat unit recovery (ERU dan VRU) yang digunakan untuk
memurnikan etilena, nitrogen, dan butena. ERU (Ethylene Recovery Unit)
merupakan unit recovery etilena sebelum dibuang melalui flare, sehingga etilena
dapat digunakan kembali untuk reaksi polimerisasi dan tidak banyak yang
terbuang melalui flare, sedangkan VRU (Vent Recovery Unit) adalah suatu unit
yang berguna untuk memisahkan nitrogen dan butena.
uap yang akan masuk ke BOG liquefier/BOG recovery compressor. Di dalam alat
ini, etilena uap akan diubah menjadi etilena cair untuk dikembalikan ke dalam
Ethylene Storage Tank. Keberadaan etilena uap di dalam tangki sangat dibutuhkan
sebagai penyeimbang tekanan tangki.
Pada Ethylene Storage Tank dilengkapi dengan Ethylene Vaporizer yang
berfungsi untuk mengubah ethylene liquid menjadi etilena vapor sebelum
ditransfer ke Train.
Etilena dalam fase uap disuplai dari PT. Chandra Asri Petrochemical Center
(CAPC) dengan debit 704,023 m3/jam melalui jalur pipa bawah tanah dengan
diameter 12 inci.
Butena-1
Butena-1 diimpor dengan menggunakan kapal tanker berkapasitas rata-rata
sebesar 850-1000 ton dengan debit 3.552.500 m3/jam. Butena disimpan dalam
Butena Storage Tank (7-T-240) dengan suhu 26oC-30oC pada tekanan 2,5-3 barg.
Tangki penyimpanan butena bagian luarnya diisolasi untuk menjaga kondisi
butena dalam tangki serta untuk proteksi kebakaran.
Hidrogen
Gas hidrogen dipasok oleh PT. United Air Product ± 51,48 m3/jam dan PT. Air
Liquide Indonesia (ALINDO) ± 72,548 m 3/jam melalui pipa dengan diameter 6
inci.
Nitrogen
Gas nitrogen berfungsi sebagai inert untuk menjaga tekanan dalam reaktor
tetap stabil sebesar 20 barg. Kebutuhan gas nitrogen dipasok oleh PT. ALINDO.
Tahap pemurnian bahan baku ini berfungsi untuk membersihkan bahan baku
dari zat pengotor yang terkandung di dalamnya sebelum digunakan dalam reaksi.
Tahap-tahap pemurniannya sebagai berikut :
1. Penghilangan Sulfur dari Etilena
Penghilangan sulfur dilakukan dalam Sulphur Absorber. Prinsipnya adalah
mengabsorbsi sulfur dengan menggunakan katalis padat Zinc Oxide (ZnO) hingga
kandungannya <0,01 ppm. Etilena masuk dari bagian atas Sulphur Absorber
melewati katalis Zinc Oxide sehingga sulfur terabsorbsi dan kemudian etilena
yang telah bebas dari sulfur keluar pada bagian bawah. Sulfur dihilangkan dari
etilena karena sulfur bersifat racun bagi katalis Cu dan Palladium. Reaksi yang
terjadi adalah :
ZnO
H2S(g) ZnS(g) + H2O(ℓ)
N2 6,75 6,79
dan gas inert) melalui kompresor utama (3-C-400) sebelum masuk ke dalam
reaktor.
Polietilena diambil secara kontinyu dengan residen time ± 4-5 jam melalui
Lateral Withdrawal Lock Hopper (3-D-420) dari bagian samping reaktor dengan
memanfaatkan Rotating Full Bar Valve pada bagian atas dan bawah hopper ini
yang bekerja secara berlawanan. Dari lock hopper, powder polimer mengalir ke
Primary Degassing (3-S425) berdasarkan perbedaan tekanan. Disini terjadi
pemisahan powder polimer dengan gas hidrokarbon. Gas hidrokarbon dialirkan
kembali ke reaktor oleh Recycle Gas Compressor (3-S-470) setelah dipisahkan
dari fines pada Recycle Gas Filter (F-426) dan oligomer dalam sistem kompresor.
Polimer powder dari Primary Degasser (3-S-425) mengalir ke Secondary
Degasser (3-D-430) melalui Rotary Valve (3-V-425) yang berfungsi untuk
mengatur level pada degasser. Powder polimer dalam Secondary Degasser (3-
D430) di-flushing menggunakan nitrogen low dengan tekanan 3 barg untuk
menghilangkan gas proses hidrokarbon yang masih tersisa. Gas tersebut
meninggalkan Secondary Degasser (3-D-430) melalui bagian-bagian atasnya
kemudian dibuang melewati Polymer Filter (3-F-435) untuk memisahkan fines.
Gas dari Secondary Degasser (3-D-430) ditransfer oleh Blower (3-C-430)
yang bertekanan 0,7 barg dengan media nitrogen sebagai media transport ke
Recycle Gas Filter (3-F-435). Dari Recycle Gas Filter (3-F-435) gas mengalir
kembali ke Blower (3-C-430) dan untuk menjaga tekanannya terdapat make up
nitrogen low dan venting ke flare. Sedangkan powder polimer mengalir secara
gravitasi ke Polymer Screen untuk pemisahan aglomerat dan dibuang ke
pembuangan polimer powder dalam ukuran normal ditransfer ke Final Degasser
(3-D-440) melalui Rotary Valve (3-V-430).
Dalam Final Degasser (3-D-440) terjadi penghilangan gas hidrokarbon yang
terakhir dan deaktivasi sisa/residu katalis dengan fluidisasi powder polimer
dengan campuran steam dan nitrogen low press. Gas Fluidisasi meninggalkan
bagian atas degasser dan masuk ke Vent Filter (3-F-441) sebelum ke vent.
Polimer yang telah diolah dari Final Degasser mengalir ke Storage Bin (3-D-465)
melalui Rotary Valve (3-V-460 A). Level di final degasser di final degasser diatur
oleh bukaan weir (3-V-60 B) di keluaran final degasser drum.
kecepatan 224 rpm. Di dalam extruder terdapat 4 barel. Pada barel A virgin
powder dan powder master batch akan meleleh pada suhu 150-220oC karena
adanya panas dari elektrik heater. Pada barel B dan C campuran molten menjadi
homogen dan akan dihomogenkan lagi pada barel D.
Powder yang sudah meleleh dialirkan ke gear pump yang menekan molten ke
die plate yang berlubang sehingga molten yang keluar berbentuk mie, lalu
dipotong oleh cutter yang mempunyai 12 mata pisau yang diputar motor dengan
kecepatan 850-1000 rpm sehingga memotong molten menjadi bentuk pellet. Pisau
tersebut berada dalam air (underwater cutter) yang bersuhu 65-72oC dengan flow
rate 240 m3/jam. Air tersebut berasal dari Pellet Cooling water Cooler (3-E-844).
Selain sebagai pendingin pellet air tersebut juga sebagai media transport pellet
yang sudah dipotong masuk ke Pellet Filter (3-S-846) untuk dipisahkan airnya,
lalu air tersebut dikembalikan lagi ke PCW tank (3-T-848). Selanjutnya pellet
masuk ke Spin Dryer (3-R-847) untuk menghilangkan air yang masih terkandung
dalam pellet.
Pellet yang sudah kering masuk ke Vibrating Classifier (3-S-847) yang
mempunyai ukuran 12 mesh dan 32 mesh. Pada Classifier terjadi pemisahan
pellet menurut ukurannya yaitu over size dan normal size. Pellet dengan ukuran
normal akan masuk ke silo (3-H-850), sedangkan pellet yang over size akan
ditampung dalam surge bag.
Volume = 10,9 m3
Alat bantu : - Pompa motor speed 1.200 rpm
- Kompresor dengan motor speed 1050 rpm
5. Blower (C-310/C320)
Fungsi : Mentransfer powder prepolimerisasi
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Pneumatic conveying package
Bahan : Carbon steel
Kondisi operasi : Temperatur (suction/discharge) = 44/75oC
Tekanan (suction/discharge) = 0,03/0,37 barg
Laju alir = 1.200 m3/jam
6. Cyclone (S-330)
Fungsi : Memisahkan powder dari gas pembawanya
(gas hidrokarbon)
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Bahan : Stainless steel
Diameter 500 mm 30 mm
Kondisi operasi :
Shell Tube
8. Valve (1-V425,1-V430,1-V-460)
Fungsi : Sebagai alat transport polimer powder
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Rotary valve
Bahan : Carbon steel
Dimensi : Tinggi = 600 mm
Diameter = 450 mm
Kondisi operasi : Temperatur (Suction/Dischange) = 76-94oC
Tekanan (Suction/Dischange) = 0,1-0,5/0,5-0,5 barg
Kapasitas = 12.000-21.750 m3
Alat bantu : Motor speed 85 rpm
10. Blower
Fungsi : Sebagai alat transport polimer powder
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Pneumatic conveying blower
Bahan : Carbon steel
Dimensi : Tinggi = 3.750 mm
Diameter = 1.400 mm
Kondisi operasi : Temperatur (suction/dischange) = 76-94oC
Tekanan (suction/dischange) = 0,5/0,74 barg
Kapasitas = 68 m3/menit
Alat bantu : Motor speed 2.950 rpm
size
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Mechanical vibrating classifying
Bahan : Stainless steel
Dimensi : Tinggi = 1.400 mm
Lebar = 800 mm
Panjang = 2.000 mm
Kondisi operasi : Temperatur = 90-100oC
Tekanan = 0,005 barg
Kapasitas = 2.870 lt
Alat bantu : Screen = 4 mesh, 8 mesh, 12 mesh
- Tekanan = atmosfer
- Kapasitas = 672 m3
Tahun : 1991
Tipe : Kerucut vertikal
Bahan : Stainless steel
Dimensi : - Tinggi = 7350 mm
- Diameter (atas/bawah) = 3140/350 mm
Kondisi operasi : - Temperatur = 80oC
- Tekanan = 0,02 - 0,05 barg
- Kapasitas = 10000 liter
Alat bantu : - Mixing type vertical and orbital
- Motor speed = 50 rpm
- Diameter = 2300 mm
Kondisi operasi : - Temperatur = ambient - 50oC
- Tekanan = atmosfer
- Kapasitas = 30,7 m3
8. Ekstruder (1-X-840)
Fungsi : Membentuk powder polyethylene menjadi pellet
Buatan : Jepang
Tahun : 1991
Tipe : Corotating twin screw
Bahan : Stainless steel
Dimensi : - Tinggi = 1600 mm
- Diameter = 5547 mm
Kondisi operasi : - Temperatur = 235-255oC
- Tekanan = atmosfer
- Kapasitas = 17400 m/jam
- Speed = 224 rpm
Alat Bantu : - Mixer = tipe twin screw
Tahun : 1991
Tipe : Plate
Bahan : Stainless steel
Dimensi : Tinggi = 1.040 mm
Diameter = 850 mm
Kondisi operasi : Temperatur (in/out) = 44-34oC
Tekanan = 5 barg
Kapasitas = 2,9106 kcal/jam m3
Alat bantu : - Heat Exchanger
- Pompa
b. Expanded Section
Merupakan bagian atas reaktor berbentuk slope (parabola) sehingga resin yang
terfluidisasi akan berkurang kecepatannya dan kembali lagi ke bagian straight
section (agar tidak terjadi carry over). Tinggi unggun yang terfluidisasi tidak
boleh lebih dari batas maksimumnya, yaitu 2 feed di bawah expanded section.
Reaktor ini dilengkapi dengan nozle-nozle yang berfungsi untuk mengetahui
temperatur, tekanan, ketinggian unggun, berat unggun dan intensitas unggun.
b. Proses
4.1 Utilitas
Utilitas berfungsi sebagai unit yang menyediakan bahan pembantu kelancaran
proses. Utilitas pada PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi :
1. Penyediaan air, meliputi Sea Water Intake System (Sistem Pengambilan
air laut), Treated Cooling Water System (Sistem Air Pendingin), dan
Potabel Water (Sistem air domestik).
2. Penyediaan steam, yaitu Steam Generation.
3. Penyediaan udara tekan, yaitu nstrument air dan Nitrogen and Hydrogen
Supply.
4. Penyediaan bahan bakar, yaitu LPG storage dan fuel oil system
5. Penyediaan Listrik
produksi steam 255.360 m3/jam per boiler dengan kapasitas produksi maksimum
672.000 m3/jam jika ketiga boiler beroperasi. Sedangkan kapasitas air (umpan
boiler) adalah 313.600 kg/jam. Air umpan boiler berasal dari saluran kondensat
ditambah make up dari unit desalinasi.
Air umpan boiler dipompa ke boiler melalui Boiler Feed Water Pump. Air
umpan diinjeksi dengan dua chemical agent, yaitu :
1. Phosphate sebagai inhibitor korosi, diinjeksikan pada Section Line Boiler
Feed Water Pump.
2. Sulfit sebagai pengikat oksigen, diinjeksikan pada discharge line Boiler
Feed Water Pump.
Air dalam boiler akan dikonversi menjadi steam melalui penghilangan panas
dari pembakaran bahan bakar yang bersumber dari fuel oil dan waste solvent,
sehingga menghasilkan saturated steam dengan temperatur 148°C dan kapasitas
produksi 165.760 m3/jam.
Saturated steam akan masuk ke steam separator dimana terjadi penghilangan
uap air. Uap air akan masuk ke economizer vessel dan mengalami kondensasi di
condensat pot. Dry steam yang keluar dari steam separator masuk ke smoke box
superheater sehingga menghasilkan superheated steam dengan temperature
171°C-196° C. Superheated steam yang dihasilkan masuk ke desuperheater dan
akan mengalami kondensasi perubahan temperatur sampai temperatur 191°C.
Kemudian steam yang keluar akan di distribusikan ke unit-unit yang
membutuhkan.
Kondensat dari condensat pot dipompa menuju deaerator dengan
mengunakan Condensate Pump melewati Condensate Filter yang berfungsi untuk
mencegah masuknya partikel solid ke boiler. Pada deaerator ini ditambah make up
dari air unit desalinasi sebagai umpan boiler.
Steam yang dihasilkan dari steam generator ini ada dua macam yaitu low
steam dan medium steam. Medium steam di distribusikan secara langsung dari
boiler pada tekanan 7 barg, sedangkan low pressure steam di distribusikan dari
medium pressure steam setelah tekanannya diturunkan manjadi 3,5 barg. Medium
steam berfungsi untuk media evaporasi di unit desalinasi dan untuk proses
polimerisasi. Sedangkan low steam digunakan untuk media pemanas di kolom
destilasi dan striping di Solvent Recovery Unit dan sebagai pemanas aliran hexane
pada unit prepolimerisasi.
2. Nitrogen Supply
Nitrogen yang digunakan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara disuplai dari
dua sumber, yaitu PT Uniter Air Product (UAP) dan PT Air Liquid Indonesia
(ALINDO).
3. Hydrogen Supply
Gas hidrogen pada PT Lotte Chemical Titan Nusantara dipasok oleh PT.
United Air Product (UAP) sebanyak ± 51,48 m3/jam dan PT. Air Liquid Indonesia
(ALINDO) sebanyak ± 72,548 m3/jam. Hidrogen yang disuplai dari PT. UAP
dikirim ke proses prepolimerisasi dan polimerisasi Train 1 dan Train 2 pada
tekanan 29-32 barg. Sedangkan hidrogen dari PT Alindo disuplai untuk Train 3
pada tekanan 36 barg.
1. Storage
Kebutuhan LPG pada PT Lotte Chemical Titan Nusantara disuplai oleh
Pertamina sebesar 6522 m3/jam setiap harinya. LPG ini dikirim ke LPG Storage
dengan kapasitas 2173913 m3 melalui off loading pump dengan tipe rotary pump
dimana tekanan suction 2,9 barg dan tekanan discharge 5,0 barg. Kapasitas off
loading pump adalah 15,7 m3/jam. LPG dari LPG Storage kemudian di
distribusikan ke unit pemakai yaitu inisiasi steam generator, inisiasi flare stack,
incenerator dengan flow rate sebesar 8695 m3/jam dan tekanan operasi 5 barg.
merupakan hasil samping dari prepolimerisasi unit. Limbah tersebut tidak diolah
dalam pabrik tetapi dikirim ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).
Sedangkan limbah padat yang tidak berbahaya seperti sampah-sampah umum dari
rumah tangga akan dibakar di incenerator.
PT Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki beberapa unit pengolahan
limbah yang dilengkapi dengan fasilitas berikut :
a. Pengolahan Limbah Cair
Neutralization Unit
Unit ini digunakan untuk menetralkan catalyst residu slurry yang berasal dari
unit persiapan katalis dan mengurangi kandungan COD/BOD dan hexane.
Catalyst residu slurry ini mengandung BOD/COD sebesar 11.200 ppm
selanjutnya dimasukkan ke neutralization pit, diaduk dengan agitator dan
ditambah NaOH 50 % berat untuk mengatur pH 6,5-8.
Setelah pH-nya mencapai 6,5-8, catalyst residu slurry kemudian ditransfer ke
dewatering area dengan menggunakan pompa. Dewatering area ini berfungsi
untuk menghilangkan kandungan air yang tercampur dengan catalyst residu
slurry. Setelah kering catalyst residu slurry akan berubah menjadi powder yang
kemudian di pak dalam drum dan dikirim ke PT Prasadha Pamunah Limbah
Industri (PPLI).
Aerated lagoon adalah tempat pengolahan limbah cair yang terakhir sebelum
dibuang ke laut bersama dengan sea water return. Air limbah di aerate lagoon ini
berasal dari CPI Separator dan foul water treatment. Pada aerated lagoon terjadi
proses aerasi dengan menggunakan bantuan 2 buah lagoon aerator berfungsi
untuk mengambil oksigen dari udara luar sebagai makanan bakteri aerob,
sehingga dengan banyaknya oksigen yang disuplai oleh aerator maka bakteri
aerob akan berkembang lebih banyak dan menjadi lebih efektif untuk
menguraikan kandungan BOD/COD serta bahan berbahaya lainnya sehingga air
yang dibuang ke laut memenuhi kualitas standart air limbah yang tidak mencemari
laut. Setelah melalui proses aerasi, air akan dipompa ke pembuangan oleh Sludge
Circulating Pump.
Sebelum dibuang ke laut, air akan melewati disinfektor yang berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme yang terbawa, sehingga air yang dibuang ke laut
benar-benar aman untuk lingkungan. Air olahan dari aerated lagoon dibuang ke
laut dengan kapasitas 51,7 m3/hari pada musim kemarau dan 121,6 m/hari pada
musim hujan.
Tabel 4.1 Karakteristik Air Limbah yang Aman bagi Lingkungan
Parameter Kualitas
pH 6-8
BOD 30 ppm
COD 60 ppm
Solid Suspension 100 ppm
Oil 5 ppm
Mg 200 ppm
Ti < 0.1 ppm
Al < 0.1 ppm
Total Logam < 1 ppm
daya tarik dan lentur, daktilitas, penyerapan energy saat deformasi, serta tahan
fatigue (beban berulang) dan impact (beban tumbukan). Scrap tergolong kedalam
polimer termoset yang hanya mampu meleleh pada saat suhu tinggi sehingga sulit
untuk diuraikan menjadi monomernya. Scrap shelter adalah tempat penampungan
sementara (TPS) scrap yakni area dimana scrap dikumpulkan dan disimpan
sebelum memasuki tahap pengangkutan saat penjualan kembali.
Incenerator Unit
Incenerator adalah alat yang berfungsi sebagai tempat pengolahan atau
pembakaran limbah padat. Incenerator di desain untuk membakar 125 kg/jam
material padat dan biasanya dioperasikan 8 jam/hari. Umpan yang masuk ke
inecerator adalah sebagai berikut :
Oil Separator Sludge : 30 ton/tahun
Water Polyethylene : 20 ton/tahun
Biological Treatment Sludge : 50 ton/tahun
General Garbage : 300 ton/tahun
Waste Solvent : 40 ton/tahun
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapangan di PT. Lotte Chemical titan
Nusantara Cilegon pada tanggal 3 – 28 September 2018, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan :
1. PT Lotte Chemical Titan Nusantara merupakan perusahaan dengan bentuk
investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang memproduksi polietilen
dengan kapasitas 450.000 ton/tahun.
2. PT Lotte Chemical Titan Nusantara memproduksi polietilen jenis HDPE
(High Density Polyethylene) & LLDPE (Low Linier Density
Polyethylene).
3. Proses pembuatan polietilena di PT Lotte Chemical Titan Nusantara
menggunakan etilena dan bahan penunjang berupa butene-1, hidrogen,
nitrogen, dan catalyst. Proses meliputi 3 tahapan, yaitu :
a. Tahap prepolimerisasi merupakan proses pembuatan powder
prepolimer aktif oleh reaksi antara etilen (gas) dan hidrogen (gas)
menggunakan katalis Ziegler-Natta dan co-catalyst TnOA (tri-n-octyl
alumunium).
b. Tahap polimerisasi merupakan reaksi fase gas antara katalis, TEA,
etilen, hidrogen, dan penambahan co-monomer (butena-1) yang terjadi
dalam Fluidized Bed Reactor. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
k
H - (CH2 – CH2)n – H H – (CH2 – CH2)n - H
c. Tahap penambahan zat additive yaitu tahap untuk merubah polietilen
powder menjadi bentuk pellet dengan penambahan additive
d. Tahap pengepakan yaitu tahap yang terakhir dimana produk dikemas
untuk dipasarkan.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan untuk
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara antara lain :
1. Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan, melihat kondisi PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara yang masih membeli bahan baku ethylene dari
perusahaan lain, maka disarankan untuk membangun plant pembuatan
ethylene untuk mengefisiensikan biaya.
2. Diharapkan PT. Lotte Chemical Titan Nusantara lebih banyak menjalin
hubungan dengan pihak akademis dengan memberikan kuliah tentang
industri polietilena atau program magang untuk mahasiswa, karena selama
ini kerja sama yang dilakukan hanya sebatas praktek kerja lapangan.
3. Melihat kondisi kerja pada PT Lotte Chemical Titan Nusantara sebagai
industri yang beresiko tinggi, pelayanan yang didapatkan karyawan sudah
bagus, baik dari segi keselamatan kerja maupun dari segi fasilitas
perusahaan. Namun lebih baik lagi jika memperhatikan hal seperti
penekanan akan pentingnya pemakaian alat pelindung diri selama bekerja
kepada karyawan denagn tujuan untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Anonim. 1998. Material Training. PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, Cilegon.
Anonim. 2010. Katalog Produk. PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, Cilegon.