Marketing Mix
Marketing Mix
Marketing Mix
e-ISSN:2549-5062
Abstrak
Strategi pemasaran yang digunakan sebagai acuan adalah bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, disusun
dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen, mengembangkan barang yang dibutuhkan,
menentukan harganya, mendistribusikan, dan mempromosikannya. Elemen bauran pemasaran (marketing
mix) terdiri dari 4 hal, antara lain : product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi).
Dunia bisnis tidak lepas dari kegiatan pemasaran, begitu pula pada penjualan obat di apotek, memberikan
dampak positif bagi upaya peningkatan profit dan perbaikan mutu pelayanan. Jenis penelitian yang
digunakan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara
deskriptif-normatif untuk mencari kesesuaian antara teori etika kefarmasian dengan penerapan strategi
bauran pemasaran (marketing mix) pada manajemen pemasaran farmasi Apotek X. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data ini dikumpulkan dari berbagai sumber baik
langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam bentuk tulisan kemudian dilakukan analisis. Data
dideskripsikan dalam konsep bauran pemasaran (marketing mix) serta penerapannya pada Apotek X,
kemudian dikorelasikan teori dan penerapannya dalam bentuk tinjauan umum dalam perspektif etika
kefarmasian. Dari segi product, pengadaan (pembelian) obat bebas dilakukan melalui distributor atau
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah memenuhi kualifikasi serta pengaturan display Apotek “X”
menggunakan konsep first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Dari segi price harga
yang diterapkan oleh Apotek “X” adalah menjual produk dengan harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat sekitar dengan kualitas tinggi. Dari segi place, produk obat bebas diletakkan di bagian depan
dengan penataan display yang mudah dilihat dan menarik minat konsumen sehingga memberikan
kemudahan dalam proses distribusi produk obat bebas kepada konsumen. Dari segi promotion, melalui
beberapa cara antara lain : leaflet, media sosial online, radio, dan menjadi sponsor dalam kegiatan bakti
sosial.Bauran pemasaran ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kata kunci : Bauran Pemasaran (marketing mix), Obat Bebas, Etika Kefarmasian
187
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062
Dunia bisnis tidak lepas dari kegiatan dalam penelitian ini adalah studi
pemasaran, begitu pula pada penjualan obat dokumentasi. Alat yang digunakan dalam
di apotek. Peningkatan jumlah konsumen penelitian ini antara lain : checklist
yang membeli obat di apotek memberikan observasi, pedoman wawancara, data buku
dampak positif bagi upaya peningkatan harian, laporan kerja, catatan kasus, dan
profit dan perbaikan mutu pelayanan. foto.
Semakin tinggi pengaruh bauran pemasaran Analisis data yang digunakan bersifat
(marketing mix), semakin tinggi pula deskriptif-normatif. Data ini dikumpulkan
keputusan pembelian. Perilaku pembelian dari berbagai sumber baik langsung maupun
ini dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, tidak langsung dan disajikan dalam bentuk
faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor tulisan kemudian dilakukan analisis. Peneliti
psikologis [5]. Menghadapi persaingan bisnis mendeskripsikan perihal manajemen
secara global, terkadang mengakibatkan pemasaran dan konsep bauran pemasaran
terjadinya pergeseran norma dan hilangnya (marketing mix) serta penerapannya pada
nilai-nilai moralitas di masyarakat dalam Apotek “Nurbunda”, kemudian peneliti
melakukan aktivitas bisnisnya. Salah satu mengkorelasikan teori dan penerapannya
aspek yang perlu diperhatikan oleh para dalam bentuk tinjauan umum dalam
pelaku usaha apotek adalah aspek etika perspektif etika kefarmasian.
bisnis. Etika bisnis memberikan arahan bagi
para pelaku bisnis untuk melakukan refleksi 3. Hasil dan Pembahasan
dari sudut etika karena suatu keberhasilan Berdasarkan pemaparan implementasi
bisnis tidak hanya dilihat dari segi strategi bauran pemasaran (marketing mix)
keuntungan yang diraih melainkan juga dari pada obat bebas (Over The Counter/OTC) di
nilai-nilai luhur yang dilakukan [6]. Apotek “Nurbunda”serta tinjauan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif etika kefarmasian menurut
implementasi strategi bauran pemasaran Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun
(marketing mix) pada obat bebas (Over The 2016 Tentang Standar Pelayanan
Counter/OTC) di Apotek “Nurbunda” Kota Kefarmasian di Apotek dapat dibuat suatu
Tegal dan mengetahui korelasi strategi matriks sebagai berikut :.
bauran pejmasaran (marketing mix) dari A. Variabel Product (Produk)
perspektif etika kefarmasian pada obat OTC 1) Implementasi Strategi Marketing Mix
(Over The Counter/OTC) di Apotek a. Pengadaan (pembelian) obat bebas
“Nurbunda” Kota Tegal. dilakukan melalui distributor atau
Pedagang Besar Farmasi (PBF)
2. Metode Penelitian yang telah memenuhi kualifikasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Pemilihan distributor ini untuk
penelitian deskriptif kualitatif dengan menjamin kualitas produk agar
menggunakan pendekatan secara deskriptif- produk obat bebas yang dikonsumsi
normatif untuk mencari kesesuaian antara oleh masyarakat aman, manjur, dan
teori etika kefarmasian dengan penerapan bermanfaat.
strategi bauran pemasaran (marketing mix) b. Pengaturan display Apotek “X”
pada manajemen pemasaran farmasi di sama seperti apotek pada umumnya,
Apotek “Nurbunda”. Subyek penelitian ini menggunakan konsep first in first
meliputi : Apoteker Pengelola Apotek out (FIFO). Konsep ini memiliki
(APA), Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), prinsip produk yang datang lebih
dan karyawan di Apotek “Nurbunda”. Data awal harus terjual lebih awal pula.
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Ada pula konsep lain yang
data primer dilakukan dengan cara observasi digunakan yaitu first expired first
terhadap Apotek “Nurbunda” dan out (FEFO), produk yang masa
wawancara mendalam dengan Apoteker kadaluarsanya lebih awal harus
Pengelola Apotek (APA), Tenaga Teknis terjual lebih awal pula.
Kesehatan (TTK), dan karyawan di Apotek
“Nurbunda”, sedangkan data sekunder
188
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062
189
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062
190
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062
5. Daftar Pustaka
[1] Sampurno, 2011, Manajemen
Pemasaran Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
[2] Firmansyah, A., 2015, Analisis
Implementasi Strategi
MarketingMixPada Manajemen
Pemasaran Supermarket Tip Top Dari
Perspektif Etika Bisnis Islam, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
[3] Saiman, L., 2014, Kewirausahaan,
Edisi Kedua, PT. Salemba Empat,
Jakarta.
[4] Kotler, P. And Keller, K., L., 2009,
Marketing Management, Thirteenth
Edition, PT. Erlangga, Jakarta.
[5] Cahyono, D., 2016, Pengaruh Faktor-
Faktor Individual dan Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Obat Lewat Resep Pada
Apotek Rawat Jalan di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Jember Klinik,
Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis
191