LAPORAN
LAPORAN
LAPORAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tingkat perkembangan profil tanah awal atau termasuk dalam jenis tanah
muda.Ketersediaan unsur hara sangat di tentukan oleh jenis bahan induk, tetapi
padaumumnya rendah karena sebagian unsur hara masih terikat dalam bentuk
ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang makin tinggi takarannya.
kerusakan akibat masukan teknologi tinggi tersebut. Atas latar belakang tersebut
mulai dikembangkan sistem pertanian organik yang dahulu telah lama dilakukan
dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk
dianggap bahwa tanah yang subur adalah juga produktif karena status
2
lainnya. Selain dari pada itu untuk menyebutkan bahwa apakah status tanah itu
subur atau tidak subur, maka haruslah dikaitkan dengan keadaan sifat fisik dan
kimia tanahnya (kesuburan secara fisik dan kimia), karena bisa saja tanah itu
subur secara fisik tetapi secara kimia tidak dan sebaliknya. Jadi tanah yang benar-
benar subur itu adalah apabila didukung oleh faktor-faktor pertumbuhan, salah
satu diantaranya sifat fisik dan kimia tanahnya juga dalam kondisi yang baik,
karena sifat fisik dan kimia tanah itu saling mempengaruhi satu sama lain
(Yamani, 2010).
jagung dapat tumbuh, maka sangat dimungkinkan bahwa tanaman lain juga dapat
dibudidayakan. Jagung juga tanaman Indikator yang bagus untuk melihat gejala
unsur hara), ( 2)uji tanaman, (3) uji biologi, dan (4) Uji tanah. Selain dari pada itu
3
untuk menyebutkan bahwa apakah status tanah itu subur atau tidak subur, maka
haruslah dikaitkan dengan keadaan sifat fisik dan kimia tanahnya (Madina, 2015).
Tujuan Percobaan
ultisol Tanjung Morawa dengan metode substraksi (missing element technic) pada
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Ultisol
argilik, kandungan bahan organik yang rendah pada semua horizon, kapasitas
tukar kation yang relatif rendah dan jumlah basa dapat tukar dan persentase
kejenuhan basa sangat rendah, serta terdapat kejenuhan aluminium yang tinggi
(Ratmini, 2014).
terluas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia.
tersebut berkaitan dengan konsentrasi kation Al dan kation H yang tinggi. Mineral
lempung (clay) tipe 1:1 (kaolonit), yang ada mampu memfiksasi P diantara kisi-
kisi mineral amorf. Selain itu Al bereaksi kuat meretensi P yang sulit
lanjut, seperti penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan
kedalaman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah. Pada
seperti Ca, Mg, Na, dan K rendah, kadar Al tinggi, dan peka terhadap erosi
(Marajo, 2003).
alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan
cadangan hara rendah, reakasi tanah yang masam, basa-basa dapat ditukar dan
tinggi. Sebagian besar tanah marginal dari batuan sedimen masam diklasifikasikan
Al, Fe, dan Mn terlarut tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. Jenis tanah ini
biasanya miskin unsur hara makro esensial seperti N, P, K, Ca, dan Mg dan unsur
hara mikro Zn, Mo, Cu, dan B, serta bahan organik. Umumnya tanah Ultisol atau
Nitrogen (N)
saat aplikasi dan proses fotosintesis tanaman. Respon pemberian pupuk N pada
tanaman juga tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan bentuk/jenis pupuk (
tinggi tanaman dan bobot biomas tanaman. Semakin besar pemberian N, tinggi
bagian vegetatif tanaman, seperi daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu
daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hiaju, kekurangan N
pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari
khlorofil karena hasil tanaman jagung ditentukan oleh fotosintesis yang terjadi
2013).
Fosfor (P)
Dari sekian banyak unsur hara yang tergolong makro, unsur fosfor (P)
merupakan salah satu yang sangat esensial dibutuhkan tanaman. Unsur fosfor (P)
benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk
7
Fosfor adalah salah satu unsur hara makro sangat penting untuk
Fosfor berfungsi bahan yang ada di dalam tanah dalam bentuk organik dan
anorganik. Bentuk organik P ditemukan dalam bahan organik dan humus. Fosfor
organisme tanah. Aktivitas mikroba ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban tanah
dan suhu. Fosfor anorganik bermuatan negatif di sebagian besar tanah. Fosfor
bereaksi dengan besi (Fe) bermuatan positif, aluminium (Al), dan kalsium (Ca)
Kalium (K)
jerami dari tanaman biji-bijian, sehingga tidak mudah rebah. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa ada dampak dari K pada asimilasi CO2. Sejumlah penulis
respirasi, sintesa enzim dan aktifitas enzim. Esensi unsur K adalah sebagai
menyebabkan air banyak diserap didalam stomata, tekanan osmotik naik, stomata
membuka sehingga gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis dan K
berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada sintesa protein
pati, translokasi gula, aktifitas enzym dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot
dan kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan
bagian tongkol. Selain itu unsur kalium juga mempunyai peranan dalam mengatur
tata air di dalam sel dan transfer kation melewati membran(Haris dan Veronica,
2010).
Magnesium (Mg)
Magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mg2+ yang merupakan
tanaman menyerap Mg, maka makin tinggi juga kadar protein dalam akar ataupun
bagian atas tanaman. Kekurangan Mg menyebabkan kadar protein turun dan non-
protein naik. Unsur Mg yang dahulu hanya sebagai pelengkap pupuk lain kini
telah menjadi unsur utama pada pupuk-pupuk tertentu. Hal ini disebabkan fungsi
9
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein
(Nugroho, 2009).
Kalsium (Ca)
yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca,
Unsur hara kalsium termasuk unsur hara makro sekunder bersama dengan
magnesium dan belerang. Sumber kalsium di dalam tanah berasal dari mineral-
mineral primer seperti Kalsit (CaCO3) dan Dolomit (CaMg(CO3)2), dan garam-
tanah dan tubuh tanaman, (b). penting bagi pertumbuhan akar tanaman, (c).
penting bagi pertumbuhan daun, dan (d). dapat menetralisasi akumulasi racun
tangga air tanaman yang sifatnya antagonik dengan ion K. Ion Ca berperanan
penting pula bagi pertumbuhan tanaman ke arah atas dan pembentukan kuncup
(Syahputra, 2010).
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman
tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau
hasil/produksi yang tinggi. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk
buatan) dan pupuk organik. Untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi dengan
fisik atau formulasi pupuk (dua atau lebih pupuk tunggal) untuk memasok dua
atau lebih unsur hara sekaligus.Menurut cara aplikasinya pupuk buatan dibedakan
menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar.Pupuk daun diberikan lewat
penyemprotan pada daun tanaman, sedangkan pupuk akar diserap lewat akar
Pupuk hijau adalah bahan hijauan yang dibenamkan ke dalam tanah untuk
(Firmansyah, 2011).
tanah dinilai berdasarkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, baik hara makro
dalam tanah akan menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini akan
menyediakan unsur hara pada tanah dan memperbaiki sifat kimia, fisika, dan
hanya terdiri unsur-unsur makro yang berasal dari bahan-bahan kimia yang
ditambahkan pada pupuk. Unsur hara makro yang terkandung pada pupuk
anorganik pun terbatas hanya pada unsur yang ditambahkan dan ketersediaanya
tanaman indikator dimana satu pot diberikan pupuk dengan unsur hara yang
lengkap. Selanjutnya pada polybag yang lain diberi pupuk dengan mengurangi
satu atau dua unsur hara. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif dengan cara
memotong bagian tanaman mulai dari batas permukaan tanah. Penetapan berat
ketersediaan hara dalam tanah; (2) menunjukkan tingkat keseriusan defisiensi atau
keracunan unsur suatu tanaman; (3) menyusun rekomendasi pemupukan; dan (4)
pemupukan berlebihan atau pencemaran limbah. Salah satu metode yang dapat
Teknik biologis yang lebih sederhana dan lebih cepat telah dikembangkan
yaitu dengan melibatkan tanaman dan jumlah tanah yang lebih sedikit dalam
element atau minus one test, ataupun plus one test. Pada minus one test ,
13
lainnya merupakan perlakuan lengkap dikurangi satu macam unsur hara secara
Percobaan pot dengan teknik minus one test dapat memberikan tiga
macam informasi, yaitu (1) unsur hara apa yang defisiensi, (2) kepentingan relatif
defisiensi, (3) laju penurunan kesuburan tanah pada panen yang berurutan kalau
tahapan yang dianggap masih lemah adalah penentuan dosis pupuk untuk
perlakuan lengkap. Kesalahan yang serius dapat terjadi kalau dosis ini ditetapkan
secara sembarangan. Oleh karena itu diperlukan uji tanah sebelum pelaksanaan
pertumbuhan tanaman adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one
sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami beberapa kahat hara sehingga
perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih dahulu. Metode plus
one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang sampai tinggi,
karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara pembatas
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanah Ultisol
pengamatan, polybag sebagai tempat tanah, air untuk menyiram tanaman, karung
sebagai tempat tanah, batu-bata sebagai alas polybag, kantong plastik untuk
tempat contoh tanah, plastik transparan sebagai tempat pupuk, karet untuk
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk
mencangkul tanah, gembor untuk menyiram air, ayakan untuk mengayak tanah,
timbangan sebagai alat untuk menimbang berat sampel tanah dan pupuk, oven
sebagai alat untuk mengeringkan tanah, cawan untuk tempat contoh tanah,
kalkulator sebagai alat hitung persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk,
ukur panjang tanaman, jangka sorong sebagai alat ukur diameter batang, spidol
untuk menandai polybag, plank sebagai penada plot, pacak untuk tiang spanduk,
15
spanduk untuk memagari lahan, amplop untuk tempat berat kering tanaman,
kamera sebagai alat dokumentasi, dan alat tulis untuk menulis data.
Metode Percobaan
menggunakan tanaman indikator dimana satu polybag diberikan unsur hara yang
lengkap. Selanjutnya pada polybag lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau
dua unsure hara, dan ada yang tanpa diberi pupuk. Tanaman di panen pada akhir
masa vegetatif dengan cara memotong bagian tajuk tanaman mulai dari batas
permukaan tanah.
dalam pot percobaan. Penetapan berat kering tanaman baik bagian tajuk maupun
metode ini, diperoleh informasi mengenai unsure hara apa yang kahat, kekahatan
unsure hara apa yang relatif penting dan besarnya penurunan tingkat kesuburan
tanah.
9 -NK P Ca Mg
10 -NPK Ca Mg
Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan
No Perlakuan Urea SP-36 MOP CaCO3 Kieserit
(g/pot) (g/pot) (g/pot) (g/pot) (g/pot)
1 Kontrol - - - - -
2 Lengkap 2,2 4,7 1,09 1 2,3
3 -N - 4,7 1,09 1 2,3
4 -P 2,2 - 1,09 1 2,3
5 -K 2,2 4,7 - 1 2,3
6 -Ca 2,2 4,7 1,09 - 2,3
7 -Mg 2,2 4,7 1,09 1 -
8 -NP - - 1,09 1 2,3
9 -NK - 4,7 - 1 2,3
10 -NPK 2,2 - - 1 2,3
17
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas di Tebing
Tinggi.Satu contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual
dapat mewakili tanah seluas 10-15 ha. Hal tersebut tergantung keadaan setempat.
Makin homogen keadaan daerahnya makin sedikit jumlah contoh tanah individual
yang diperlukan sebaliknya makin heterogen akan makin banyak. Agar diperoleh
contoh tanah yang mewakili maka pengambilan tanah komposit dilakukan secara
zig zag.
Pada setiap titik, tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih
boleh di tepi dijalan raya, dekat rumah, bekas timbunan dan bekas tumpukan
sampah. Bahan tanah yang diambil dari setiap titik dicampurkan secara merata
dan ditempatkan pada wadah atau karung yang bersih (bukan karung bekas pupuk
dan pestisida).
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan
kering maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir). Karena
perhitungan kebutuhan pupuk didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam
satuan berat kering mutlak, maka perlu dihitung kadar airnya.Untuk itu diambil
sedikit contoh tanah dan dihitung kadar airnya di laboratorium. Tanah yang telah
18
kering udara (KA < 10%) dimasukkan ke pot (polybag) setara dengan 5 kg berat
Persiapan Lahan
Tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara
maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir), setalah itu
tanah yang telah diayakan dimasukkan kedalam polybag (ukuran 5 kg) sebanyak
5 kg.
Adapun benih yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung.
Benih tanaman jagung indikator ditanam tepat di tengah polybag sebanyak 2-3 biji
pada kedalaman 2-3 cm. Benih tanaman jagung direndam dalam aqua cap yang
Pemupukan
19
Aplikasi pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan dan dosis dari masing-
masing pupuk. Pada saat tanam, seluruh dosis pupuk ditaburkan secara merata di
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
tanaman tidak perlu disiram pada hari itu,karena tanaman sudah cukup air dan
Penyisipan
pada tanaman yang mati saja,penyisipan diambil dari tanaman yang lebih dari
Penjarangan
polybag terdapat 2 tanaman atau lebih, agar tanaman dapat tumbuh dangan
optimal.
Penyiangan
Panen
20
Panen dilakukan pada saat akhir masa vegetatif yang ditandai dengan
Parameter Pengamatan
dari 1 mst,diukur mulai dari dasar batang dpermukaan tanah hingga sampai titik
tumbuh tanaman jagung menggunakan rol (penggaris) dengan cara daun tanaman
di kuncupkan dari bawah keatas hingga didapat daun tanaman yang paling tinggi.
kita buat patok berupa stik eskrim yang ditanamkan dekat pada batang dan diberi
jagung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah seutuhnya membuka
maka daun jagung sudah bisa dihitung dimulai 1 mst dan diamati setiap minggu.
1 mst menggunakan jangka sorong yang diukur pada bagian batang bawah
Gejala Defesiensi
defesiensi dimulai dari tanaman yang sudah tumbuh dan mencul daun dan dilihat
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur kering akar adalah pada
awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal didalam tanah dikeluarkan
dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar terlepas,
kemudian dicuci bersih, kemudian akar dimasukkan kedalam amplop yang telah
diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan oven
pada temperatur 70 C selama kurang lebih 2 malam hngga berat konstan lalu
ditimbang.
adalah pada umur 8 MST dilakukan pemotongan bagian atas tanaman pada
amplop yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya
dikeringkan oven pada temperatur 70oC selama lebih kurang 2 malam hingga
beratnya konstan lalu ditimbang. Pada temperatur 70oC selama kurang lebih 2
Hasil
Tinggi Tanaman
dengan berikut :
Rataan 72.5 69.0 77.8 80.4 69.3 67.3 78.3 89.6 71.9 77.3
tanaman yaitu pada perlakuan -NP dengan rata-rata 89,6 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -Ca dengan rata-rata yaitu 67,3 cm.
Rataan 73.2 36.0 78.8 88.5 71.5 48.1 71.9 79.7 70.9 72.5
tanaman yaitu pada perlakuan -P dengan rata-rata 88,5 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan lengkap dengan rata-rata yaitu 36 cm.
Jumlah daun
Rataan 4.3 4.7 4.5 5.3 4.8 4.2 5.2 5.2 4.2 5.0
MST Perlakuan
daun yaitu pada perlakuan –P dengan rataan 5,3 helai dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan –Ca dan -NK dengan rataan yaitu 4,2 helai.
24
Rataan 4.5 3.3 4.8 4.7 5.0 4.0 5.0 5.0 4.5 4.5
daun yaitu pada perlakuan –K, -Mg, -NP dengan rataan 5 helai dan data terendah
jumlah daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 3,3 helai.
Diameter Batang
dengan berikut :
Rataan 1.0 0.7 0.9 1.0 0.9 0.6 0,95 1,06 0,95 1,14
batang yaitu pada perlakuan -NP dengan rataan 1,06 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 0,7 cm.
2 0,55 0,55 0,35 0,5 0,35 0,35 0,75 0,55 0,55 0,35
3 0,57 0,58 0,55 1 0,45 0,38 0,78 0,60 0,56 0,45
4 1 0,60 0,77 1,25 0,75 0,45 0,80 0,77 0,57 0,57
5 1,2 0,72 0,80 1,32 0,80 0,49 0,82 0,82 0,60 0,62
6 1,35 1,75 1,3 1,6 1,35 1,45 2,25 1,35 2 1,45
7 1,36 1,77 1,5 1,8 1,37 1,47 2,27 1,35 2,2 1,47
Total 6.03 5.97 5.27 7.47 5.07 4.59 7,67 5,44 6,48 4,91
Rataan 1.01 1.00 0.88 1.25 0.85 0.77 1,28 0,9 1,08 0,82
batang yaitu pada perlakuan -Mg dengan rataan 1,28 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan -Ca dengan rataan yaitu 0,77 cm.
Adapun percobaan yang dilakukan didapati data berat kering akar dan
Tabel 10. Berat Kering Akar dan Tajuk Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tinggi
Gambar Berat Tajuk Berat Akar
Perlakuan Tajuk
U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2
- Batang kurus
- Daun tua mengering
- Daun menggulung
dan mati
- Daun tua mengering
- Daun berwarna hijau
dan mati
pucat
Lengkap - Daun berwarna hijau
- Pertumbuhan
pucat
tanaman sangat
- Terdapat bercak-
lambat
bercak putih di daun
Morawa yaitu tanah yang memiliki tingkat kemasaman kurang dari 4,5 sesuai
dengan sifat kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Hal ini sesuai
ciri memiliki penampang tanah yang dalam, reaksi tanah masam (pH<4,5),
sesuai dengan literatur Sutardi (2017) yang menyatakan bahwa dalam metode
merupakan tanaman indikator yang respon terhadap unsur haranya cepat dan
berumur pendek. Salah satu parameter yang diamati yaitu gejala defisiensi
contohnya pada unsur hara P yang jika kekurangan akan menyebabkan tanamman
kerdil. Hal ini sesuai dengan literatur Pradipta (2016) yang menyatakan bahwa
fosfor berperan dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer
energy.
Pada parameter tinggi tanaman didapat hasil bahwa data tinggi tanaman
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan –NP dengan rata-rata yaitu 89,6 dan
tanaman terendah ulangan I adalah pada perlakuan -Ca yaitu 67,3 cm dan ulangan
II adalah pada perlakuan lengkap yaitu 36 cm. Hal ini disebabkan tanah ultisol
memiliki masalah keasaman tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Alibasyah
(2016) yang menyatakan bahwa sifat kimia tanah Ultisol yang mengganggu
pertumbuhan tanaman adalah pH yang rendah (masam) yaitu < 5,0 dengan
Pada parameter diameter batang didapat hasil bahwa data diameter batang
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan –NP dengan rata-rata yaitu 1,06 dan
ulangan II adalah pada perlakuan –Mg yaitu 1,28 sedangkan rataan diameter
batang terendah ulangan I adalah pada perlakuan lengkap yaitu 0,7 dan ulangan II
adalah pada perlakuan -Ca yaitu 0,77. Hal ini disebabkan tanah ultisol miskin
unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Wijayanti (2017) yang menyatakan
31
bahwa tanah ultisol tanah yang kurang subur karena selain sifat kimia tanah yang
Pada parameter jumlah daun didapat hasil bahwa data jumlah daun
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan -P dengan rata-rata yaitu 5,3 helai dan
ulangan II adalah pada perlakuan -K, -Mg dan -NP yaitu 5 helai sedangkan rataan
jumlah daun terendah ulangan I adalah pada perlakuan -Ca dan -NK yaitu 4,2
helai dan ulangan II adalah pada perlakuan lengkap yaitu 3,3 helai. Hal
disebabkan tanah ultisol miskin unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Yunita
(2016) yang menyatakan bahwa ultisol memiliki keterbatasan yaitu reaksi tanah
unsur hara relatif rendah salah satunya unsur kalium (K), bahan organik rendah,
dan kapasitas tukar kation (KTK) rendah, sehingga tingkat kesuburan alami tanah
sangat rendah.
32
KESIMPULAN
Morawa.
2. Metode evaluasi kesuburan tanah yang digunakan pada percobaan ini adalah
3. Tanaman jagung digunakan karena respin terhadap unsur hara cepat terlihat
yaitu 89,6 cm dan ulangan II pada perlakuan –P yaitu 88, 5 cm dan data
terendah ulangan I pada perlakuan -Ca yaitu 67,3 cm dan ulangan II pada
yaitu 1,06 dan ulangan II pada perlakuan –Mg yaitu 1,28 dan data terendah
ulangan I pada perlakuan lengkap yaitu 0,7 dan ulangan II pada perlakuan
6. Pada parameter jumlah daun tertinggi ulangan I pada perlakuan –P yaitu 5,3
helai dan ulangan II pada perlakuan -K, -Mg dan -NP yaitu 5 helai dan data
terendah ulangan I pada perlakuan -Ca dan -NK yaitu 4,2 helai dan ulangan
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, Koesriharti dan Sunaryo. 2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro
(Fe Dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolorL.) Dengan
Sistem Hidroponik Rakit Apung. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 3. No. 1:
(2).
Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol Pada Penggunaan
Lahan Yang Berbeda. Jurnal Agroteksos Vol. 21.
Bustami, Sufardi dan Bakhtiar. 2012. Serapan Hara Dan Efisiensi Pemupukan
Phosfat Serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Jurnal Manajemen
Sumberdaya Lahan Vol. 1. No. 2 : (1).
Haris dan Veronica. 2010. Studi Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Jagung Manis (Zea maysSaccharata Sturt) Varietas Super Bee.
Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus. Palangkaraya.
Irawan, D. 2012. Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays L.)
Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw.) Di Dataran
Rendah. FP USU. Medan.
Putra, A. D. 2014. Aplikasi Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Kambing Untuk
Meningkatkan N-Total Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala Dan
Kaitannya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung(Zea mays L.).FP
USU. Medan.
Ratmini, S. 2014. Peluang Peningkatan Kadar Seng (Zn) Pada Produk Tanaman
Serealia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sumatera Selatan.
Subandi. 2007. Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian
Tiga Bahan Organik Dan Serapannya Pada Tanaman Jagung. Jurnal Online
Agroekoteknologi Vol.1.
Sutardi. 2017. Kajian Minus One Test Dan Kesuburan Lahan Pasir Untuk
Budidaya Tanaman Bawang Merah. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian. Yogyakarta.
Utami dan Suci. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal
Ilmu Pertanian Vol. 10. Yogyakarta.
Yamani, A. 2010. Kajian Tingkat Kesuburan Tanah Pada Hutan Lindung Gunung
Sebatung Di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis
Volume 11.