Proposal Terbaru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS STABILITAS PERALIHAN (TRANSIENT) UNTUK

MENENTUKAN WAKTU PEMUTUSAN KRITIS PADA


SISTEM TENAGA LISTRIK DI PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD) PILANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Guna Meraih Gelar Sarjana S-1

Oleh :

DYANA THERESYA
1021511022

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan dimasyarakat, kebutuhan energi listrik semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada rumah
tangga, kantor dan sebagainya. Listrik merupakan energi yang sangat
berpegaruh dalam kehidupan manusia. Untuk mencukupi kebutuhan energi
listrik dibutuhkan pasokan listrik yang harus mencukupi. Energi listrk dihasilkan
melalui proses koncersi energi dari sumber daya alam seperti : batu bara, minyak
bumi, gas, panas bumu, surya, air, angin dan lain-lain.
Seiring dengan berambahnya populasi manusia, maka kebutuhan akan
energi listrik akan semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh
peningkatan pemanfaatan energi listrik untuk kebutuhan peralatan yang
memanfaatkan energi listrik semakin meningkat sehingga pasokan energi listrik
harus ditambah. (Surafik, 2017)
Dalam penambahan pasokan energi listrik ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti kualitas listrik yang sampai ke konsumen berupa tegangan,
dan frekuensi serta kestabilan suatu sistem tenaga listrik ketika terjadi ganggan
pada sistem tenaga listrik. Pada suatu sistem tenaga listrik tidak luput dari
terjadinya gangguan yang menyebabkan sistem tenaga listrik terganggu
khususnya pada aliran daya listrik. Gangguan yang biasa terjadi pada saluran
transmisi, bus, dan pelepasan beban yang dapat menimbulkan kerusakan pada
sistem kelistrikan khususnya kestabilan sistem tenaga listrik.
Kestabilan sistem daya listrik dapat di definisikan sebagai sistem yang
memungkinkan mesin bergerak serempak dalam sistem untuk memberikan
reaksinya terhadap gangguan dalam keadaan kerja normal serta kembali ke
keadaan semula bila keadaan menjadi normal. Dalam analisis kestabilan tenaga
listrik biasanya dibagi menjadi tiga kategori yaitu kestabilan mantap (steady
state), kestabilan dinamis (dynamic stability), dan kestabilan peralihan (transient
stability). (Stevenson, 1990)
Keseimbangan daya antara kebutuhan eban dengan kapasitas pembangkitan
generator merupakan salah satu parameter dari kestabilan operasi sistem tenaga
listrik. Dalam sistem tenaga listrik dibutuhkan keseimbangan antara daya
mekanik dengan daya elektrik. Daya mekanik berupa penggerak awal pada
generator sedangkan daya elektrik dipengaruhi leh besarnya beban-bebal listrik.
Dalam menganalisis kestabilan transient yaitu dengan metode Runge-Kutta orde
4 dan 5.
Kestabilan peralihan (Transient Stability) adalah kemampuan sistem untuk
mencapai titik keseimbangan setelah mengalami gangguan yang besar sehingga
sistem kehilangan stabilitias karena gangguan terjadi diatas kemampuan sistem.
Ketidakstabilan terjadi disaat adanya gangguan sistem transmisi, perubahan
beban yang mendadak dan pemutusan saklar saluran. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi kestabilan dan waktu pemutusan
kritis sistem. (Ashari, 2017)
Untuk sistem kelistrikan di Provinsi Bangk Belitung area Belitung terdapat
beberapa pembangkit energi listrik diantaranya yaitu PLTD Pilang, PLTD
Padang, PLTU Suge dan pembangkit listrik lainnya yang terdapat di pulau-pulau
kecil dan pembangkit sewa yang menyuplai daya total sebesar 73.100 kW (tidak
termasuk pembangkit yang ada di pulau-pulau kecil Belitung).(PLN,2018)
apabila terjadi gangguan pada saluran tenaga listrik maka dapat mengakibatkan
ketidakstabilan pada sistem tenaga listrik. Berdasarkan hal tersebut, pada
penelitian ini dilakukan analisis stabilitas peralihan (transient) di PLTD Pilang
yang memiliki 7 unit pembangkit untuk mengetahui kestabilan peralihan serta
memperoleh waktu pemutusan kritis pada sistem disaat terjadi gangguan agar
untuk meminimalisir pembangkit tidak sinkron dengan sistem tenaga listrik.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Apakah sistem di PLTD Pilang stabil ketika terjadi gangguan 3 fasa pada saluran
transmisi dan gangguan pada bus ?
2. Berapa waktu pemutusan kritis di PLTD Pilang untuk mengantisipasi
ketidakstabilan ketika terjadi gangguan 3 fasa pada saluran dan bus?
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini diperoleh batasan-batasan masalah untuk
mempersempit ruanglingkup penelitian yaitu :
1. Hanya membahas mengenai stabilitas peralihan pada sistem tenaga listrik di
PLTD Pilang
2. Jenis gangguan yang dianalisis hanya gangguan 3 fasa pada bus dan saluran
transmisi
3. Perhitungan analisis menggunakan software MATLAB menggunakan fungsi
ode45

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui stabilitas peralihan sistem tenaga listrik pada PLTD Pilang
2. Untuk mendapatkan waktu pemutusan kritis tercepat ketika terjadi gangguan
tiga fasa pada saluran dan bus.
3. Untuk mengatasi ketidakstabilan sistem tenaga listrik di PLTD Pilang

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Dapat mengetahui kestabilan sistem tenaga listrik pada PLTD Pilang khususnya
stabilitas peralihan (transient)
2. Dapat menjadi acuan bagi PLTD Pilang untuk dapat meningkatkan kestabilan
sistem dan mengantisipasi ketidakstabilan sistem jika terjadi gangguan
3. Dapat mengetahui waktu pemutusan kritis ketika terjadi gangguan 3 fasa pada
saluran dan bus untuk mengatasi ketidakstabilan pada sistem
4. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kepada penulis maupun
pembaca mengenai kestabilan peralihan sistem tenaga listrik di PLTD Pilang

1.6. Keaslian Penelitian


Muhammad Faesal Hakim (2015) melakukan penelitian tentang analisis
stabilitas transien menggunakan metode trajektori kritis pada sistem multi mesin
dengan mempertimbangkan AVR dan governor yang menghitung nilai
pemutusan kritis dengan metode controlling unstable equilibrium point (CUEP)
perbedaan dari metode yang digunakannya yaitu waktu pemutusan kritis yang
diperoleh lebih cepat dari pada metode konvensional yang sering digunakan.
Gede Arjana P.P, dkk (2012) pada penelitiannya dianalisis pengaruh
penggunaan beban non-linear terhadap kestabilan sistem tenaga listrik 9 bus 3
mesin IEEE, sebelum dan sesudah terjadi gangguan (short circuit). Analisis
yang dilakukan adalah dengan mencari perbedaan respon tegangan, arus, dan
putaran rotor generator sebelum dan sesudah gangguan.
Hasyim Ashari (2017) membahas tentang analisis stabilitas peralihan di
PLTD Merawang yang terdiri dari 9 unit pembangkit dengan metode runge-kutta
dengan menganalisis dua kondisi yaitu kondisi 9 generator beroperasi dan 7
generator beroperasi dengan gangguan berupa gangguan 3 fasa pada saluran
transmisi dan bus.
James A. Pongtiku (2014) menganalisis stabilitas transien untuk
menentukan waktu pemutusan kritis pada jaringan transmisi 70 kV PLTA
TANGGARI II-GI Sawangan dengan menggunakan program Matlab dengan
menentukan lengkung ayunan untuk menentukan waktu pemutusan kritis yang
sangat penting untuk melakukan manuver terhadap jaringan untuk memutuskan
sistem akan segera dibuka dari pemutusnya atau tidak.
Pujo Santoso (2014) dalam penelitiannya dibahas Analisis kestabilan
transien penerapan distributed generation (DG) pada sistem kelistrikan wilayah
Bengkulu. Analisis pada sistem tenaga menggunakan simulasi dengan
penambahan DG pada bus saluran sukamerindu dan pekalongan. DG yang
digunakan yaitu photovoltaic dengan kapasitas 1.2 MW dan microhydro dengan
kapasitas 2 x 700 kW. Sistem dengan tambahan DG memiliki respon kestabilan
sudut rotor lebih baik dibandingkan tanpa tambahan DG dengan critical clearing
time generator PLTA Musi 250 milidetik, generator 1- 4 PLTA Tess 230
milidetik dan generator 5-6 PLTA Tess 150 milidetik.
Yayang Surafik (2017) melakukan penelitian tentang analisis stabilitas
peralihan pada sistem tenaga listrik PLTU Air Anyir untuk mendapatkan waktu
pemutusan kritis circuit breaker dengan menggunakan metode pemecahan
persamaan ayunan sudut daya generator menggunakan fungsi ode45 Matlab
7.10.0 yang kemudian diperoleh plot grafik hasil waktu pemutusan kritis untuk
menentukan kestabilan generator.
Untuk penelitian ini yang dibahas yaitu stabilitas peralihan pada sistem
tenaga listrik PLTD Pilang dengan tujuan mengetahui kestabilan sistem tenaga
listrik dan waktu pemutusan kritis apabila terjadi gangguan 3 fasa pada saluran
dan gangguan pada bus dengan menentukan persamaan ayunan sudut daya
dalam memperoleh waktu pemutusan kritis dengan simulasi menggunakan
Matlab.
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
Merupakan kerangka laporan yang akan dibuat setelah melaksanakan
penelitian, biasanya terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian , manfaat penelitian, keaslian penelitian , dan serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Berisikan tinjauan pustaka untuk penelitian yang telah dilakukan sesuai yang
menyangkut permasalahan yang dihadapi dan memuat dasar teori yang
mendasari dalam pemecahan permasalahan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan bahan atau materi penelitian, alat penelitian, dan langkah penelitian
(variabel yang akan dipelajari meliputi model yang diusulkan, rancangan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis yang digunakan).
BAB IV JADWAL PENELITIAN
Berikan tempat dan waktu jadwal penelitian akan dilaksanakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil dan pembahasan yang
merupakan jawaban dari tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan referensi-referensi yang mendukung penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


Muhammad Faesal Hakim (2015) melakukan penelitian tentang analisis
stabilitas transien menggunakan metode trajektori kritis pada sistem multi mesin
dengan mempertimbangkan AVR dan governor yang menghitung nilai
pemutusan kritis dengan metode controlling unstable equilibrium point (CUEP)
perbedaan dari metode yang digunakannya yaitu waktu pemutusan kritis yang
diperoleh lebih cepat dari pada metode konvensional yang sering digunakan.
Gede Arjana P.P, dkk (2012) pada penelitiannya dianalisis pengaruh
penggunaan beban non-linear terhadap kestabilan sistem tenaga listrik 9 bus 3
mesin IEEE, sebelum dan sesudah terjadi gangguan (short circuit). Analisis yang
dilakukan adalah dengan mencari perbedaan respon tegangan, arus, dan putaran
rotor generator sebelum dan sesudah gangguan.
Hasyim Ashari (2017) membahas tentang analisis stabilitas peralihan di
PLTD Merawang yang terdiri dari 9 unit pembangkit dengan metode runge-kutta
dengan menganalisis dua kondisi yaitu kondisi 9 generator beroperasi dan 7
generator beroperasi dengan gangguan berupa gangguan 3 fasa pada saluran
transmisi dan bus.
Pujo Santoso (2014) dalam penelitiannya dibahas Analisis kestabilan
transien penerapan distributed generation (DG) pada sistem kelistrikan wilayah
Bengkulu. Analisis pada sistem tenaga menggunakan simulasi dengan
penambahan DG pada bus saluran sukamerindu dan pekalongan. DG yang
digunakan yaitu photovoltaic dengan kapasitas 1.2 MW dan microhydro dengan
kapasitas 2 x 700 kW. Sistem dengan tambahan DG memiliki respon kestabilan
sudut rotor lebih baik dibandingkan tanpa tambahan DG dengan critical clearing
time generator PLTA Musi 250 milidetik, generator 1- 4 PLTA Tess 230
milidetik dan generator 5-6 PLTA Tess 150 milidetik.
Yayang Surafik (2017) melakukan penelitian tentang analisis stabilitas
peralihan pada sistem tenaga listrik PLTU Air Anyir untuk mendapatkan waktu
pemutusan kritis circuit breaker dengan menggunakan metode pemecahan
persamaan ayunan sudut daya generator menggunakan fungsi ode45 Matlab
7.10.0 yang kemudian diperoleh plot grafik hasil waktu pemutusan kritis untuk
menentukan kestabilan generator.

2.2. Dasar Teori


2.2.1. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik adalah salah satu dari alat-alat untuk mengubah dan
memindahkan energi yang mempunyai peranan penting dalam menghadapi
berbagai macam tantangan. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian
utama yaitu : pusat pembngkit listrik, saluran transmisi, dan sistem distribusi.
(Stevenson, 1983)

Pusat
Pembangkit Gardu Induk Transmisi Gardu Induk Distribusi Beban

Gambar 2.1. Diagram Satu Garis Sistem Tenaga Listrik Sederhana ( Djiteng
Marsudi, 2006)

Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pembangkit listrik dan gardu


induk yang salinng dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga dapat
membangkitkan, menyalurkan membagi dan memanfaatkan tenaga listrik
sehingga dapat dialirkan kebeban.
Dalam suatu keadaan sistem tenaga listrik yang saling terinterkoneksi
tidak luput dari adanya kesalahan pada sistem sehigga menyebabkan
terganggunya aliran daya di berbagai bagin dari sistem. Kebanyakan gangguan
yang sering terjadi adalah pada saluran-saluran transmis, yang dapat
menimbulkan kerusakan besar pada suatu sistem khususnya dalam masalah
peralihan (transient) yang akan tercakup dalam keadaan studi kestabilan.
(Surafik, 2017)

2.2.2. Kestabilan Sistem Tenaga Listrik


Stabilitas sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
sistem tenaga listrik untuk tetap berada pada kondisi normal setelah sistem
mengalami gangguan.(Hakim, 2015). Dalam sistem tenaga listrik yang baik
maka suatu kestabilan harus dipenuhi yaitu sistem harus mampu memberi suplai
listrik yang terus menerus dengan tegangan dan frekuensi yang sesuai aturan dan
harus segera kembali normal bila terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik
tersebut. Stabilitas sistem memilki batas yaitu daya-daya maksimum yang
mengalir melalui suatu titik dalam sistem dipertahankan apabila sistem secara
keseluruhan terjadi gangguan namun tidak menyebabkan hilangnya stabilitas
suatu sistem. Faktor utama dalam masalah stabilitas adalah :
PM = Prime Mover
G = Generator Sinkron
X = Reaktans Beban
SL = Sumbu Beban

Gambar 2.2. Diagram Faktor Utama dalam Permasalahan Kestabilan


(William D. Stevenson,Jr., 1983)

Gangguan pada sistem tenaga listrik dibedakan menjadi dua macam yaitu
gangguan kecil yang bentuk perubahan beban terjadi secara kontinu dan sistem
menyesuaikan dengan perubahan kondisi. Selanjutnya yaitu gangguan besar,
pada gangguan besar sistem harus bertahan dari dalam dan luar sistem, dan juga
hubung singkat pada saluran atau lepasnya operasi suatu pembangkit listrik.
Sebuah sistem yang tidak stabil terjadi apabila responnya terhadap masukan
menghasilkan osilasi yang keras sehingga terjadinya getaran yang menimbulkan
amplitude dengan nilai tertentu. Secara umum permasalahan stabilitas sistem
tenaga listrik terkait dengan kestabilan sudut rotor, dan kestabilan tegangan.
Pengelompokan ini berdasarkan pada rentang waktu dan mekanisme terjadinya
ketidakstabilan.
Gambar 2.2. Klasifikasi Kestabilan Sistem Tenaga

Akibat terjadinya gangguan, pada pembangkit dan sistem menyebabkan


kinerja pembangkit menjadi lebih berat sehingga diperlukan penelaahan
kestabilan sistem tenaga listrik agar pembangkit yang mengalami gangguan
tidak terlepas dari sistem. Dalam analisis kestabilan sistem tenga listrik dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan sifat dan besarnya gangguan
yaitu :
1. Stabilitas tetap (steady state stability)
Stabilitas tetap adalah kemampuan suatu sitem tenaga listrik
mempertahankan sinkronisasi antara mesin-mesin dalam sistem setelah
mengalami gangguan keci (fluktuasi beban)
2. Stabilitas peralihan (transient stability)
Stabilitas peralihan merupakan kemampuan sistem dalam mempertahankan
sinkronisasi setelah terjadinya ganguan besar yang bersifat mendadak sekitar
satu ayunan pertama dengan asumsi bahwa pengatur tegangan otomatis
belum bekerja. Analisis stabilitas peralihan bertujuan untuk menentukan
sistem masih dalam keadaan serempak setelah terjadi gangguan berat atau
tidak
3. Stabilitas sub-peralihan (dynamic stability)
Stabilitas dinamis terjadi bila setelah ayunan pertama, sistem mampu
mempertahankan sinkronisasi sampai sistem dalam keadaan seimbang yang
baru. Analisis kestabilan dinamis memiliki ruang lingkup yang tidak terlalu
luas dan hanya menyangkut satu atau beberapa mesin yang mengalami
perubahan keadaan kerja secara perlahan atau berangsur-angsur.

2.2.3. Stabilitas Peralihan (Transient Stability)


Stabilitas peralihan merupakan kemampuan suatu sistem tenaga listrik
untuk mempertahankan sinkronisasi ketika mengalami gangguan transien.
Respon dari kondisi peralihan sistem yang dihasilkan, disebabkan oleh adanya
perubahan besar pada sudut daya generator dan dipengaruhi oleh hubungan
nonlinier sudut rotor terhadap daya. Kondisi peralihan itu sendiri merupakan
periode singkat perubahan sistem dari kondisi lama ke kondisi baru. Analisis
peralihan ini harus dilakukan untuk sebuah sistem agar diketahui berapa lama
sistem dapat bertahan ketika dan setelah terjadi gangguan.
Masalah kestabilan peralihan dapat dibagi menjadi dua yaitu permasalahan
kestabilan ayunan pertama (first swing) dan ayunan majemuk (multi swing).
Kestablian ayunan pertama didasari oloh model generator yang sederhana.
Dalam masalah kestabilan ayunan majemuk mencakup perioda analisis yang
lebih lama karena harus mempertimbangkan perngaruh sistem pengaturan
terhadap perilaku mesin dalam perioda waktu yang cukup lama. Dasar sistematis
untuk klasifikasi kestabilan berdasarkan atas berbagai pertimbangan sebagai
berikut:
1. Ukuran gangguan
2. Pemodelan yang tepat dan analisis gangguan yang spesifik
3. Rentang waktu saat gangguan berlangsung
4. Parameter sistem yang paling berpengaruh
Pada analisis tabilitas peralihan perlu ditambahkan asumsi-asumsi sebagai
berikut :
1. Sebagai mesin sinkron atau serempak direpresentasikan sebagai sumber
teggangan konstan
2. Aksi governor diabaikan dan daya maskukan diasumsikan selalu konsta
selama keeluruhan priode simulasi.
3. Semua beban diubah mejadi aditansi dan diasumsikan konstan
4. Redaman atau daya asinkron diabaikan.

2.2.4.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
1. Diagram satu garis (single line diagram) dari PLTD Pilang ke beban
2. Data Jaringan :
a. Panjang saluran
b. Resistansi saluran
c. Reaktansi saluran
3. Data Pembangkit Generator
a. Daya konstanta kelembaman (H)
b. Reaktansi
c. Kapasitas
4. Data Transformator
a. Kapasitas transformator
b. Tegangan sisi primer dan sekunder
c. Reaktansi
5. Data Beban

Adapun alat yang digunakan untuk penelitian yaitu :


1. Laptop / Personal Computer (PC)
2. Software MATLAB
3. Software ETAP
4. Software Visio
5. Kalkulator

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan selama penelitian dan
data yang didapat diolah seperti pada tabel-tabel berikut

Tabel 3.1. Data Pembangkit Generator di PLTD Pilang


S V X’d
No. Pembangkit PF
(MVA) (kV) pu

Tabel 3.2. Data Nama dan Tipe Setiap Bus

No. Nama Bus Tipe Bus

Tabel 3.3. Data Penyulang

No. Nama Penyulang Dari Bus Ke Bus Panjang (km)

Tabel 3.4. Data Pembebanan Pada Bus

No. Bus/Gardu Induk Total Beban (MW)

Tabel 3.5. Data Transformator Pada Pembangkit


Tegangan
Kapasitas Impedansi
No. Lokasi (kV)
(MVA) (pu)
Primer Sekunder

3.3. Langkah -langkah Penelitian


Untuk memudahkan dalam proses penelitian, dibuat langkah-langkah kegiatan
penelitian dalam bentuk diagram alir (flowchart) seperti pada gambar 3.1.

Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan data (saluran,


generator, transformator, beban)

Mengelompokkan data

Pengolahan data

Melakukan simulasi aliran


daya dengan software ETAP

Melakukan perhitungan arus, tegangan


peralihan, beban

Menentukan titik simulasi lokasi gangguan

Menghitung matriks admitansi sebelum


dan sesudah simulasi gangguan

Mereduksi matriks admitansi

Menentukan persamaan sudut daya


Gambar 3.1. Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

Berdasarkan gambar 3.2. dapat diketahui langkah-langkah analisis stabilitas


transien sebagai berikut:
1. Langkah pertama yaitu mengumpulkan data pembangkita, data saluran, data
transformator dan data beban
2. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan data-data yang akan digunakan
dalam analisis stabilitas
3. Mengolah data dengan menyamakan dasarnya menadi per-unit (pu)
4. Mensimulasikan aliran daya dengan menggunakan Etap untuk memperoleh
tegangan tiap bus, untuk mendapatkan nilai daya pembangkit dan beban seperti
daya aktif dan reaktif yang digunakan untuk menghitung arus, tegangan internal
peralihan, dan menghitung admitansi beban.
5. Menghitung arus, tegangan internal peralihan dan admitansi beban
6. Menentukan titik lokasi gangguan digunakan untuk memvariasikan percobaan
seperti gangguan di saluran dan di bus.
7. Setelah diperoleh titik-titik lokasi gangguan, kemudian dibuat matriks admitansi
selama gangguan dan setelah gangguan berdasarkan setiap titik lokasi gangguan
8. Selanjutnya yaitu menentukan persamaan sudut daya
9. Menentukan persamaan ayunan yang akan digunakan untuk simulasi waktu
pemutusan kritis pada Matlab
10. Untuk melakukan simulasi setelah didapatkan persamaa ayunan kemudian
menentukan waktu pemutusan kritis sementara untuk memperoleh grafik kestabilan
11. Mensimulasikan persamaan ayuanan dengan menggunakan fungsi ode45 pada
Matlab
12. Setelah disimulasikan, dapat di plot grafik hasil simulasi.
13. Apabila kondisi kurva stabil, dilakukan penambahan atau pegurangan waktu
pemutusan kritis lain untuk menentukan waktu ketidakstabilan
14. Jika telah ditemukan titik ketidakstabilannya maka waktu sebelum ketidakstabilan
terjadi merupakan batas waktu pemutusan kritis agar sistem tetap stabil.
15. Sehingga dapat diperoleh waktu pemutusan kritis agar tidak terjadi ketidakstabilan
yang menyebabkan pembangkit tidak sinkron dengan sistem.

3.4. Rancangan Penelitian

Mulai

Input data sistem sebelum


gangguan

Input lokasi gangguan

1. Studi Aliran Daya


2. Menghitung tegangan peralihan
3. Membentuk matriks admitansi beban
4. Mereduksi matriks admitansi

1. Membentuk dan mereduksi matriks


admitansi selama dan setelah gangguan
2. Membuat persamaan sudut daya
elektrik selama dan setelah gangguan
3. Membuat persamaan ayunan selama
dan setelah gangguan

Penetapan waktu pemutusan kritis


sementara menggunakan program
Matlab R2012a
Gambar 3.2. Diagram Alir Analisis Stabilitas Peralihan

Pada Gambar 3.2. diatas merupakan diagram alir analisis stabilitas peralihan
transien yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama dalam analisis stabilitas peralihan yaitu menginput data


sistem sebelum gangguan berupa data saluran, transformator, pembangkit dan
beban)
2. Selanjutnya yaitu menentukan titik gangguan yang akan dianalisis
3. Kemudian dilakukan studi aliran daya dengan menggunakan aplikasi Etap
12.6.0
4. Setelah itu dihutng tegangan peralihan serta membuat matriks admitansi serta
mereduksi matriks admitansi tersebut untuk kondisi sebelum terjadi gangguan
5. Membentuk matriks admitansi dan mereduksi matriks admitansi tersebut untuk
kondisi selama gangguan dan setelah gangguan berdasarkan lokasi gangguan
yang akan dianalisis
6. Menetapkan waktu pemutusan kritis sementara untuk memperoleh waktu
pemutusan kritis sebenarnya melalui hasil plot grafik simulasi dengan
menggunakan Matlab R2012a
7. Dilakukan simulasi pada Matlab R2012a dengan mengubah-ubah waktu
pemutusan kritis sampai diperoleh waktu pemutusan kritis dengan syarat waktu
pemutusan kritis lebih kecil dari waktu pemutusan gangguan
8. Setelah diperoleh waktu pemutusan gangguan maka dapat ditarik kesimpulan
dari analisis dan simulasi yang telah dilakukan.
3.5. Analisis Data
• Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mereduksi
matriks admitansi untuk memperoleh persamaan ayunan yang merupakan sistem
persamaan differensial untuk kondisi selama gangguan dan setelah gangguan.
Dalam analisis faktor redaman diabaikan, daya mekanik dan tegangan internal
dianggap tetap, konstanta H setiap pembangkit diubah ke dasar yang sama. Beban-
beban turut diperhitungkan pada matriks admitansi. Beban diubah menjadi nilai
impedansi atau admitansi sesuai dengan daya P, Q dan tegangan rel tempat beban
dihubungkan.

BAB IV
JADWAL PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun mengenai penelitian dan alokasi waktu yang digunakan pada
penelitian ini dilakukan di:
Tempat : PLTD Pilang
Waktu : Selama 3 bulan.

4.2 Jadwal Penelitian


Adapun tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya adalah
sebagai beriku:
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan Target
Januari Februari Maret (%)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengumpulkan data 100
2 Mengelompokkan dan mengolah
100
data
3 Simulasi aliran daya 100
4 Melakukan perhitungan untuk
100
analisis stabilitas
5 Mensimulasikan dan plot grafik
100
hasil perhitungan
6 Analisis hasil 100
7 Penyusunan laporan 100

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Faesal Ahmad. 2015. “Analisis Stabilitas Transien Menggunakan Metode


Trajektori Kritis Pada Sistem Multi Mesin Dengan Mempertimbangkan AVR Dan
Governor” . Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh November. Surabaya.

P.P. Gede Arjana,dkk. 2012. “Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik
dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear”. Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. JURNAL
TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6.
Ashari, Hasyim. 2017. “Analisis Stabilitas Peralihan (Transient) Sistem Tenaga Listrik
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Merawang”. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung. Bangka Belitung.

Pongtiku, James A. 2014. “Analisa Stabilitas Transien Untuk Menentukan Waktu


Pemutusan Kritis (Critical Clearing Time) Pada Jaringan Transmisi 70 kV PLTA
Tanggari II-GI Sawangan Dengan Menggunakan Program Matlab” . Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado. e-journal Teknik
Elektro dan Komputer (2014), ISSN 2301-8402

Santoso, Pujo. 2014. “Analisis Kestabilan Transien Penerapan Distributed Generation


Pada Sistem Kelistrikan Wilayah Bengkulu” . Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Bengkulu. Bengkulu.
Surafik, Yayang. 2017. Analisis Stabilitas Peralihan Pada Sistem Tenaga Listrik PLTU Air
Anyir. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung.
Bangka Belitung.

Stevenson, William D.Jr., 1983. “Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi Keempat”.
Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai