Laporan Sonya (KP PLTD Sentani)
Laporan Sonya (KP PLTD Sentani)
Laporan Sonya (KP PLTD Sentani)
BAB I PENDAHULUAN
Dengan kerja praktek ini diharapkan dapat membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal. Kerja praktek ini merupakan bagian yang paling relevan dengan bidang studi mahasiswa, maka diharapkan mahasiswa dapat lebih mencurahkan perhatian serta pikirannya pada bidang ini dengan sungguh-sungguh membuat perbandingan relevansi maupun aplikasi dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat memiliki pemahaman yang baik dan tidak canggung menghadapi teknologi yang ada di dunia industri serta diharapkan mampu mengembangkannya meskipun tahap pengembangan ini dalam bentuk studi. Di samping itu mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi dan membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak dapat diterapkan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, yang akan memberikan peluang kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia yang dapat diandalkan bagi pembangunan nasional. Dengan demikian setelah mahasiswa menyelesaikan studi kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap pakai seperti yang diharapkan, terutama dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berpotensi.
1.3
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) serta jenis cara kerja peralatan listrik di PLTD Sentani.
1.6
kabupaten Jayapura. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam tiga metode yang lazim digunakan, yaitu : 1. Metode Diskusi Metode ini dilaksanakan dengan diskusi yang dipimpin oleh : 1. Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTD, yaitu Bapak Hamzah Z. 2. Pembimbing Lapangan adalah Bapak Mikael Sokoy dan Yesaya Aruri.
3. Melakukan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup kerja praktek yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab, penjelasan secara garis besar tentang sistem kelistrikan dan peralatan yang digunakan. 2. Metode Praktik Lapangan Metode ini merupakan pengamatan secara langsung di lapangan tentang cara kerja generator, pemeliharaan peralatan listrik, sistem
Transmisi/Distribusi.. 3. Metode Studi Literatur Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah dilakukan karena metode ini lebih banyak dikerjakan di perpustakaan dengan membaca buku dan instruksi manual (manual instruction).
BAB III : GAMBARAN UMUM PLTD Bab ini akan membahas gambaran secara teknis Pembangkit Listrik Tenaga diesel, bagianbagian pembangkit serta peralatan pembantu pada pembangkit. BAB IV : PEMBANGKITAN DAN DISTRUBUSI DAYA LISTRIK Bab ini akan membahas bagaimana listrik dibangkitkan hingga dapat di salurkan melaui saluran distribusi Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil Kerja Praktek dan saran-saran yang diajukan penulis.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi pada tanggal 16 juni 1994 dikeluarkan peraturan Pemerintah No.23 yang
menetapkan perubahan perusahaan umum menjadi PT.PLN (Persero) berlaku diseluruh jajaran PLN di Indonesia mulai terhitung tanggal 1 Juli 1994. Berdasarkan pembagian struktur organisasi secara operasional PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura sesuai keputusan Pimpinan PT.PLN Wilayah X Irian Jaya Nomor : 441.K/023/PW.X/1994 tanggal 8 Oktober 1994, maka daerah kerja PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura dirincikan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Rayon Jayapura Rayon Abepura dengan 5 Listrik Desa Ranting Sentani dengan 17 Listrik Desa Ranting Genyem dengan 25 Listrik Desa Ranting Wamena dengan 2 Listrik Desa Ranting Sarmi dengan 5 Listrik Desa Ranting Arso dengan 18 Listrik Desa Dan 2 (dua) Sentral besar yaitu : PLTD Yarmoch & PLTD Waena
tepatnya berada di Kompleks PLTD Sentani dimana semua unit pembangkit, kantor, bengkel, pengolah pemurnian air, switch yard, dan peralatan bantu lainnya ada dalam kompleks PLTD yang luasnya 750 mm2.
1. 2. 3. 4.
pendingin untuk
generator dan panel kontrol mesin atau generator. Disamping itu PLTD terdapat peralatan umum antara lain terdiri atas kompresor
udara untuk menjalankan mesin, tangki persediaan bahan bakar, tangki atau kolam persediaan air, pemadam kebakaran , pembakar limbah (incinerator). Selanjutnya termasuk pula bangunan SPD alat
pengangkat (over head crane), transformator penaik tegangan, panel hubungbagi (switchgear) dan bangunan bengkel atau gudang,
10
Kapasitas SPD PLN membakukan kapasitas SPD sebagai berikut : - Kelas 1 : - Kelas 2 : - Kelas 3 : - Kelas 4 : - Kelas 5 : - Kelas 6 : - Kelas 7 : - Kelas 8 : - Kelas 9 : SPD berkapasitas 50 Kw PLTD bakal
SPD berkapasitas 100 Kw SPD berkapasitas 250 Kw SPD berkapasitas 500 Kw SPD berkapasitas 750 Kw SPD berkapasitas 1000 Kw SPD berkapasitas 2500 Kw SPD berkapasitas 4000 Kw SPD berkapasitas 6000 Kw PLTD sedang PLTD kecil
Kapasitas SPD tersebut diatas mendapatkan toleransi sebesar 10 % sampai 20%, sehingga dapat dipenuhi oleh sebagian besar pabrik pembuatan SPD. Pengelompokan SPD dalam PLTD bakal, PLTD kecil, PLTD sedang dan PLTD besar , dimaksudkan untuk memudahkan dalam perencanaan PLTD. Pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel didasarkan atas berbagai faktor yang diperoleh dari pemasangan pengalaman pembangkit dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangkit-
pembangkit listrik tenaga diesel yaitu : a. Perecanaan untuk proyek proyek pemasangan pembangkit diesel. b. Pembelian pembangkit listrik. c. Referensi dari produsen pembangkit diesel. d. Pembangkit diesel yang dipakai untuk memikul beban dasar. Pertimbangan dasar yang sangat penting bagi pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel ialah umur ( life time ) mesin diesel. Kecenderungan
teknologi modern ialah membuat mesin dengan putaran yang lebih tinggi, oleh karena dengan putaran yang lebih tinggi ini dapat dibuat mesin yang
11
Kemajuan teknologi dibidang metallurgi ( logam ) memungkinkan hal ini dan oleh karena itu setiap produksi dari type dan oleh karena itu setiap produksi dari tipe dan peraturan tertentu haruslah dibuktikan keberhasilannya setelah beroprasi yang berhasil baik selama 12.000 jam atau dua tahun. Faktor-faktor yang
menentukan umur mesin adalah : a. Putaran mesin (h). b. Tekanan ( silinder 0 efektif rata-rata (Pe). c. Kecepatan torak rata-rata (Lm). Yang diperoleh dari rumus berikut ini :
Berlaku khusus bagi mesin empat langkah=diesel, dimana : M D S h j Pe = Kapasitas Mesin (kw) = Diameter silinder (cm) = Langkah torak (cm) = Putaran per menit (ppm) = Jumlah Silinder = Tekanan (silinder) efektif rata-rata (kg/cm2)
12
13
b. Konfigurasi jaringan primer Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat mengguna kan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat primer. Sistem jaringan distribusi yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah sistem radial, dimana sistem ini merupakan jaringan distribusi primer yang sederhana dan murah biaya bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi
investasinya. Pada jaringan ini arus yang sangat besar adalah yang paling dekat dengan gardu induk. Tipe ini dalam penyaluan tenaga listrik kurang handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan menyebabkan terjadinya pemadaman pada penyulang tersebut.
14
4.1.2 Isolator
Isolator biasanya disebut bahan penyekat-penyekat listrik terutama dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Fungsi utama isolator adalah sebagai alat pengisolasi antara kawat dengan tiang atau dengan kawat fase yang lain. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat isolator adalah porsele (lebih banyak digunakan) dan gla. Jenis isolator yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah isolator piringan dan isolator pin-pos.
yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya
15
2. Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus
3. Recloser Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini secara fisik yang sistem dapat dari mempunyai kemampuan otomatis seperti untuk pemutus beban
mengamankan
hubung singkat.
16
Gambar 4.4 Recloser 4. Saklar seksi otomatis (sectionaliser) Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-sama dengan PBO yang berfungsi
sebagai pengaman back-up nya. Alat ini menghitung jumlah operasi pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan secara otomatis disisi hulu dan SSO back-up nya pada
ini membuka
Gambar 4.5 Pemutus Daya 5. Pelebur (fuse cut out ) Fuse cut out adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari disesuaikan komponen yang telah dirancang khusus dan
ukurannya untuk
membuka rangkaian
dimana
17
pelebur
4.2 Data Perkembangan Distribusi Dan Beban Puncak Pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani
Berikut ini adalah beberapa data perkembangan distribusi dan beban puncak incoming dan penyulang pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.
18
Unit Unit Kw Kw Kw Plg/VA Plg/VA Plg/VA Plg/VA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA
19
NO 4
URAIAN TOTAL PANJANG SR TC 4x16 mm2 TC 4x10 mm2 TC 2x16 mm2 TC 2x10 mm2 TOTAL TIANG TEG. RENDAH Tiang besi Tiang kaleng Tiang pipa Tiang kayu TOTAL SALURAN LAMPU JALAN Saluran CU 10 mm2 Saluran CU 6 mm2 Saluran TC 10 mm2 TOTAL TITIK LAMPU JALAN Lampu Mercury 250 watt Lampu Mercury 160 watt Lampu Neon (TL) TOTAL TIANG LAMPU JALAN Tiang Besi Tiang Khusus TOTAL TIANG S U T M 20 KV Tiang Besi Tiang Menara Tiang Pipa TOTAL S K T R 4x185 mm2 4x150 mm2 4x120 mm2 4x95 mm2 4x70 mm2 4x50 mm2 4x35 mm2 4x25 mm2 4x16 mm2 4x10 mm2 TOTAL PANJANG KAWAT BC SUTR BC 50 mm2 BC 35 mm2 BC 25 mm2 BC 16 mm2 BC 10mm2
SATUAN kms kms kms kms kms Btg Btg Btg Btg Btg kms kms kms kms Bh Bh Bh Bh Btg Btg Btg Btg Btg Btg Btg kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms
JUMLAH 2.063.598 1 2 10 2.063.586 1.706 1.533 205 0,36 0,36 756 756 956 956 22.416 22.416 6,19 0,04 0,04 0,90 1,36 0,12 1,72 0,04 2,01 5,80 5,20 0,60 -
KET -
10
11
20
12
TOTAL PANJANG KAWAT A3C SUTR AAAC 70 mm2 AAAC 50 mm2 AAAc 35 mm2 TOTAL PANJANG TC AL TC 3x70 mm2 x 1x50 mm2 TC 3x35 mm2 x 1x50 mm2 TC 2x35 mm2 x 1x50 mm2 TC 2x25 mm2 x 1x50 mm2 TC 3x50 mm2 x 1x 50 mm2 TC 2x25 mm2 x 1x25 mm2 TC 2x16 mm2 TC 2x10 mm2
kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms
27,1 0,12 12,00 14,99 139,00 99,30 34,94 0,40 1,65 0,50 2,21
13
3.2.2 Data
PT.PLN
21
dan Saluran Tegangan Rendah beserta dampak yang terjadi terhadap jaringan tersebut. Dimana gangguan - gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah ini sangat penting untuk ditangani karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko yang tidak baik terhadap performace operasi sistem distribusi tenaga listrik dan kualitas pelayanan beban si sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan bagi keselamatan manusia dan lingkungan.
disebabkan oleh hewan, seperti kelelawar yang begantungan pada isolator dan gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan
yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada
kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
22
kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa. b) Hubung singkat dua fasa Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu penghantar fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current). Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan pohon - pohon yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung singkat dua fasa, arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus singkat tiga fasa. c) Hubung singkat tiga fasa. Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat diakibatkan oleh jaringan. Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Sambaran petir yang mengenai jaringan 2. Menempelnya layng-layang pada kabel jaringan 3. Pohon atu ranting yang menempel pada kabel jaringan 4. Hewan yang menempel pada kabel jaringan 5. Hilangnya atau putusnya kawat netral Dari beberapa faktor gangguan di atas, faktor yang biasanya terjadi pada jaringan tegangan menengah pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero) tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel hubung
23
Ranting Sentani adalah menempelnya layang-layang pada kabel jaringan, pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan dan hewan yang menempel pada kabel jaringan. Sedangkan untuk faktor gangguan petir dan hilangnya kawat netral jarang terjadi pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.
24
isolasi kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak dari korosi.
Gambar 4.7 Tab Konektor Kedap Air ( piercing conektor) Sedangkan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah dengan menggunakan sistem 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral adalah ketidak seimbangnya beban,yang salah satu penyebab keadaan beban tidak seimbang adalah beda fasa dari beban tiga fasa tidak seimbang. Untuk jaringan tegangan rendah dengan system 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral terdiri dari dua jenis kondukror yaitu konduktor telanjang dan konduktor twisted cable.
25
4.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah Dan Jaringan Tegangan Rendah
Dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan menengah adalah dengan adanya sambaran petir yang mengenai kabel jaringan, ranting pohon yang menempel pada jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel jaringan maka akan berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa. Terjadinya over current akan membuat akan membuat system relay proteksi atau system pengaman jaringan bekerja. Apabila terjadi arus lebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay bekerja, dengan demikian akan sering pula trafo daya menerima hubung singkat, dimana akan memperpendek umur trafo tersebut. Sedangkan dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) adalah dengan rusaknya sambungan yang menggunakan tab konektor dapat megakibatkan losse contac sehingga sumber arus menjadi nol dan terputusnya arus yang menuju ke pelanggan. Adapun dampak yang ditimbulkan dari masalah ketidak seimbang beban adalah dapat mengakibatkan penghantar netral yang dipasok dari gardu distribusi dengan sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan netral mengalir arus, jika di hantaran pentanahan netral terdapat nilai tahanan dan di aliri arus, maka kawat netral akan bertegangan yang dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.
26
menengah dan gangguan losse contac dan ketidak seimbangan beban pada jaringan tegangan rendah dapat diselesaikan dengan beberapa alternative pemecahan diantaranya adalah :
Gambar 4.8 Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah 2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam hal pemeliharaan jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting yang terkena jaringan tegangan menengah
27
3. Memasang dan memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan-gangguan hubung singkat, Recloser, Arester, relay arus lebih (over curren), dan pelebur (fuse cute out).
Gambar 4.9 Fuse Cute Out (Pelebur) Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis memilih alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu kabel tegangan menengah secara berkala dengan
pemeliharaan
memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel tegangan menengah dan membersihkan kabel tegangan menengah dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat dalam melakuakan pemeliharaan terhadap jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting yang terkena kabel jaringan tegangan menengah. Penulis memilih dua poin ini karena apabila kabel tegangan menengah sudah terpelihara dan tidak adanya pohon atau ranting yang mengenai kabel jaringan tegangan menengah maka sistem distribusi pun akan lancar dan gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada system.
28
4.4.2 Alternatif Pemecahaan Masalah Pada Gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
1. Pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dapat dilakuakn dengan mengganti tab konektor yang telah rusak dengan tab konektor yang baru.
Gambar 4.10 Penggantian Tab Konektor 2. Sedangkan untuk mengatasi masalah ketidak seimbangan beban yang timbul pada jaringan tegangan rendah dengan munggunakan sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah dengan melakukan pemeliharaan jaringan dengan cara membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor telanjang). Sedangakan untuk twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali untuk kabel yang tertekan dahan pohon. Memonitoring
keseimbangan beban pada tiap-tiap fasa, agar konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah.
29
Dari alternatif pemecehan masalah diatas, penulis memilih poin satu dan dua yaitu pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah dengan sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral dan memonitoring keseimbangan beban pada masingmasing fasa. Penulis memilih dua poin diatas karena dengan dilakukanya pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dengan cara mengganti konektor yang telah rusak, di harapkan dapat mengatasi gangguan losses contac pada jaringan tegangan rendah, dan juga dengan dilakukanya pemeliharaan terhadap tegangan rendah pada sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral dan memonitor keseimbangan beban pada tiaptiap fasa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang timbul pada jaringan tegangan rendah.
30
5.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan beberapa permasalahan dan pemecahan masalahnya dibidang pemeliharaan jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah yaitu masalah gangguan dan dampak yang ditimbulkannya, maka ada bebeapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu : 1. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan pada bagian pemeliharaan jaringan tegangan menengah adalah masalah gangguan dan dampak yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah. 2. Gangguan yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa dan hubung singkat tiga fasa. Dan gangguan dan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah adalah losse contac dan ketidak seimbangan beban. 3. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah terjadi arus lebih (over current). Dimana arus lebih (over current) dapat berbahaya bila alat proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi dengan semestinya. Dampak yang terjadi akibat losse contac adalah terputusnya arus tegangan sedangkan dampak yang terjadi akibat masalah ketidak seimbangan beban adalah dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.
31
4. Pemecahan masalah gangguan pada jaringan tegangan menengah dan rendah, yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala.
5.2 Saran
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas dalam mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat menjadi masukan bagi kita semua terutama pihak PT.PLN (Persero) Ranting Sntani. Dengan melakukan pemeliharaan secara berkala diharapkan dapat membantu dalam mengurangi gangguan dan masalah pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah. Melihat hal di diatas, penulis meyarankan untuk lebih meningkatkan pemeliharaan jaringan secara insentif dan berkala serta pengawasan dan kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat.
32
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura. 2011, Sejarah Dan Lokasi Perusahaan. PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.2011, Data Perkembangan Distribusi, Data Beban Puncak, Single Line Penyulang Dan Data Gardu, Alamat Dan Daya Terpasang Pada Setiap Penyulang. http// www.jendeladistribusi.org, 2009, Materi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah. [ 10 September 2011] http// www.demam48.files.wordpress.com, 2010, Pengaman Pada Jaringan Distribusi. [ 21 September 2011]
33