Bahan Negosiasi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

SENI BERNEGOSIASI DALAM KEWIRAUSAHAAN

Seorang negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi dan kapan harus
menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk menekan lawan bicaranya. Teknik
negosiasi bukan hanya dipakai sebagai alat untuk menyudutkan tetapi juga untuk bela diri bila tersudut.
Negosiasi adalah suatu kegiatan yang unik, ada unsur sains, seni/kiat dan teknik. Lokakarya aktif ini akan
menunjukkan kepada Anda bagaimana bekerjasama daripada agak bersaing dengan pihak lain untuk
mendapatkan hasil yang baik bagi kedua pihak.

Dalam hal ini adalah negosiator dengan calon pembeli untuk mencapai kesepakatan bersama. Agar
proses negoisasi dapat berjalan secara efektif dan efi sien maka negosiator harus mempunyai
kemampuan untuk bernegosiasi. Adapun kemampuan yang dimaksudkan adalah:

Kemampuan berkomunikasi dengan calon pembeli;

Kemampuan untuk mengetahui kondisi fi sik dan suasana hati calon pembeli saat bernegosiasi;

Kemampuan untuk memulai dan memproses jalannya negosiasi dengan cara memciptakan hubungan
yang harmonis dan akrab.

1) Kemampuan berkomunikasi dengan calon pembeli Agar komunikasi dapat berjalan lancar dibutuhkan
keterampilan dan tehnik yang tepat baik secara komunikasi verbal maupon non verbal.

Komunikasi verbal penyampaian fi kiran dan keinganinan yang diungkapkan dengan kata-kata sehingga
negosiator dapat menjelaskan secara konkret;

Komunikasi non verbal merupakan sikap negosiator yang ditunjukkan dalam bahasa tubuh (gerakan),
misalnya: memberikan senyuman; ekspresi wajah, posisi duduk; gerakan legan dan jari; anggukan kepala;
kontak mata, variasi nada suara dan kecepatan bicara; sikap berdiam diri.

2) Kemampuan untuk mengetahui kondisi fisik dan suasana hati calon pembeli saat bernegosiasi Ketika
pertama kali bertemu dengan calon pembeli negosiator harus mengetahui dan tanggap terhadap:

Penampilan jasmaniah calon pembeli apakah kondisi fi sik terlihat segar, lesu atau tidak bergairah. Begitu
juga dengan pandangan matanya apakah terlihat semangat kelelahan atau kosong;
Memperhatikan gaya bicaradan sikap calon pembeli pada saat berlangsungnya negosiasi dan itu dapat
dilihat ketika calon pembeli menanggapi pembicaraan negosiator;

Memperhatikan isyarat-isyarat yang diperlihatkan oleh calon pembeli (dapat berupa gerakan tangan,
anggukan kepala dsb.) sebagai tanda pada saat berbicara;

Memperhatikan calon pembeli dalam mengambil jarak dengan negosiator pada saat berbicara;

Memperhatikan kondisi lingkungan calon pembeli, baik lingkungan kerja, lingkungan pergaulan sosialnya
maupun lingkungan keluarganya.

3) Kemampuan untuk memulai dan memproses jalannya negosiasi dengan cara menciptakan hubungan
yang harmonis dan akrab Setelah mengetahui seperti apa kondisi calon pembeli yang ditunjukkan dalam
penampilan, gerakan dan pembicaraannya ketika pertama kali bertemu, setidaknya memberikan
gambaran pada negosiator bagaimana sebaiknya bertindak dan membuka percakapan.

Dalam membuka pembicaraan dapat dimulai dengan pembahasan yang ringan mengenai lingkungan
kerja, hobby dan sebagainya. Setelah itu baru berbicara tentang hal-hal yang dapat mengarah pada
pokok pembahasan dalam negosiasi.

Adanya pembahasan yang ringan sebagai pemanasan sebelum beranjak ke inti permasalahan dapat
dijadikan jalan untuk mempererat hubungan yang harmonis antara keduanya. Tetapi yang perlu diingat
dalam berbicara yaitu sedapat mungkin dilakukan dengan penuh perhatian dan kehangatan disertai
dengan nada suara yang bersahabat. Dengan perhatian dan kehangatan tersebut calon pembeli merasa
diterima dan dihargai.

Negosiasi juga dapat terjadi sebagai tanggapan terhadap usulan program dari pihak pertama kepada
pihak kedua. Sebagai contoh, sebuah organisasi sosial sebagai pihak pertama mengajukan usulan
program tentang pemberdayaan usaha rumah tangga di wilayah kecamatan tertentu kepada pemerintah
kabupaten sebagai pihak kedua. Agar usulan itu menguntungkan kedua belah pihak, wakil dari setiap
pihak perlu bertemu untuk melakukan negosiasi.

Negosiasi dan Cara Melakukannya

1. Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha
menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara
Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata.
2. Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai
persoalan yang menuntut penyelesaian bersama. Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan
posisi setiap pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-butir yang sama sehingga akhirnya
kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama. Sebelum negosiasi dilakukan, perlu ditetapkan terlebih
dahulu orang-orang yang menjadi wakil dari setiap pihak. Selain itu, bentuk atau struktur interaksi yang
direncanakan juga perlu disepakati, misalnya dialog langsung atau melalui mediasi.

Serangkaian tindakan dilakukan agar negosiasi berjalan lancar. Tindakan tersebut adalah:

mengajak untuk membuat kesepakatan,

memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan,

membandingkan beberapa pilihan,

memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan,

mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama, dan

menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.

3. Selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak.
Untuk itu, komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara cara yang santun. Cara-cara itu dapat
ditempuh dengan:

menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis,

mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak,

mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua
belah pihak,

mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan

memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah pihak.

KEWIRAUSAHAAN

“Kemampuan Komunikasi Bisnis dan Negosiasi”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Drs. A. Banajid

Disusun oleh :

Diah Fajriah S.M : 1112015000008

Dede Tiara Rachmawaty : 1112015000041

M. Fathurahman Asbaha : 1112015000049

Siti Nurjannah : 1112015000091

PROGRAM STUDI EKONOMI - AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah bisnis yang berarti suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya. Ada 3 hal penting dalam bisnis, yaitu semua bisnis menghasilkan
barang atau jasa, semua bisnis mencari keuntungan, dan semua bisnis mencoba meneruskan keinginan
konsumen.

Mengapa kita perlu berbisnis? Karena bisnis memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, bisnis bisa dijadikan sebuah pilihan karir atau profesi. Alasan lain yang mendorong
kita untuk berbisnis adalah keinginan untuk memiliki dan untuk menjelaskan kepada konsumen tentang
produk yang dihasilkan.

Menjalankan sebuah bisnis bukan suatu hal yang mudah, karena dalam pelaksanaannya kita
memerlukan persiapan yang matang serta memiliki keterampilan dalam aspek-aspek yang mendukung
berjalannya bisnis. Salah satu keterampilan penting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah
keterampilan dalam bernegosiasi.

Tidak bisa dipungkiri, dalam bisnis kita tidak bisa berjalan secara individu. Dalam bisnis, kita akan
memerlukan dan akan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan dalam bernegosiasi akan
mempermudah perjalanan suatu bisnis, karena kita akan dengan mudah mendapatkan kesepakatan yang
sesuai dengan keinginan kedua belah pihak yang melakukan kerja sama.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

a. Apakah pengertian negosiasi?

b. Bagaimana karakteristik negosiator yang baik?

c. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam negosiasi?

d. Bagaimana prinsip pelaksanaan negosiator?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini antara lain:

a. Mengerti apa yang dimaksud dengan negosiasi

b. Mengetahui bagaimana karakteristik seorang negositor yang baik

c. Memahami apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam negosiasi

d. Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan negosiator.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua belah pihak. Negosiasi
juga bisa disebut sebagai perundingan. Seseorang yang melakukan negosiasi disebut negosiator. Dalam
melakukan negosiasi seorang negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan intuitif
dalam melakukan negosiasi. Hal tersebut dikarenakan negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi
yang berdasarkan data riil, akurat, dan faktual.

Negosiasi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan,
sendiri atau dalam kelompok;

b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;

c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain) maupun
tukar menukar (barter);

d. Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah;

e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan
kita inginkan terjadi;

f. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak,
meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.

Ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang negosiator, antara lain:

a. Informasi

Seorang negosiator harus memiliki kemampuan untuk mencari, mengolah dan memanfaatkan informasi
yang riil, akurat, dan faktual.

b. Ilmu Pengetahuan
Seorang negosiator diharuskan memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara bernegosiasi yang efektif.

c. Penilaian

Seorang negosiator harus memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menilai situasi dan kondisi proses
negosiasi.

d. Bijak/Arif

Seorang negosiator diharapkan bertindak dengan pegangan moral (etika bisnis) dalam proses negosiasi.

2.2 Karakteristik Negosiator yang Baik

Negosiator seperti yang telah diungkapkan di atas adalah orang yang melakukan negosiasi atau
perundingan. Negosiator dibedakan menjadi 2 dilihat dari tujuan dalam negosiasi tersebut, yaitu:

a. Value Claimers

Seorang negosiator yang memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak
berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin
jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen
yang memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar yang alot.

b. Value Creator

Seorang negosiator yang mengutamakan proses dinama akan menguntungkan kedua belah pihak.
Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi. Cara yang
digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian
kepentingan kedua belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif.

Untuk menjadi seorang negosiator yang baik, seseorang tidak hanya dituntut untuk memiliki
kemampuan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, seorang negosiator yang baik dituntut untuk memiliki
sifat-sifat berikut:

a. Percaya diri

Dalam bernegosiasi kepercayaan diri sangat diperlukan, karena yang dipertimbangkan bukan hanya
materi yang disampaikan tetapi juga bagaimana cara penyampaiannya. Ketika seseorang memiliki
kepercayaan diri yang kurang, maka penyampaian materi juga kurang optimal, sehingga secara tidak
langsung akan membuat ragu pihak lain yang diajak bernegosiasi.
b. Menghargai orang lain

Sifat menghargai orang lain mungkin dinilai tidak ada kaitannya dengan negosiasi. Tetapi sebenarnya hal
tersebut sangat penting, karena ketika kita menghargai orang lain kita akan membina sebuah awal
hubungan yang baik, sehingga akan mempermudah proses negosiasi. Menghargai orang lain dapat
berupa kita mengenali orang-orang disekitar, kemudian lebih fokus pada kelebihan tanpa mencari
kekurangan dan kesalahan orang lain, dan yang paling penting adalah membangun hubungan saling
percaya.

c. Menciptakan penampilan yang baik

Ketika bernegosiasi kita akan dihadapkan pada sebuah interaksi dengan pihak lain. Dalam sebuah
interaksi penampilan yang sopan tapi menarik akan lebih membuat nyaman, sehingga akan tercipta
suasana yang kondusif untuk mencapai sebuah kesepakatan.

d. Dapat mengendalikan emosi

Dalam bernegosiasi tidak bisa dipungkiri kita akan berada pada sebuah konflik antara kedua belah pihak.
Dalam situasi tersebut, seorang negosiator harus mampu mengendalikan emosi dan egonya, karena jika
emosi tidak terkendali maka tujuan dari negosiasi tidak akan tercapai.

e. Tidak merasa sempurna

Ketika seseorang merasa bahwa dirinya sempurna, maka orang tersebut tidak akan mau menerima kritik
atau saran yang ditujukan kepadanya. Seorang negosiator yang baik harus mampu dan mau menerima
kritik dan saran, karena hal tersebut akan membantu meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan
dalam bernegosiasi.

f. Ramah, sopan, simpatik dan humor

Sikap ramah dan sopan merupakan sikap yang wajib dimiliki setiap orang bukan hanya seorang
negosiator. Dalam bernegosiasi, sikap tersebut akan menciptakan persepsi dari pihak lain bahwa kita
memiliki pembawaan yang menyenangkan dan bersahabat kepada siapa saja. Untuk sikap simpatik, hal
tersebut akan menunjukkan bahwa kita tidak hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri tetapi
juga memperhitungkan keadaan dan kepentingan orang lain. Humoris juga diperlukan dalam
bernegosiasi, karena dengan sedikit humor akan mencairkan suasana yang tegang sehingga kembali ke
suasana kondusif.
g. Berpikir positif

Seseorang yang berpikir positif akan selalu optimis dalam setiap langkah yang dijalaninya. Berpikir positif
sangat diperlukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan rancangan-rancangan yang dinegosiasikan
untuk ke depannya.

h. Sabar, ulet dan tidak mudah putus asa

Sabar dan tidak terburu-buru dalam bernegosiasi menandakan bahwa kita akan berpikir berulang kali
sebelum membuat sebuah keputusan, dan hal tersebut akan menambah kesan positif kepada pihak yang
kita ajak bernegosiasi. Sifat ulet dan tidak mudah putus asa akan mencerminkan bahwa kita pekerja
keras dan tidak mudah menyerah untuk mencapai apa yang menjadi tujuan kita.

i. Mencintai dan memiliki profesi yang ditekuni

Ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita akan melakukan hal tersebut dengan bersungguh-
sungguh dan seoptimal mungkin dengan mengharapkan hasil yang sesuai keinginan. Ketika kita memiliki
sikap tersebut, pihak lain tidak akan ragu apabila bekerjasama dengan kita.

2.3 Kemenangan sebagai Dambaan Negosiator

Memenangkan negosiasi adalah dambaan dan tujuan setiap negosiator. Namun, sebelum memenangkan
sebuah negosiasi kita perlu menang terhadap hal-hal berikut:

a. Kelemahan pribadi kita

Menang dari kelemahan pribadi bagi sebagian orang bukan hal yang sulit, tetapi tidak sedikit yang
merasa sulit mengalahkan kelemahan dirinya sendiri. Hal tersebut bisa sulit karena terkadang kita tidak
tahu apa kelemahan kita, atau ketika kita sudah tahu apa kelemahan diri kita tetapi tidak tahu
bagaimana mengalahkannya. Atau bahkan ada yang sudah mengetahui kelemahan dan bagaimana
mengalahkannya tetapi tidak mau melakukan sesuatu. Kenapa kita perlu menyingkirkan kelemahan
pribadi kita? Karena kelemahan dari dalam sendiri akan menghancurkan kita suatu saat nanti.

b. Godaan-godaan di sekitar kita


Godaan dari luar bisa diatasi ketika kita sudah teguh dan istiqomah dengan apa yang kita niatkan dan
kita tuju.

c. Siasat orang yang ingin merugikan

Untuk mengatasi siasat dari orang-orang yang merugikan, kita bisa belajar dari pengalaman pribadi
ataupun pengalaman orang lain. Karena pengalaman adalah guru terbaik bagi siapa saja yang
memperhatikan.

d. Jebakan dan tipuan realitas-realitas palsu

Jebakan dan tipuan realitas-realitas palsu juga bisa dipelajari dari pengalam pribadi maupun orang-orang
disekitar kita. Sehingga kita perlu sering melakukan sharing atau tukar pengalaman untuk meningkatkan
pengetahuan tentang jebakan dan tipuan yang ada di masyarakat saat ini.

e. Keterbatasan-keterbatasan alam

Tidak semua sumber daya yang ada di alam akan selalu ada, ada beberapa sumber daya yang akan habis
suatu hari nanti. Untuk mengatasi hal tersebut seseorang harus membuat inovasi guna menang terhadap
keterbatasan alam.

f. Keterbatasan-keterbatasan organisasi

Pada sebuah organisasi pasti ada keterbatasan yang dimiliki, mulai sarana dan prasarana, sumber daya
yang ada, maupun keterbatasan kekuasaan yang dimiliki. Untuk mengalahkan keterbatasan-keterbatasan
tersebut kita perlu melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan apa saja yang ada untuk mencapai
tujuan dari organisasi.

Setelah memenangkan beberapa hal di atas, untuk memenangkan sebuah negosiasi seorang negosiator
memerlukan beberapa hal pendukung, diantaranya:

a. Siapa atau apa lawan kita

b. Pemahaman akan sifat, karakter, dan kodrat lawan tersebut

c. Analisis atas kekuatan dan kelemahan lawan


d. Situasi dan kondisi medan pertempuran

e. Sasaran pertempuran yang jelas

f. Pilihan strategi dan taktik yang cukup

g. Peralatan dan amunisi perang yang ampuh

h. Keterampilan menggunakan alat-alat perang

i. Disiplin diri dan kelompok yang kuat

j. Daya juang, daya tahan dan optimisme tinggi

k. Last but not at least yaitu Restu Ilahi

Kenapa seorang negosiator memerlukan hal pendukung tersebut? Karena ketika kita mengetahui siapa
lawan kita, bagaimana sifat dan karakter lawan dan apa kekuatan dan kelemahannya kita akan mampu
memperhitungkan bagaimana taktik terbaik yang sebaiknya digunakan untuk menghadapi lawan.
Sedangkan ketika kita memiliki sasaran pertempuran yang jelas, mengetahui kondisi medan dan
didukung ketrampilan penggunaan amunisi yang ampuh, kita akan memiliki kepercayaan diri yang cukup
dalam menghadapi lawan dan siap melaksanakan taktik yang sudah ditentukan. Dan ketika kita memiliki
kedisiplinan tinggi, daya juang dan optimisme tinggi kita tidak akan mudah menyerah pada keadaan dan
akan menggunakan taktik baru apabila taktik yang digunakan sebelumnya tidak berjalan sesuai dengan
harapan. Dan yang terakhir tetapi merupakan yang terpenting, kita harus senantiasa berdo’a kepada
Allah agar dipermudah segala urusan.

2.4 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Negosiator

a. Persiapan negosiator

Seorang negosiator dituntut untuk senantiasa mempersiapkan pelaksanaan negosiasi. Sebelum


melakukan lobby ada beberapa hal yang perlu disiapkan seorang negosiator, antara lain:

1) Mempersiapkan bahan materi pembicaraan

2) Menyusun tujuan sekaligus target yang akan dicapai

3) Membuat janji

4) Waktu pelaksanaan pertemuan


5) Dengan siapa

6) Mengenal lebih jauh yang akan di lobby (kepribadian, hobi, sifat, karakter) dari orang-orang
terdekat

7) Kenal dan akrab dengan orang-orang terdekatnya (Sekretaris, ajudan, rekan kerja)

8) Persiapan penampilan (pakaian, sepatu, dasi, alat tulis, dan lain-lain) sehingga menarik simpati dan
meyakinkan.

9) Cheking seluruh persiapan.

b. Langkah Pertemuan Pelaksanaan Negosiasi

Langkah-langkah dalam melakukan lobby adalah sebagai berikut :

1) Tepat janji disiplin waktu (sebelum waktu yang ditentukan telah datang)

2) Tepat janji disiplin waktu

3) Saat pertemuan :

a) Didahului dengan salam yang hangat (berjabat tangan dan senyum yang manis)

b) Awali pembicaraan yang menyenangkan

c) Uraikan secara jelas dan singkat

d) Maksud dan tujuan

e) Beri kesempatan untuk menanggapi

f) ikuti pembicaran dan ditanggapi dengan halus, dengan menyanjung ataupun memberi usulan yang
menarik

g) Jika sudah menyangkut pokok persoalan, dalam menanggapi langsung dipancing, untuk mendukung
atau menyetujui keinginan kita sesuai dengan tujuan dan target pembicaraan.

h) Akhiri dengan menyimpulkan dan meningkatkan atau pun mempertegas hasil pembicaraan.

i) Akhiri dengan kesan yang baik jika perlu tindak lanjut segera dibuat janji untuk pertemuan
berikutnya.
4) Setelah selesai pembicaraan jika ada sekretaris atau ajudan atau staff sampaikan terima kasih. Dan
diberibtahu hal-hal yang sesuai dengan tugas mereka.

Pedoman untuk melaksanakan negosiasi :

a) Mempunyai tujuan yang sudah ditentukan dan jelas mengenai setiap hal yang akan disetujui lewat
tawar-menawar dan memahami kontek tujuan tadi ditetapkan.

b) Jangan tergesa-gesa.

c) Kalau ragu-ragu, adakan pertemuan tertutup dengan anggota sendiri.

d) Buat persiapan yang baik dengan data yang kuat untuk tujuan yang jelas ditentukan.

e) Pertahanan fleksibilitas dalam posisi anda.

f) Cara motivator yang diinginkan oleh pihak lain.

g) Jangan sampai macet. Bila tidak ada kemajuan mengenai hal tertentu, lanjutkan dengan hal lain
dan kembali ke hal yang tadi kemudian. Bangun momentum untuk mencapai persetujuan.

h) Hargai pentingnya menyelamatkan muka pihak lain.

i) Jadilah pendengar baik.

j) Ciptakan reputasi menjadi orang yang adil tetap tegas.

k) Kendalikan emosi anda.

l) Pastikan ketika anda melanjutkan setiap langkah tawar-menawar bahwa anda mengetahui
hubungannya dengan semua langkah yang yang lain.

m) Bandingkan setiap langkah dengan tujuan anda.

n) Perhatikan baik-baik penggunaan kata dari setiap bagian yang dinegosiasikan.

o) Ingat bahwa negosiasi secara wajar merupakan proses kompromi.

p) Belajar untuk memahami orang mungkin akan ada gunanya selama negosiasi.

q) Pertimbangkan dampak negosiasi saat ini pada masa depan.

c. Menentukan Jalur Negosiasi

Langkah-langkah sebagai berikut :


1) Mengenal gaya negosiator.

a) Kooperatif

b) Agresif

2) Mengenal tipe negosiator.

a) Orang yang mencari keuntungan kecil dan resiko yang kecil.

b) Orang yang mencari keuntungan besar dan resiko yang besar

3) Mengenal teknik negosiator.

a) Garis keras (jelas dan mudah dipahami)

b) Lunak (tidak jelas apa yang menjadi kemauannya)

Dengan mengenal gaya, tipe dan teknik negosiator, maka seorang negosiator harus segera memutuskan
jalur negosiasi, maka akan ditempuh. Jalur win-win adalah negosiasi yang prospek keuntungan kedua
belak pihak, dikenal dengan nama situasi menang-menang. Prosesintegratif seperti itu, kedua belah
pihak berusaha untuk melakukan rekonsiliasi kepentingan mereka ditandai dengan komunikasi yang
terbuka dan empati.

a) Kepentingan anda bersama.

b) Kekuatan anda seimbang atau lebih lemah.

c) Anda butuh hubungan yang harmonis dan berkesinambungan.

d) Anda bisa mempercayai itikad dan karakter pihak lain itu.

e) Kesempatan (deal) kompleks dan sukar dicapai.

f) Pihak lain juga menghendaki jalur win-win.

Contoh : Industri besar saat ini lebih memfokuskan pada produk dan jasa inti. Mereka biasanya bekerja
sama menjual produk ini kepada perusahaan yang lebih kecil, seperti barang dengan volume yang kecil.

Jalur tawar-menawar murni adalah proses dengan masing-masing pihak cnderung mencari perolehan
dan keinginan maksimum dengan kerugian dipihak lain, ini sering dikenal dengan situasi menang kalah.
Jalur tawar-menawar dilakukan apabila:

a) Kepentingan anda jelas bertentangan.


b) Anda jauh lebih kuat.

c) Anda tidak membutuhkan hubungan yang harmonis dan jangka panjang.

d) Anda kurang atau tidak mempercayai pihak lain.

e) Kesepakatan (deal) mudah dicapai.

f) Pihak lain juga menghendaki jalur tawar-menawar murni.

d. Taktik

Secara garis besar ada dua teknik yang umum dipakai dalam bernegosiasi yaitu teknik “garis keras” dan
“garis lunak” (pitty me). Masing-masing teknik dalam prakteknya akan dibarengi macam-macam taktik.

Beberapa taktik yang umum digunakan :

1) Taktik permintaan yang melewati batas.

Tujuan : membuat lawan yang tidak siap menjadi kecut.

2) Taktik berpura-pura kasar.

Tujuan : membuat lawannya merasa bersalah.

3) Taktik wewenang terbatas.

Tujuan : Mengurangi tanggapan akan kekuatan diri dan menurunkan tingkat harapan.

Peringatan : Sesekali pun hal ini mungkin dapat merugikan

e. Strategi Negosiasi

Strategi digunakan untuk mempengaruhi orang lain agar orang memperhatikan dan menuruti kehendak
seorang negosiator. Strategi biasanya digunakan oleh seorang sales untuk memasarkan produk-produk
barang dan jasa. Ada 4 strategi dalam memasarkan barang, yaitu :

1) Asosiasi

Memanfaatkan nama institusi/produk yang sudah dikenal luas. Dengan strategi tersebut seorang
negosiator mengharapkan efek positif dari nama yang terkenal tersebut. Contoh : sepatu ini sama seperti
sepatu merk adidas.

2) Disasosiasi
Memanfaatkan nama/produk palsu atau jasa yang ditawarkan sehingga klien akan berpaling pada
produk lain. Contoh : produk itu palsu kualitasnya buruk sedangkan produk ini bagus.

3) Random sample

Menawarkan dengan cara memamerkan suatu produk yang terbaik sehingga wakil dari keseluruhan
produk yang ditawarkan. Strategi ini akan berdampak negative apabila secara keseluruhan produk tidak
seperti contoh yang dipamerkan. Sebaliknya, strategi ini akan berdampak positif apabila pelanggan
merasa puas karena keseluruhan produk sama seperti contoh yang ditawarkan.

4) Salami

Menawarkan produk atau jasa dengan cara membuat pihak lain semakin lama semakin mempercaya dan
mendapatkan kewenangan yang meningkat.

5) Win-win

Strategi ini dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian masalah yang diambil
pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai Integrative
negotiation. Contoh : pihak manajemen sepakat untuk memberikan paket PHK di atas ketentuan
pemerintah, dan pihak pekerja sepakat untuk dapat segera mengakhiri hubungan kerja dengan damai.

6) Win-lose

Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari
penyelesaian masalah yang di ambil. Dengan strategi ini pihak yang berselisih saling saling
berkompetensi untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Contoh : pihak pekerja terpaksa
menyepakati kenaikan gaji di bawah target yang telah mereka usulkan sebelumnya kepada pihak
perusahaan.

7) Lose-lose

Strategi ini dipilih sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi.
Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada akhirnya tidak mendapatkan sama sekali hasil yang
diharapkan. Contoh : pihak pengusaha akhirnya melakukan upaya “lock out” karena pihak pekerja tidak
bersedia untuk menghentikan pemogokan.

8) Lose win

Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan manfaat dengan kekalahan
mereka. Contoh : pihak pengusaha sengaja memberikan beberapa konsesi yang tidak terlalu signifikan
kepada pihak pekerja, dengan harapan dapat membangun kepercayaan di masa yang akan datang.

f. Kesalahan umum dalam bernegosiasi


Bernegosiasi tidak hanya memiliki taktik dan strategi tetapi memiliki kesalahan-kesalahan yang perlu
dipahami dalam bernegosiasi. Berikut ini adalah beberapa macam kesalahan, yaitu :

1) Peningkatan komitmen yang tidak rasional.

Hal ini disebabkan karena adanya keinginan untuk menang dengan harga berapa pun. Ada beberapa
faktor psikologis yang mempengaruhi keinginan memenangkan penawaran dengan cara apapun. Faktor
pertama, komitmen terhadap sasaran seringkali mempengaruhi pandangan dan penilaian seseorang.
Faktor kedua, kebutuhan untuk mempertahankan reputasi. Mereka yang merasa memiliki reputasi
sebagai orang yang berhasil tidak akan mau mengaku kalah.

Faktor terakhir, komitmen terhadap sasaran yang berlebihan membuat orang merubah negosiasi sebagai
temapt untuk bekerjasama menjadi arena pertandingan adu kemampuan. Hal ini jelas terlihat dalam
suasana tender atau lelang. Akibatnya penawaran yang dilakukan bukan soal harga bendanya lagi tetapi
soal harga diri.

2) Mitos kue tart.

Banyak orang yang beranggapan bahwa kerjasama itu seperti kue tart, bial satu orang mendapat lebih
banyak maka yang lain akan mendapat kurang. Hal ini disebut negosisai distributive, yang umpamanya
menyangkut satu masalah saja. Sebagai contoh ialah dalam tawar menawar membeli buah, dimana
masalah utama hanyalah membeli dengan harga yang semurah-murahnya.

Akan tetapi, sebagian besar negosiasi bukanlah sekedar siapa yang mendapat bagian tart terbesar, tetapi
biasanya melibatkan berbagai hal yang dinilai berbeda bagi masing-masing pihak. Membawa berbagai
hal untuk ditawarkan memungkinkan dilakukannya negosiasi terintegrasi yang menguntungkan semua
pihak. Untuk menghindari kesalahan ini, sangat perlu mengetahui urutan prioritas dari berbagai hal yang
mungkin dirundingkan.

3) Bertahan

Negosiasi memerlukan kesediaan semua pihak untuk member dan menerima. Jika satu pihak terus terus
bertahan pada penawaran semula, maka kesepakatan akan sulit dicapai. Hal ini disebabkan karena
negosiator yang bersangkutan menggunakan tawaran pertama sebagai pegangan dalam bernegosiasi.
Jika negosiasi ingin berlanjut, maka tiap pihak perlu terus menyesuaikan penawarannya hingga
kesepakatan tercapai.

4) Sudut pandang penawaran.


Penawaran atau usulan dapat dilihat sebagai suatu yang membawa beberapa keuntungan atau sesuatu
yang membawa kerugian. Karena itu jika faktor keuntungan ditenkankan ketika menawarkan atau
mengusulkan sesuatu, maka pihak lain akan lebih mudah untuk menerima usulan tersebut. Tidak perlu
juga membuat nilai-nilai positif, karena setiap usulan yang benar pasti memiliki nilai positif dan negatif.

5) Tersedianya informasi.

Memiliki informasi yang cukup yang akurat penting sekali untuk bernegosiasi. Akan tetapi salah jika
terlalu bersandar pada informasi yang dimiliki. Ingatlah bahwa informasi (baik jumlahnya maupun cara
penyebarannya) mempunyai kekuatan sendiri yang dapat merugikan kita juga. Karena itu amatlah
penting untuk menangani informasi yang ada dengan hati-hati dan bijaksana.

6) Terlalu percaya diri.

Sesuatu hal yang sudah paling umum dijumpai dalam negosiasi. Kepercayaan diri penting dalam
negosiasi agar tidak gentar menghadapi gertakan lawan. Tetapi percaya diri yang berlebihan akan
membuat seorang negosiator berfikir dan bertindak kurang rasional. Kepercayaan diri yang berlebihan
dan amat terlihat akan membuat pihak lain menjadi segan untuk bernegosiasi lebih lanjut. Percaya diri
yang berlebihan juga disebabkan oleh ilusi yang berlebihan. Ilusi membuat orang melihat dunia seperti
yang dia inginkan dan bukan seperti apa adanya. Akibatnya orang tersebut akan kurang memperhatikan
lingkungan sekitarnya.

g. Cara Mengatasi Hambatan Dalam Bernegosiasi

Beberapa langkah mengatasi jalan buntu dalam negosiasi. Kadang-kadang meskipun kesepakatan telah
dicapai oleh kedua pihak, “gap” sering kali masih ada dalam proses negosiasi. Tentu saja hal ini
sebaliknya segera diatasi atau dapat menyebabkan duri dalam kesepakatan yang saja kemudian hari akan
menjadi penyebab batalnya kesepakatan. Bila anda-anda mengahadapi situasi seperti ini maka tanyakan
diri anda dengan pertanyyan-pertanyaan berikut :

1) Apa yang menyebabkan buntunya negosiasi?

2) Apakah masih ada jalan lain/aspek lain yang dapat anda kerjakan agar menjadi “duri penyebab jalan
buntu” menjadi sesuatu yang menarik tanpa harus ada konsep lain?

3) Apakah mungkin dibuat kepakatan baru yang mengurangi kemacetan bernegosiasi?

Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dijawab ternyata jawaban semuanya “tidak” maka proses
negosiasi sebaiknya ditinjau kembali apakah memang masih menguntungkan untuk diteruskan, karena
bila tidak benar menguntungkan sebaiknya didrop saja kondisi negosiasi seperti itu.
Pada umumnya ada beberapa kendala dalam bernegosiasi. Namun, ada juga cara untuk mengatasi
kendala tersebut.

1) Ketidakpuasan mereka

Cara mengatasinya :

“build them a golden bridge”

a) Identifikasi kepentingan mereka, terutama kepentingan yang bersifat substantive, procedural dam
psikologis.

b) Gambarkan hasil yang akan mencerminkan keberhasilan mereka.

2) Kekuatan mereka

Cara mengatasinya :

“use power to educated”

Meyakinkan mereka bahwa “harga” (keinginan “mengalahkan” yang harus mereka bayar akan “ win
pihak lain-loose lebih “mahal” dibandingkan apabila mereka berhasil mencapai kesepakatan.

3) Reaksi mereka

Cara mengatasinya :

“go to the balcony”

Tidak bereaksi

4) Emosi mereka (marah, takut, curiga)

Cara mengatasinya :

“step to the their side”

Jangan melakukan kotra serangan

5) Posisi mereka

Cara mengatasinya :

“reframe”

Coba memahami keinginan pihak lawan


2.5 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang
atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang
diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.

Memasuki millenium baru, dunia usaha banyak menghadapi masalah kompleks. Bukan saja karena
cakupan bisnisnya yang semakin beragam, melainkan juga karena skala bisnis sudah menjadi problem
yang sangat luas. Sejumlah ahli mengatakan bisnis sudah menjadi masalah global. Mengapa sampai
demikian?

Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di bidang sain dan teknologi, sehingga merangsang
terciptanya sistem dan proses produksi yang efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas
kebutuhan pasar dalam negeri, sehingga perlu di ekspor.

Kedua, karena teknologi telah mempercepat pembangunan sarana dan prasarana transportasi, sehingga
mobilitas sosial menjadi semakin cepat dan tinggi.

Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di bidang transformasi informasi [komunikasi] juga berlangsung
sangat pesat, sehingga informasi tentang keadaan tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung pada
jarak geografis. Bukan itu saja, kemajuan di bidang komunikasi [media massa] telah mempengaruhi pola-
pola bisnis antarmanusia.

Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang betapa pentingnya memahami gejala komunikasi
dalam rangka memahami gejala bisnis.

Jika kita melihat bisnis dan komunikasi sebagai sama-sama suatu proses sosial, kita akan sampai pada
kesimpulan bahwa komunikasi adalah bisnis dan, sebaliknya, bisnis adalah komunikasi. Artinya, pada
tingkatan gejala [fenomena], antara komunikasi dan bisnis merupakan gejala yang terintegrasi. Tidak bisa
dipisah-pisahkan.

Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan melakukan proses produksi. Lebih
jelasnya bisa dijelaskan sbb :

Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan dalam bisnis, yang diproduksi
adalah barang dan jasa. Dalam konteks tertentu, informasi juga termasuk barang dan jasa. Misalnya :
informasi lewat surat kabar, majalah, televisi, dll.

Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada pihak lain. Dalam komunikasi, pihak
lain bisa disebut communicator, audience, destination, dst. Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain
sering disebut konsumen, klien, buyer, dst.

Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan reaksi tertentu dan mempunyai hambatan-hambatan
yang spesifik.
Dengan cara berpikir di atas, kita akan berusaha menjelajahi kajian-kajian yang relevan tentang
hubungan bisnis dengan komunikasi. Ada tiga kajian yang bisa kita telaah :

Kajian tentang kegiatan bisnis dari perspektif komunikasi. Bagaimana sudut pandangan komunikasi
menerangkan gejala bisnis.

Kajian tentang kegiatan komunikasi dari perspektif bisnis. Bagaimana sudut pandang bisnis dalam
menerangkan kegiatan komunikasi. Atau, secara sederhana, komunikasi sebagai bisnis.

Kajian tentang faktor-faktor eksternal dari keduanya yang turut terlibat dalam proses komunikasi
maupun bisnis.

2.6 Penyelenggaraan Komunikasi dengan Pasar

Dengan timbulnya situasi ” Ekonomic Of Relatife Plenty ” dewasa ini pengusaha harus berusaha untuk
menutup jurang yang terbentang antara produsen dengan masyarakat konsumen selaku pembeli atau
pemakai barang dan jasa yang dihasilkan. Menjadi tugas dan tanggung jawabnya selaku seorang
pengusaha untuk selalu dapat mempengaruhi besarnya permintaan akan barang produksi
perusahaannya, selalu berusaha untuk mencari pembeli yang dihasilkannya. Sebagai pengusaha dia
harus memberitakan penyempurnaan- penyempurnaan produksi yang telah dicapinya, dimana barang
yang di hasilkan dapat di peroleh masyarakat konsumen. Setiap pengusaha harus memelihara konsumen
dengan pasar.

Penyelenggaran komunikasi dengan pasar, merupakan suatu syarat mutlak bagi setiap produsen yang
menghasilkan produk secara besar-basaran yang ditunjukan kepada para konsumen yang tidak
dikenalnya. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar juga dapat disebut suatu syarat mutlak bagi
pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus maju berkembang.

Dalam lingkungan bisnis ada aneka sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para
pengusaha untuk berkomunikasi dengan konsumen. Sarana-sarana komunikasi perdagangan yang
tersedia antara lain dalam wujud pengirimin surat, pengiriman kawat, percakapan telepon, kunjungan
pribadi dll.

Jenis-jenis sarana komunikasi perdagangan yang disebut tadi hanya sesuai bilamana dipergunakan dalam
daerah pemasaran barang dan jasa yang ruang lingkupnya terbatas.

Untuk berkomunikasi dalam daerah pemasaran yang sangat luas, dimana calon konsumen kita jumlahnya
beribu-ribu bahkan mungkin mencapai jutaan dan puluhan juta. Kita memerlukan sarana komunikasi
yang khusus seperti periklanan. Karena periklanan dalam rangkaian usaha yang dilakukan setiap
pengusaha merupakan suatu alat pemasaran yang bidang geraknya justru bergerak dalam komunikasi
masa.

2.7 Peranan Komunikasi


Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di
pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat
dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi
suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet
dan berantakan. Misalnya bila dalam suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi informasi kepada guru-
guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur semester dan apa bidang studi yang harus diajarkan
oleh masing-masing guru, maka besar kemungkinannya guru tidak datang mengajar. Akibatnya, murid-
murid tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari contoh itu
kelihatan, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja sudah memberikan efek yang lebih besar bagi
sekolah. Karena pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar
dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981).

2.8 Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di sini. Keempat tujuan tersebut
adalah :

a. Penemuan diri (personal discovery)

Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita memperoleh umpan balik yang
berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita menyadari,
misalnya bahwa perasaan kita ternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan
positif ini membantu kita merasa “normal.”

Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial, melalui
perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan kita dengan orang lain.
Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan cara membanding diri kita dengan orang
lain.

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang
kita ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar—dunia yang
dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain.

b. Untuk berhubungan dan memelihara hubungan dengan orang lain

Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara
hubungan sosial. Berkomunikasi dengan teman dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui
telepon berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudara, serta berinteraksi dengan mitra
kerja.

c. Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.
Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli
berbagai produk.

d. Untuk bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita
mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula
banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon
mengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada makalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Negosiasi (perundingan) adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua
belah pihak.

b. Karakteristik negosiator yang baik antara lain: percaya diri, menghargai orang lain, menciptakan
penampilan yang baik, dapat mengendalikan emosi, tidak merasa sempurna, ramah, sopan, simpatik dan
humoris, berpikir positif, sabar, ulet dan tidak mudah putus asa, mencintai dan memiliki profesi yang
ditekuni.

c. Untuk memenangkan sebuah negosiasi seorang negosiator memerlukan beberapa hal pendukung,
diantaranya: siapa atau apa lawan kita, pemahaman akan sifat, karakter, dan kodrat lawan tersebut,
analisis atas kekuatan dan kelemahan lawan, situasi dan kondisi medan pertempuran, sasaran
pertempuran yang jelas, pilihan strategi dan taktik yang cukup, peralatan dan amunisi perang yang
ampuh, keterampilan menggunakan alat-alat perang, disiplin diri dan kelompok yang kuat, daya juang,
daya tahan dan optimisme tinggi, last but not at least yaitu Restu Ilahi.

d. Prinsip-prinsip pelaksanaan negosiator, diantaranya: persiapan negosiator, langkah pertemuan


pelaksanaan negosiasi, menentukan jalur negosiasi, taktik, strategi negosiasi, kesalahan umum dalam
bernegosiasi, dan cara mengatasi hambatan dalam bernegosiasi.
3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada pembaca sebagai berikut:

1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan banyak membaca
referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.

2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan ilmu yang dimiliki
untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta kelestarian lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Budi. 2008. Negosiasi: Ketrampilan Negosiasi dan Manajemen Konflik. Yogyakarta. <
http://mti.ugm.ac.id/~budi/static.php?kat=I >

Ramelan, Mariana. 1998. Seminar Pengembangan Pribadi Public Speaking dan Table Manners. Jakarta. <
http://www.oocities.org/winayan/tatakrama.html >

Riani, Asri Laksmi, dkk. 2005. Usaha: Dasar-dasar Kewirausahaan. Surakarta: UNS Press

Minggu, 07 Juli 2013

makalah dan contoh kasus negosiasi

Makalah Komunikasi Bisnis

NEGOSIASI
stiesia.jpg

Disusun oleh :

1. M. Fuad adam abdillah 1010204709

2. Irfan pratama putra 1010204722

3. Rofiatus solihah 1110205137

4. Nita Indriana 1110205166

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya

Juni 2013

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, penulis tidak akan mungkin menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar para pembaca dapat memahami konsep dari materi
kuliah yang membahas tentang “NEGOSIASI”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah menghadapi
berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun dari luar. Untuk itu penulis
menghanturkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini.

Makalah ini dapat dibaca untuk umum, terutama bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Perilaku
Pengembangan Organisasi. Dengan kata lain, pembaca dapat lebih mudah memahami isi makalah ini
dengan bahasa yang digunakan oleh penulis. Harus diakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, dimohon kritik dan saran dapat langsung disampaikan kepada penulis.
Surabaya, 12 Juni 2013

Penulis

Bab I

Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia bisnis, istilah negosiasi bukanlah hal yang baru. Negosiasi digunakan untuk menjembatani
dua kepentingan yang berbeda, misalnya antara penjual dan pembeli atau antara produsen dan
konsumen. Oleh karena itu, agar terjadi suatau kesepakatan diantara kedua belah pihak, diperlukan
negosiasi.

Sementara itu, orang yang sering melakukan negosiasi disebut sebagai seorang negosiator. Dalam setiap
proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya. Agar
dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosiasi.

Dalam bab ini akan dibahas secara khusus hal yang berkaitan dengan permasalahan negosiasi, seperti
pengertian negosiasi, proses negosiasi , keterampilan bernegosiasi dan tipe negosiator

b. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian negosiasi

2. Bagaimana proses negosiasi


3. Ada berapa keterampilan bernegosiasi

4. Ada berapa macam tipe negosiator

5. Analisa studi kasus

Bab II

Pembahasan

a. Landasan Teori

1.1. Pengertian Negosiasi

Menurut Hartman, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang
siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam
bernegosiasi yaitu pembeli dan penjual. Lebih jelasnya bahwa negosiasi merupakan suatu proses
komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka
sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah
yang sama.

Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu keputusan atau kesepakatan
kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak tersebut.

Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :

a) Persiapan yang cermat

b) Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak

c) Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka


d) Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling
menguntungkan serta saling menghormati

e) Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi
kemacetan

1.2. Proses Bernegosiasi

Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh hasilnya. Oleh
karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu atau terus-menerus
hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak.

Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses bernegosiasi.

Menurut Casse, proses bernegosiasi ada tiga tahapan penting , yaitu sebagai berikut :

I. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan sasaran negosiasi
dan memperjelas proses negosiasi
Rounded Rectangle: Sasaran

negosiasi

Rounded Rectangle: Strategi

negosiasi

Rounded Rectangle: Proses

negosiasi
Sasaran negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu
alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan
atau petunjuk dalam bernegosiasi.

Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai
kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat.

Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan
suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan

II. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses
dalam bernegosiasi

Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain :

a. Taktik cara anda

Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar
percaya bahwalah Anda yang benar dan Anda terus menekan

b. Taktik bekerja sama

Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan mengetahui apa yang ada di
benak mereka, Andalah yang memutuskan untuk bersikap reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama.

c. Taktik tidak bertindak apa-apa

Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini Anda tetap bersikukuh pda
pendirian dan tidak mudah berubah.

d. Taktik melangkah ke tujuan lain

Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke persoalan lain.

III. Tahap Peninjauan Negosiasi

Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada beberapa alasan
penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain:

ü Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda

ü Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berharga bagi
seorang negosiator
ü Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan Anda.

1.3. Keterampilan Bernegosiasi

Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor
penting,diantaranya adalah keterampilan seseorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan
negosiasi. Menurut Hartman,ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam ketrampilan
bernegosiasi (negotiation skills)antara lain.

1.Persiapan

Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa persiapan yang baik,hasil
yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua belah pihak atau bahkan mengalami
kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi kedua belah pihak.

2. Memulai Negosiasi

Bagaimana memulai bernegosiasi? Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
memulai bernegosiasi,antara lain: memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, pengaturan tempat
duduk yang tepat, menciptakan suasana yang positif dan santai, menetapkan agenda, meumusakn
tawaran / posisi pembuka, menghadapi konflik, berkomunikasi secar efektif, meningkatkan ktrampilan
mendengarka, peringatan, menciptakan kesepakatan dengan lebih cepat.

3.Strategi dan teknik

Menurut kamus Webster, strategi dapat mendefinisikan sebagai rencana atau metode yang teliti
atau tipu daya cerdik. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik lebih mengacu pada setiap metode yng
digunakan untuk mencapai tujuan,yaitu mencapai kesepakatan dalam bernegosiasi. Baik strategi
maupun taktik menuntut ketrampilan khusus dalam bernegosiasi. Negosiasi yang sukses bukan saja hasil
dari perencanaan atau persiapan yang baik, tetapi juga implementsi yang baik dari sebuah negosiasi.
4. Kompromi

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan kedua belah pihak.
Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan kedua belah pihak dalam
bernegosiasi. Dalam upaya menu kompromi, seseorang negosiator rmenyajikan kerangka dasar atau
garis besarnya terlebih dulu, kemudian melangkah pada perbedaan kedua belah pihak secara lebih
spesifik, dan akhirnya disajikan pernyataan yang bersifat penilaian untuk mendukung posisi mereka
sendiri.

5. Menghindari kesalahan taktis

Bagaimana seorang negosiator harus menghindari kesalahan taktis? Agar negosiasi sukses, berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dalam melakukan negosiasi, antara lain: mengajukan
permintaan awal yang tidak logis (permintaan tinggi untuk penjual dan permintaan rendah untuk
pembeli), membuat konsesi bebas, memulai tanpa daftar penawaran, melakukan negosiasi terlalu
cepat,bernegosiasi saat terkejut,menghargai tawaran yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak
menuliskan hasil negosiasi, bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda, dan memaksakan
bernegosiasi.

Menurut Casse, ketrampilan bernegosiasi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu
ketrampilan konvensional / conventional skills (untuk negosiator konvensional) dan nonkonvensional no-
conventional skills (untuk negosiator nonkonvensional).

Menurut Oliver,ada enam kunci dasar yang perlu diperhatikan dalam bernegosiasi, antara lain:
persiapan yang baik, berlatih, menggambarkan posisi Anda, membuat usulan, penawaran, dan
persetuuan. Masing-masing kunci dasar dalam bernegosiasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

1. Persiapan yang baik

Negosiasi yang tidak disertai persiapan yang baik tidak akan mampu menghasilkan kesepakatan
secara optimal. Semakin penting negosiasi, seiakan banyak persiapan yang harus dilakukan. Lakukan
identifikasi pada tahap persiapan atas hal-hal berikut: Kemungkinan pihak lawan membuka pernyataan
dan posisi, bagaimana Anda bergerak dari posisi pihak lawan menuju aspirasi Anda, masalah
potensial,rintangan, kesempatan, kebutuhan dan pilihan yang dimiliki lawan Anda, bagaimana idealism
dan garis Anda, pertimbangan biaya setiap gerakan yang mungkin Anda buat dan itu dapat
menguntungkan pihak lawan Anda, dan antisipasi apa konsesi yang akan diberikan oleh pihak lawan
Anda.

2. Berlatih

Berlatih bernegosiasi merupakan kunci percaya diri. Hal itu dapat menjadi pintu pembuka besar
atau kecil masalah dan kesulitan yang akan muncul. Cobalah rinci bagaimana Anda berlatih, pendekatan
apa yang akan Anda gunakan, pernyataan kunci apa yang akan Anda sampaikan, dan bagaiman Anda
merespons pernyataan pihak lawan Anda. Jangan bimbang dan ragu, berlatih dan berlatilah! Semakin
sering berlatih dan selalu memperbaiki diri setiap terjadi kekeliruan akan menjadikan modal dasar yang
berharga menuju kesuksesan Anda.

3.Menggambarkan posisi Anda

Pada beberapa titik, setiap sisi menggambarkan posisi mereka dengan jelas. Tujuan Anda adalah
bagaimana memberikan kesempatan kepada pihak lawan untuk berbicara tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan apa, bagaimana, kapan, dimana, dan mengapa negosiasi perlu dilakukan. Anda harus
dapat mengendalikan apa yang seharusnya anda lakukan dan jangan terpengaruh oleh pihak lawan
Anda.

4. Membuat suatu usulan / proposal

Jika pihak lawan Anda mengisyaratkan tidak membuat suatu usulan (proposal) yang ingin diajukan
dalam bernegosiasi, satnya bagi Anda untuk mengusulkannya. Hal itu juga akan memberikan suatu
konsensi yang terlalu dini oleh pihak lawan. Namun demikian, pada babak awal tersebut janganlah
terlalu berharap munculnya sebuah kesepakatan. Masih aada kata-kata tawaran berikutnya yang perlu
dipertimbangkan lebih lanjut dalam bernegosiasi.

5. Penawaran

Salah satu respon yang eektif dalam bernegosiasi adalah bagaimana melakukan tawaran bagi
pihak lawan dengan cara-cara yang baik. Bagaimanapun, proses bernegosiasi tidak dapat dilepaskan
dengan proses penawaran. Gunakan kesempatan proses penawaran ini dengan sebaik-baiknya.
6. Persetujuan

Dalam proses penawara yang intens,sangatlah mudah untuk melupakan apa yang telah disetujui.
Sasaran dari setiap kali bernegoisai adalah untuk mencapai kesepakatan. Suatu kesepakatan itu tidak
hanya terbatas pada hasil akhir dari kesepakatan, tetapi butir-butir dari setiap kesepakatan juga menjadi
bagian penting yang tak terpisahkan dalam proses bernegosiasi.

Untuk mencapai suatu kesepakatan yang baik (efektif) bagi kedua belah pihak, Anda perlu
memahami dengan sebaik-baiknya apa yang sebenarnya diinginkan oleh pihak lawan.

Menurut Mattock dan Ehrenborg, ada sepuluh hal yang sangat diinginkan oleh pihak lawan Anda,
antara lain (1) merasa nyaman akan dirinya sendiri, (2) tidak merasa dibohongi, (3) sekutu yang kekal, (4)
mengetahui dan memahami lebih banyak, (5) menyelesaikan negosiasi tanpa harus bekerja terlalu kera,
(6) uang, barang, dan pelayanan yang bagus, (7) diperlakukan dengan ramah-artinya didengarka, (8)
disenangi, (9) komunikasi yang jelas, (10) mengetahui kemampuan dan usahanya-dari Anda, bos, dan
rekan kerjanya.

1.4 Tipe Negosiator

Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai macam negosiator akan
membantu mempermudah Anda dalam menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat
tipe negosiator (types of negotiator) yaitu; negosiator curang, negosiator profesioal, negosiator bodoh,
dan negosiator naïf. Masing-masing tipe negosiator dapat dijelaskan berikut ini:

1. Negosiator Curang

Anda harus hati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada dasarnya
yang terlinta dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan
Anda. Bahkan, bukanlah mustahil dapat menghalalkan segala cara. Yang penting baginya adalah dapat
memenangkan negosiasinya.

2. Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang professional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu
bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan keterampilan
bernegosiasi yang baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan negosiasinya.

3. Negosiator Bodoh

Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak.
Tidak peduli apapun yang Anda lakukan,ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa keluar
sebagai pemenang. Oleh karena itu, untuk menghadapi negosiator Anda harus memahami apa yang
sebenarnya terjadi dibalik perilaku pihak lawan yang bodoh atau pura-pura bodoh tersebut.

4. Negosiator Naif

Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tau pokok persoalan yang
akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya.

Bab III

Penutup

Kesimpulan
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil
akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi
dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah
proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda
mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.

proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu
kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang
terlibat dalam negosiasi.

menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum
negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi). Menurut
Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : (1)
persiapan, (2) kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.

Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain : Berperan
sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif.

Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator bodoh dan
negosiator naïf.

Saran

- Dalam melakukan negosiasi diperlukan seseorang yang mampu melihat peluang, sabar, dan
memiliki daya sensitifitas social yang tinggi

- Sebelum melakukan negosiasi sehendaknya seorang negosiator mempelajari situasi yang ada.

Penyelesaian Sengketa Ekonomi secara Negosiasi

PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di consumer product, diguncang masalah
dengan karyawanya. Sekitar 200 buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam Gabungan Serikat
Pekerja PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik, Jalan Raya Bogor Km 27
Jakarta Timur, Rabu (19/11/10).

Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun serentak di seluruh distributor Sara Lee se-
Indonesia. Bahkan, buruh yang ada di daerah mengirim ‘utusan’ ke Jakarta untuk memperkuat
tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara Lee yang dikirim dari beberapa
daerah.
Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas perempuan ini membentangkan spanduk
berisikan tuntutan kesejahteraan kepada manajemen perusahaan yang berbasis di Chicago Sara Lee
Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek produk di hampir 200 negara serta memiliki
137.000 karyawan di seluruh dunia.

Dengan mengenakan kaos putih dan ikat merah di kepalanya. Buruh merentangkan belasan spanduk, di
antaranya bertuliskan: “Kami bukan sapi perahan, usir kapitalis”, “Rp 16 triliun, Bagian kami mana?”,
“Jangan lupa karyawan bagian dari aset perusahaan juga.” “Kami Minta 7 Paket”, “Perusahaan Sara Lee
Besar Kok Ngasih Kesejahteraan Kecil” juga tuntutan lain tentang kesejahteraan dan gaji yang rendah.

Spanduk juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, juga ada sehelai kain berisi tanda tangan para pekerja
dan 12 poster yang mewakili suara masing-masing tim dari berbagai daerah, seperti Jakarta,
Banyuwangi, Medan, Makassar, Denpasar, Jember, Surabaya, Madiun, Kediri, Gorontalo, Samarinda,
Lombok dan Aceh.

Poster dari Surabaya GT tertera beberapa kalimat yang berbunyi: “Kami tidak akan berhenti mogok,
sebelum kalian penuhi tuntutan buruh, penjahat aja tahu balas budi, kalian?” Juga poster dari Tim
Banyuwangi menyuarakan: “Kedatangan kami bukan untuk berdebat, kami datang untuk meminta hak
kami, jangan bersembunyi di belakang UU, dan jangan ambil jatah kami, ayo bicaralah untuk Indonesia.”

“Kami terpaksa mogok karena jalan berunding sudah buntu dari pertemuan tripartit antara manajemen
perusahaan dengan serikat pekerja. Banyak tuntutan yang kami ajukan mulai kesejahteraan, peningkatan
jumlah pesangon dan kompensasi dari manajemen,” ungkap seorang buruh wanita yang enggan disebut
namanya.

Buruh takut menyebut nama, sebab manajemen perusahaan akan terus melakukan intimidasi yang
menyakitkan. “Ini aksi dalam jumlah yang kecil, dan menggerakan lebih besar dan sering melancarkan
aksi, jika tuntutan kami tak dikabulkan,” sambungnya.

Perwakilan manajemen sempat mengimbau peserta aksi mogok untuk kembali bekerja melalui pengeras
suara, namun ditolak oleh pekerja. Hingga kini aksi buruh terus bertambah sebab karyawan dari
distributor Jakarta, Bogor, Tanggeran, Depok dan Bekasi satu persatu memperkuat aksinya itu.

Buruh lainnya mengatakan kasus ini bermula dari penjualan saham Sara Lee dijual kepada perusahaan
besar. Ternyata, perusahaan baru itu Setelah enggan menerima karyawan lain, sehingga nasib karyawan
menjadi terkatung-katung. Bahkan, memutus hubungan kerja seenaknya saja. Buruh pun aktif demo.

Sara Lee merasa malu dengan aksi yang mencoreng perusahaan raksasa inim sehingga siap melakukan
perundingan tripartit. Sayangnya, hingga kini belum ada kesepakatan karena manajemen perusahaan
memberikan nilai pesangon yang sangat rendah, tak sesuai pengabdian karyawan.
Cara Penyelesaian :

Menurut saya, Manajemen PT. Saralee harus berunding terlebih dahulu dengan para buruh agar
menemui suatu titik kesepakatan. Jika PT. Saralee tidak memperoleh laba yang ia targetkan, seharusnya
ia dapat mengambil kebijaksanaan yang tidak membuat salah satu pihak rugi akan hal ini. Perundingan
secara kekeluargaan adalah satu-satunya solusi yang dapat meredam demo. Jika demo terus terjadi,
pihak Saralee malah akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, karena jika kegiatan operasional
tidak berjalan seperti biasa, laba pun tidak akan didapatkan oleh PT.Saralee.

Solusi persoalan mikro perburuhan bisa diatasi dengan memperbaiki hubungan kontrak kerja antara
pengusaha dengan pekerja. Transaksi kontrak tersebut sah menurut, jika memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang jelas mengenai :

a. Bentuk dan jenis pekerjaan

b. Masa kerja

c. Upah kerja

d. Tenaga yang dicurahkansaat bekerja

Jika ke empat masalah diatas sudah jelas dan disepakati maka kedua belah pihak terikat dan harus
memenuhi apa yang tercantum dalam kesepakatan tersebut.

Sedangkan aspek makro perburuan, prinsipnya setiap orang berhak mendapatkan kesejahteraan. Hal ini
bisa dilakukan dengan 2 cara :

a. Pemenuhan kebutuhan sandang , pangan dan papan , ditangguhkan kepada setiap individu
masyarakat (buruh)

b. Terkait kebutuhan biaya pendidikan, layanan kesehatan dan keamanan menjadi tanggung jawab
negara untuk menyediakannya bagi setiap warga negara. Selain itu negara juga memiliki tanggungjawab
menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan setiap orang untuk bekerja.
Daftar Pustaka

Purwanto, Djoko Drs. Komunikasi Bisnis Erlangga. Jakarta. 2006

www.google.com

http./Pamoengreaders.com/berita-344-solusi-mengatasi-problem-buruh.html

Nita Indriana di 18.30

Berbagi

3 komentar:

Adam_Abdussalam_Blog26 November 2014 09.48

izin copy contoh kasusnya ya

Balas

Unknown28 November 2015 06.26

ijin share ya
Balas

Hadjra Wati14 Januari 2016 04.40

maaf izin share yah

Balas

Anda mungkin juga menyukai