Fisiologi Sistem Labirin Sebagai Reseptor Keseimbangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

FISIOLOGI SISTEM LABIRIN SEBAGAI RESEPTOR

KESEIMBANGAN
Khansa Nur Aziza1, Khadijah Lathifia Abidah1
1
Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
Email: [email protected]

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Keseimbangan pada manusia.

Kerja Sistem Cara kerja Hasil


Kerja Canalis duduk dikursi→menunduk terasa berputar ke kanan kiri
Semisirkularis 30° derajat sambil
Lateral memejamkan mata
→diputar
kekanan→perlakuan:
cepat, lambat
Kerja Canalis duduk terasa maju mundur ke kiri,
Semisirkularis dikursi→memiringkan diputar ke kanan langsung
Anterior dan kepala 120° memejamkan terasa jatuh kebelakang. Dan
Posterior mata →diputar kekanan 10 yang kedua terasa jatuh ke
putaran→dihentikan dan depan kepala ke kiri lama-lama
memegang tangan jatuh ke belakang
kuat→menegakkan kepala
mata tetap dipejamkan

Tabel Pengamatan 3. Keseimbangan Pada Katak


No Perlakuan Arah/Bagian Respon Katak

Katak Pingsan sebentar,


Memutar ke
tubuhnya terbalik. Dan
Papan segala arah
1 tak lama katak kembali
Digerakkan dan Naik
sadar dan kembali ke
Turun
posisi awal.
Keseimbangan Pada Manusia
Pada pengujian labirin salah satu praktikan diputar menggunakan kursi putar dengan
keadaan menunduk menutup mata kemudian diputar ke kanan, hasilnya praktikan tersebut
merasakan sensasi terasa berputar ke kanan dan kiri. Selanjutnya percobaan dilakukan dengan
duduk dikursi memiringkan kepala sambil menutup mata kemudian diputar ke kanan 10 kali,
berhenti, kemudian memegang tangan kuat lalu menegakkan kepala. Hasil percobaan
praktikan merasa maju mundur ke kiri, diputar ke kanan langsung terasa jatuh kebelakang.
dan yang kedua terasa jatuh ke depan kepala ke kiri lama-lama jatuh ke belakang. Sensasi
berputar yang dirasakan oleh praktikan secara fisiologis diatur oleh kanal semisirkularis yang
terdapat pada telinga. Dimana kanal semi sirkularis terdiri dari 3 bagian yaitu bagian anterior,
posterior, dan lateral.

Menurut Sherwood (2007), kanal semisirkularis ini mengandung endolymph. Dimana


ketika praktikan diberikan putaran menggunakan kursi putar, maka kanal semisirkularis juga
akan ikut berputar, berbeda dengan endolymph. Endolymph cenderung diam walaupun
sebenarnya berputar sedikit, fenomena ini yang disebut dengan kelembaman cairan, sama
seperti kita memutar gelas yang berisi air. Akan tetapi, setelah kecepatan sudut yang
diberikan dihentikan, maka endolymph tersebut akan bergerak sesuai dengan arah putaran
sebelumnya.

Berbeda dengan sebelumnya, ketika praktikan menundukan kepala dan diputar ke


kanan menyebabkan endolymph menjadi membengkok ke arah kiri, dan setelah dihilangkan
percepatan sudutnya, sensasi berputar ini diatur oleh kanal semisirkularis posterior. Dimana
giliran endolymph-lah yang berputar, sehingga menyebabkan sel rambut membengkok ke
arah yang berlawanan dan praktikan merasakan sensasi berputar ke kiri setelah kepala di
tegakan. etika kepala di tegakan maka sensai yang timbul adalah terasa jatuh ke depan kepala
ke kiri lama-lama jatuh ke belakang.

Selain itu, menurut Ganong (2005), Endolymph yang berputar adalah endolymph
pada kanal semisirkularis anterior, yang terjadi ketika kepala praktikan dimiringkan
kemudian diputar. Sensasi yang dirasakan ketika diputar ke kanan lalu kepala ditegakan ialah
berputar ke arah depan secara vertikal, dengan mekanisme fisiologis yang sama. Keadaan ini
akan tetap dirasakan oleh praktikan selama ia menutup matanya. Hal ini terjadi karena
persepsi yang timbul pada area 5,7 di otak murni dari saraf cockleovestibular. Ketika
praktikan membuka mata, maka akan ada jalur informasi dari mata menuju ke otak yang
menimbulkan persepsi bahwa tubuh diam melalui saraf optikal yang berujung pada bagian
otak nomor 17,18, yang menyebabkan praktikan perlahan menuju keadaan normal ketika
membuka mata.

Keseimbangan Katak
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil ketika keadaan papan digerakkan ke
segala arah (kanan-kiri) dan dinaikturunkan, katak terlihat bergerak selalu mengikuti arah
gerakan dari papan yang dilakukan praktikan. Hal ini disebabkan karena pada struktur telinga
dalam terdapat macula akustika (organ keseimbangan statis) dan krista akustika (organ
eseimbangan dinamis) melakukan koordinasi penyampaian impuls sarafnya masing-masing.
Sel resptor pada macula akustika yang berupa sel-sel rambut dan se-sel penunjang melekat
pada membran yang mengandung butiran-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang
disebut otolith. Macula di sakulus dan utrikulus peka terhadap gaya berat otolith ini. Lewat
serangkaian fisiologis ini, terlihat katak yang mengalami pingsan setelah dikocok dalam
beaker glass dan papan.

Gambar 1. Respon katak setelah di kocok dalam beaker glass selama beberapa menit secara
acak

Kesimpulan
Labirin manusia memiliki fungsi sebagai pengatur keseimbangan saat bergerak yang
dicontohkan pada percobaan labirin dengan memutar praktikan. Sensasi yang dirasakan pada
percobaan disebabkan oleh bergeraknya cairan endolimfe pada kanal semisirkularis lateral,
posterior dan anterior yang disertai dengan membengkoknya sel rambut pada membrane
basalis. Pada katak terdapat macula akustika yang berfungsi sebagai organ keseimbangan
statis dan krista akustika sebagai organ eseimbangan dinamis yang berperan dalam
melakukan koordinasi penyampaian impuls sarafnya.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C, Hall, John E. 2007. Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC: Jakarta.

Keseimbangan. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-786-1413682297-
bab%20ii.pdf. (Di akses pada tanggal 20 November 2018 pukul 19.30)

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai