MJ Keu Materi 4
MJ Keu Materi 4
MJ Keu Materi 4
Model Miller-Or
Manajer Keuangan PT. Abadi Sentosa mengamati bahwa pengeluaran kas setiap hari
dari perusahaan ternyata bersifat acak. Variance arus kas harian ditaksir sebesar
Rp.5.000.000 . Kas yang menganggur bisa diinvestasikan pada obligasi yang diharapkan
memberikan keuntungan 2% per bulan. Biaya transaksi untuk menjual obligasi ditaksir
sebesar Rp 200.000 setiap transaksi. Perusahaan menetapkan batas bawah sebesar Rp. 5 juta.
Manajer tersebut ingin menetapkan model miller dan orr untuk pengelolaan kas perusahaan.
Pertanyaannya :
1. Berapa batas atas saldo kas perusahaan ?
2. Berapa jumlah obligasi yang harus dibeli pada saat saldo kas mencapai saldo batas
atas ?
3. Berapa rata-rata saldo kas perusahaan ?
Diketahui :
b : Rp200.000 i : 2% / bulan
r2 : Rp 5.000.000 L : Rp 5.000.000
Jawaban :
3 3𝑏𝑟 2
1. Z = √ + L
4𝑖
3 3(200.000)(5.000.000)
=√ + Rp 5.000.000
4(0,02/30)
1. Berapa banyak nilai obligasi yang seharusnya dijual kalau dipergunakan model
Boumel ?
2. Sesuai dengan jawaban pada soal nomor 1, berapa saldo kas rata-rata yang
dimiliki perusahaan tempat alex bekerja
Diketahui :
b : Rp 800 juta
i : 2%
T : Rp 75.000
Penyelesaian :
2𝑏𝑇
1. C* =√ 𝑖
2(800)(75.000)
=√ 0,02
= Rp77.459,67 juta
Ini berarti perusahaan perlu menjual surat berharga senilai Rp 77.459,67 juta setiap
kali saldo kas mencapai 0 (nol). Dengan cara tersebut perusahaan akan meminimumkan biaya
karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada surat berharga dan biaya
transaksi.
Jadi saldo kas rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan tempat andi bekerja sebesar Rp
38.729,84 juta
3. Manajemen Piutang Dagang
PT. Abadi Sentosa suatu perusahaan dagang selama ini menjual tunai dengan
penjualan yang dicapai Rp 900 juta. Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan
mempertimbangkan penjualan kredit dengan syarat n/30. Penjualan diperkirakan mencapai
Rp1.200 juta. Profit margin 20%. Kemungkinan piutang tak tertagih 2 %. Kalau biaya modal
18%, apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit ?
Jawab :
Tunai(juta
n/30(juta rupiah)
rupiah)
Penjualan Rp 900 Rp 1.200
Keuntungan 20% Rp 180 Rp 240
Rata-rata hari pengumpulan piutang 0 30 hari
Perputaran piutang 0 (360:30)= 12x
Rata-rata piutang 0 (1200:12) = Rp 100
Investasi pada piutang 0 80%x100 = Rp 80
Biaya modal 18% 0 18%x80 = Rp 14,4
Piutang tak tertagih 2% 0 2%x 1.200= Rp 24
Manfaat :
Tambahan Keuntungan
(Rp240 - Rp 180) Rp 60
Pengorbanan :
Biaya Modal Rp 14,4
Piutang tak tertagih Rp 24
Jumlah Rp 38,4
Manfaat bersih Rp 21,6
Kesimpulan :
Manfaat :
Tambahan Keuntungan
(Rp 300 - Rp 240) Rp 60
Penghematan biaya modal (Rp14,4
- Rp 13,5) Rp 0,9
Jumlah Rp 60,9
Pengorbanan :
Biaya Diskon Rp 12
Tambahan Kerugian Rp 6
Jumlah Rp 18
Manfaat bersih Rp 42,9
Kesimpulan :
1. Akuntansi Persediaan
Kasus:
Perusahaan dagang “ sentosa” selama bulan Agustus 2017 mempunyai data keuangan
sbb:
2/8 Persediaan 20.000 kg a’ Rp 400,-
4/8 Pembelian 30.000 kg a’ Rp 350,-
8/8 penjualan 30.000 kg a’ Rp 460,-
11/8 pembelian 40.000 kg a’ Rp 300,-
14/8 penjualan 28.000 kg a’ Rp 480,-
16/8 penjualan 26.000 kg a’ Rp 490,-
26/8 pembelian 46.000 kg a’ Rp 450,-
28/8 penjualan 40.000 kg a’ Rp 500,-
Pembahasan kasus
Pembelian
2/8 20.000 x 400 = Rp 8.000.000,-
4/8 30.000 x 350 = Rp 10.500.000,-
11/8 40.000 x 300 = Rp 12.000.000,-
26/8 46.000 x 450 = Rp 20.700.000,-
136.000 Rp 51.200.000,-
Penjualan
8/8 30.000 x 460 = Rp 13.800.000,-
14/8 28.000 x 480 = Rp 13.440.000,-
16/8 26.000 x 490 = Rp 12.740.000,-
28/8 40.000 x 500 = Rp 20.000.000,-
124.000 Rp 59.980.000,-
b. Rata-rata Sederhana
400+350+300+450
Harga rata-rata = = Rp 375
4
Jadi nilai persediaan akhir = 12.000 x Rp 375 = Rp 4.500.000
c. Rata-rata tertimbang
51.200.000
Harga Rata-rata = = Rp 376,47
136.000
d. FIFO- Periodik
Nilai persediaan akhir = 12.000 x Rp 450 = Rp 5.400.000
FIFO-Perpetual :
e. LIFO-Periodik
12.000 Rp 5.100.000
Biaya Penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 80% dari nilai rata-
rata persediaan. Biaya pemesanan adalah Rp 30.000 setiap kali pesan. Jumlah
material yang dibutuhkan selama setahun sebanyak 2.400 unit dengan harga Rp
2.000 per unitnya.
Diketahui:
R = 2.400 unit
S = Rp 30.000
I = Rp 2.000
P = 40%
Jawab:
2𝑅𝑆
EOQ = √ 𝑃𝐼
2(2.400)(30.000)
=√
0,40(1.000)
= 600 unit
Kebutuhan bahan selama satu periode adalah 60.000 unit, biaya setiap kali
pesan adalah Rp 30.000 biaya simpan per unit sebesar Rp 300 dan Harga per unit
bahan Rp 3.000
Diketahui:
R = 60.000 unit
S = Rp 30.000
C = Rp 300
Jawab:
2𝑅𝑆
EOQ = √
𝐶
2(60.000)(30.000)
=√
100
= 6.000 Unit
6000
ROP = x 7 = 1.400 Unit
30
Berarti pesanan harus dilakukan pada saat persediaan mencapai 1.400 Unit.
Apabila pemakaian setiap periode tidak pasti maka perusahaan perlu
mempertahankan safety stock agar ketidakpastian atau misalnya keterlambatan
datangnya pesanan yang baru dan pemakaian bahan tidak menunggu operasi
perusahaan. Misalnya suatu perusahaan menentukan safety stock sebesar 800 unit
maka reorder point harus dilakukan saat persediaan mencapai 2.200 Unit, atau
sebesar pemakaian selama leadtime ditambah safety stock.
4. Potongan Harga
Lalu apabila misalnya perusahaan tidak memanfaatkan potongan harga tersebut maka biaya
yang timbul adalah sebagai berikut:
a. Harga bahan baku
(60.000 x Rp 3.000) = Rp 180.000.000
b. Biaya Pemesanan