Askep Seminar STT Di IBS
Askep Seminar STT Di IBS
Askep Seminar STT Di IBS
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho
Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul
"Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Soft Tumor Tissue Di Ruang Sekar
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek klinik
keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
2. Ibu Yurotul Mahfudah AMK selaku CI di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan
4. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 1
D. Sistematika 1
BAB II TINJAUAN TEORI 2
A. Definisi 2
B. Etiologi 2
C. Tanda dan gejala 2
D. Patofisiologi 3
E. Komplikasi 3
F. Penatalaksanaan 4
G. Konsep dasar asuhan keperawatan 4
BAB III TINJAUAN KASUS 7
A. Pengkajian 7
B. Diagnosa Keperawatan 15
C. Rencana Keperawatan 17
D. Tindakan Keperawatan 19
E. Evaluasi 25
BAB IV PEMBAHASAN 26
BAB V PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Soft Tissue Tumor (STT) atau tumor jaringan lunak merupakan salah satu kasus yang
jarang dijumpai di rumah sakit. Dari sekian banyak klien bedah di RSUD Bendan
Pekalongan ruang sekarjagad, hanya ditemukan satu klien kasus Soft Tissue Tumor ini.
Maka dari itu kami mengangkat kasus ini untuk dibahas secara detail.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengupas dan membahas
tentang asuhan keperawatan pada klien post operasi Soft Tissue Tumor (STT).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan
klinik Keperawatan Medikal Bedah II.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan Soft Tissue Tumor ini adalah Ruang Sekarjagad kelas II di
RSUD Bendan Pekalongan.
D. Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi
pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika.
Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : pengkajian, diagnose yang mungkin
muncul, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi. Untuk BAB III
berisi tinjauan kasus yang meliputi langkah- langkah dalam asuhan keperawatan antara
lain : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi. BAB IV berisi pembahasan. Dan yang terakhiir adalah BAB V
penutup yang berisi simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang
disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana
sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995)
Kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan
abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
B. Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong
transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan
kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
D. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi
masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di
tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama
daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.
PATHWAYS
E. Komplikasi
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani menggunakan prosedur pembedahan
komplikasi yang dapat muncul adalah :
1. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak
2. Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian
F. Penatalaksanaan
1. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumor. Jika
memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan
sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin yang aman dari jaringan yang
sehat disekitarnya
2. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors
operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
3. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi
untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.
A. PENGKAJIAN
Ruang/RS : SEKAR JAGAD / RSUD BENDAN
No Register : D52562
Tanggal Masuk : 23 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014. Jam 13.00
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor (STT)
I. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. Q
Umur : 65 Th
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
b. Identitas penangguang jawab
Nama : Tn. B
Umur : 34 Th
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dg klien : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
II. Status kesehatan
a. Persepsi kesehatan/manajemen kesehatan
1. Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan ada benjolan yang semakin membesar dipaha sebelah kiri, dan salah
satu anggota keluarganya menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit.
Selama sakit
Makan
Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : 1 porsi setiap makan
Jenis makanan : nasi putih/bubur, lauk, sayur
Keluhan : tidak ada
Minum
Frekuensi : 7 – 8 gelas (1600 cc)
Jenis minuman : air putih, teh.
Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan : * tidak ada *
c. Eliminasi
BAB
Sebelum sakit
Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : Lunak
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : Lunak
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
BAK
Sebelum sakit
Frekuensi : 4 – 6 x sehari
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
Frekuensi : 5 – 6 x sehari
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
d. Aktivitas
Sebelum sakit
Duduk : Mandiri
Berdiri : Mandiri
Toileting : Mandiri
Personal Hygiene : Mandiri
Selama sakit
Duduk : di bantu orang lain
Berdiri : di bantu orang lain
Toileting : di bantu orang lain
Personal Hygiene : di bantu orang lain
Masalah keperawatan : *Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi*
f. Persepsi/kognitif
Tingkat kesadaran klien composmentis, klien tidak memiliki keluhan ingatan (pikun
ataupun amnesia). Klien tidak menggalami gangguan dalam berbicara. Klien merasakan
nyeri
P : luka post op. soft tissue tumor
Q : Nyeri tusuk
R : Paha sebelah kiri bagian posterior
S : Skala 6 (nyeri sedang)
T : Sewaktu-waktu
Masalah keperawatan : nyeri berhubungan dengan luka post operasi
g. Persepsi diri
Klien mengatakan dirinya seorang hamba Allah yang sedang terkena cobaan dan akan
selalu sabar dalam menghadapi. Klien mengharapkan kesembuhan dan ber doa agar tidak
terjadi masalah seperti ini lagi. Klien merasa cemas saat akan dilakukan tindakan
pembedahan, namun setelah dilakukan tindakan pembedahan rasa cemas klien hilang.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
h. Hubungan sosial
Orang terdekat anak dan keluarga, Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat
baik. Yang membantu/merawat klien seusai dari rumah sakit adalah keluarga
terdekatnya. Tidak ada hambatan yang berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
i. Seksualitas/rproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Klien
sudah dalam masa menopause.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
j. Mekanisme koping
Klien mengatasi stress yang dialaminya dengan cara tabah berserah diri dan lebih
mendekatkan diri pada sang Maha pencipta.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
k. Spriritual
Klien beragama islam, dan selalu menjalankan perintah agama dengan baik. Klien sering
membantu sesama umat.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tanggal : 23 November 2014
b. Index eritrosit
MCV 90,5 Fl 79,0 – 99,0
MCH 20,8 pg 27,0 – 31,0
MCHC 31,8 g/dl 33,0 – 37,0
RDW CV 16,7 % 11,5 – 14,5
RDW SD 51,3 fL 33 – 47
PDW 8,5 fL 9 – 13
MPV 8,5 fL 7,9 – 11,1
PLCR 12,1 % 15,0 – 25,0
d. Terapi
Terapi yang diberikan pada tanggal 24 November 2014
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Infus Natrium Clorida 20 tpm
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram
Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul
Oral Astranex 3 x 500 mg
Oral Vitamin K 1 x 1 tablet
Oral Vitamin C 1 x 1 tablet
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Problem/ Diagnosa
Tanggal Data Fokus Etiologi
o Masalah Keperawatan
1. 24 Nov 2014 Ds. Nyeri Terputus- Nyeri b.d
Klien mengata-kan nya konti- terputusnya
nyeri di paha nuitas jari- kontinuitas
P : luka post op. ngan jaringan luka
Q : nyeri tekan post operasi
R : Paha kiri
S : Skala nyeri 6
T : sewaktu -waktu
Do.
Klien tampak lemas
2. 24 Nov 2014 Ds. Resiko Luka post Resiko tinggi
Klien menga-takan Infeksi operasi infeksi b.d
ada luka post luka post
operasi di pahanya. operasi
Do.
Luka post operasi.
Di pahanya ter-
pasang drainase
3. 24 Nov 2014 Ds. Ganggu- luka post Gangguan
Klien menga-takan an pola operasi pola aktivitas
tidak dapat aktivitas berhubungan
melakukan aktivi- dengan luka
tas secara bebas post operasi
Do.
Aktivitasnya di
bantu orang lain
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg : Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis : Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tanggal Intervensi Paraf
o Keperawatan hasil
1. 24 Nov 2014 Nyeri b.d Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
terputusnya dakan keperawatan nyaman
kontinuitas selama 3 x 24 jam2. Ajarkan teknik
jaringan luka diharapkan masalah relaksasi
post operasi nyeri dapat teratasi3. Pantau TTV
dengan kriteria : 4. Memberi-kan
Ds. Klien mengata-kan obat analgetik
nyerinya ter-kontrol
Do.
P : posisi semi fowler
Q : nyeri tekan ringan
R : paha kiri
S : skala nyeri 2
T : Hilang
2. 24 Nov 2014 Resiko tinggi Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
infeksi b.d dakan keperawatan nyaman
luka post selama 3 x 24 jam2. Lakukan
operasi diharapkan resiko tindakan
tinggi infeksi dapat medikasi
diminimalkan dengan3. Pantau TTV
kriteria : 4. Memberi-kan
obat analgetik
Ds.
Klien mengata-kan
lukanya membaik.
Klien mengatakan
tidak merasa nyeri
pada area luka post op
Do.
Luka tampak bersih
Luka tampak kering
Tidak ada pembeng-
kakan
Do.
Aktivitasnya di bantu
orang lain
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
Tindakan
Tanggal Jam Dx Respon Klien Paraf
Keperawatan
26 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.
semi fowler Klien mengatakan
nyaman
Do.
Klien tampak tenang
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 150/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 25 cc
Ds.
Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Ketorolac 3 x 1
amp
Oral
Vitamin K 1 x 1
tablet
Vitamin C 1 x 1 Ds.
tablet Adanya nyeri post op
Do.
3 Observasi P: Paha sebelah kiri
keluhan utama bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 6 (nyeri
sedang)
T: Sewaktu-waktu
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif Pergerakan kurang
bebas
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 140/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 15 cc
Ds.
Klien kooperatif
1,2 Melakukan tinda- Do.
kan pemberian Tidak ada syok
obat : Tidak ada alergi pada
Injeksi obat
Ceftriaxone
1x1gr
Ketorolac 3 x 1
amp
Oral
Vitamin K 1x1
tablet
Vitamin C 1x1 Ds.
tablet Adanya nyeri post op
Do.
3 Observasi P: Paha sebelah kiri
keluhan utama bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 6 (nyeri
sedang)
T: Sewaktu-waktu
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif Pergerakan lebih bebas
28 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.
semi fowler Klien mengatakan
nyaman
Do.
Klien tampak tenang
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 130/80 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 5 cc
Ds.
Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Oral
Vitamin K 1x1
tablet
Vitamin C 1x1 Ds.
tablet Klien kooperatif
Do.
2 Melakukan tinda- Luka kering
kan medikasi Tidak terdapat pus
luka post operasi Tidak ada tanda infeksi
Ds.
Adanya nyeri post op
Do.
P: Paha sebelah kiri
3 Observasi bekas luka pembedahan
keluhan utama Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 3 (nyeri
ringan)
T: Sewaktu-waktu
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Dapat beraktivitas
secara mandiri
3 Ajarkan ROM
aktif dan pasif
E. EVALUASI
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
No Tanggal Jam Dx Evaluasi Paraf
1. 28 Nov 2014 11.00 1 S : klien mengatakan nyerinya sudah ber -
kurang dan terkontrol.
O : - TD = 130/80
- Skala nyeri 3
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
11.30 2 S : klien mengatakan sudah lebih tenang
O : - TD = 130/80
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
12.00 3 S : klien mengatakan sudah dapat berakti-
vitas secara mandiri
O : - Dapat duduk sendiri
- Tidak ketergantungan dengan orang lain
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Di dalam tinjauan teori terdapat lima diagnosa keperawatan tetapi pada tinjauan kasus
penyusun hanya mencantumkan dua diagnosa hal tersebut dikarenakan :
Pada diagnosa cemas behubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya,
penyusun tidak mencantumkan hal tersebut dikarenakan klien sudah pernah mengalami
hal serupa tiga tahun yang lalu, dan sudah melakukan operasi untuk menagani STT. Hal
tersebut menjadikan mental klien lebih kuat dan klien sudah benar-benar paham dengan
penyakitnya tersebut untuk itu klien tidak merasa cemas.
Pada diagnosa gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan post operasi, penyusun
tidak mencantumkan diagnosa tersebut dikarenakan pada saat pengkajian klien tidak ada
keluhan mengenai perfusi jaringan.
Pada intervensi dengan diagnosa resiko tinggi infeksi, terdapat tindakan medikasi pada
perencanaan. Akan tetapi pada saat pelaksanaan dari rencana keperawatan yang telah
dibuat tindakan ini hanya dilakukan hari ketiga. Seharusnya tindakan medikasi dilakukan
selama 3 x 24 jam. Hal ini dikarenakan pada klien post operasi jika dilakukan tindakan
medikasi secara langsung, dapat memperlambat proses pemulihan/pengeringan luka
operasi.
Pada tinjauan teori terdapat beberapa rencana keperawatan salah satunya adalah
kolaborasi dengan pemberian analgetik, pada tinjauan kasus di dalam rencana
keperawatan penyusun tidak mengkolaborasi namun penyusun hanya mengikuti advis
dari dokter untuk memberikan analgetik. Hal tersebut dibuktikan dengan tercantumnya
injeksi ketorolac (analgetik) dalam kolom terapi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian tinjauan kasus di atas, didapatkan 3 diagnosa keperawatan,
antara laian nyeri dan resiko infeksi. Pada tinjauan teori terdapat 5 diagnosa, namun pada
tinjauan kasus hanya muncul 3 diagnosa.
Rencana dan tindakan keperawatan berupa tindakan individu dan kolaborasi dengan
dokter sebagai berikut : mengatur posisi semi fowler, mengajarkan teknik nafas dalam dan
pengalihan perhatian, mengukur tekanan darah dan cairan yang keluar, melakukan
medikasi, melakukan tindakan pemberian obat, mengkaji keluhan ,dan latihan ROM,
Dengan hasil catatan perkembangan terakhir semua masalah teratasi.
B. Saran
1. Pada tinjauan teori medikasi dilakukan selama 3 x 24 jam, namun pada tinjauan kasus,
medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga saja. Hal tersebut di karenakan luka post
operasi belum kering. Apabila medikasi dilakukan pada hari pertama maka akan
memungkinkan resiko pada luka jahitan tidak tertutup secara sempurna. Untuk itu
medikasi dilakukan pada saat luka sudah mengering.
2. Dalam rangka mengurangi resiko tinggi infeksi, klien diharapkan untuk dapat menjaga
kebersihan tubuhnya (personal hygiene).