Kelompok 2 Metode Suhu Basal
Kelompok 2 Metode Suhu Basal
Kelompok 2 Metode Suhu Basal
DISUSUN OLEH :
B. Keuntungan
1. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar.
2. Murah (ekonomis)
3. Tidak ada efek samping sistemik
C. Kekurangan
1. Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit (mengukur tidak pada
waktu biasanya, tidur terlalu larut malam, ganti thermometer, ganti tempat
pengukuran suhu).
2. Kelemahan cara ini bila lupa melakukannya
3. Pengukuran yang tidak teliti
4. Perlu pencatatan tiap hari
D. Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun
kontrasepsi.
1. Manfaat Konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan.
2. Manfaat Kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
E. Petunjuk Penggunaan
1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun
dari tempat tidur).
2. Catat suhu tubuh pada kartu yang tersedia
3. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal dan
rendah dalam pola tertentu.
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan
lainnya.
5. Tarik garis pada 0,05°C sampai 0,01°C diatas suhu tertinggi dari suhu 10
hari tersebut garis ini disebut dengan garis pelindung atau garis suhu.
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut
suhu tubuh berada diatas garis pelindung.
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
masa tak subur)
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih
panjang dari metode ovulasi billings.
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
F. Faktor yang Mempengaruhi Metode Suhu Basal
1. Penyakit
2. Gangguan tidur
3. Merokok atau minum alkohol
4. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba
5. Stress
6. Penggunaan selimut elektrik
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo