BAB - II. Perhitungan Belt Conveyor
BAB - II. Perhitungan Belt Conveyor
BAB - II. Perhitungan Belt Conveyor
TINJAUAN PUSTAKA
Jalur batu bara dimulai dari pembongkarann batu bara dari kapal tongkang
kapasitas 650 ton per jam, setelah diangkat, batu bara kemudian ditaruh di hoper
untuk dikumpulkan dan melalui vibrating screen dialirkan ke belt coveyor, dari
belt conveyor kemudian dialirkan menuju ke coal yard untuk ditampung dengan
6
7
kemudian dialirkan ke crusher house. Crusher house berisi alat-alat seperti metal
detector, magnetic separator, dan juga crusher. Batu bara akan dideteksi
menggunakan metal detector di dalam crusher house, apakah ada logam yang
mungkin terbawa oleh batu bara, misalkan ada logam tersebut akan diambil oleh
magnetic separator. Batu bara dihancurkan menjadi ukuran – ukuran yang kecil
batu bara kemudian dialirkan ke coal bunker. Coal bunker adalah suatu wadah
dimasukkan ke coal feeder. Batu bara masuk ke coal feeder untuk ditakar dan
diatur flow sebelum dialirkan ke mill (coal pulverizer). Dalam mill, batu bara akan
dihancurkan menjadi ukuran seperti debu dan kemudian batu bara berukuran debu
ini ditiup menuju burner batu bara oleh hot air dan cold air dari primary air fan.
Burner batu bara akan bekerja jika beban boiler sudah lebih dari 30%, jadi
sebelum mencapai 30% load yang bekerja adalah burner oil. Pembakaran terjadi
di ruang bakar boiler (furnace). Udara untuk pembakaran dipasok dari FD fan
(force draft fan) yang terlebih dahulu dipanasi lewat air pre heater. Gas buang
(flue gas) pembakaran keluar dari furnace dilewatkan air pre heater kemudian
Prinsip kerja air pre heater adalah menggunakan flue gas untuk
memanaskan udara dari primary air fan dan juga dari force draft fan. Flue gas
setelah melalui ESP akan dibuang melalui chimney. Flue gas dapat masuk ke
8
ESP, maka dibantu dengan induce draft fan yang berfungsi untuk menyedot gas
hasil pembakaran agar mengalir melewati ESP dan kemudian keluar melalui
chimney.
ESP sendiri adalah sebuah alat penangkap debu dengan metode elektrik.
diberi muatan negatif (elektron) yang menjadikan kotoran dari gas buang
yang diberi muatan positif, sehingga kotoran-kotoran dari gas buang akan
tertangkap (melekat) pada pelat-pelat bermuatan positif tersebut dan gas buang
bersih akan keluar dari chimney dengan efisiensi kurang lebih 99%.
cara menghilangkan atau mematikan muatan positif yang ada di plat, sehingga
kotoran akan jatuh dengan sendirinya. Kotoran gas buang tersebut kemudian
dibuang menuju fly ash silo. Sementara batu bara yang tidak terbakar sempurna di
boiler akan dibuang menuju bottom ash silo. Siklus bahan bakar berjalan seperti
bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi dari satu bagian ke bagian
yang lain. Material yang dapat dipindahkan ada dua jenis, yaitu muatan curah
(bulk load) dan muatan satuan (unit load), contoh muatan curah, misalnya
9
batubara, biji besi, tanah liat, batu kapur dan sebagainya, muatan satuan,
misalnya: plat baja bentangan, unit mesin, block bangunan kapal dan sebagainya.1
jumlah besar dari suatu tempat ke tempat lain. Conveyor mungkin memiliki
Belt conveyor memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada diatas
pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau miring
menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi
yang dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller
akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan puli
1
Raharjo. R, 2013, Rancang Bangun Belt Conveyor Trainer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran,
Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri ISSN 2252-4444, Volume 4, Nomor 02, Hal 15
2
Ibid, Hal 15
10
pemasangan, biaya operasi dan juga biaya penyusutan dari harga awal alat
tersebut.
3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan operator yang
mengoperasikannya
rendah.
6) Lebih ringan dari pada conveyor jenis rantai maupun bucket conveyor.
kapasitas cukup besar (500 s.d 5000 m3/jam atau lebih), sanggup memindahkan
material pada jarak relatif besar (500 s/d 1000 m atau lebih), desain yang sangat
sederhana dan pengoperasian yang baik. Belt conveyor dapat digunakan untuk
memindahkan berbagai unit material sepanjang arah horizontal atau pada suatu
pada pinggir dan permukaan belt, sabuk bisa robek karena batuan yang
(Sumber : http://maintenance-belt-conveyor.blogspot.com)
Gerakan pada belt pengangkut batubara pada awal mulanya berasal dari
motor induksi yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi
mekanik yang berupa putaran poros rotor motor induksi. Energi mekanik yang
berupa putaran tersebut diteruskan oleh Fluid Coupling ke Gear Box dengan
Box menjadi lebih rendah dengan tujuan agar bisa digunakan untuk
1. Belt
Belt terbuat dari bahan tekstil, baja lembaran atau jalinan kawat
baja. Belt yang terbuat dari tekstil berlapis karet paling banyak ditemukan
d. Harus fleksibel.
f. Ringan.
Belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa tipe
seperti katun dan beberapa jenis belt tekstil berlapis karet. Belt harus
tinggi dan umur pakai panjang. Persyaratan tersebut, belt berlapis karet
adalah yang terbaik. Belt tekstil berlapis karet terbuat dari beberapa lapisan
1
a
218)
(Sumber: WWW.scribd.com, USU, Hal
Keterangan :
1 : lapisan
14
2 : cover
δb : tebal belt
δ1 : bagian yang dibebani
δ2 : bagian pembalik
Jumlah lapisan belt tergantung lebar belt. Hubungan antara lebar
2. Idler
menjadi idler atas dan idler bawah. Gambar susunan idler atas dapat
dilihat pada Gambar 2.4. Sudut antara idler bawah dan idler atas dapat
Idler atas menyangga belt yang membawa beban. Idler atas bisa
merupakan idler tunggal atau tiga idler, sedangkan untuk idler bawah
digunakan idler tunggal. Gambar idler bawah dapat dilihat pada Gambar
2.6.
idler rusak, dapat dilakukan penggantian secara cepat. Kontruksi flat idler
4) Karet perlindung
5) Pengunci bantalan.
6) Poros idler.
7) Bantalan
Diameter (D) idler tergantung pada lebar belt (B) yang disangganya.
Hubungan antara lebar belt dengan diameter idler dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hubungan antara diameter roller idler dengan lebar belt
Dalam perancangan, panjang idler dibuat lebih panjang 100 s/d 200 mm
dari lebar belt, untuk saluran pemasangan komponen belt conveyor dapat dilihat
3. Unit penggerak
melalui gesekan yang terjadi antar belt dan puli penggerak yang
bagian, yaitu puli, motor serta roda gigi transmisi antara motor dan puli.
17
d. Pembersih belt, yang dipasangkan pada puli bagian depan. Alat ini
pengertian analisis kinerja dalam tugas akhir ini adalah penyelidikan terhadap
suatu masalah dalam hal ini adalah belt conveyor untuk mengetahui kemampuan
kapasitas belt conveyor menurut sudut idlers dan perhitungan belt conveyor
kapasitas realistis sudah sesuai dengan kapasitas teoritis. Data yang diperlukan
untuk dapat menentukan kapasitas belt conveyor adalah laju belt conveyor, lebar
Dengan kapasitas terpasang 3 x 330 MW, tiap unit PLTU 1 Jawa Barat
Indramayu memiliki satu buah boiler dan 6 mill pulverizer yang menyuplai bahan
bakar ke burner (ruang bakar) dan memerlukan unit coal handling system yang
sendiri memiliki 6 set belt conveyor, tiap – tiap bagian memiliki 2 jalur belt
conveyor dan jalur pengangkutan batubara dari ship unloader menuju coal yard
ataupun silo dibagi menjadi dua jalur, yaiutu A (pada sisi kanan) dan B (pada sisi
kiri). Belt conveyor pada masing – masing bagian memiliki kecepatan sama besar
yaitu 2,5 m/s. Pemasokan batubara dari bunker menuju burner ruang bakar
mengukur batubara dari coal bunker yang akan masuk ke dalam pulverizer.
PLTU Indramayu memiliki 6 coal feeder dimana 5 operasi dan 1 standby dengan
menggunakan mill pulverizer yang dikenal juga dengan nama bowl mill.
primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh primary air fan dan bergabung
dengan udara sekunder dari secondary air fan didalam burner lalu terbakar
dalam ruang bakar boiler. Jumlah produksi uap pada boiler tergantung pada panas
Amount 2 2 2 2 2 2
20
21
terjadi di PLTU Indramayu akan dapat disimpulkan apa yang menjadi sebab
penurunan unjuk kerja belt conveyor tersebut dan akan didapatkan penyelesaian
conveyor terpasang, serta untuk memastikan bahwa belt conveyor tersebut benar
– benar mampu untuk mengangkut batubara dengan densitas batubara yang sudah
perhitungan Belt Conveyor dengan sudut idler dan Perhitungan Belt Conveyor
Keterangan :
Q = kapasitas teoritis (tph).
Kapasitas tiap 100 FPM = didapat dari tabel 4. (ft3/hr)
V = kecepatan belt conveyor untuk setiap 100 fpm,
maka kecepatan conveyor dalam fpm / 100.
/ = ….. ( 2 )
Keterangan :
Material density = densitas batubara diambil dari tabel 2 (lbs/ft3).
3
Anonim, Belt Conveyors for Bulk Materials, CEMA Sixth Edition, Florida, 2007, Hal 58
22
/ =
….. ( 3 )
= /
….. ( 4 )
Keterangan :
4
Ibid, Hal 58