Cement Transport
Cement Transport
Cement Transport
a. Sistem pemasukan
Sistem pemasukan pada Bucket elevator pada umumnya dirancang
tergantung pada material yang diangkut. Pada umumnya sistem yang
dipakai yaitu penyekopan material pada bucket.
b. Sistem pengeluaran
Sistem pengeluaran pada bucket elevator pada umumnya menggunakan
prinsip sentrifugal, dimana material tersebut akan terlempar keluar ke
tempat yang telah diperhitungkan. Melalui gaya gravitasi material akan
jatuh pada wadah penampungan yang telah disiapkan.
mengangkut material bersifat free flowing, fine or small lump material seperti
grain, pasir atau zat kimia yang kering.
2.
3.
Minneapolis Type
2) Shallow bucket
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material
yang cenderung lengket.
Shallow Bucket
3) V-type Bucket
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan
material yang berat.
V-Type Bucket
c. Motor listrik
Motor listrik adalah sebuah alat yang terdiri dari kumparan dan magnet
dan memiliki fungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energy mekanik.
Motor Listrik
Motor listrik terbagi menjadi dua yakni :
1) Motor DC
Motor listrik DC adalah motor yang penggeraknya berdasarkan
sumber tegangan DC (Direct Current) seperti battery dan accu. Namun
secara prinsip masih sama dengan motor AC. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
2) Motor AC
Motor listrik AC adalah sebuah motor yang mengubah arus listrik
menjadi energi gerak maupun mekanik daripada rotor yang ada di
dalamnya. Motor listrik AC tidak terpengaruh kutub positif maupun
negatif, dan bersumber tenaga listrik.
d. Feed hopper
Feed hopper adalah sebuah corong dimana material seperti biji kakao
masuk untuk kenudian di angkut oleh bucket menuju discharge spout.
Feed Hopper
e. Discharge spout
Merupakan tujuan akhir dari bucket. Dimana, melalui corong ini
material akan keluar menuju ke proses produksi selanjutnya.
Discharge Spout
f. Belt
Belt adalah salah satu dari sistem transmisi selain transmisi rantai.
Berfungsi untuk menghubungkan dua poros yang berjauhan. Menurut Larry dkk
(1994),Belt memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Mereka bisa dipakai untuk jarak sumbu yang panjang
2. Karena slip dan gerakan belt yang lambat, perbandingan kecepatan sudut
antara Bila menggunakan belt yang datar, aksi klos bias didapat dengan
menggeser belt dari puli yang bebas ke puli yang ketat
3. Bila belt V dipakai, beberapa variasi dalam perbandingan kecepatan sudut bias
didapat dengan menggunakan puli kecil dengan sisi yang dibebani pegas.
Diameter puli kemudian merupakan fungsi dari tegangan belt dan dapat di
ubah-ubah dengan merubah jarak sumbunya
4. Sedikit penyetelan atas jarak sumbu biasanya diperlukan sewaktu belt sedang
dipakai
5. Dengan menggunakan puli yang bertingkat, suatu alat pengubah perbandingan
kecepatan yang ekonomis bias didapat.
Belt dibagi menjadi tiga macam, yaitu : belt rata, belt-V, dan belt bulat
(tali). Belt dbuat dari bahan yang kuat, fleksibel,dan tahan lama (durable).
Penggolongan belt menurut bahannya adalah belt kulit, belt katun,belt karet, dan
belt balata (Suryanto, 1995).
Penampang Belt
a. BELT DATAR/ RATA
Menurut Elemen Mesin II, Ir.I Made Rasta,2005,hal 50, belt
penggerak datar memberikan fleksibel, menyerap hentakan, pemindahan
kekuatan yang efisien pada kecepatan tinggi, tahan tehadap kikisan panas
dan harganya murah. Selain itu belt datar ini juga dapat dipakai pada puli
yang kecil. Kelemahan dari belt ini adalah karena belt ditentukan untuk
tekanan yang tinggi, maka menyebabkan beban yang besar bagi batalan .
Adapun tipe dari belt penggerak datar ini yaitu :
1. Belt terbuka
Belt ini digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar dan
berputar dengan arah yang sama. Jika jarak diantara kedua sumbu besar, maka
sisi kencang belt ditempatkan pada bagian bawah.
2. Belt silang
Belt ini digunakan untuk dua poros sejajar dengan putaran berlawanan
arah. Untuk menghindari sobekan keausan, jarak kedua poros maksimum 20b,
dimana b adalah lebar belt dengan kecepatan di bawah 15 (m/s2)
3. Belt perempat putaran
Digunakan pada poros yang tegak lurus dan berputar pada satu arah
tertentu. Jika dikehendaki arah lain maka perlu puli pengarah. Untuk mencegah
lepasnya belt, lebar bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan 1,4
lebar belt.
4. Belt dengan puli pengencang
Belt ini digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak kecil pada puli
kecil.
5.
Belt kompon
Digunakan untuk meneruskan daya dari poros satu ke poros lainnya melalui
beberapa puli.
6. Belt bertingkat
Digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakkan
pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.
7. Belt dengan puli pelepas
Digunakan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan poros mesin
tanpa mempengaruhi puli penggerak. Puli yang terpasang pada mesin disebut Fast
Pulley, dan puli yang berputar bebas disebut Loose Pulley
b. BELT-V
Belt-V terbuat dari karet dengan penampang trapezium, yang di dalamnya
terdapat tenunan tetoron atau sejenisnya sebagai inti untuk memberikan
kekuatan tarik yang besar. bentuk trapesium ini memberikan gaya gesekan
yang besar, yang semakin besar lagi pada pelengkungan belt waktu melilit
puli. Jenis dan ukuran belt V digolongkan menjadi tipe A, B, C, D, dan Eyang
menunjukkkan ukuran dan kegunaan sesuai dengan daya belt yang
direncanakan.
Keuntungan menggunakan belt penggerak V adalah :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Spesifikasi Belt-V
3.3 Prinsip Kerja Bucket elevator
Ketika motor berputar, putaran dari poros akan terdistribusikan ke sprocket
pada bucket elevator head melalui rantai. Sehingga menggerakkan poros dan
puli yang ada di bucket elevator head yang menyebabkan belt ( belt ) akan
berputar menuju feed hopper yang terdapat pada bagian bawah bucket elevator
( boot ) untuk mengambil material curah yang masuk dari feed hopper.
Kemudian material tersebut ditangkap oleh bucket untuk kemudian di angkut
hingga mencapai bucket elevator head dan material di buang ke discharge spout
untuk di simpan di tanki ( silo ) atau di distribusikan ke mesin produksi yang lain
seperti winnower , micronizing, camas, scalparator, classifier,dll.
2. Screw conveyor
Screw conveyor merupakan salah satu perlengkapan produksi pada
suatu pabrik kelapa sawit. Alat ini memiliki ulir dan arah putaran searah jarum
jam. Dimana masing-masing ulir antara satu dengan yang lainnya mempunyai
jarak yang sama. Dimana fungsinya adalah untuk memindahkan atau
mentransfer buah maupun ampas kelapa sawit.
Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi
suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
Macam-macam flight adalah Sectional flight, Helicoid flight, dan Special
flight. Ketiga itu terbagi atas cast iron flight, ribbon flight, dan cut flight.
Konveyor berflight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan tiap
pisau berpilin satu putaran penuh dengan cara disambung tepat pada tiap ujung
sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan
yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros. Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu
disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah
konveyor. Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight. Untuk
mengaduk digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa,
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
butiran, aspal, batubara, abu, kerikil dan pasir. Tipe khusus yaitu ribbon conveyor
dimana tidak ada pusat helical fin, cocok digunakan untuk lem, cairan kental
seperti molasses, tas panas dan gula. Screw conveyor banyak dipakai pada indutri
seperti :
i. Industry kimia seperti Titanium dioxide, carbon black, calcium carbonate,
powdered lime, rubber, detergent powders and sulphur dan lain-lain.
ii. Makanan seperti Cake mixes, soup mixes, gravy mixes, cocoa powder, keju,
permen, susu bubuk, frozen or raw vegetables, fruits and nuts.
iii. Kosmetik dan obat-obatan seperti bedak, titanium dioxide, zinc oxide, clay,
calcium carbonate.
1.
(sticking
materials).
Beban
yang
berlebihan
akan
Air slide atau pneumatic gravity conveyor sangat hemat dalam pengoperasiannya,
yaitu dengan cara mentransport material ke arah menurun saja (sekitar 6 14
derajat), sehingga udara yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Air slide sampai saat
ini masih digunakan dan sangat efisien untuk material powder.
B. Prinsip Kerja dan Bagian Utama
Material yang diransport dalam bentuk powder kering dengan suhu terbatas sesuai
dengan bahan canvas, maksimum sampai 340 O C. Material yang ditransport
diumpankan ke atas bagian PGC melalui sebuah inlet. Blower akan meniupkan
udara melalui kamar bagian bawah dan menembus canvas sehingga material akan
terfluidisasi. Air slide terdiri dari box memanjang dengan sekat 27 mendatar oleh
bahan porous yang terbuat dari canvas atau keramik, dimana pada ruang bawah
diberi udara bertekanan sehingga menghembus melalui pori-pori bahan porous
menuju material yang berakibat material bergelembung seolah terangkat dan
menjadikan efek fluidization yang memudahkan mengalir secara gravitasi seperti
aliran air.
C. Air Slide Box
Box air slide biasanya terbuat dari plat baja memanjang dan ditopang pada jarak
tertentu dilengkapi dedusting system agar memberikan efek negatif pada ruangan,
sehingga memudahkan material mengalir. Udara yang diberikan pada ruang udara
air slide sekitar 1.3 1.6 m3/min dan tekanannya relatif rendah, yaitu 0.1 0.4
kg/cm2. Ini dapat diperoleh dari blower atau centrifugal fan.
D. Air Slide Canvas
Untuk bahan canvas ada beberapa macam dan disesuaikan dengan suhu aplikasi,
diantaranya :
Cotton fabric tahan temp. 135O C.
Polyester fabric tahan temp. 175O C.
Fiberglass fabric tahan temp. 340O C.
Air supply secara umum dihasilkan oleh centrifugal Fan berdasarkan konsumsi
udara yang dibutuhkan untuk sistem transport.
Keuntungan