Beton Bersifat Getas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Beton bersifat getas, mempunyai kuat tekan tinggi namun kuat tariknya

rendah.
Pada dasarnya kuat tekan beton tergantung pada 3 hal, yaitu :

1. Kekuatan pasta (semen dan air)


2. Daya rekat antara pasta dengan butir agregat
3. Kuat tekan agregat

Secara lebih rinci kuat tekan beton dipengaruhi oleh faktor sebagai
berikut :

1. Umur beton
2. Fas (faktor air semen)
3. Kepadatan
4. Jumlah pasta semen
5. Jenis semen
6. Sifat agregat

1. Umur beton
Kuat tekan beton makin tinggi dengan bertambahnya umur beton. Laju
kenaikan kuat tekan mula-mula cepat, lama-lama makin lambat, laju
kenaikan menjadi relatif sangat kecil setelah berumur 28 hari, maka
standar kuat tekan beton adalah pada umur 28 hari.
Laju kenaikan dipengaruhi oleh beberapa faktor :

 Jenis semen
 Fas
 Suhu sekeliling

2. Fas (faktor air semen)


Fas merupakan perbandingan berat antara air dan semen portland di
dalam campuran beton.
Hubungan antara fas dengan kuat tekan beton secara umum menurut
Duff Abrams adalah sebagai berikut :
Faktor Air Semen
3. Kepadatan
Kuat tekan beton berkurang jika kepadatan berkurang. Beton yang
kurang padat berarti di dalam beton berisi rongga rongga sehingga kuat
tekannya berkurang.
4. Jumlah pasta semen
Fungsi pasta semen untuk merekatkan butir butir agragat. Pasta semen
berfungsi maksimal jika seluruh pori antar butir agragat terisi penuh
dengan pasta semen.
Jika pasta semen terlalu banyak maka kuat tekan didominasi oleh pasta,
bukan agregat. Umumnya kuat tekan pasta semen lebih rendah dari
agregat.
5. Jenis semen
Masing masing jenis semen mempunyai sifat tertentu sehingga akan
mempengaruhi terhadap kuat tekan beton.
6. Sifat agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir dan agregat kasar (kerikil atau
batu pecah)
Sifat agregat yang mempengaruhi kekuatan beton antaranya:

 Kekasaran permukaan
 Bentuk agragat
 Kuat tekan agregat

Berat jenis beton


Menurut berat jenisnya beton dapat dibagi menjadi :

 Beton ringan, Bj < 1,9


 Beton normal, Bj 2,2 – 2,5
 Beton berat, Bj > 3
Modulus elastisitas beton
 Modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh modulus elastisitas agregat
dan pastanya.
 Modulus elastisitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Modulus Elastisitas
Susut pengerasan beton
Volume beton setelah keras sedikit lebih kecil dari volume sewaktu
masih segar, karena selama mengeras mengalami penyusutan yang
disebabkan oleh penguapan air.
Yang susut adalah pastanya, agregat tidak susut karena tidak berubah
volume. Susutan beton sekitar 2.10-3, sedangkan susutan pasta sekitar
6.10-3. Untuk mengurangi susut yang tidak terarah biasanya dibuat celah
celah pada jarak tertentu.
Kerapatan air (kedap air)
Bagian bangunan yang diharapkan tidak kedap air antara lain :

 Plat atap
 Dinding basement
 Tandon air
 Kolam renang

Kedap air juga berfungsi supaya tulangan yang ada di dalam beton tidak
berkarat
Pembuatan beton kedap air dengan cara :

 Menambah butiran pasir halus


 Menambah jumlah semen ( 280 – 380 kg per m3 )
 Fas sekitar ( 0,4 – 0,5)
 Memakai jenis semen tertentu

Ketahanan beton terhadap aus dan kejut


Pada bangunan tertentu diharapkan mempunyai ketahanan terhadap :

 Ausan
 Abrasi
 Erosi
Pada bangunan ini biasanya menggunakan beton khusus. Bangunan
tersebut antara lain :

 Perkerasan jalan raya


 Landasan pesawat terbang
 Permukaan bendung
 Dasar saluran
 Dasar terjunan

Anda mungkin juga menyukai