LP Ca Colon
LP Ca Colon
LP Ca Colon
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma
terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA
Price, 2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa
optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon
sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk
mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika
Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 ).
A. PENYEBAB
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi
kanker lainnya.
B. EPIDEMOLOGI
Secara epidemiologis, kanker kolorektal di dunia mencapai urutan ke-4 dalam hal
kejadian, dengan jumlah pasien laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan dengan
perbandingan 19,4 dan 15,3 per 100.000 penduduk. Penyakit tersebut paling banyak
ditemukan di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan sebagian Eropa. Secara umum
didapatkan kejadian kanker kolorektal meningkat tajam setelah usia 50 tahun. Suatu
fenomena yang dikaitkan dengan pajanan terhadap berbagai karsinogen dan gaya hidup.
Kanker kolon dan rectum adalah jenis kanker terbanyak kedua di Amerika Serikat.
Penyakit ini dikatakan sebagai penyakit budaya barat. Insidensnya meningkat sesuai
dengan usia (kebanyakan pada usia diatas 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan
riwayat keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronik atau polip.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya. Meskipun demikian tiga dari empat pasien dapat
diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di
bawah 5 tahun adalah 40 % sampai 50 %, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan
adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari
bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defikasi atau
perdarahan rectal.
C. PATHOFISIOLOGI
Kanker kolon terutama (95%) merupakan adenokarsinoma muncul dari epitel lapisan
sel usus. Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menyusup dan merusak
jaringan normal serta meluas ke dalam struktur disekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh lain (paling sering ke hati.
Adanya obstruksi kolon akibat pertumbuhan sel kanker dapat menyebabkan gangguan
pola defikasi berupa konstipasi dan distensi abdomen. Sel-sel kanker juga menekan
jaringan disekitarnya juge dapat merangsang reseptor nyeri sehingga mengakibatkan nyeri
abdomen sesuai dengan letak lesi. Obstruksi kolon juga dapat mengakibatkan efek
gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah. Asupan cairan dan nutrisi menjadi tidak
adekuat, dapat menyebabkan masalah nutrisi dan cairan sehingga dapat muncul keletihan
dan penurunan berat badan.
Selain obstruksi juga terjadi ulserasi kolon, menyebabkan pecahnya pembuluh darah kolon
sehingga sering terjadi pasase darah dalam feses. Perdarahan ini juga dapat memicu
anemia.
Ca colon
D. GEJALA KLINIS
a. Gejala lokal
1. Perubahan kebiasaan buang air
a. Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah
(diare)
b. Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak
bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses).
Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
c. Perubahan wujud fisik kotoran/feses
i. Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang
pembuangan saat buang air besar
ii. Feses bercampur lender (carcinoma musinosum)
iii. Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan
terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
2. Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
3. Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
4. Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat
tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung
kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina
(keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi
belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas
penyebarannya.
b. Gejala umum
1. badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)
2. Hilangnya nafsu makan
3. Anemia, pasien tampak pucat
4. Sering merasa lelah
5. Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
6. Teraba massa di perut, akibat penyumbatan kolon.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa
keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu
menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan
belum menyebar hingga rektum.
2. Pemeriksaan darah dalam tinja/Tes darah samar/ Tes Guaiac.
3. Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan
dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini
dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
4. Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah. Hasil yang negatif
sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma
embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun
ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau
ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang
efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.
5. Whole-body Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
6. Biopsy/PA.
F. PENATALAKSAAN
1. Pembedahan
- Right hemicolectomy
- Left hemicolectomy
- Low anterior resection (LAR): Jika tumor berada di sigmoid dan diatas
rectum dan > 5 cm dari ACL/ anno cuta line.
- Abdominoperineal resection (APR): dilakukan pada tumor yang < 5 cm
dari ACL dan biasanya akan dipasang kolostomi permanen.
- Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang
terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan
sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang
disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang
membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung
usus yang tersisa harus dijahit kembali.
- Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang
banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari
kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan
ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa.
- Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun
secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah
bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang.
2. Radiasi
Penggunaan energy X-ray yang tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Digunakan
untuk mengobati kanker rektum, baik sebelum maupun sesudah pembedahan.
Digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk mengurangi ukuran tumor dan
mengurangi gejala
3. Kemoterapi: Tergantung dari stadium, resectabel/unresectabel
a. Adjuvant chemotherapy diberikan setelah pembedahan untuk
memaksimalkan kesembuhan pasien
b. Neoadjuvant chemotherapy diberikan sebelum pembedahan
c. Palliative chemotherapy diberikan pada pasien yang memiliki kanker yang
tidak dapat diangkat, kemoterapi diberikan untuk menghambat
pertumbuhan kanker dan meningkatkan kualitas dan memperpanjang hidup
pasien
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk.
(2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
a. Kelemahan,kelelahan/keletihan
b. Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
c. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat
stres tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala:
a. Palpitasi
b. nyeri dada pada aktivitas
Tanda :
a. Dapat terjadi perubahan denyut nadi
b. Dapat terjadi perubahan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
a. Faktor stres(keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan
religius/spiritual)
b. Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
c. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda:
a. Menyangkal
b. menarik diri
c. marah.
4. Eliminasi:
Gejala:
a. Perubahan pola defekasi
b. Darah pada feses
c. Nyeri pada defekasi
Tanda:
a. Perubahan bising usus, distensi abdomen
b. Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:
Gejala:
a. Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat
aditif dan bahan pengawet)
b. Anoreksia, mual, muntah
c. Intoleransi makanan
Tanda:
a. Penurunan berat badan
b. Berkurangnya massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses
penyakit
7. Keamanan:
Gejala:
Komplikasi pembedahan atau efek sitostika.
Tanda:
a. Demam
b. Lekopenia
c. Trombositopenia
d. Anemia
8. Interaksi social
Gejala:
a. Lemahnya system pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
b. Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
a. Riwayat kanker dalam keluarga
b. Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
c. Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
d. Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Aktual/Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan secara berlebihan
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,
status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
4. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi
5. Ansietas b/d pembedahan & diagnosa kanker
C. INTERVENSI
Price & Wilson. 2006. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.6. Jakarta: EGC