Laporan Praktikum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI II
“Isolasi & Identifikasi Bakter Pada Bahan Pangan”

Nama : NOVITASARI
Nim : 16 3145 353 107
Kelompok : II
Oleh : Nirmawati Angria,S.Si.,M.Kes

Kelas C
D IV Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada
beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada
pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air.
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi air juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena
air, antara lain bakteri, jamur, mikroalga, protozoa, dan virus.
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek.
Beratus-beratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-
macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit.
Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak
mengisolasi bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau
terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution
series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau
padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu.
Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran
dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/direndam. Dan jika
bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang
berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi,
populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu
jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi
mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour
plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution plate) serta
micromanipulator.
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini dilakukan agar
praktikan dapat melakukan proses isolasi mikroba dan dapat melakukan
identifikasi dasar terhadap mikroba.
B. TUJUAN
1. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam isolasi dan identifikasi
dasar.
2. Mengetahui ada tidaknya bakteri pada sampel (jus alvocad).
3. Mengetahui bakteri apa yang terkandung dalam sampel(jus alvocad)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar
dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita.
Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, suatu gram tinja
dapat mengandung jutaan bakteri. Alam sekitar kita, baik itu tanah, air maupun
udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak
menganai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik unuk
memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal
dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang
semuanya barasal dari suatu sel induk.
Jika kita pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu
suatu piaraan campuran. Misalnya kita ambil bahan sampel dari udara, dari tanah,
dari kotoran. Jika bahan itu disebarkan pada medium steril, akan tumbuh beraneka
koloni yang masing-masing mempunyai sifat-sifat khas. Jika kita mengambil
bahan dari suatu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita tanam pada medium
baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni, asalkan
pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptik, yaitu
menggunakan alat-alat yang steril dan aturan laboratorium tertentu.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengenceran inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar
biakan murni.
Dalam keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri
yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saproba. Untuk menyendirikan
suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam
sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu supensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang
tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml
untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan
didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan
tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai sampel.
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan
mangambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan
sampel ini kemudian disebarkan didalam suatu medium yang terbuat dari
kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu piaraan
adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam
kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap
murni. Dengan mengulang pekerjaan diatas maka akhirnya akan diperoleh
piaraan murni yang lebih terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan
didalam medium diantaranya adalah:
1. Metode Cawan Gores
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu,
namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjad kurang
larut dan cenderung untuk menggunakan inokolum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba didalam eksperimen pada umumnya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu diatara cawan-cawan tersebut mengandung
koloni-koloni terpisah diatas permukaan maupun didalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang
terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena
semua pekerjaan mikrobiologi, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba. Terdapat berbagai cara
mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi Pada Cawan Agar
Prinsip metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan
dari mikroorganisme lain. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada
cawan tersebut seletah inkubasi berasal dari atu sel tunggal. Terdapat beberapa
cara dalam metode isolasi pada cawan agar, yaitu metode gores kuadrat dan
metode agar cawan tuang. Metode gores kuadrat bila metode ini dilakukan
dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap
koloni baresal dari satu sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores
kuadrat, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan
didinginkan 50oC, yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu
dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang
terpisah diatas permukaan/didalam cawan.
2. Isolasi Pada Medium Cair
Metode ini dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tepapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode
ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran, peluang untuk mendapatkan satu sel semakin
besar.
3. Isolasi Sel Tunggal
Metode ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran
besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode cawan/medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang
sangat halus ataupun mikromanipulator yang dilakukan secara aseptis.
Penetapan jumlah bakteri dalam suatu populasi mungkin saja akan hambatan.
Hal ini karena tidak semua sel yang ada didalam suatu biakan itu mampu untuk
hidup secara terus menerus. Jadi dalam perhitungan ini maka yang dianggap
sebagai sel hidup adalah sel yang membentuk koloni didalam medium biakan atau
dapat juga digunakan bakteri yang mampu membentuk suspensi didalam medium
biakan. Sel-sel yang mampu hidup terus adalah yang dihitung dengan berbagai
metode untuk menetapkan jumlah selnya. Pada jumlah total sel, maka ikut
dihitung semua sel yang tampak atau yang dapat dihitung dengan cara yang
lainnya, sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat akan ikut terhitung.
Untuk menentukan jumlah bakteri yang ada didalam suatu medium maka apat
digunakan beberapa cara sebagai berikut:
1. Jumlah bakteri secara keseluruhan. Pada cara ini dihitung semua bakteri yang
ada didalam suatu medium biakan baik yang hidup maupun yang mati.
2. Jumlah bakteri yang hidup. Cara ini menggambarkan jumlah sel yng hidup
saja sehingga lebih tepat jika dibandingkan dengan cara yang petama.
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang
mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspense bakteri. Sampel
yang telah diencerkan ini dihitung kedalam cawan baru kemudian dituang ke
mediumnya. Kemudian setelah diinkubasi selama 24 - 48 jam, diamati koloni-
koloni yang tumbuh.
Adapun prinsip dari metode cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan sebagainya.
Metode hitung cawan ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan
jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik kerena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai
penampakan yang spesifik.
Berikut ini beberapa sifat-sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk,
permukaan dan tepi yaitu:
1. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur
seruapa akar dan serupa kumparan.
2. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbil
mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah.
3. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada
yang berigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting .
BAB III
METODELOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Sabtu,15 April 2017 Pukul:08.00-14.00 WITA di Labolatorium
mikrobiologi STIKes Mega Rezky Makasar.
B. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Cawan petri
3) Ose bulat dan ose lurus
4) Bungsen
5) Kaki tiga
6) Autoclav
7) Magnetik stirer
8) Gegep kayu
9) Pipet tetes
10) Erlenmeyer
11) Rak tabung
12) Gelas ukur
13) Gelas kimia
14) Batang pengaduk
15) Mikroskop
b. Bahan
1) Media NA,MC,BA,TSIA,MIO,MR,VP,SCA,LIA,UREA
2) Sampel (jus Alvocado)
3) Aquadest
4) Kapas
5) Aluminium voil
6) Gentian violet
7) Alkohol 96%
8) Larutan kofaks
9) Larutan MR
10) Larutan Alfa naftol
11) Air fuksin
C. PRINSIP KERJA
Dengan menggunakan sampel pangan dan menggunakan media
pemupuk,media selektif,pewarnaan gram, dan uji biokimia, untuk melihat
bentuk dan jenis bakteri apasaja yang terdapat pada sampel yang digunakan.
D. PROSEDUR KERJA
1. Hari pertama PERSIAPAN SAMPEL & ISOLASI ke media NA
a. Persiapan sampel
1) Disispkan alat dan bahan.
2) Dilarutkan 1ml sampel jus alvocade ke 10 ml aquadest dan
dihomogenkan.
b. Isolasi ke media A
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.,
3) Diambil 1-2 ose larutan sampel jus alvocade kemudian di
goreskan secara sinambung ke media NA.
4) Diinkubasi di incubator selama 1 kali 24 jam.
2. Hari kedua (INOKULASI) dari media NA ke media MC dan BAP
a. Inokulasi ke media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media NA kemudian di goreskan
secara sinambung pada media MC dalam keadaan aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
b. Inokulasi ke media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media NA kemudian di goreskan
secara sinambung pada media BAP dalam keadaan aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
3. Hari ketiga (PEWARNAAN GRAM & INOKULASI)pada media TSIA
a. Pewarnaan gram
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Difiksasi kaca preparat sebanyak 3 kali diatas api Bunsen.
5) Ditambahkan 2-3 tetes Kristal violet,kemudian diamkan selama
2 menit.
6) Dicuci air mengalir.
7) Ditambahkan 2-3 tetes lugol,kemudian diamkan selama 1-2
menit.
8) Dicuci air mengalir.
9) Ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96%,kemudiankan diamkan
selama 30 detik.
10) Dicuci air mengalir.
11) Ditambahkan 2-3 tetes air fuksin,kemudian diamkan selama 1
menit.
12) Dicuci air mengalir.
13) Dikeringakan di atas tissue kering.
14) Diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 kali,40 kali,
dan 100 kali di tambahkan oil emersi.
II. Pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Difiksasi kaca preparat sebanyak 3 kali diatas api Bunsen.
5) Ditambahkan 2-3 tetes Kristal violet,kemudian diamkan selama
2 menit.
6) Dicuci air mengalir.
7) Ditambahkan 2-3 tetes lugol,kemudian diamkan selama 1-2
menit.
8) Dicuci air mengalir.
9) Ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96%,kemudiankan diamkan
selama 30 detik.
10) Dicuci air mengalir.
11) Ditambahkan 2-3 tetes air fuksin,kemudian diamkan selama 1
menit.
12) Dicuci air mengalir.
13) Dikeringakan di atas tissue kering.
14) Diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 kali,40 kali,
dan 100 kali di tambahkan oil emersi.
b. Uji Katalase
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan baha pada media MC
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Ditambahkan 1 tetes H2O2 pada preparat tersebut.
5) Diamati adanya gelembunnya.
II. Uji Katalase pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Ditambahkan 1 tetes H2O2 pada preparat tersebut.
5) Diamati adanya gelembunnya.
c. Inokulasi dari media MC dan BAP ke media TSIA
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media MC kemudian ditusukkan
pada media TSIA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu
37ºC
5) Diamati pertumbuha pada TSIA(butt,slant,H2S,dan gas).
6) Dicatat hasil idetifikasi.
II. Pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media BAP kemudian
ditusukkan pada media TSIA,jangan sampai dasar tabung
secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu
37ºC.
5) Diamati pertumbuha pada TSIA(butt,slant,H2S,dan gas).
6) Dicatat hasil idetifikasi.
4. Hari ke empat dan kelima(INOKULASI & IDENTIFIKASI) ke uji
Biokimia
a. Pada media MIO
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media MIO,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Dimati motility pada media ditandai degan (+) warna hitam pada
daerah tusukan.
6) Ditambahkan larutan kovaks sebanyak 5 sampai 10 tetes pada
media lalu homogenkan.
7) Diamati indolnya ditandai dengan (+) cicin ungu dan diamat
ornitinya ditadai dengan (+) perubauhan warna menjadi kuning.
8) Dicatat hasil identifikasi.
b. Pada media MRVP(uji MR)
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian
dihomogenkan pada media MR,jangan sampai dasar tabung secara
aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Setelah diinkubasi ditambahkan 5 tetes reagen metilen red (MR)
pada media MR lalu homogenkan.
6) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna merah.
7) Dicatat hasil identifikasi.
c. Pada media MRVP(uji VP)
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian
dihomogenkan pada media VP,jangan sampai dasar tabung secara
aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Setelah diinkubasi Diteteskan 10 tetes alfa naftol (neftboll) 5%
pada media VP lalu homogenkan.
6) Ditambahkan lagi 15 tetes KOH 40% pada media VP lalu
homogenkan.
7) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna merah.
8) Dicatat hasil identifikasi.
d. Pada media SCA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media SCA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna biru.
6) Dicatat hasil identifikasi.
e. Pada media UREA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media UREA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan peruhbuhan
media (+)berwarna merah atau ungu.
6) Dicatat hasil identifikasi.
f. Pada media LIA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media KIA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna ungu.
6) Dicatat hasil identfikasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
a. Gambar

Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3


Isolasi pada media NA Inokulasi pada media BAP Inokulasi pada
media MC

Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6


Pewarnaaan garam pengamatan media BAP Pengamatan
media MC
Gambar 1.7
Uji biokimia
b. Tabel
Medium Butt Slant Gas H2 s Keterangan
TSIA dari Alkali Acid - - Gram negative
MC coccos
TSIA dari Alkali Alkali + - Gram negative
BA coccos
Tabel 1.1 Pertumbuhan pada media TSIA
MIO
Medium MR VP SCA UREA LIA
M I O
Uji Biokmia - - - - - + - +
dari MC
Uji Biokmia - - - - - + - +
dari BA
Tabe 1.2 Pertumbuhan pada media uji biokimia
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kedua Bakteriologi II pada semester 3 ini yaitu isolasi
dan identirfikasi bakteri yang terdapatpada bahan pangan,yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya bakteri pada sampel dan mengidentifikasi
bakteri apa yang terdapat dalam sampel.
Dalam praktikum ini kelompok saya mendapat tugas untuk
megidentifikasi bakteri yang terdapat pada sampel jus alvocad yang dijual di
sekitar kampus STIKes Mega Rezky Makassar.Dimana dalam
mengidentifikasinya memerflukan waktu selama lima hari.
a. Hari pertama
Pada hari pertama yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu
mempersiapkan alat dan bahan terutama media pertumbuhan NA(natrium
agar),dimana berfungsi untuk media umum yang sangat baik untuk
petumbuhan mikroorganisme.Dalam medium NA terkandung
pepton, yeast dan beef extract yang berfungsi sebagai sumber nitrogen
dan sumber karbon, sumber vitamin dan beberapa senyawa lain untuk
menyokong pertumbuhan bakteri. Pada medium ini terkadang juga
ditambah dengan garam (NaCl) untuk menyeimbangkan tekanan osmotik
sel bakteri dan medium, agar bakteri yang akan ditumbuhkan tidak mati.
Selain NA juga pastinya dibutuhkan sampel jus alvocad.Jus
alvocade dijadikan sebagi sampel karena minuman ini banyak digemari
oleh mahasiswa maupun dosen STIKes Mega Rezky Makassar.Setelah
semuanya siap sebelum dilakukan inokulasi maka dilarutkan dulu 1 ml
sampel jus alvocad dengan 10 ml aquadest.Setelah itu barulah dilakukan
inokulasi ke media NA.
Dimana pertama-tama dipiojarkan ose bulat dari pangkal ke ujung
untuk menghindari adanya kontaminasi.Setelah ose
dipijarkan,diambilalah sampel yang telah dilarutkan 1-2 ose kemudian
digoreskan secara sinambung pada media NA secara aseptic kemudian
diinkubasi di incubator selama 1 × 24 jam dengan suhu 37ºC.
b. Hari kedua
Pada hari kedua dilakukan pengamatan pertumbuhuan koloni pada
media NA dimana koloniya berwarna putih bergerombol.
Setelah diamati dilakukan inokulasi dari media NA ke media MC
dan BAP.Digunakan MC karena mempunyai kandungan Pepton
untuk menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam amino esensial
untuk pertumbuhan bakteri. Laktosa untuk menyediakan karbon dan
energi serta untuk membedakan bakteri yang bisa memfermentasi laktosa
dengan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa. Bile salts (garam
empedu)sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif. Kristal Violetsebagai agen selektif yang berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Natrium Klorida untuk
menyediakan elektrolit dan keseimbangan osmotik. Neutral red :ebagai
indikator pH, akan berwarna merah jika pH di bawah ini 6,8. Agar :untuk
memadatkan media.
Sedangkan media BAP digunakan untuk melihat kemampuan
bakteri melsisiskan darah. Dimana ada tiga jenis hemolisis yaitu beta
hemolisis, alfa hemolisis, dan gamma hemolisis. Beta hemolisis
merupakan melisiskan dengan lengkap sel darah merah dan hemoglobin
ditandai dengan warna beningatau au-abu pada biakan atau bekas
goresan. Alfa hemolisis mengacu pada lisis parsial/lisis sebagian dari sel
darah merah dan hemoglobin diandai denga warna kehjauan pada biakan
atau beas goresan. Gamma hemolisis yaitu tidak terjadi hemolisis dimana
tidak ada perubahan warna dalam media.
Inokulasi dari media NA ke media MC hal pertama yang dilakukan
yaitu dipijarkan ose bulat dari pangkal ke ujung,kemudian diambil 1-2
ose biakan pada media NA,lalu di goreskan secara zigzag pada media
MC.Begitupun dengan inokulasi dari media NA ke media BAP.Setelah
dilakukan penanaman pada kedua media MC dan BAP.Diinkubasilah di
incubator 1 × 24 jam dengan suhu 37ºC.
c. Hari ketiga
Pada hari ketiga dilakukan pewarnaan gram,uji katalase,dan
inokulasi pada media TSIA.
Pada pewarnaan gram dalam praktikum ini biakan dari media MC
dan BAP masing-masing dilakukan pewarnaan gram. Langkah awal yang
harus dialakukan adalah mensuspensi objek glass menggunakan NaCL
0,9% sebanyak 1 tetes agar tidak terjadi penggumpalan karena media
yang digunakan adalah media padat(jika media cair tidak perlu)
kemudian mengambil bakteri/spigme dari media padat menggunakan ose
yang sudah dipijarkan sebanyak 1-2 ose dengan cara seperti baygon di
objek glass dengan cara aseptik. Setelah itu difiksasi di atas api bungsen
sebanyak 3 kali yang bertujuan agar bakteri melekat pada permukaan
objek glass. Selanjutnya, ditambahkan Kristal violet sebanyak 2-3 tetes
sebagai zat warna pertama yang akan mewarnai seluruh permukaan sel
bakteri gram positif dan negative lalu dicuci air mengalir dan diamkan
selama 2 menit, Kemudian ditambahkan lugol sebanyak 2-3 tetes dan
didiamkan selama 1-2 menit lalu dicuci air mengalir,lugol berfungsi
sebagai perekat antara bakteri dengan Kristal violet.Kemudian
ditambahkan alcohol 96% sebanyak 2-3 tetes dan diamkan selama 30
detik dan dicuci air mengalir,alcohol 96% berfungsi sebagai
pelarut/peluntur pada warna lugol dan Kristal violet di bakteri.
Apabila bakterinya gram positif maka tetap berwarna ungu karena
memiliki peptidoglikan yang tebal sehingga pori-pori bakterinya susah
ditembusi oleh pemucat(alcohol 96%).Sedangkan apabila bakterinya
gram negative maka akan larut oleh pelarut(alcohol 96%) karena
memiliki lipoprotein yang tebal,lipid mudah larut dalam pelarut sehingga
pori-pori dinding sel bakteri gram negative membesar dan meningkatkan
daya larutnya. Setelah itu ditambahkan lagi air fuchsin sebanyak 2-3 tetes
kemudian diamkan selama 1 menit dan dicuci air mengalir.Air fuksin
akan diserap oleh bakteri gram negative yang luntur oleh pemucat
sehingga berwarna merah,tetapi bakteri gram positif tetap berwarna
ungu.
Setelah semua prosedurnya selesai diamati di atas mikroskop
dengan pembesaran 40 kali dan 100 kali.Namun, pada pembesaran 100
kali kita menambahkan oil emersi yang berfungsi sebagai penjelas di
mikroskop. Pada praktikum ini kami memdapatkan bentuk bakteri gram
negative coccus baik pada biakan dari MC maupun BAP.
Hal selanjutnya yang dilakukan yaitu uji katalase,uji ini berfungsi
untuk mengetahui bakteri bersifat aerob atau anaerob. Dalam uji ini hal
yang dilakukan adalah mengambil kultur sampel dengan ose secara
aseptis dari masing-masing biakan pada MC dan BAP dengan meijarkan
ose dan mendinginkannya. Biakan digoreskan pada objek glass agar sel
rata dan tidak bertumpuk.Kultur mikroba kemudian ditetesi 1-2 tetes
H2O2 3% agar aktivitas katalase pada mikroba dapat diketahui.Amati ada
tidaknya gelembung-gelembung kecil. Jika terdapat gelembung maka
dalam preparat tersebut merupakan bakteri katalase positif, sebaliknya
jika tidak ada gelembung termasuk bakteri katalase negatif.Pada gram
negatif coccus ini tidak ada gelembung (-) pada kedua biakan artinya
bakteri tersebut bersifat anaerob atau hidup pada tempat yang tidak ada
oksigen.
Selanjutnya dilakukan inokulasi pada media selanjutnya,yaitu dari
media MC dan BAP masin-masing diinokulasi ke media TSIA.Media
TSIA berfungsi untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula(glukosa,laktosa,dan sukrosa),terdapat juga
indikator fenol merah serta FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan
H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam.
Hal pertama yang dilakukan yaitu biakan yang diinokulasi
sebelumya yaitu media MC dan BAP yang telah dilakukan pewarnaan
dan uji katalase.Dilakukanlah inokulasi,diamana hal yang biasa
dilakukan yaitu dipijarkan ose lurus dari pangkal ke ujung kemudian
diambil biakan dalam keadaan aseptik dan ditusukkan pada media TSIA
jangan sampai dasar tabung. Ini dilakukan pada masing-masing dari
media MC dan BAP. Setelah ditanam dimasukkan ke inkubator dan
diinkubasi selama 1 × 24 jam dalam suhu 37ºC.
d. Hari keempat
Pada hari keempat dilakukan pengamatan pada biakan yang ada
pada kedua media TSIA. Dimana pada media TSIA yang dari MC
buttnya berwarna kuning artinya bersifat alkalis sedangkan slantya
berwarna merah,artinya biakan TSIA dari MC mampu
memfermentasikan gula(glukosa,laktosa,dan sukrsa)hanya sebagian
karena butnya berwarna kuning dan slantnya berwarna merah,H2S negatif
karena tidak berwarna hitam pada lereng tabung segangkan gas negatif
karena media tidak terangkat ataupun pecah.Pada media TSIA dari BAP
hasilnya Acid Acid karena berwarna merah but dan slantnya menandakan
biakan yang ada pada media tersebut tidak mampu memfermentasikan
gula, H2S negatif karena tidak berwarna hitam pada lereng tabung
segangkan gas positif karena media terangkat ataupun keatas.
Kemudian dilakukan inokulasi ke media biokimia,uji biokimia
berfungsi untuk menguji sifat fisiologi mikroorganisme.Pada media MIO
karena bersifat semi solid maka ose lurus yang telah dipanaskan dan
diambil biakan dari MC dan BAP langsung ditusukkan pada media dan
dihomogenkan. Pada media LIA,UREA,dan SCA karena bersifat agar
atau padat ose lurus yang telah dipijarkan lalu diambil biakan dari MC
dan BAP langsung ditusukkan saja tapi jangan sampai dasar
tabung.Selanjutnya pada media MR dan VP karena bersifat cair maka ose
lurus yang telah dipijarkan lalu diambil biakan dari MC dan BAP lansung
dihomogenkan dan digores-gores pada pinggir tabung.
Jadi masing-masing media MC dan BAP dilakukan uji biokimia.
e. Hari kelima
Pada hari kelima dilakukan identifikasi pada media uji biokimia
1. Media MIO
Motility Pada kedua media hasilnya sama yaitu tidak terdapat
warna hitam pada daerah tususkan artinya negative.Karena bakteri
tidak memiliki alat gerak sehingga tidakterjadi kekruhan pada daerah
tusukan.
Sebelum diamati indol da ornitinya ditambahkan dulu 5-10 tetes
reagen kovast karena tidak bisa langsung diamati.Indol pada kedua
media hasilnya sama yaitu tidak terbentuk cincin merah walaupun
ditambah reagen kovast artinya negatf. Karena kriptofan tidak diubah
menjadi molar setelah ditambah kovast,diamana tidak terjadi
pertumpukan indok sehingga tidak ada cicin merah.Ornity pada kedua
media tidak terjadi erjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning
setelah ditambahkan kovast karena bakteri tidak menggunakan nutrisi
ornitinya.
2. Media SCA
Pada kedua media warnya sama-sama berwarna biru yang
menandakan bahwa hasilnya positif.Dapat berwarna biru karena
didalam media SCA terdapat indicator pH yang disebut bronthimol
biru,karena bakteri mempu menggunakan sitrat sehingga akan terjadi
perunbahan/penurunan pH dari asam menjadi basa,otomatis beruibah
warna dari hijau menjadi biru.
3. Media LIA
Pada kedua media sama-sama berwarna ungu artinya positif.Dapat
berwarna ungu karena lisin dikarbosilase oleh mikroorganisme dengan
bantuan indicator BTP(brontimol purple) pada pH <6.
4. Media UREA
Pada kedua media sama-sama berwarna orange artinya
negative.Karena tidak terjadi hoidrolisis urea.
5. Media MRVP(uji MR)
Setelah ditambahkan metelen red pada keduanya tidak terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah karena tidak dapat
mengubah PH asam menjadi basa.
6. Media MRVP(uji VP)
Setelah ditambahkan KOH 4% dan alfa naftol 5% pada kedua
media tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap berwarna kuning
karena mikrooganisme tidak mampu memfermentasikan karbohidrat
menjadi 2,3 butanadial dan tidak terjadi sintesis asoton.
Dari tabel pengamatan kita dapat menyimpulkan bahwa pada sampel
jus alvocado ditemukan bakteri Serratia rudiacia.Karena dari teori yang
saya baca bakteri ini habitanya memang pada bahan pangan dan bergram
negative dan bersifat anaerob.Bakteri ini juga floranormal dalam usus tapi
apabila banyak dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Serratia rudiacia adalah salah satu spesies bakteri patogen oportunistik
dari famili Enterobacteriaceae. Dulunya bakteri ini disebut Monas
prodigiosus atau Bacillus prodigiosus. Namun sejak tahun 1920-an,
seorang apoteker Venesia bernama Bartolomeo Biziomengganti
nama spesies ini menjadi Serratia dari nama seorang fisikawan, Serafino
Serrati, dan marcescens yang berarti "memudar" (karena bakteri ini dapat
mengalami pemudaran warna koloni). Beberapa karakteristik dari bakteri ini
adalah motil (bergerak), berbentuk batang, anaerob fakultatif,
berdiameter 0,5-0,8 µm dan panjang 0,9-2 µm. Spesies ini dapat tumbuh
pada suhu 5–40 °C dan secara alami ditemukan di tanah, air, dan
permukaan tanaman.Beberapa galur (strain) S. marcescens dapat
menghasilkan pigmen prodigiosinyang berwarna merah gelap hingga merah
muda, tergantung pada usia koloni bakteri tersebut.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini, dapat diketahui bahwa bakteri
yang terdapat pada jus alvocad adalah bakteri Serratia rudiacia
B. SARAN
Disarankan kepada praktikan agar lebih memperhatikan segala bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi. Dan diwajibkan menggunakan APD
dengan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Maulana Malik, 2016, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang.
Universitas Islam Negeri.
Irianto Koes,2013, Bakteriologi,Mikologi, Dan Virologi. Bandung.Alfabeta.
Reiliana Meliza, 2016, Artikel Bakteriologi. Semarang. Fakultas Ilmu
Keperawatan Dan Kesehatan.
Safitri Ratu, 2010, Medium Analisi Mikroorganisme Isolasi Dan Kultur. Bandung,
Penerbit Buku Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai