Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
BAKTERIOLOGI II
“Isolasi & Identifikasi Bakter Pada Bahan Pangan”
Nama : NOVITASARI
Nim : 16 3145 353 107
Kelompok : II
Oleh : Nirmawati Angria,S.Si.,M.Kes
Kelas C
D IV Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada
beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada
pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air.
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi air juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena
air, antara lain bakteri, jamur, mikroalga, protozoa, dan virus.
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek.
Beratus-beratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-
macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit.
Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak
mengisolasi bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau
terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution
series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau
padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu.
Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran
dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/direndam. Dan jika
bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang
berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi,
populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu
jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi
mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour
plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution plate) serta
micromanipulator.
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini dilakukan agar
praktikan dapat melakukan proses isolasi mikroba dan dapat melakukan
identifikasi dasar terhadap mikroba.
B. TUJUAN
1. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam isolasi dan identifikasi
dasar.
2. Mengetahui ada tidaknya bakteri pada sampel (jus alvocad).
3. Mengetahui bakteri apa yang terkandung dalam sampel(jus alvocad)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar
dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita.
Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, suatu gram tinja
dapat mengandung jutaan bakteri. Alam sekitar kita, baik itu tanah, air maupun
udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak
menganai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik unuk
memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal
dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang
semuanya barasal dari suatu sel induk.
Jika kita pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu
suatu piaraan campuran. Misalnya kita ambil bahan sampel dari udara, dari tanah,
dari kotoran. Jika bahan itu disebarkan pada medium steril, akan tumbuh beraneka
koloni yang masing-masing mempunyai sifat-sifat khas. Jika kita mengambil
bahan dari suatu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita tanam pada medium
baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni, asalkan
pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptik, yaitu
menggunakan alat-alat yang steril dan aturan laboratorium tertentu.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengenceran inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar
biakan murni.
Dalam keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri
yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saproba. Untuk menyendirikan
suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam
sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu supensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang
tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml
untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan
didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan
tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai sampel.
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan
mangambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan
sampel ini kemudian disebarkan didalam suatu medium yang terbuat dari
kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu piaraan
adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam
kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap
murni. Dengan mengulang pekerjaan diatas maka akhirnya akan diperoleh
piaraan murni yang lebih terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan
didalam medium diantaranya adalah:
1. Metode Cawan Gores
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu,
namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjad kurang
larut dan cenderung untuk menggunakan inokolum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba didalam eksperimen pada umumnya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu diatara cawan-cawan tersebut mengandung
koloni-koloni terpisah diatas permukaan maupun didalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang
terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena
semua pekerjaan mikrobiologi, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba. Terdapat berbagai cara
mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi Pada Cawan Agar
Prinsip metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan
dari mikroorganisme lain. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada
cawan tersebut seletah inkubasi berasal dari atu sel tunggal. Terdapat beberapa
cara dalam metode isolasi pada cawan agar, yaitu metode gores kuadrat dan
metode agar cawan tuang. Metode gores kuadrat bila metode ini dilakukan
dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap
koloni baresal dari satu sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores
kuadrat, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan
didinginkan 50oC, yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu
dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang
terpisah diatas permukaan/didalam cawan.
2. Isolasi Pada Medium Cair
Metode ini dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tepapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode
ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran, peluang untuk mendapatkan satu sel semakin
besar.
3. Isolasi Sel Tunggal
Metode ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran
besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode cawan/medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang
sangat halus ataupun mikromanipulator yang dilakukan secara aseptis.
Penetapan jumlah bakteri dalam suatu populasi mungkin saja akan hambatan.
Hal ini karena tidak semua sel yang ada didalam suatu biakan itu mampu untuk
hidup secara terus menerus. Jadi dalam perhitungan ini maka yang dianggap
sebagai sel hidup adalah sel yang membentuk koloni didalam medium biakan atau
dapat juga digunakan bakteri yang mampu membentuk suspensi didalam medium
biakan. Sel-sel yang mampu hidup terus adalah yang dihitung dengan berbagai
metode untuk menetapkan jumlah selnya. Pada jumlah total sel, maka ikut
dihitung semua sel yang tampak atau yang dapat dihitung dengan cara yang
lainnya, sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat akan ikut terhitung.
Untuk menentukan jumlah bakteri yang ada didalam suatu medium maka apat
digunakan beberapa cara sebagai berikut:
1. Jumlah bakteri secara keseluruhan. Pada cara ini dihitung semua bakteri yang
ada didalam suatu medium biakan baik yang hidup maupun yang mati.
2. Jumlah bakteri yang hidup. Cara ini menggambarkan jumlah sel yng hidup
saja sehingga lebih tepat jika dibandingkan dengan cara yang petama.
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang
mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspense bakteri. Sampel
yang telah diencerkan ini dihitung kedalam cawan baru kemudian dituang ke
mediumnya. Kemudian setelah diinkubasi selama 24 - 48 jam, diamati koloni-
koloni yang tumbuh.
Adapun prinsip dari metode cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan sebagainya.
Metode hitung cawan ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan
jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik kerena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai
penampakan yang spesifik.
Berikut ini beberapa sifat-sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk,
permukaan dan tepi yaitu:
1. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur
seruapa akar dan serupa kumparan.
2. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbil
mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah.
3. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada
yang berigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting .
BAB III
METODELOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Sabtu,15 April 2017 Pukul:08.00-14.00 WITA di Labolatorium
mikrobiologi STIKes Mega Rezky Makasar.
B. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Cawan petri
3) Ose bulat dan ose lurus
4) Bungsen
5) Kaki tiga
6) Autoclav
7) Magnetik stirer
8) Gegep kayu
9) Pipet tetes
10) Erlenmeyer
11) Rak tabung
12) Gelas ukur
13) Gelas kimia
14) Batang pengaduk
15) Mikroskop
b. Bahan
1) Media NA,MC,BA,TSIA,MIO,MR,VP,SCA,LIA,UREA
2) Sampel (jus Alvocado)
3) Aquadest
4) Kapas
5) Aluminium voil
6) Gentian violet
7) Alkohol 96%
8) Larutan kofaks
9) Larutan MR
10) Larutan Alfa naftol
11) Air fuksin
C. PRINSIP KERJA
Dengan menggunakan sampel pangan dan menggunakan media
pemupuk,media selektif,pewarnaan gram, dan uji biokimia, untuk melihat
bentuk dan jenis bakteri apasaja yang terdapat pada sampel yang digunakan.
D. PROSEDUR KERJA
1. Hari pertama PERSIAPAN SAMPEL & ISOLASI ke media NA
a. Persiapan sampel
1) Disispkan alat dan bahan.
2) Dilarutkan 1ml sampel jus alvocade ke 10 ml aquadest dan
dihomogenkan.
b. Isolasi ke media A
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.,
3) Diambil 1-2 ose larutan sampel jus alvocade kemudian di
goreskan secara sinambung ke media NA.
4) Diinkubasi di incubator selama 1 kali 24 jam.
2. Hari kedua (INOKULASI) dari media NA ke media MC dan BAP
a. Inokulasi ke media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media NA kemudian di goreskan
secara sinambung pada media MC dalam keadaan aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
b. Inokulasi ke media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bungsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media NA kemudian di goreskan
secara sinambung pada media BAP dalam keadaan aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
3. Hari ketiga (PEWARNAAN GRAM & INOKULASI)pada media TSIA
a. Pewarnaan gram
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Difiksasi kaca preparat sebanyak 3 kali diatas api Bunsen.
5) Ditambahkan 2-3 tetes Kristal violet,kemudian diamkan selama
2 menit.
6) Dicuci air mengalir.
7) Ditambahkan 2-3 tetes lugol,kemudian diamkan selama 1-2
menit.
8) Dicuci air mengalir.
9) Ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96%,kemudiankan diamkan
selama 30 detik.
10) Dicuci air mengalir.
11) Ditambahkan 2-3 tetes air fuksin,kemudian diamkan selama 1
menit.
12) Dicuci air mengalir.
13) Dikeringakan di atas tissue kering.
14) Diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 kali,40 kali,
dan 100 kali di tambahkan oil emersi.
II. Pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Difiksasi kaca preparat sebanyak 3 kali diatas api Bunsen.
5) Ditambahkan 2-3 tetes Kristal violet,kemudian diamkan selama
2 menit.
6) Dicuci air mengalir.
7) Ditambahkan 2-3 tetes lugol,kemudian diamkan selama 1-2
menit.
8) Dicuci air mengalir.
9) Ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96%,kemudiankan diamkan
selama 30 detik.
10) Dicuci air mengalir.
11) Ditambahkan 2-3 tetes air fuksin,kemudian diamkan selama 1
menit.
12) Dicuci air mengalir.
13) Dikeringakan di atas tissue kering.
14) Diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 kali,40 kali,
dan 100 kali di tambahkan oil emersi.
b. Uji Katalase
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan baha pada media MC
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Ditambahkan 1 tetes H2O2 pada preparat tersebut.
5) Diamati adanya gelembunnya.
II. Uji Katalase pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose bulat.
3) Diambil bakteri sebanyak 1-2 ose kemudian diletakkan ke
objek glass dengan cara seperti baygon.
4) Ditambahkan 1 tetes H2O2 pada preparat tersebut.
5) Diamati adanya gelembunnya.
c. Inokulasi dari media MC dan BAP ke media TSIA
I. Pada media MC
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media MC kemudian ditusukkan
pada media TSIA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu
37ºC
5) Diamati pertumbuha pada TSIA(butt,slant,H2S,dan gas).
6) Dicatat hasil idetifikasi.
II. Pada media BAP
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media BAP kemudian
ditusukkan pada media TSIA,jangan sampai dasar tabung
secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu
37ºC.
5) Diamati pertumbuha pada TSIA(butt,slant,H2S,dan gas).
6) Dicatat hasil idetifikasi.
4. Hari ke empat dan kelima(INOKULASI & IDENTIFIKASI) ke uji
Biokimia
a. Pada media MIO
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media MIO,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Dimati motility pada media ditandai degan (+) warna hitam pada
daerah tusukan.
6) Ditambahkan larutan kovaks sebanyak 5 sampai 10 tetes pada
media lalu homogenkan.
7) Diamati indolnya ditandai dengan (+) cicin ungu dan diamat
ornitinya ditadai dengan (+) perubauhan warna menjadi kuning.
8) Dicatat hasil identifikasi.
b. Pada media MRVP(uji MR)
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian
dihomogenkan pada media MR,jangan sampai dasar tabung secara
aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Setelah diinkubasi ditambahkan 5 tetes reagen metilen red (MR)
pada media MR lalu homogenkan.
6) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna merah.
7) Dicatat hasil identifikasi.
c. Pada media MRVP(uji VP)
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian
dihomogenkan pada media VP,jangan sampai dasar tabung secara
aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Setelah diinkubasi Diteteskan 10 tetes alfa naftol (neftboll) 5%
pada media VP lalu homogenkan.
6) Ditambahkan lagi 15 tetes KOH 40% pada media VP lalu
homogenkan.
7) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna merah.
8) Dicatat hasil identifikasi.
d. Pada media SCA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media SCA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna biru.
6) Dicatat hasil identifikasi.
e. Pada media UREA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media UREA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan peruhbuhan
media (+)berwarna merah atau ungu.
6) Dicatat hasil identifikasi.
f. Pada media LIA
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dipijarkan ose lurus menggunakan api bunsen.
3) Diambil 1-2 ose biakan pada media TSIA kemudian ditusukkan
pada media KIA,jangan sampai dasar tabung secara aseptic.
4) Diinkubasi di inkubator selama 1 kali 24 jam dengan suhu 37ºC.
5) Diamati petumbuhan pada media ditandai dengan perubuhan
media (+) berwarna ungu.
6) Dicatat hasil identfikasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
a. Gambar
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini, dapat diketahui bahwa bakteri
yang terdapat pada jus alvocad adalah bakteri Serratia rudiacia
B. SARAN
Disarankan kepada praktikan agar lebih memperhatikan segala bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi. Dan diwajibkan menggunakan APD
dengan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Maulana Malik, 2016, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang.
Universitas Islam Negeri.
Irianto Koes,2013, Bakteriologi,Mikologi, Dan Virologi. Bandung.Alfabeta.
Reiliana Meliza, 2016, Artikel Bakteriologi. Semarang. Fakultas Ilmu
Keperawatan Dan Kesehatan.
Safitri Ratu, 2010, Medium Analisi Mikroorganisme Isolasi Dan Kultur. Bandung,
Penerbit Buku Kesehatan.