Sap Nifas Fix
Sap Nifas Fix
Sap Nifas Fix
PENGKAJIAN
ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK
PADA IBU NIFAS
Diajukan untuk Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Semester III
Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas II A
Satuan Acara Penyuluhan ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim dosen mata
kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui sebagai berikut:
1. Reni Wahyu Triningsih, S.SiT.,M.Kes
2. Herawati Mansur, SST.,S.Psi.,M.Pd
3. Afnani Toyibah, A.Per.Pen.,M.Pd
4. Ita Yuliani, SST.,M.Keb
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. IDENTITAS SAP
Bidang studi : Askeb Ibu Nifas dan Menyusui
Pokok Bahasan : Pengkajian (Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik)
Sub Pokok Bahasan : Pengkajian (Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik) pada Ibu Nifas
Sasaran : Ibu Nifas
Target : Ibu-Ibu Peserta Penyuluhan
Hari / tanggal : Selasa, 15 Desember 2015
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : di Posyandu Kasih Ibu
V. MATERI
Terlampir (lampiran 1)
VI. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Laptop
4. Alat Demonstrasi
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalkan diri dan tim penyuluh, mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dan mendemonstrasikan dengan jelas
dan mudah dipahami peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan auidien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperhatikan, serta mengajukan pertanyaan.
3 22 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat untuk menjelaskan Bertanya dan
kembali dan mendemonstrasikan ulang menjawab
materi :
1. Anamnesa Ibu Nifas
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
4 3 menit Penutup :
Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam
X. SETTING TEMPAT
Posyandu Kasih Ibu
XI. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Suherni, Hesty widyastuti, dkk. 2010. Perawatan Masa
Nifas.Yogyakarta: Fitramaya
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: ANDI
https://desiarianti22.wordpress.com/2014/08/29/pemeriksaan-fisik-pada-
ibu-nifas/ diakses pada selasa, 1 Desember 2015 pukul 14.35
WIB
XII. PENGESAHAN
(…………………………….) ( --------------------------- )
NIP. ………………………... NIM:...........................
Mengetahui:
Kaprodi DIV Kebidanan Malang
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Merupakan wawancara oleh bidan dengan ibu bersalin tentang identitas
dan riwayat kesehatan ibu bersalin tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan dari anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang
riwayat kesehatan dan kehamilan. Informasi ini digunakan dalam proses
membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.
C. PERSIAPAN
Tempat pemeriksaan :
1. Aman
2. Nyaman
3. Bersih
4. Tenang
Alat-Alat:
1. Lembar status ibu
2. Alat tulis
3. Register Ibu nifas
D. PENGKAJIAN
Pada langkah ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk
memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian
dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan.
Anamnesa dapat dilakukan melalui dua cara, antara lain:
a) Auto anamnesa
Auto anamnesa merupakan anamnesa yang dilakukan kepada
pasien secara langsung. Jadi, data yang diperoleh adalah data primer
karena langsung dari sumbernya.
b) Allo anamnesa
Allo anamnesa merupakan anamnesa yang dilakukan kepada
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
Bagian-bagian penting dari anamnesa, antara lain:
1. Data Subjektif
I. Biodata
Untuk mengetahui biodata pasien, bidan dapat menanyakan:
Istri Suami
Nama : ............................ Nama : ...................................
Umur : ............................ Umur : ...................................
Agama : ............................ Agama : ...................................
Pendidikan : ............................ Pendidikan : ...................................
Pekerjaan : ............................ Pekerjaan : ...................................
Suku/Ras : ............................ Suku/Ras : ...................................
Alamat : ............................ Alamat : ...................................
II. Riwayat pasien
a. Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasana pasien datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya, ibu post partum normal
ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh lain,
ibu post partum patologis dengan keluhan demam, keluar darah segar
dan banyak, nyeri dan infeksi luka jahitan, dan lain-lain.
b. Riwayat kebidanan
Data ini penting untuk diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data
acuan jika pasien mengalami kesulitan post partum.
Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan
masanifas, namun dari data yang bidan peroleh, bidan akan
mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya.
Beberapa data yang harus bidan peroleh dari riwayat menstruasi,
antara lain:
Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Pada wanita Indonesia, umumnya sekitar 12-16 tahun.
Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari.
Biasanya sekitar 23-32 hari.
Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yag
dikeluarkan. Kadang bidan akan kesulitan untuk
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan, biasanya bidan
menggunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban
yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
bidan dapat menggali informasi lebih dalam lagi dengan
beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
ganti pembalut dalam sehari.
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan
ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat,
pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada
beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat
menunjukkan kepada diagnosa tertentu.
Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk bidan gali karena dapat
memberikan petunjuk kepada bidan tentang organ reproduksinya.
Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat
dengan personal hygiene pasien atau kebiasaan lain yang tidak
mendukung kesehatan reproduksinya. Jika didapatkan adanya
salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi maka bidan harus waspada akan adanya kemungkinan
gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa post partum. Data
yang perlu bidan gali dari pasien, yaitu apakah pasien pernah
mengalami gangguan, seperti keputihan, infeksi, gatal karena
jamur, atau tumor?
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas KB
Anak
BB Vit Tab
Ke Lama Penyulit Penolong Tempat Penyulit Alkon Lama
Bayi A Fe
c. Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan tersebut dapat bidan gunakan sebagai
peringatan akan adanya penyult masa nifas. Adanya perubahan fisik
dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam
tubuh akan memengaruhi organ yang mengalami gangguan. Data
penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu bidan ketahui,
yaitu apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti
penyakit jantung, disbetes melitus, ginjal, hipertensi/hipotensi, atau
hepatitis?
d. Status perkawinan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.
Beberapa pertanyaann yang dapat diajukan, antara lain:
Usia nikah pertama kali : .................................................
Status pernikahan : sah/tidak
Lama pernikahan : .................................................
Ini adalah suami yang ke : .................................................
e. Pola makan
Hal ini juga penting untuk bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil. Bidan dapat menggali informasi dari pasien tentang makanan
yang disukai dan yang tidak disukai, serta seberapa banyak ia
mengonsumsinya sehingga jika bidan peroleh data ynag senjang
(yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan) maka bidan dapat
memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan
mengenai gizi ibu post partum.
Beberapa hal yang perlu bidan tanyakan pada pasien, dalam
kaitannya dengan pola makan, antara lain:
Menu
Hal ini dikaitkan dengan pola diet berimbang bagi ibu post
partum. Jika pengaturan menu mekan yang dilakukan oleh pasien
kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
gizi tidak akan terpenuhi maka bidan dapat memberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang bagi
ibu. Bidan dapat menanyakan pada apsien tentang apa saja yan ia
makan dalam sehari (nasi, sayur, lauk, buah, makanan selingan,
dan lain-lain).
Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa
banyak asupan makanan yang dimakan.
Banyaknya
Data ini memberikan informasi tentang seberapa banyak makanan
yang ia makan dalam satu kali waktu makan. Untuk mendapatkan
gambaran total dari makanan yang ia makan, dikalikan dengan
frekuensi makan dalam sehari.
Pantangan
Hal ini juga penting untuk bidan gali karena ada kemungkinan
pasien berpantang makanan yang justru sangat mendukung
pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan, atau telur.
f. Pola minum
Bidan juga harus dapat memperoleh data mengenai kebiasaan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan cairannya, apalagi pada masa nifas in
take, sangat dibutuhkan cairan yang cukup.
Yang perlu bidan tanyakan kepada pasien tentang pola minum, antara
lain:
Frekuensi
Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam
sehari dan dalam sekali minum dapat habis berapa gelas.
Jumlah per hari
Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ia dalam sekali
minum akan diperoleh data jumlah in take cairan dalam sehari.
Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang sebenarnya kurang
baik untuk kesehatannya.
g. Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Oleh karena itu,
bidan perlu menggali informasi mengai kebiasaan istirahat pada ibu
supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika bidan
mendapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan
istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur di
siang dan malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita
mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting
untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi fisiknya setelah
melahirkan. Untuk istirahat malam, rata-rata waktu yang diperlukan
adalah 6-8 jam.
h. Aktivitas sehari-hari
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas
yang biasa dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlalu
berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan post
partum maka bidan akan memberikan peringatan seawal mungkin
pada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan
pulih kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan
perdarahan per vagina.
i. Personal hygiene
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan memengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan
yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka bidan
harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan kebersihan diri
dan bayinya sedini mungkin.
Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri,
antara lain:
Mandi
Kita dapat tanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam
sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore).
Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebiasaan
keramas ini karena mereka beranggapan keramas tidak begitu
berpengaruh terhadap kesehatannya. Jika bidan menemukan
pasien yang seperti ini maka bidan harus memberikan pengertian
kepadanya bahwa keramas harus selalu dilakukan sewaktu rambut
kotor karena bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang
mudah terkena infeksi. Kepala akan terasa gatal, yang secara
spontan tangan pasti akan menggaruk-garuk kepalanya yang
gatal, padahal saat itu ia juga harus selalu menyentuh kulit
bayinya jika menyusui atau mengganti popoknya. Kulit bayi yang
masih sensitif akan mudah untuk iritasi dan infeksi yang tertular
dari tangan ibunya yag tidak bersih.
Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana dalam
minimal dua kali. Jika sewaktu-waktu baju dan celana dalam
sudah kotor, sebaiknya segera diganti tanpa harus menunggu
waktu untuk ganti berikutnya.
Kebersihan kuku
Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan
bersih. Kuku selain sebagai sarang kuman sumber infeksi, juga
dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang.
Bidan dapat menanyakan kepada pasien tiap berapa hari ia
memotong kukunya atau apakah ia selalu memanjangkan
kukunya supaya kelihatan menarik.
j. Aktifitas seksual
Walaupun hal ini merupakan hal yng cukup privasi bagi pasien,
namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini karena pernah
terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup
mangganggu pasien, namun ia tidak tahu harus berkonsultasi kemana.
Dengan teknik komunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien,
bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual,
misalnya:
Frekuensi
Bidan menanyakan kepada pasien tentang berapa kali ia
melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
Gangguan
Bidan juga menanyakan apakah pasien mengalami gangguan
ketika melakukan hubungan seksual, seperti nyeri saat
berhubungan, adanya ketidakpuasan dengan suami, kurangya
keinginan untuk melakukan hubungan, dan lain sebagainya.
Jika bidan mendapatkan data-data tersebut maka sebaiknya bidan
membantu pasien untuk mengatasi permasalahannya dengan
konseling lebih intensif mengenai hal ini.
k. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan sangat memengaruhi status kesehatan keluarga.
Beberapa data yang dapat bidan gali untuk memastikan keadaan
kesehatan keluarga, antara lain: