Askeb
Askeb
Askeb
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan
yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada
siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui
dengan pasti. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan
dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial.
KLB disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,
prolonged
pregnancy,
postterm
pregnancy,
extended
preganncy,
istilah
postmaturitas
dipakai
sebagai
sinonim
Etiologi
Patofisiologi
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu
dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya
fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan
resiko 3 kali.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak
sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2 / O2 akibat tidak timbul
his sehingga pemasakan nutrisi dan O2 menurun menuju janin di samping
Klasifikasi
Berdasarkan derajat insufisiensi plasenta yang terjadi tanda
postmaturitas ini dapat dibagi dalam 3 stadium.
1. Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan
maseradi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II : ditambah pewarnaan mekonium pada kulit.
3. Stadium III : disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali
pusat.
E.
Diagnosis
Tidak
jarang
seorang
dokter
mengalami
kesulitan
dalam
adalah
quickening
ditambah
22
minggu
pada
Pentalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan >40 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Bishop score
Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan
responnya terhadap suatu induksi persalinan, karena tealh diketahui
bahwa serviks bishop score rendah artinya serviks belum matang dan
memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi dibanding serviks
yang matang. Lima kondisi yang dinilai dari serviks adalah :
a. Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim yang
terenggang. Ini melengkapi pendataran, dan biasanya merupakan
indikator yang paling penting dari kemajuan melalui tahap
pertama kerja.
b. Pendataran (Effacement) yaitu ukuran renggangan sudah ada di
leher rahim.
c. Penurunan kepala janin (Station) yaitu menggambarkan posisi
janin kepala dalam hubungannya dengan jarak dari iskiadika
punggung, yang dapat teraba jauh di dalam vagina posterior
(sekitar 8-10 cm) sebagai tonjolan tulang.
Pembukaan
3-4
5-6
Pendataran
0-30%
40-50%
60-70%
80%
-3
-2
-1
+1+2
Keras
Sedang
Lunak
Sangat Lunak
Posterior
Tengah
Anterior
Anterior
Station
Konsistensi
Posisi
Dosis awal
(mU/menit)
Peningkatan
Incremental
(mU/menit)
Interval
Dosis
(menit)
Dosis
Maksimal
(mU/ml)
0,5-1
30-40
20
1-2
15
40
6,3,1
15-40
42
Dosis
rendah
Dosis
tinggi
prostaglandin
(Misoprostol),
relaksin
mengatasi
oligohidramnion
dan
mekoneum,
Komplikasi
Komplikasi keamilan lewat waktu terjadi baik pada ibu maupun
janin. Komplikasi pada ibu meliputi timbulnya rasa takut akibat terlambat
melahirkan atau rasa takut menjalani operasi yang mengakibatkan trias
komplikasi ibu. Komplikasi padi janin meliputi halhal beeikut ini.
air
ketuban
yang
disertai
mekonium
dapat
Prognosis
Pada kehamilan 43 minggu jumlah kematian janin/bayi tiga kali
lebih besar dari pada kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan
menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin
bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan.
Kematian janin pada kehamilan serotinus meningkat bila pada
kehamilan normal (37-41 minggu) angka kematiannya 1,1%. Oleh karena
itu, pada 43 minggu angka kematian bayi menjadi 3,3% dan pada
kehamilan 44 minggu menjadi 6,6%.
Pada beberapa kasus meskipun usia kehamilan melebihi 42
minggu, fungsi plasenta tetap baik sehingga terjadi anak besar
(>4.000gram) yang dapat menyulitkan persalinan.
Morbiditas ibu meningkat karena kejadian partus buatan dan seksio
sesarea meningkat.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA
KEHAMILAN SEROTINUS
A.
Subjektif
1. Biodata
Isi biodata menurut Diah Wulandari (2010), adalah :
a. Nama
: dinyatakan dengan tujuan agar dapat mengenal
pasien dan tidak keliru dengan pasien lain
b. Umur
: untuk mengetahui faktor risiko dilihat dari umur
pasien
c. Agama
asuan
dan
untuk
mempermudah
bila
sewaktu-waktu
Pada kasus ibu bersalin dengan serotinus kadang bermasalah pada lupa
akan tanggal haid terakhir di samping sukar menentukan secara tepat
saat ovulasi.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya lahir,
tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong
persalinan, penyulit dalam bersalinan, jenis kelahiran berat badan lahir,
panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu, keadaan anak sekarang,
untuk mengetahui riwayat yang lalu sehingga bisa menjadi acuan dalam
pemberian asuhan, menurut Prawiroharjo (2008).
6. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil anak yang ke berapa (GPA)
HPHT untuk melihat usia kehamilannya lewat bulan yaitu usia
kehamilannya 42 minggu atau tidak.
HPL untuk mengetahui hari perkiraan lahirnya lewat bulan yaitu usia
kehamilannya lewat 42 minggu atau tidak.
Untuk mengetahui berat badan sebelum dan sekarang, periksa
ANC sebelumnya dimana, berapa kali dan keluhannya apa, suntik TT
berapa kali, obat-obatan yang pernah dikonsumsi apa saja, gerakan janin
yang pertama pada usia kehamilan berapa bulan dan gerakan sekarang
kuat atau lemah, air ketuban sudah pecah ataukah belum.
c. Somnolen
dengan letargi
d. Derilium
yang abnormal
e. Koma
4. Berat badan
Untuk mengetahui berat badan pasien dalam satuan kilogram.
Berat badan dikaji untuk memudahkan penghitungan dosis obat tertentu
yang harus diberikan berdasarkan berat badan ibu.
5.
Tinggi badan
Dikaji untuk mengetahui tinggi badan ibu dalam satuan sentimeter.
Untuk mengetahui apakah tinggi ibu kurang atau lebih dari 145 cm.
apabila kurang dari 145 cm maka termasuk resiko tinggi.
6. Pemeriksaan fisik :
a. Mata
: Konjungtiva pucat atau cukup merah sebagai
gambaran tentang anemianya (kadar hemoglobin) secara kasar.
b. Abdomen :
1) Inspeksi : jika TFU lebih rendah dari usia kehamilan bisa terjadi
post matur. Gerakan janin dapat ditentukan secara subyektif
( normal rata-rata 7x/ 120 menit).
2) Palpasi : gerak janin menurun kemungkinan bisa terjadi postmatur,
gerakan janin dapat ditentukan secara subyektif (normal rata-rata
7x/12menit).
berwarna
kehijauan
yang
berasal
dari
mekonium,
DAFTAR PUSTAKA
06