Bioreaktor Airlift Bioreactor
Bioreaktor Airlift Bioreactor
Bioreaktor Airlift Bioreactor
Airlift reactor (ALR) merupakan reaktor tanpa pengaduk yang memiliki sirkulasi fluida, yaitu pola
aliran yang berupa siklus melalui saluran tertentu. Selama operasi, siklus aliran ini akan terus bergerak.
Gerakan udara atau gas lain dalam cairan yang terus berputar ini berfungsi sebagai pengaduk. Apabila
dalam reaktor biasanya komponen-komponen dicampurkan melalui pengadukan oleh impeller, dalam
ALR, komponen-komponen diaduk oleh aliran siklus udara atau gas. Karena tidak memiliki pengaduk,
shear stress yang diakibatkan cenderung kecil. Dengan begitu, ALR dapat digunakan sebagai fermentor
yang menggunakan mikroba yang rentan terhadap shear stress.
ALR sudah banyak digunakan dalam industri. Diantaranya adalah sebagai berikut: Pengolahan limbah
air, penumbuhan sel yang sensitif terhadap tegangan seperti kultur sel hewan dan tmbuhan, produksi
vaksin, produksi skala besar single cell protein, dan untuk pengadukan pada proses fermentasi untuk
memastikan pH telah tercampur merata serta meningkatkan kontak antara substrat dengan kultur
mikroba yang digunakan dalam industri.
PERTUMHUHAN INOKULUM
Inokulum yang dikembangkan pada airlift bioreactor akan dikembangkan pada kultur
berkesinambungan. Media segar secara kontinu ditambahkan ke dalam bioreaktor dan pada saat yang
bersamaan cairan kultivasi dikeluarkan dengan laju alir yang sama. Sel mikroba secara kontinu
berpropagasi menggunakan media segar yang masuk dan pada saat yang bersamaan produk, produk
samping metabolisme dan sel dikeluarkan dari bioreaktor. Gambar 1 menunjukkan pengembangan
inokulum secara kontinu. Media yang digunakan bergantung jenis sel yang akan dikembangbiakan dan
dilakukan penanganan atau penyiapan sesuai ketentuan umum penyiapan media inokulum.
1
Gambar 1 Kultur kontinu
Pola utama sirkulasi fluida ditentukan oleh desain reaktor, yaitu saluran untuk aliran fluida naik yang
disebut riser, serta saluran pemisah untuk aliran turun yang disebut downcomer. Saluran terhubung
pada bagian bawah dan atas membentuk siklus tertutup. Gas biasanya diinjeksikan di bagian bawah
riser. Sebagian gas dilepaskan melalui luasan di bagian atas yang disebut gas separator. Fraksi gas
yang tidak dilepaskan, tapi disirkulasikan melalui downcomer memiliki pengaruh signifikan terhadap
dinamika fluida dan berpengaruh terhadap performa reaktor.
Berdasarkan struktur utamanya, ALR dapat dibagi menjadi dua, yaitu external-loop vessels serta baffled
vessels atau disebut internal-loop vessels. Pada external-loop vessels, saluran sirkulasi riser dan
downcomer terpisah secara jelas. Pada internal-loop vessels, aliran naik dan turun terjadi pada saluran
yang sama, hanya terpisah oleh baffle dalam saluran tersebut. Perbedaan kedua jenis ALR ini disajikan
dalam Gambar 2.
2
Bagian bagian dari airlift reactor:
1. Riser
Bagian ini merupakan tempat diinjeksikannya gas, tepatnya di bagian bawah. Sesuai namanya, riser
membawa fluida (cairan dan gas) ke arah atas.
2. Downcomer
Downcomer merupakan bagian yang paralel dengan riser. Berbeda dengan riser, bagian ini membawa
fluida ke arah bawah.
3. Base
Base merupakan bagian “kaki” reaktor, yaitu bagian sambungan antara riser dan downcomer.
Sambungan ini cenderung sederhana, namun desainnya berpengaruh pada penangkapan gas, kecepatan
cairan, serta aliran partikel padat.
4. Gas separator
Bagian ini merupakan bagian atas reaktor tempat terhubungnya riser dan downcomer. Gas separator,
sesuai namanya berfungsi melepaskan gas. Ada beberapa jenis gas separator untuk masing-masing
external-loop vessels maupun internal loop vessels yang dapat dilihat di Gambar 3 dan Gambar 4.
3
Gambar 4 Konfigurasi gas separator untuk external-loop vessels
SISTEM PENGENDALIAN
Terdapat berbagai macam sistem pengendalian yang umum digunakan pada tangki pengaduk. Sistem
pengendalian pertama adalah sistem pemasok oksigen yang dilakukan oleh kompresor. Selanjutnya
sistem sterilisasi udara untuk mencegah kontaminasi dari udara masuk. Pada reaktor kecil (kurang dari
5 L) menggunakan membran Teflon berbentuk cakran dan untuk skala besar (hingga 1000 L)
menggunakan pleated membrane filter. Selanjutnya terdapat juga sistem pengendalian busa untuk
mencegah oembentukan busa yang berlebihan dan yang terakhir sistem pengendalian suhu serta pH.
DAFTAR PUSTAKA
Chisti, M.Y., M. Moo-Young. 1987. Airlift Reactors: Characteristics, Applications and Design
Considerations. University of Waterloo: Industrial Biotechnology Centre.
Lutfiani, Evi., Widodo W. Purwanto, Yuswan Muharam. 2013. Pemodelan dan Simulasi Bioreaktor
Airlift untuk Produksi Vaksin. Universitas Indonesia: Program Studi Teknologi Bioproses.
Santoso, Arif Dwi., Abdil H.S., Diyoni. 2010. Kriteria Desain Fotobioreaktor Sistem Airlift Reactor.
Jakarta: Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.11 No.1.