Laporan Akhir Praktikum Pengindraan Jauh
Laporan Akhir Praktikum Pengindraan Jauh
Laporan Akhir Praktikum Pengindraan Jauh
PENGINDERAAN JAUH
OLEH :
DARWIS GIDION 1606122626
FAHMI HAMID 1606110580
JEPRI HANDA SITOMPUL 1606116206
MUHAMMAD IVANALDI 1606116154
M. NAFIS ARSYADA 1606123122
SARI AYU 1606110622
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum
Penginderaan Jauh. Tidak lupa shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai
ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
dosen dan asisten Penginderaan Jauh serta bantuan moral dan doa dari keluarga
serta partisipasi dari teman-teman praktikan lainnya. Atas semuanya penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis terutama
dan bagi para pembaca nantinya. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan yang
ada pada Laporan Akhir Praktikum Penginderaan Jauh ini, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Dari itu semua, penulis meminta kepada pembaca atas
kritik dan sarannya agar laporan ini dapat mencapai kesempurnaan. Atas kritik
dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
3
2.4.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 18
4
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Praktikum ini di lakukan pada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 15:00 WIB di
ruangan E5.
Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu perangkat keras (hardware)
File data citra sumber tersimpan dalam file yang terpisah-pisah berdasarkan
menjadi satu dataset yang tercirikan dengan penggabungan beberapa file tersebut
Duplikasikan layer menjadi 7 (atau sesuai dengan jumlah band yang akan
digabungkan).
Contoh:
Catatan :
- Untuk mengganti jenis layer klik kanan pada layer yang akan diganti.
paste layer
atau klik
citra yang akan diolah. Pada data mentah citra (data asli yang belum
dilakukan analisa atau pengolahan apapun), pilihlah file Band 1. Lalu klik
tombol OK this layer only. Langkah serupa berlaku juga untuk band-band
yang lainnya.
Gambar 4. Jendela file repository citra yang akan diolah
Bila telah lengkap terisi untuk seluruh band yang akan digabungkan,
jendela ini, lakukanlah pengecekan ulang, apakah tiap layer band telah
Buat nama baru untuk dataset yang akan dibuat, tipe file yang dipilih
2.1.4 Pembahasan
Bagian kedua berupa Data File, yang berisi data raster itu sendiri.
Dataset Header File memiliki nama yang sama dengan nama file
datanya. Misalnya Bogor.ers merupakan nama Dataset Header File dari
Data File Bogor.
Bagian kedua berupa Data File, yang berisi data vector itu sendiri.
3. Format Algorithms File (.alg)
File Algoritma menerangkan mengenai dataset dan proses- proses
yang kita lakukan terhadap suatu citra tertentu, sehingga kita bisa
menampilkan secara langsung citra hasil pengolahan.
2.2 Koreksi Radiometrik
Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu perangkat keras (hardware)
Gambar 7.
Kombinasikan Band. Kali ini akan digunakan 5 kombinasi band, yaitu 7-4-
Gambar 8.
Lakukan koreksi pada warna agar warna yang ditampilkan citra menjadi lebih
menjadi lebih tajam. Edit Transform Limit (icon kurva) Lihat Actual Input
maka ubah formulanya. Edit Formula Kurangi INPUT1 agar limit menjadi
INPUT1 dengan 19. Lakukan langkah koreksi ini pada layer Red, Green,
atmosfer yang terbaik. Pesisir dan garis pantai terdefinisikan dengan baik. Dapat
terlihat hijau. Kombinasi ini dapat berguna untuk studi geologi. Hasil koreksi
radiometrik pada kombinasi band ini memperjelas warna air yang awalnya agak
merah menjadi hitam sehingga garis pantai terlihat lebih jelas. Berikut merupakan
Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan warna biru
mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari komposit band 4,5,3 untuk interpetasi
lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari warna biru maka
lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap rona dari
warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang. Kenampakan objek
garis berupa jalan terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan
objek area berupa lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis
melintang dengan warna biru berona gelap. Tutupan vegetasi dtandai dengan
warna jingga. Komposit band 4,5,3 merupakan komposit warna yang bukan
lahan terbangun dan objek jalan. Setelah dilakukan koreksi radiometrik, warna
yang dihasilkan menjadi lebih tajam sehingga perbedaan antar warna terlihat lebih
jelas. Berikut merupakan hasil citra sebelum koreksi dan setelah dilakukan
koreksi.
awan. Dalam gambar terlihat awan ditandai dengan warna putih, daratan berwarna
biru, dan perairan ditandai degan warna hijau untuk peairan dangkal dan hitam
untuk perairan dalam. Dalam koreksi radiometril yang dilakukan, terlihat jelas
perbedaan kontras yang terjadi. Lahan daratan yang tadinya ditandai dengan
warna ungu berubah menjadi biru dan terlihat lebih kontras. Komposit and 1, 3, 5
menujukkan perbedaan warna yang kontras sehingga objek awan dapat dideteksi
dengan mudah.
Perairan diwakilioleh warna biru dan lahan terbangun diwakili oeh warna ungu.
warna. Visualisasi citra terlihat lebih kontras dan nyata. Perairan diwakili oleh
warna hitam, lahan terbangun diwakili oleh warna coklat, sedangkan vegetasi
Saluran 5 sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak dan
kelembapan tanah. Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi,
sehingga memungkinkan deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm).
Perubahan warna yang dihasilkan dari koreksi radiometrik untuk komposit band
ini tidak begitu signifikan. Perubahan terjadi pada daerah perairan yang terlihat
Prakuikum ini di lakukan pada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 15:00 WIB
di ruangan E5.
Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu perangkat keras (hardware)
1. Klik load algoritm or dataset pada input file setelah mengaktifkan opsi tipe
geocoding polinomial.
2. Setelah muncul jendela file input, masukkan dataset atau algoritma yang
langkah ketiga ini terdapat 3 order polinomial yang ditawarkan oleh sistem
yaitu linear, quadratic dan qubic. Untuk linear diperlukan minimal 3 GCP,
daerah yang akan dikoreksi citranya. Untuk daerah yang relatif datar
pemilihan metode linear sudah cukup baik dengan 3 GCP atau lebih.
4. Pada tutorial ini, akan dipilih median dari ketiganya yaitu order
sumber acuan merupakan peta dasar atau citra yang telah terkoreksi
sebelumnya. Pilihan kedua, Select GCP from Digitizer diaktifkan bila GCP
yang digunakan langsung diambil dari peta dasar melalui digitizer tablet.
6. Masukkkan file acuan, sebagai contoh kasus file acuan yang diambil
adalah data vektor sungai. Informasi mengenai sistem koordinat file akan
ada. Tombol digunakan untuk menghapus semua titik kontrol yang telah
2.3.4 Pembahasan
Perbedaan antara mengkoreksi geometri ordo satu dan ordo dua. Pada ordo
satu, ditentukan minimal empat titik koordinat dalam koreksi geometri. Hasil ordo
satu kurang spesifik. Pada ordo dua, ditentukan minimal enam titik koordinat
dalam koreksi geometri. Hasil ordo dua akan terlihat spesifik. Semakin banyak
titik koordinat yang ditentukan dalam koreksi geometrim maka hasil citra yang
dikoreksi akan detail dan spesifik. Metode interpolasi memiliki tiga kalsifikasi
terdekat antara data yang akan di evaluasi dalam data pelatihan. Perhitungan jarak
dilakukan dengan konsep euclidian. Jumlah kelas yang paling banyak dengan
jarak terdekat tersebut akan menjadi kelas dimana data evaluasi tersebut berada.
metode interpolasi yang digunakan untuk menentukan nilai piksel untuk citra
yang dikoreksi. Pada Nearest Neighbor itu nilai pikses dihitung berdasarkan nilai
piksel yang terdekat dari citra aslinya. Bilinear Interpolation itu nilai piksel
dihitung berdasarkan rata rata dari empat piksel terdekat dari citra aslinya. Cubic
Convolution itu nilai piksel citra output didasarkan dari enam belas piksel di
dengan ukuran piksel antara piksel input dengan piksel output uang diharapkan
WIB di ruangan A2
Alat yang di gunakan adalah laptop dan bahn yang di gunankan adalah ER
Mapper
Prosedur yang perlu dilakukan pada metode ini adalah sebagai berikut:
Training area dibuat dengan memilih Edit/Create Region pada menu Edit.
buat
o Tombol Display/Edit Object Attributes adalah untuk memberi
nama region. (Ingat setelah kita membuat region pastikan region telah diberi
nama.)
o Tombol Save adalah untuk menyimpan region yang kita buat dalam
Setelah training area dibuat dan disimpan, kita dapat memulai proses
Klik Setup untuk menampilkan region yang kita buat. Disini kita dapat
memilh kelas yang akan dihilangkan atau ditambahkan seperti pada gambar
berikut :
Klik Close untuk kembali ke dialog box awal.
3. Memberi nama dan warna region. (Tahapan ini sama halnya dengan
2.4.5 Pembahasan
WIB di ruangan A2
Input Dataset adalah data yang akan kita proses unuk klasifikasi. Ingat dataset
Band to use adalah pilihan band yang diinginkan dalam proses klasifikasi.
Output Dataset adalah nama dataset yang kita buat sebagai identitas data hasil
klasifikasi.
Pada menu Edit pilih Edit Class/Region Color and Name. Kemudian
Isi nama kelas dan pilih warna kelas yang kita inginkan.
Klik Save pada dialog box setelah kita menentukan warna dan nama kelas.
3. Menampilkan warna pada citra terklasifikasi di Image
Window.
Kemudian klik Edit pada Algorithm Dialog Box lalu pilih Add Raster
Layer.
Sorot Class Display pada layer kemudian klik tombol Load Dataset
2.4.5 Pembahasan
hal ini diminimalisasi. Jenis metode ini digunakan bila kualitas citra sangat
tinggi dengan distorsi atmosferik dan tutupan awan yang rendah. Namun,
dalam banyak kasus, terlepas dari kondisi citra yang bersangkutan, metode ini
generalisasi yang tidak sesuai dengan harapan pengguna. Dari contoh di atas
sebagai bayangan awan dikelompokkan sama dengan badan air. Kondisi ini
merupakan pengaruh dari jumlah pembagian kelas yang kurang detil atau
karena sebaran kualitas atmosferik data pada citra yang tidak seragam. Kasus
piksel sehingga masuk kelompok kelas tertentu dalam suatu training area.
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
2017