Laporan SP Jalan Raya
Laporan SP Jalan Raya
Laporan SP Jalan Raya
STUDIO PERANCANGAN I
Oleh:
Yusuf
2014520124
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia serta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Berkah
dan bimbinganya selalu ada pada kita semua, oleh karena itu sudah selayaknya kita
sebagai umat beragama mengucapkan terima kasih kepada-Nya. Makalah ini dibuat
Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut andil dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, keritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semo
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
sehingga desain perkerasan jalan yang baik adalah suatu keharusan. Selain untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain, perkerasan jalan yang baik juga
jalan raya sangat besar. Oleh karena itu diperlukan perencanaan konstruksi jalan
yang optimal dan memenuhi syarat teknis menurut fungsi, volume maupun sifat
di atas jalur jalan tanah, dimanan lapisan tambahan tersebut terdiri dari bahan
material yang lebih keras/kaku dari tanah dasarnya dengan tujuan agar jalur jalan
memiliki kualitas yang baik, dalam hal ini lapisan permukaan yang halus, sehingga
memberikan beberapa sifat yaitu kuat, nyaman dan bernilai ekonomis. Konstruksi
1
2
perkerasan harus mampu mendukung beban lalu lintas serta ketahanannya terhadap
kondisi lingkungannya.
memastikan bahwa beban lalu lintas terdistribusikan dengan baik sehingga tekanan
dan tegangan pada setiap lapisan perkerasan masih dapat ditoleransi, yang berarti
tegangan dan regangan yang terjadi lebih kecil dari pada tegangan regangan yang
diijinkan.
Analisa Komponen?
1.3. Tujuan
adalah untuk:
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
3
2.1.Tinjauan Umum
1) Jalan Arteri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan Kolektor
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan Lokal
dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan
itu sendiri. Dengan demikian, hal ini akan memberikan kenyamanan selama masa
4
5
Jenis perkerasan jalan pada umumnya yang dikenal ada 2 (dua), yaitu:
banyak cara (metode), antara lain: AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika),
mengikuti cara Bina Marga yaitu Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. Melalui perencanaan
Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987 kegunaan
Pavement).
perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub base course), lapis
sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut
b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar
air
7
c. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti
pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan
d. Lendutan dan ledutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu lintas dari
diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar ( granular soil) yang tidak
biaya konstruksi).
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
akibat cuaca.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk
lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal
diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya, yang menampung lalu lontas besar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur,
maka jumlah lajur ditentukan dari lebar perkerasan seperti pada tabel 2.1.
9
Jumlah Lajur
Lebar Perkerasan (L)
(n)
L < 5,50 m 1 jalur
5,50 m ≤ L < 8,25 m 2 jalur
8,25 m ≤ L < 11,25 m 3 jalur
11,25 m ≤ L < 15,00 m 4 jalur
15,00 m ≤ L < 18,75 m 5 jalur
18,75 m ≤ L < 22,00 m 6 jalur
sumber: SKBI – 2.3.26. 1987
**) berat total > 5 ton, misalnya, bus, truk, traktor, semi trailler, trailler.
ditentukan melalui tabel yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga dalam SKBI–
a. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada
awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalantanpa median
𝐿𝐸𝑃+𝐹𝑃
LET =
2
LER = LET X FP
𝑈𝑅
FP =
10
j = jenis kendaraan
FP = faktor penyesuaian
Daya dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR atau Plate Bearing Test, DCP,
dll. Dari nilai CBR yang diperoleh ditentukan nilai CBR rencana yang merupakan
nilai CBR rata-rata untuk suatu jalur tertentu. Dengan cara sebagai berikut :
2. Tentukan berapa banyak harga dari masing-masing nilai CBR yang sama
4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
5. Total nilai CBR didapat dari hasil jumlah nilai CBR dibagi dengan jumlah
titik pengamatan.
perbedaan kondisi dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan
(kelandaian dan tikungan) presentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim
permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat.
Pada tabel 2.5 merupakan factor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah
lintas ekivalen yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan IP pada akhir umur
rencana:
Ipt = 1,0: Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat
Ipt = 1,5: Adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
Ipt = 2,0: Adalah tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
Ipt = 2,5: Menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu
pada awal umur rencana, dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini.
a = koefisisen lapisan
Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan Jenis Bahan
Relatif
a1 a2 a3 MS (kg) Kt (kg/cm) CBR (%)
0,4 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
LASTON
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - -
LASBUTAG
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - ASPAL MACADAM
0,25 - - - - - LAPEN (mekanis)
0,20 - - - - - LAPEN (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - LASTON ATAS
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - LAPEN (mekanis)
- 0,19 - - - - LAPEN (manual)
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0,13 - - 70 SIRTU/Pitrun (kelas A)
- - 0,12 - - 50 SIRTU/Pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 SIRTU/Pitrun (kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah/Lempung Kepasiran
sumber: SKBI 2.3.26.1987
Catatan: Kuat tekan stabilitas tanah dengan semen diperiksa pada hari ke-7.
Kuat tekan stabilitas tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke-21.
16
mempergunakan nilai-nilai yang telah diketahui sebelumnya, yaitu : LER selama umur
rencana, nilai DDT, dan FR yang diperoleh. Berikut ini adalah gambar grafik
Gambar 2. 7 Nomogram 9
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
sumber:SKBI 2.3.26.1987
BAB III METODOLOGI
Mulai
Penentuan
Lokasi
Pengumpulan Data
Analisis Data
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
22
23
Data yang diperlukan untuk menunjang penulisan makalah ini terdiri atas:
a. Data LHR
b. Data CBR
Dengan data ini dapat dinilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang
Data primer yang dimaksud disini adalah data LHR (Lalu lintas Harian
Rata-rata). Data LHR ini didapat dari hasil pengambilan data selama tiga hari
berturut-turut yang diambil pada jam-jam padat saja. Metode pengumpulan data
yang dilakukan:
Untuk data sekunder, data sekunder ini merupakan data CBR tanah yang
didapat dari dosen pengampuh mata kuliah Studio Perancangan I konsentrasi jalan
raya. Data ini diperlukan untuk menentukan harga CBR segmen secara grafis.
b. Alat tulis
c. Clipboard
yaitu, pada hari Sabtu, Minggu dan Senin. Pengambilan data ini hanya dilakukan
pada saat jam-jam padat saja, dilakukan selama 2 (dua) jam dengan interval waktu
15 menit.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gadang arah Stadion Kanjuruhan Kota Malang. Gadang adalah sebuah kelurahan
di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jalan raya
Gadang merupakan jalan dengan volume kendaraan yang sangat padat terutama
Di jam izin berjualan, kondisi lalu lintas jalan penghubung Terminal Hamid
Rusdi di Jalan Mayjen Sungkono dengan Jalan Kolonel Sugiono itu sangat padat.
Kepadatan sering terjadi mulai pagi hingga menjelang sore hari. Survey dilakukan
untuk menghitung lalu lintas harian rata-rata guna untuk mengetahui kapasitas
Data perencanaan:
a. Tipe jalan kolektor 2/2 UD (2 lajur dari tabel distribusi kendaraan C = 0,5)
dapat ditentukan dengan cara grafis. Dari data yang ada maka perhitungan besarnya
25
26
CBR adalah dilakukan dengan cara menyusun grafik, dari titik–titik yang disusun
3,3; 2,01; 2,01; 5,21; 3,3; 3,3; 6,06; 3,24; 8,32; 8,32; 3,24; 3,24; 2,56; 4,67; 6,96.
90
Persen yang sama atau lebih besar (%)
84
80
%
70
60
50
Menentukan
CBR dengan
40 segmen grafis
30
20
10
0
0 1 2 2.82 3 4 5 6 7 8 9 10
Penentuan harga CBR
Dari grafik hasil olahan data analisis didapat nilai CBR dari 84% adalah
sebesar 2,82%.
a. Menghitung LHR
LHR = N x (1+10%)10
28
Contoh perhitungan:
= 49822 x (1+0,1)10
= 49822 x (1,01)10
= 184495
Dimana:
Dari contoh perhitungan diatas maka diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini:
Untuk mengetahui angka ekivalen, dapat dilihat pada Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasaan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
29
30
Volume
No. Jenis Kendaraan Kendaraan E C LEP
2017
1 Sepeda motor, Sekuter, Sepeda kumbang 49822 0,0004 0,5 9,964
2 Sedan, Station wagon, jepp 5976 0,0004 0,5 1,195
3 Oplet, Combi, Suburban 5632 0,0004 0,5 1,126
0,5
4 pick up, dan Mobil hantaran 5869 0,0004 1,174
0,5
5 Bus 958 0,0053 0,5 2,539
6 Truck dua sumbu, Mobil tangki 987 0,0053 0,5 2,616
7 Truck tiga sumbu (tandem) 952 0,9941 0,5 473,192
8 Truck gandeng, Mobil semi trailer 935 0,0024 0,5 1,122
Jumlah 492,928
Untuk menghitung LEP dengan LHR 2017 maka dapat digunakan rumus
Contoh:
= 9,964
keseluruhan nilai LEP tersebut. Dari hasil contoh perhitungan diatas maka, jumlah
Volume
No. Jenis Kendaraan Kendaraan E C LEA
2027
1 Sepeda motor, Sekuter, Sepeda kumbang 1292250,0004 0,5 25,845
2 Sedan, Station wagon, jepp 155000,0004 0,5 3,1
3 Oplet, Combi, Suburban 146080,0004 0,5 2,922
0,5
4 pick up, dan Mobil hantaran 152230,0004 3,045
0,5
5 Bus 24850,0053 0,5 6,585
6 Truck dua sumbu, Mobil tangki 25600,0053 0,5 6,784
7 Truck tiga sumbu (tandem) 24690,9941 0,5 1227,216
8 Truck gandeng, Mobil semi trailer 24250,0024 0,5 2,91
Jumlah 1278,407
Sama seperti menghitung LEP, hanya saja untuk menghitung LEA
LEA = LHR2027 x C x E.
c. Menghitung LET
= 1132,13
d. Menghitung LER
LER = LET x FP
Nilai FP = UR/10
= 10/10
=1
= 1132,13 x 1
= 1132,13
32
1) IPt
2,5 karena tipe jalan yang direncanakan adalah jalan kolektor. Besarnya IPt
2) IPo
1800 mm/km, maka diperoleh IPo 3,9 – 3,5 dengan rounghness > 1000.
3) DDT
Pada gambar korelasi DDT dan CBR, hubungkan nilai CBR dengan
garis mendatar kesebelah kiri untuk mendapatkan nilai DDT. Lihat gambar
4.1.
3,82 2,82
Tabel 4. 8 Nilai FR
kendaraan berat (%) terhadap total lalu lintas kendaraan saat perencanaan
71131
= x 100%
184495
= 38,554%
Dari hasil diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut dengan besar curah
hujan 1600 mm / tahun > 900 mm / tahun dan % kendaraan berat 38,554% > 30%
dengan % kelandaian 17% > 10% maka didapat faktor regional FR = 3,0 – 3,5.
f. Nomogram
menarik garis sesuai dengan nilai-nilai yang telah diketahui sebelumnya, yaitu:
LER selama umur rencana, nilai DDT, dan FR yang diperoleh. Berikut ini
adalah gambar grafik nomogram untuk masing-masing nilai IPt dan IPo.
35
FR = 3,5
g. ITP
Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan Jenis Bahan
Relatif
a1 a2 a3 MS (kg) Kt (kg/cm) CBR (%)
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
LASTON
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - -
LASBUTAG
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - ASPAL MACADAM
0,25 - - - - - LAPEN (mekanis)
0,20 - - - - - LAPEN (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - LASTON ATAS
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - LAPEN (mekanis)
- 0,19 - - - - LAPEN (manual)
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0,13 - - 70 SIRTU/Pitrun (kelas A)
- - 0,12 - - 50 SIRTU/Pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 SIRTU/Pitrun (kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah/Lempung Kepasiran
sumber: SKBI 2.3.26.1987
Tabel kekuatan relatif berfungsi untuk menetukan nilai a1, a2 dan a3.
37
Bila direncanakan:
Maka:
a1 = 0,40
a2 = 0,15
a3 = 0,11
D2 harus diketahui terlebih dahulu, untuk memperoleh nilai tersebut dapat dilihat
Tebal Minimum
ITP ( cm ) Bahan
Tebal Minimum
ITP ( cm ) Bahan
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
< 3,00 15
stabilisasi tanah dengan kapur
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
3,00 - 7,49 20
stabilisasi tanah dengan kapur
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
7,50 - 9,99 20
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
10,00 -
12,14 20 stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,
lapen, laston atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
> 12,25 25 stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,
lapen, laston atas
Pada tabel 4.10 untuk menentukan nilai D1 atau lapisan atas, sedangkan
tabel 4.11 untuk menperoleh nilai D2 atau lapisan pondasi atas. Setelah nilai D1
ITP = a1.D1+a2.D2+a3.D3
15 = 0,40.10+0,15.25+0,11.D3
15 = 4+3,75+0,11.D3
(15−4−3,75)
D3 =
0,11
D3 = 65,91 cm
Jadi, dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui rencana tebal lapis pondasi
= 10+25+65,91
= 100,91 cm
CBR 2,82%
Gambar 4. 4 Hasil Perencanaan Struktur Perkerasan Jalan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis perhitungan pada setiap pembahasan mulai dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dasar teori, metodologi, hasil dan
pembahasan pada perncaanaan perkerasan Jalan Raya Gadang diperoleh LHR rata-
rata untuk semua jenis kendaraan 184.495 buah dengan CBR segmen grafis 2,82%;
karena telah mencapai perhitungan minimal tebal minimum yang diisyaratkan oleh
40