Lapres Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak
Lapres Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak
Lapres Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak
Oleh:
JURUSAN KIMIA
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sanusi (1989), telah dilakukan isolasi zat
warna merah yang terkandung dalam kayu sappang atau lebih dikenal dengan nama secang
sebagai senyawa golongan brazilin. Brazilin merupakan senyawa antioksidan yang
mempunyai katekol dalam struktur kimianya. Menurut Indriani (2003), kayu secang dapat
digunakan sebagai pewarna alami karena mengandung brazilin berwarna merah yang
bersifat mudah larut dalam air panas. Ditambahkan oleh Holinesti (2009), brazilin
(C16H14O5) memiliki warna kuning sulfur jika dalam bentuk murni, dapat dikristalkan,
larut dalam air, jernih mendekati tidak berwarna dan berasa manis. Asam tidak
berpengaruh terhadap larutan brazilin, tetapi alkali dapat membuatnya bertambah merah.
Dikatakan oleh Holinesti (2009), bahwa eter dan alkohol akan menimbulkan warna
kuning pucat terhadap larutan brazilin. Sedangkan apabila terkena sinar matahari maka
brazilin akan dengan cepat membentuk warna merah. Terjadinya warna merah ini
disebabkan oleh terbentuknya brazilein (C16H12O5). Brazilin termasuk ke dalam flavonoid
sebagai isoflvonoid.
Menurut Moon dkk (1992), berdasarkan aktivitas antioksidannya, brazilin
mempunyai efek melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia. Selanjutnya Lim
dkk (1997), membuktikan bahwa indeks antioksidatif dari ekstrak kayu secang lebih tinggi
daripada antioksidan komersial (BHT atau BHA). Peneliti lain mengungkapkan bahwa
brazilin diduga mempunyai efek anti-inflamasi (Winarti dan Nurdjanah, 2005).
Menurut Winarti dan Nurdjanah (2005), secara empiris kayu secang dipakai
sebagai obat luka, batuk berdarah, berak darah, darah kotor, penawar racun, sipilis,
menghentikan pendarahan, pengobatan pasca persalinan, desinfektan, antidiare dan
astringent. Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk menguji manfaat kayu secang,
seperti khasiatnya sebagai antibakteri. Dituliskan oleh Indriani (2003), bahwa kayu secang
juga mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dan bakteriostatik sehingga sering digunakan
sebagai obat muntah darah, diare dan disentri. Ditambahkan oleh Wicaksono dkk (2008),
kayu secang mengandung senyawa brazilin yang diduga memiliki aktivitas antikanker,
senyawa fenolik dan flavonoid sebagai antioksidan dan senyawa aktif lain seperti
sappanchalcone dan caesalpin P yang terbukti memiliki khasiat untuk terapi antiinflamasi,
antidiabetes, dan terapi gout secara in vitro.
Rimpang Secang
Residu Filtrat
1 mL Sampel
Residu Filtrat
- dibagi menjadi 3 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
Residu Filtrat
Perubahan warna
4. Identifikasi Saponin
1 ml sampel
- Ditambahkan 3 mL air
- Dipanaskan 10 menit
- Diangkat
- Dikocok
- Didiamkan selama 1,5 menit
Biru (+steroid)
6. Identifikasi Triterpenoid
1 mL sampel
Perubahan Warna
7. Identifikasi Tanin
1 mL sampel
Residu Filtrat
Perubahan warna
VIII. HASIL PENGAMATAN :
No. Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1. Persiapan ekstrak methanol jahe Sebelum : Hasil skrining fitokimia pada rimpang jahe merah Berdasarkan
dan secang. - Rimpang jahe = serbuk mengandung saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, hasil
a. kering berwarna coklat triterpenoid, dan minyak atsiri (Arifin, 2012). pengamatan,
Rimpang Sampel kekuningan dapat
Hasil penapisan fitokimia menunjukkan ekstrak kulit disimpulkan
- Rimpang secang = serbuk kayu secang mengandung terpenoid (++++), fenol bahwa
- dibersihkan dan dikuliti kering berwarna jingga
- dikeringkan dan (++++), flavonoid (+++), triterpenoid (++), alkaloid a. Jahe
- Metanol = larutan tidak (++), dan saponin (+). Kayu secang tidak mengandung mengandun
diblender
berwarna steroid dan tannin (Wahya Widiowati, 2011). g saponin,
alkaloid,
Serbuk sampel Setelah : dan
- Serbuk rimpang jahe triterpenoid.
kering + 15 mL methanol
5 gram serbuk sampel b. Secang
60-80% + dipanaskan +
- dimasukkan gelas kimia disaring = larutan mengan-
berwarna coklat muda dung
100 ml
sebagai SAMPEL Ekstrak flavonoid,
- direndam serbuk saponin,
Jahe
kedalam 15 ml methanol alkaloid dan
60-80% - Serbuk rimpang secang triterpenoid.
- dipanaskan secukupnya kering + 15 mL methanol
60-80% + dipanaskan +
- disaring menggunakan
disaring = larutan
kertas saring berwarna jingga pekat
sebagai SAMPEL Ekstrak
Residu Filtrat Secang
Filtrat
- dipekatkan dengan cara
diuapkan dalam
penangas air
SAMPEL
gelap (+)
- dibagi menjadi 3 dan - Dipanaskan = larutan ber-
dimasukkan kedalam warna coklat lebih pekat
N
tabung reaksi (++), endapan tercampur K+
- Dikocok = larutan ber- N + KI + I2 endapan coklat
flavonoid
dalam tabung reaksi berwarna HO
O
HO
O sedangkan sam-
- Ditambah 3 mL - Mg: serbuk berwarna putih
pel secang
etanol 70% - HCl pekat: larutan tidak + 2 H2
berwarna positif (+)
- Dikocok mengandung
- Dipanaskan Sesudah OH OH OH OH
a. Jahe flavonoid.
- Dikocok
- Jahe + etanol: berubah O-
- Disaring
menjadi larutan
kuning(+) HO
O
terjadi perubahan
Residu Filtrat - +Mg: tidak terjadi
OH OH
perubahan
- Ditambah 0,1 - HCl pekat: berubah O-
4. Identifikasi Saponin Sebelum Hasil positif analisis senyawa saponin ditunjukkan Dapat
- Sampel jahe : larutan coklat dengan terbentuknya buih yang stabil (Sangi,dkk., disimpulkan
muda 2008) bahwa jahe dan
1 ml - Sampel secang: larutan jingga sampel secang
sampel pekat (+) mengan-
- Air: tidak berwarna dung saponin.
- Ditambahkan 3 Sesudah
a. Jahe O
mL air
- Jahe + air : berubah O
H2 O
- Dipanaskan 10 menjadi larutan kuning CH2OH
OH O
menit muda OH
etanol 70%
- Larutan H2SO4 pekat = HO HO carbonium ion of 3,5-diena
-Ditambahkan 2 larutan tidak berwarna
mL H2SO4 pekat - Larutan CH3COOH AC2O(SO3) SO2
Tidak berwarna
7. Identifikasi Tanin Sebelum: Hasil positif analisis senyawa tanin ditunjukkan dengan Sampel jahe dan
- Ekstrak Secang = larutan terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau (Sangi, sampel secang
1 mL sampel berwarna jingga pekat dkk, 2008). negatif (-)
- Ekstrak jahe = larutan mengandung
- Ditambah 3 mL
berwarna coklat muda tanin.
aquades kedalam
- FeCl3 1% = larutan
tabung reaksi
berwarna kuning muda
- Dididihkan - Aquades = larutan tidak
menggunakan
berwarna
Sesudah:
penangas air
- Ekstrak jahe + aquades =
- Disaring larutan berwarnakuning
(++) keruh
- Dipanaskan = larutan
berwarna kuning (+)
keruh
Residu Filtrat - + FeCl3 1% = larutan
berwarna coklat muda
- Ditambahkan 3
- Ekstrak secang + aquades
tetes FeCl3 1%
= larutan berwarna jingga
- Dipanaskan = larutan
berwarna jingga (+)
Perubahan warna + FeCl3 1% = larutan
berwarna coklat tua
IX. ANALISIS – PEMBAHASAN:
1. Penyiapan Ekstrak Methanol Rimpang
Persiapan sampel dimulai dengan menyiapkan rimpang jahe dan secang yang
sudah kering. Tujuan pengeringan yaitu agar minyak atsiri dan komponen organik
pada jahe dan secang tidak hilang atau menguap. Setelah benar-benar kering jahe dan
secang ini diblender sehingga menjadi serbuk kering halus berwarna coklat
kekuningan untuk jahe dan serbuk kering halus berwarna jingga untuk secang.
Selanjutnya menimbang 5 gram serbuk jahe dengan neraca analitik, lalu serbuk
ini dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan ditambahkan 15 ml larutan metanol
60-80% yang tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan coklat muda dan endapan
kuning. Setelah itu dipanaskan dalam penangas air, hal ini bertujuan untuk
mengekstrak rimpang jahe lebih cepat dan menghilangkan kadar air dalam serbuk dan
setelah dipanaskan tetap menghasilkan larutan coklat muda dan endapan coklat.
Langkah selanjutnya disaring dengan corong dan kertas saring sehingga dihasilkan
filtrat berwarna coklat muda dan residu berwarna coklat. Setelah itu, diuapkan kembali
menggunakan penangas air sampai kental untuk menghilangkan kadar air yang
mungkin ada pada serbuk jahe dan dihasilkan sampel yang berwarna coklat muda.
Sampel kedua dengan perlakuan yang sama, menimbang 5 gram serbuk secang
dengan neraca analitik, lalu serbuk ini dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan
ditambahkan 15 ml larutan metanol 60-80% yang tidak berwarna sehingga
menghasilkan larutan jingga pekat dan endapan kuning kecoklatan. Setelah itu
dipanaskan dalam penangas air, hal ini bertujuan untuk mengekstrak rimpang jahe
lebih cepat dan menghilangkan kadar air dalam serbuk dan setelah dipanaskan tetap
menghasilkan larutan jingga pekat dan endapan kuning kecoklatan. Langkah
selanjutnya disaring dengan corong dan kertas saring sehingga dihasilkan filtrat
berwarna jingga pekat dan endapan kuning kecoklatan. Setelah itu, diuapkan kembali
menggunakan penangas air sampai kental untuk menghilangkan kadar air yang
mungkin ada pada serbuk secang dan dihasilkan sampel yang berwarna jingga pekat.
2. Identifikasi Alkaloid
Pada percobaaan identifikasi alkaloid dengan metode Culvenor-Fitzgerald, disini
kami menggunakan 2 sampel yaitu ekstrak rimpang jahe dan ekstrak rimpang secang.
1. Pereaksi Meyer
Bagian atas tabung 1 ditambahkan dengan pereaksi Meyer yang berwarna
kuning (++) sehingga menghasilkan endapan, dimana hasil tersebut menunjukkan
bahwa sampel positif mengandung Alkaloid. Pereaksi Meyer bertujuan untuk
mendeteksi alkaloid, dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan
koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi Meyer sehingga menghasilkan
senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna putih. Berikut ini
adalah reaksi yang terjadi :
HgCl2 + 2 KI → HgI2 + 2 KCl
HgI2 + 2 KI → K2[HgI4]
2. Pereaksi Wegner
Bagian atas tabung 2 ditambahkan dengan pereaksi Wegner berwarna merah pekat
menghasilkan larutan berwarna kuning (+) dan terbentuk endapan yang
menunjukkan bahwa sampel positif mengandung Alkaloid. Berikut ini adalah
reaksi yang terjadi:
I2 + I- → I3-
3. Pereaksi Dragendorf
Bagian atas tabung 3 ditambahkan dengan pereaksi Dragendorf yang berwarna
jingga sehingga menghasilkan larutan berwarna jingga atau kuning (+++) dan
terbentuk endapan yang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung
Alkaloid. Berikut ini adalah reaksi yang terjadi:
Bi(NO3)3 + 3 KI → BiI3 + 3 KNO3
BiI3 + KI → K[BiI4]
1. Pereaksi Meyer
Bagian atas tabung 1 ditambahkan dengan pereaksi Meyer yang berwarna merah
(+) sehingga menghasilkan endapan, dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa
sampel positif mengandung Alkaloid. Pereaksi Meyer bertujuan untuk mendeteksi
alkaloid, dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi
antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi Meyer sehingga menghasilkan senyawa
kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna putih. Berikut ini adalah
reaksi yang terjadi :
2. Pereaksi Wegner
Bagian atas tabung 2 ditambahkan dengan pereaksi Wegner berwarna merah pekat
menghasilkan larutan berwarna merah (+++) dan terbentuk endapan yang
menunjukkan bahwa sampel positif mengandung Alkaloid. Berikut ini adalah
reaksi yang terjadi:
3. Pereaksi Dragendorf
Bagian atas tabung 3 ditambahkan dengan pereaksi Dragendorf yang berwarna
jingga sehingga menghasilkan larutan berwarna merah (++) dan terbentuk
endapan yang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung Alkaloid. Berikut
ini adalah reaksi yang terjadi:
3. Identifikasi Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan kuning
yang ditemukan banyak dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid umumnya merupakan
ikatan dengan gugus gula yang menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air
atau pelarut polar (Markham, 1988). Langkah pertama dalam uji flavonoid pada
rimpang jahe dan secang yaitu menyiapkan masing- masing 1 mL sampel yang
dimasukkan dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Sampel jahe adalah larutan berwarna
coklat muda, sedangkan sampel secang adalah larutan berwarna jingga pekat.
Kemudian ditambahkan 3mL etanol 70% yang berupa larutan tidak berwarna. Pada
sampel jahe, penambahan ini menghasilkan larutan berwarna kuning (+), sedangkan
pada sampel secang mengahasilkan larutan berwarna kuning (++). Kemudian larutan
dikocok dan dipanaskan. Setelah dipanaskan larutan disaring menggunakan kertas
saring. Hasil penyaringan berupa filtrat dan residu dimana filtrat inilah yang akan
ditambahkan dengan 0,1 gram logam Mg berupa serbuk berwarna putih dan 2 tetes
Pada sampel jahe, penambahan ini menghasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan
dan gelembung gas, sedangkan pada sampel secang menghasilkan larutan berwarna
jingga dan gelembung gas.
Pada uji flavonoid penambahan logam Mg dan larutan HCl digunakan untuk
mengetahui adanya senyawa flavonoid. Apabila tes positif, maka warna yang
dihasilkan adalah kemerahan. Terbentuknya warna kemerahan pada ekstrak metanol
menunjukkan bahwa ekstrak tersebut positif mengandung flavonoid (Wardana, dkk.,
2015). Magnesium dan asam klorida pada uji Wilstater bereaksi membentuk
gelembung-gelembung yang merupakan gas H2, sedangkan Logam Mg dan HCl pekat
pada uji ini berfungsi untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada struktur
flavonoid sehingga terbentuk perubahan warna menjadi merah atau jingga. Jika dalam
suatu ekstrak tumbuhan terdapat senyawa flavonoid akan terbentuk garam flavilium
saat penambahan Mg dan HCl yang berwarna merah atau jingga. Reaksi yang terjadi
sesuai persamaan:
Mg(s) + 2 HCl → MgCl2(aq) + H2(g)
O-
OH
HO
HO O
O
+ 2 H2
OH OH OH OH
O-
O-
HO
HO
O
Mg O
+ 2 Cl-
MgCl2 + 2
OH OH
OH OH 2 (aq)
4. Identifikasi Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non gula (aglikon). Pada identifikasi
saponin, menggunakan metode buih/busa dengan sampel ekstrak jahe merah (larutan
coklat muda) dan secang (larutan jingga pekat). Masing-masing sampel ekstrak
diambil 1 mL dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian dididihkan diatas
penangas air. Pada sampel jahe merah mengalamio perubahan wqarna menjadi kuning
gelap dan pada sampel secang tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna
jingga. Setelah kedua sampel dipanaskan, selanjutnya kedua sampel tersebut dikocok
kuat-kuat. Kemudian didiamkan selama 10 menit. Adanya busa yang stabil maka
menandakan positif (+) saponin.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, sampel ekstrak jahe merah dan
secang terdapat buih dan buih tersebut menghilang tepat pada waktu menit ke 7. Hal
ini menandakan positif (+) mengandung saponin. Sesuai dengan literatur yang kami
peroleh bahwa dalam jahe merah terdapat kandungan bahan kimia salah satunya yaitu
saponin (Nursal & Juwita, 2006; Kusumawardani dkk., 2008). Begitu juga pada
tanaman secang mempunyai kandungan kimia salah satunya yaitu saponin (Sudarsono
dkk., 2002). Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
O
H2 O O
CH2OH
O
CH2OH OH O
OH
O
OH + OH
OH
OH OH
Aglikon Glukosa
5. Identifikasi Steroid
Pada percobaan kelima, yaitu identifikasi steroid yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya steroid pada sampel ekstrak secang dan sampel ekstrak jahe.
H2SO4
AC2O(SO3) SO2
HO SO2OH
holestahexaena sulfonic acid
pentaenlic cation
6. Identifikasi Triterpenoid
Percobaan selanjutnya yaitu identifikasi triterpenoid pada ekstrak rimpang jahe
dan secang. Langkah awal yaitu menyiapkan masing – masing 1 mL larutan sampel ke
dalam dua tabung reaksi yang berbeda, kemudian ditambahkan larutan kloroforrm 2
mL berupa larutan tidak berwarna. Tujuan penambahan larutan kloroform yaitu untuk
melarutkan triterpenoid yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada sampel jahe,
penambahan ini menyebabkan sampel yang semula larutan berwarna coklat muda
berubah menjadi larutan berwarna kuning (+). Sedangkan pada sampel secang yang
semula berupa larutan berwarna jingga pekat berubah menjadi larutan berwarna
kuning (++). Kemudian masing – masing sampel ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat
tidak berwarna di dalam ruang asam. Tujuan penambahan asam sulfat pekat ini adalah
untuk mereduksi tripenoid. Pada sampel jahe, penambahan asam sulfat ini menghasil-
kan larutan dengan tiga lapisan warna yang berbeda, berturut – turut dari atas yaitu
berwarna coklat kehitaman – coklat – kuning. Sedangkan pada sampel secang,
menghasilkan larutan dengan empat lapisan warna yang berbeda, berturut – turut dari
atas yaitu coklat kemerahan – coklat kehitaman – kuning – tidak berwarna.
H2SO4
+ H 2O
+
HO
Triterpenoid
SO2
+
O2SOH
7. Identifikasi Tanin
Pada percobaan ketujuh, yaitu identifikasi tanin yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya tanin pada sampel ekstrak secang dan sampel ekstrak jahe.
Sampel ekstrak jahe
Pertama sampel ekstrak jahe yang berwarna coklat muda diambil 1 mL dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet tetes. Kemudian
ditambahkan 3 mL aquades hingga larutan menjadi berwarna kuning (++) keruh. Lalu
dididihkan dengan 20 mL air di dalam penangas air. Hasil dari pemanasan yaitu
larutan menjadi berwarna kuning (+) keruh. Setelah itu disaring, dan filtrat yang
dihasilkan diuji dengan 3 tetes pereaksi FeCl3 1%. Dimana FeCl3 1% merupakan
larutan berwarna kuning muda. Dengan penambahan 3 tetes pereaksi FeCl3 1% ini
terbentuk larutan berwarna coklat muda. Timbulnya warna larutan coklat muda
menunjukkan bahwa percobaan sampel ekstrak jahe negatif (-) mengandung tanin.
Hasil positif analisis senyawa tanin ditunjukkan dengan terbentuknya warna hitam
kebiruan atau hijau (Sangi, dkk, 2008). Adapun reaksi nya sebagai berikut:
a. Reagen Meyer
HgI2 2 KI → K2[HgI4]
N
K+
N + K2HgI4 endapan putih
b. Reagen Wagner
I2 + I- → I3-
Coklat
+ I3-
N
K+
N + KI + I2 endapan coklat
c. Reagen Dragendorff
N
K+
N + K[BiI4] endapan + [BiI4]
Flavonoid
HO
HO O
O
+ 2 H2
OH OH OH OH
O-
O-
HO
HO
O
Mg O
+ 2 Cl-
MgCl2 + 2
OH OH
OH OH 2 (aq)
Saponin
H2 O O
CH2OH
O
CH2OH OH O
OH
O
OH + OH
OH
OH OH
Aglikon Glukosa
Steroid
H2SO4 CH3COOH
HO -HOAe
SO2
O2SOH
Triterpenoid
H2SO4
+ H 2O
+
HO
Triterpenoid
SO2
SO2
O2SOH
Tanin
HO
OH
6
+ FeCl3(aq) →
OH
HO
OH
3-
HO
OH
OH
OH
HO
OH
HO
OH
HO
HO O
HO O
+ 6 H+(aq) + 3Cl-(aq)
OH
HO
Fe
O OH
O
HO
OH
HO
O
OH
O
OH
HO
OH
HO
HO
OH
(aq)
Dianasari, N., 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia
sappan L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae serta
Bioautografinya, Makalah, 1, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Djamal, R., 1988. Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Pusat Penelitian. Universitas
Negeri Andalas.
Holinesti R, 2009, Studi Pemanfaatan Pigmen Brazelein Kayu Secang (Caesalpinia sappan
L.) sebagai Pewarna Alami serta Stabilitasnya pada Model Pangan, Jurnal
Pendidikan Keluarga UNP, ISSN 2085-4285, Volume I, Nomor 2, 11-21, diakses
tanggal 28 april 2015.
Indriani, H., 2003, Stabilitas Pigmen Alami Kayu Secang (Caesalpinia sappan Linn) dalam
Model Minuman Ringan, Skripsi, Institut Pertanian, Bogor.
Moon, C.K., Park, K.S., Kim, S.G., dan Won, H.S. 1992. Brazilin Protects Cultured Rat
Hepatocytes From BrCCI3-Induced Toxicity. Jurnal Drug and Chemical Toxicology
15(1), hal : 81-91.
Nursal, W., Sri dan Wilda S. (2006). Bioaktifitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roxb.)
dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli dan Bacillus
subtilis. Jurnal Biogenesis, 2 (2): 64-66.
Rahminiwati dkk. (2010). Bioprospeksi ekstrak jahe gajah sebagai anti-Crd: Kajian
aktivitas antibakteri terhadap Mycoplasma galliseptikum dan E.Coli in vitro. Jurnal
llmu Pertanian Indonesia, Vol.15.(1) hlm. 7-13.
Robinson, T., 1991. The Organic Constituen of HigherPlants. 6th Edition. Department of
Biochemistry. University of Massachusetts
Sabirin, M., Hardjono S., dan Respati S., 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik II.
UGM-Yogyakarta.
Sanusi, M. 1989. Isolasi dan identifikasi zat warna kayu sappang. Balai Industri Ujung
Pandang. Moon, C.K., K.S. Park, S.G. Kim, and H.S. Won. 1992. Drug and chemical
toxicology. Drug Chem. Toxicol. 15(1): 81−91.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Danatus, LA., Purnomo, 2002. Tumbuhan Obat
II. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional, pp:136-8.
Wardana, Andika Pramudya, Rika Arwanda, Sofi Nabila, dan Tukiran. “Uji Skrining
Fitokimia Ekstrak Metanol Tumbuhan Gowok (Syzygium polycephalum).”
Prosiding Seminar Nasional Kimia. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA,
2015. C143-C147.
Wicaksono, D., Arung, E., Sandra, F. 2008. Aktivitas Antikanker dari Kayu Secang.
Majalah Cermin Dunia Kedokteran 162 (3), hal : 133 – 137.
Winarti, C., dan Nurdjanah, N., 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai
Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. Volume 24 No. 2 tahun 2005.
2.
3.
6.
7.
8.
Mengukur 15 mL methanol 60-
80% kedalam gelas ukur. Pada
saat sudah mendekati 15 mL,
dilakukan dengan menggunakan
pipet kemudian dimasukkan
untuk masing-masing gelas
kimia 100 mL yang telah
berisikan serbuk
9.
Memasukkan 15 mL methanol
60-80% ke dalam gelas kimia
yang sudah diisi oleh serbuk
jahe dan secang serta direndam
12.
Identifikasi Alkaloid
15.
Mengambil sampel dan
dimasukkan ke dalam gelas
ukur, masing-masing sebanyak
1 mL. Kemudian sampel
sebanyak 1 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
16.
Kemudian ditambahkan 1 mL
kloroform sampel secang (kiri)
berwarna jingga dan sampel
jahe (kanan) berwarna coklat
muda.
19.
20.
23.
24.
Tabung kiriberjumlah 3
(Secang) dan Tabung kanan
berjumlah 3 (Jahe) diuji dengan
pereaksi Wagner untuk masing-
masing tabung bernomor 2
25.
Tabung kiri berjumlah 3
(Secang) dan Tabung kanan
berjumlah 3 (Jahe) diuji dengan
pereaksi Dragondorf untuk
masing-masing tabung
bernomor 3
26.
29.
32.
33.
Sampel jahe (kanan) dan secang
(kiri) dikocok kuat – kuat.
Kedua sampel menghasilkan
sedikit buih kemudian sampel
didiamkan. Buih konstan pada
menit pertama, berangsur –
angsur menghilang, dan tepat
hilang saat menit ketujuh.
Identifikasi Steroid
34.
Penambahan 3 mL etanol
kedalam tabung reaksi yang
berisi 1 mL sampel secang dan
jahe.
a. secang b. jahe
36.
a. secang b. jahe
37.
38.
39.
Setelah penambahan 2 mL
H2SO4 dilanjutkan dengan
penambahan CH3COOH
anhidrat kedalam sampel secang
dan sampel jahe.
40.
Dari penambahan CH3COOH
anhidrat, pada sampel secang
menghasilkan larutan berwarna
merah bata sedangkan pada
sampel jahe menghasilkan
larutan berwarna coklat tua.
Identifikasi Triterpenoid
41.
1 mL sampel jahe (kanan) dan
secang (kiri), masing – masing
ditambah 2 mL kloroform.
Sampel jahe menghasilkan
larutan kuning (+), sedangkan
sampel secang menghasilkan
larutan kuning (++).
44.
Penambahan 3 mL aquades
kedalam masing-masing tabung
reaksi.
45.
Dari penambahan 3 mL
aquades, pada sampel jahe
menghasilkan larutan berwarna
kuning keruh sedangkan pada
sampel secang menghasilkan
larutan berwarna jingga.
46.
47.
Dari pemanasan, pada sampel
jahe menghasilkan larutan
berwarna kuning keruh
sedangkan pada sampel secang
menghasilkan larutan berwarna
jingga.
a. jahe b. secang
48.
49.
Dari penambahan 3 tetes FeCl
1%, pada sampel jahe
menghasilkan larutan berwarna
coklat muda sedangkan pada
sampel secang menghasilkan
larutan berwarna coklat tua.