Makalah Peningkatan Mutu Produksi
Makalah Peningkatan Mutu Produksi
Makalah Peningkatan Mutu Produksi
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
KELAS : 5 KIA
Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi
berdasarkan suatu analisis informasi yang terkandung didalam suatu sampel dari populasi itu.
Metode statistik memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Metode statistik itu
memberikan cara cara pokok dalam pengambilan sampel produk, pengujian serta
evaluasinya dan informasi didalam data itu digunakan untuk mengendalikan dan
meningkatkan proses pembuatan. Lagipula statistik adalah bahasa yang digunakan oleh
insinyur pengembangan, pembuatan, pengusahaan, manajemen, dan komponen komponen
fungsional bisnis yang lain untuk berkomunikasi tentang kualitas. (Montgomery, 1993)
Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang
dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan
hal-hal yang berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai
dengan harapan. Hal ini disebut Statistical Process Control (SPC).
Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya seven tools. Seven tools dari
pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan
masalah. Seven tools tersebut adalah:
2.2. HISTOGRAM
2.2.1. PENGERTIAN HISTOGRAM
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Histogram adalah
suatu bentuk grafik yang menunjukkan adanya dispersi data. Dari grafik ini kita dapat
membuat analisa karakteristik dan penyebab dispersi tersebut. Tiap tampilan batang
menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan
dengan interval yang tidak tumpang tindih. Adapun karakteristik histogram adalah :
1. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi
terbesar sampai dengan yang terkecil.
2. Gambar bentuk distribusi (cacah) karakteristik mutu yang dihasilkan oleh data yang
dikumpulkan melalui check sheet.
3. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram
dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal,
misalnya rata-rata.
4. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik
batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi),
dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila
penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu
hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran
data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu,
karena mendekati spect yang telah ditetapkan.
Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi,
perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari pengumpulan data,
tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi populasi yang
akan diamati. Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalam
menentu-kan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan
menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Melalui gambar Histogram yang
ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut :
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk
simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-
faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidak-tepatan dalam
pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-
batas kelas.
c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada
bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila
sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah
memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan.
Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk
baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian
proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukkan kemampuan
proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan hubungan dengan
spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Dalam histogram, garis
vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram juga merupakan bagan batang jenis khusus yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai variasi dalam suatu proses dan mengambil keputusan
dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan. Adapun Histogram memiliki beberapa
fungsi diantaranya :
1. Diagram batang umumnya digunakan untuk mengambarkan perkembanga nilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukan keterangan-
keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-
batang terpisah
2. Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada;
3. Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data;
4. Sebagai alat pengendali proses, sehingga dapat mencegah timbulnya masalah.
Aplikasi histogram sangat tepat digunakan pada saat:
1. Ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak;
2. Ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses;
3. Ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan;
4. Ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.
2. Bentuk Multimodal
Bentuk Multimodal ini memiliki lebih dari satu peak. Bentuk ini bisa terjadi bila jumlah
data tidak menentu pada masing-masing kelas ada kecenderungan pengumpulan /
pembulatan data yang kurang tepat.
5. Bentuk Plateau
Bentuk ini terjadi bila frekuensi di masing masing kelas hampir sama dan hanya pada
ujung yang berbeda cukup banyak. Bentuk ini mungkin disebabkan adanya
penggabungan beberapa kumpulan data yang mempunyai harga rata-rata berdekatan.
Gambar 5. Histogram Plateau
.
k = sqrt (30) = mendekati 6 Max = 409,4
CONTOH LAINNYA:
P. T. A ingin mengetahui, apakah benar keluhan konsumen yang menyatakan, bahwa 1 kantong
produknya sering kurang dari 40 kg.
Untuk mengecek apakah benar ada atau tudak yang mempunyai berat di bawah 40 kg, petugas
mengambil 100 kantong produk sebagai sample
1) Dikumpulkan data dari 100 kantong produk PT A (untuk membuat Histogram,kumpulan data
paling sedikit harus 50 ). Jumlah data (n) = 100, kita buat table dan susun angka-angka tersebut
pada table 2.1 berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 39 42,3 42,4 41,6 38 38 38,8 41 42 38
2 42,4 41,4 39,6 39,6 40 42,9 40,8 42,2 40,2 39,4
3 40,4 40,2 40,4 38,4 38,2 38,4 38,2 38,4 38,4 39,4
4 40 38,8 42,2 38,9 38,4 40 40 42,2 40 40
5 40 41,2 40,4 40,4 40,8 40,4 40,4 40,4 39,6 40,2
6 41 39,8 38,4 41,6 41,6 41 43 43 43 42,2
7 39 37,2 37,5 38,7 38,7 39,4 39,4 39 39,4 41,2
8 39 38,4 43 40 40 40,2 40,2 40,4 40,2 41
9 40 40,8 40,8 40 40 38,2 38,2 37,2 38,8 40
10 40 37,2 38,6 42,4 42,4 40,4 40,4 40,4 38,6 41
Tapi dari angka-angka diatas, kita masih sulit mengetahui variasi dan pembagian dari berat minimal/
maksimal ke 100 kantong produk PT A.
2) Selanjutnya dalam pembacaan daftar di atas kita lingkari angka maksimum dan angka minimum
setiap baris horizontal. Angka Maksimum kita masukkan ke dalam kolom (XL), sehingga
didapatkan daftar table 4 berikut :
Tael 4. Data berat produk tiap kantong dari PT "A" dengan berat Minimum (XS) dan
Maksimum (XL)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 XS XL
1 39 42,3 42,4 41,6 38 38 38,8 41 42 38 38 42,4
2 42,4 41,4 39,6 39,6 40 42,9 40,8 42,2 40,2 39,4 39,4 42,9
3 40,4 40,2 40,4 38,4 38,2 38,4 38,2 38,4 38,4 39,4 38,2 40,4
4 40 38,8 42,2 38,9 38,4 40 40 42,2 40 40 38,4 42,2
5 40 41,2 40,4 40,4 40,8 40,4 40,4 40,4 39,6 40,2 39,6 41,2
6 41 39,8 38,4 41,6 41,6 41 43 43 43 42,2 38,4 43
7 39 37,2 37,5 38,7 38,7 39,4 39,4 39 39,4 41,2 37,2 41,2
8 39 38,4 43 40 40 40,2 40,2 40,4 40,2 41 38,4 43
9 40 40,8 40,8 40 40 38,2 38,2 37,2 38,8 40 37,2 40,8
10 40 37,2 38,6 42,4 42,4 40,4 40,4 40,4 38,6 41 37,2 42,4
Keterangan :
3) Langkah berikutnya adalah mencari angka terbesar dalam kolom XL (-43,0) dan angka terkecil
dalam kolom XS (=37,2). Dari kedua data tersebut kita temukan Range (selisih bilangan
terbesar dengan bilangan terkecil, yaitu Xl Xs (atau L-S) = 43,0 37,2 = 5,8)
Catatan :
Jumlah kelas selalu merupakan bilangan bulat
Jumlah digit jarak kela disesuaikan dengan jumlah digit data asalnya
Pembulatan jarak kelas ( C ) mengikuti pembulatan ke atas atau ke bawah dari jarak
kelas.
5) Kelas pertama ditentukan sebagai patokan, dengan dasar jarak kelas = 0,8 dan jumlah kelas = 8.
Yang terpenting disini nilai terendah termasuk ke dalam kelas yang pertama dan nilai yang
tertinggi masuk ke dalam kelas yang terakhir.
Dalam contoh kita, kelas yang pertama dimulai dari (37,0 -37,7). Jarak kelas pertama ini sesuai
dengan perhitungan adalah 0,8 (tepi kelas atasnya 37,75 dikurang dengan tepi kelas bawahnya
36,95 ). Kemudian dilanjutkan dengan pembulatan kelas-kelas berikutnya seampai delapan kelas.
Untuk menghindari sebuah data masuk ke dalam 2 kelas maka ; ketelitian batas kelas, satu
tingkat lebih tinggi dari ketelitian data.
Data dan batas kelas
7) Kolom-kolom table dilengkapi untuk mendapatkan nilia-nilai total (sigma) yang diperlukan
dalam perhiungan yang menggunakan rumus rata-rata hitung keseluruhan (X) dan standar
deviasi.
Selanjutnya lihat table an perhitungan rata-rata dan standar deviasi.
Di bawah ini merupakan table frekuensi distribusi dan perhitungan dari berat per kantong produk
PR A dari 100 sample yang diambil.
Tabel 6. Data Frekuensi dari tiap kelas berat produk perkantong dari PT A
41
= 39,75 + 0,8 = 39,75 + 0,33 = 40,1
100
S = Standar deviasi
2 2
= .
[
]
341 41 2
= 0,8 . 100 [100]
8) Sehingga jika Histogramnya digambarkan dimana frekuensi sebagai sumbu vertical dan
karakteristik sebagai sumbu horizontal.
Batas Pengendalian
40
35
30
Frekuensi
25
20
15
10
5
0
43.35
36.95
37.75
38.55
39.35
40.15
40.95
41.75
42.55
Kelas (kg)
Gambar 8. Histogram PT A
107 100.00%
95.33%
89.72% 90.00%
87 82.24% 100.00%
80.00%
71.03% 70.00%
67
60.00%
jumlah
56.07%
47 40 50.00%
40.00% frekuensi
27 37.38%
20 16 12 30.00%
8 % akumulasi
6 5 20.00%
7
10.00%
-13 0.00%
300 70.00%
250 46.84% 60.00%
200 50.00%
150 40.00%
30.00%
100 193 Jumlah kerusakan
20.00%
50 131
47 25 16 10.00% presentase kumulatif
0 0.00%
Nonconformities yang diurutkan dari frekuensi tertinggi ke terendah, dan frekuensi relatif untuk
masing-masing ditentukan (Gambar 11).
Gambar 13 adalah bagan Pareto untuk data pada Gambar 12. Di kiri sumbu vertikal menunjukkan
jumlah (frekuensi) dari tiap jenis nonkonformitas. Plot nonconformities selalu dalam urutan frekuensi,
dan sumbu kanan menunjukkan frekuensi kumulatif.
Gambar 13. Diagram Pareto nonconformities
Bagan Pareto memudahkan untuk melihat ukuran out-of-specification, fuzzy grain, dan
machine tear out adalah nonconformi utama - ikatan. Peningkatan mutu yang berfokus pada item ini
akan memberikan keuntungan yang besar. Namun Frekuensi, bukan satu-satunya pertimbangan
penting. Nonconformities jenis tertentu, meskipun jarang, dapat sangat mahal unt. Oleh karena itu,
analisis Pareto selanjutnya memperhitungkan biaya dan frekuensi baik.
Tabel 1 menunjukkan biaya relatif, dan Gambar 4 menunjukkan hubungan Diagram Pareto. Kita dapat
melihat bahwa ukuran out-of-spesifikasi adalah noncon utama - formity dari sudut pandang frekuensi
(Gambar 3) serta biaya relatif untuk memo atau ulang (Gambar 4). Oleh karena itu, untuk
mendapatkan "Keuntungan terbesar" didapatkan jika program SPC memfokuskan pada masalah-
masalah yang menyebabkan ukuran out-of spesifikasi
Gambar 14. Diagram Paretp terhadap relative cost
Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan
kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan
mengetahui penyebab-penyebab yang dominan (yang seharusnya pertama kali diatasi) maka
kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Perbaikan atau tindakan koreksi pada faktor
penyebab yang dominan ini akan membawa akibat atau pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan penyelesaian penyebab yang tidak berarti. Prinsip Pareto adalah
sedikit tapi penting, banyak tetapi remeh.
Kenapa di sebut sebagai Diagram tulang ikan? Karena bentuknya menyerupai tulang
ikan yang bagian moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan
sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek
atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab
sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Umumnya penggunaan fishbone adalah untuk
design produk dan mencegah kualitas produk yang jelek (defect). Mekanisme penggunaan
metoda Diagram Tulang Ikan ini adalah melalui pengklasifikasian sesuai dengan sebab-
sebab, berikut adalah beberapa pendekatannya.
Penggunaan diagram tulang ikan ini ternyata memiliki manfaat yang lain yaitu
bermanfaat sebagai perangkat proses belajar diri, pedoman untuk diskusi, pencarian penyebab
permasalahan, pengumpulan data, penentuan taraf teknologi, penggunaan dalam berbagai hal
dan penanganan yang kompleks. Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara
pasti, maka tindakan (action) dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan
diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat
semua kemungkinan penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya. Jadi sangat
jelas bahwa Fishbone Diagram ini akan menunjukkan dan mengajarkan kita untuk melihat
ke dalam dengan bertanya tentang permasalahan yang sedang terjadi dan menemukan
solusinya dari dalam juga.
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan
rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam
proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan
proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
Manusia Lingkungan
Tidak bisa
mencetak Laporan
Lingkungan
Tidak ada
Perlu ada pembersihan berkala,
1 Debu pembersihan secara
setidaknya 3 bulan sekali
berkala
Lokasi printer dalam jarak aman
2 Karat Terkena tumpahan air
dari bahan cair
Pendingin udara tidak Pendingin ruangan perlu service
3 Panas
berfungsi maksimal berkala
Manusia
Perlu disetup printer default oleh
IT berpengalaman agar user tidak
1 Salah Printer Tidak defult
perlu memilih printer setiap kali
hendak mencetak
Perlu disetting dari awal oleh
2 Salah Setting Kurang pengetahuan
Tekhnisi IT.
Piranti Lunak
CD Driver printer perlu disimpan
Salah Instal/pilih versi pada tempat yang aman dan
1 Versi driver
driver mudah ditemukan saat akan
digunakan user.
OS harus di update dengan service
Tdak update service
2 Konflik OS pack terbaru dan dilakukan secara
packs
berkala
Setting Anti virus agar selau
Tidak Update antivirus
3 Virus melakukan update otomatis secara
secara berkala
berkala
Perangkat Keras
Perawatan dan pengecekan fisik
Kabel Putus/tidak
1 Kabel Jaringan jaringan dilakukan 2 (dua) kali
tersambug
dalam setahun
Perangakat Tidak pernah Mematikan printer diluar jam
2
Error dimatikan operasional kantor
Tidak ada UPS Perlu menambahkan UPS
Tidak menggunakan kabel power
kabel power
3 Listrik yang kendor dan dalam jarak yang
kendor/rusak
aman dengan perangkat
Komponen Tidak ada periode Perlu dilakukan maintenance
4
Rusak maintance setidaknya sekali dalam setahun
Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi
f) Menghasilkan pemikiran baru
3.1. KESIMPULAN
Histogram adalah suatu bentuk grafik yang menunjukkan adanya dispersi data. Dari
grafik ini kita dapat membuat analisa karakteristik dan penyebab dispersi tersebut. Tiap
tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang
berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih.
Diagram Pareto dipergunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe/jenis-
jenis Non Conformance. Pareto Diagram digunakan untuk memperbandingkan berbagai
kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke
yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan
pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji.
Dengan bantuan Pareto Diagram tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan
perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian
daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu.
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan cause effect diagram. Teknik
diagram fishbone sebenarnya dibentuk untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan produk yang berkualitas. Bagaimanapun, Diagram fishbone bisa
digunakan sebagai alat untuk menganalisis informasi yang berhubungan dengan sebuah
analisis kebutuhan dan intervensi alternative pilihan untuk meningkatkan penampilan.
Dengan menggunakan cara ini, diagram fishbone akan membantu untuk menghasilkan ide-
ide tentang perkiraan penyebab masalah, mengidentifikasi komponen-komponen dalam
proses yang bertanggung jawab untuk masalah yang terjadi. Diagram fishbone ini juga bisa
digunakan untuk merencanakan proses baru untuk memperoleh inisiatif peningkatan kualitas
atau kesempatan bisnis
3.2. SARAN
Untuk meghasilkan suatu produk, ikutilah prosedur atau tata cara yang ada dengan baik
dan seksama serta pahami sifat masing-masing pelanggan agar menghasilkan produk yang
berkualitas dan tidak mengecewakan pelanggan. Cara ini bertujuan untuk mengantisipasi jika
ada kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan produksi.
DAFTAR PUSTAKA