Sistem Persamaan Linier
Sistem Persamaan Linier
Sistem Persamaan Linier
Dalam proses modeling persoalan proses kimia, sering kali dijumpai model yang
dihasilkan merupakan sistem persamaan linier yang sulit diselesaikan secara
manual. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana menyelesaikan sistem
persamaan linier dengan bantuan Matlab. Namun sebelum itu perhatikan konsep
penyelesaian sistem persamaan linier berikut ini:
a x +a x +a x + …+ a x = b
a x +a x +a x + …+ a x = b
a x +a x +a x + …+ a x = b
. . . . .
. . . . .
a x +a x +a x + …+ a x = b
A.X = b
Dimana:
A adalah matriks n x n dari koefisien yang diketahui
X adalah vektor kolom dari n yang tidak diketahui
b adalah vektor kolom dari n koefisien yang diketahui
Sehingga:
𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥
𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥
𝐴= … … … … , 𝑏= , 𝑥= …
…
𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥
Jika A matrik persegi dan non singular, maka solusi dari sistem persamaan linier
tersebut adalah:
x = A .b
Dimana:
A adalah matriks n x n dari koefisien yang diketahui
X adalah vector kolom dari n yang tidak diketahui
b adalah vector kolom dari n koefisien yang diketahui
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
2
Contoh 2.1:
Tentukan penyelesaian dari system persamaan linier berikut ini.
2x − 4x + x = 12
4x + 2x − x = 8
-3x + x + 2x = −6
Contoh 2.2:
Gambar 2.1 berikut ini menunjukkan pelat datar persegi dengan sisi-sisinya
mempunyai suhu yang konstan. Temukan suhu disetiap titik x , x , x dan x jika
suhu pada setiap titik diasumsikan sebagai suhu rata-rata dari node yang berdekatan.
Penyelesaian:
x = , x = , x = , x =
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
3
atau jika disusun kembali diperoleh sebuah sistem persamaan linier sebagai berikut:
4x − x − x = 45
-x + 4x − x = 35
-x + 4x − x = 55
-x − x + 4x = 45
atau
4 −1 −1 0 𝑥 45
−1 4 0 −1 𝑥 35
=
−1 0 4 −1 𝑥 55
0 −1 −1 4 𝑥 45
Contoh 2.3:
Pada kondisi tunak, q4 / kA diasumsikan nol. Temukan temperatur T4, T5,…, T12
pada node 4 hingga 12.
Penyelesaian:
Dari keseimbangan panas di setiap node, dan mempertimbangkan kondisi batas, kita
miliki persamaan:
T = T = T = 500 F
T = T = T = T = T = T = 200 F
di node 4: −4T + 2T + 2T = 0
di node 5: T − 4T + T + T = −500
di node 6: T − 4T + T + T = −500
di node 7: 2T − 4T + T = −500
di node 8: −4T + 2T = −400
di node 9: T + T − 4T + T = −200
di node 10: T + T − 4T + T = −200
di node 11: T + T − 4T + T = −200
di node 12: T + 2T − 4T = −200
>> x=A\b
x =
311.9011
369.4600
387.6418
391.7217
227.1712
254.3423
278.2969
289.3855
291.6032
Contoh 2. 4:
Pembakaran metana dioksigen dapat diwakili oleh persamaan kimia:
CH4 + O2 → CO2 + H2O
Agar reaksi tesebut setimbang, maka perlu dilakukan penyamaan koefisien reaksi,
metode aljabar dapat digunakan dengan cara memberikan koefisien dari setiap
senyawa, yaitu:
x1CH4 + x2O2 → x3CO2 + x4H2O
Tugas kita adalah menentukan koefisien yang tidak diketahui x1, x2, x3, dan x4. Ada
tiga elemen yang terlibat dalam hal ini reaksi: karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Sebuah persamaan keseimbangan dapat ditulis untuk masing-masing
ini elemen:
Carbon (C): 1. x + 0. x = 1. x + 0. x
Hydrogen (H): 4 x + 0. x = 0. x + 2.x
Oxygen (O): 0.x + 2. x = 2. x + 1. x
atau :
x –x =0
4x – 2x = 0
2x – 2x – x = 0
Diperoleh tiga persamaan dengan empat variabel yang tidak diketahui. Sehingga
dibutuhkan suatu persamaan bantu dengan mendifinisikan nilai untuk salah satu
koefisien: x4 = 1
Sistem persamaan lengkap dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai Ax = b, di
mana:
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
6
1 0 −1 0 𝑥 0
4 0 0 −2 𝑥 0
A= ,x= 𝑥 ,b=
0 2 −2 −1 0
0 0 0 1 𝑥 1
Karena nilai-nilai yang diperoleh merupakan nilai pecahan, maka agar menjadi
bilangan bulat, maka semua nilai dibagi dengan bilangan terkecil yaitu 0,5, hasilnya
adalah:
>> x=x/0.5
x =
1
2
1
2
Dengan demikian persamaan reaksi yang setimbang adalah:
Contoh 2.5:
Reaksi yang ditunjukkan pada contoh sebelumnya dapat mudah diseimbangkan
dengan cara aljabar biasa. Tidak demikian halnya dengan persamaan berikut:
x Cr O x Fe + x H → x Cr + x Fe + x H O
Sekilas, mungkin tampak bahwa persamaan ini tidak bisa seimbang secara aljabar
karena ada enam koefisien stoikiometri yang tidak diketahui tetapi hanya ada empat
unsur (Cr, O, Fe, dan H). Agar menghasilkan 6 buah persamaan, maka dibutuhkan
persamaan bantu dengan cara mendifinisikan sebuah variabel yang tidak diketahui
dengan sebuah nilai tertentu.
Chromium (Cr): 2x − x = 0
Oxygen (O): 7x1 – x6 = 0
Iron (Fe): x2 – x5 = 0
Hydrogen (H): x3 – 2x6 = 0
Charge (+): –2x1 + 2x2 + x3 – 3x4 – 3x5 = 0
Dan misalkan x6 = 1, maka diperoleh persamaan baru dalam bentuk matrik yaitu:
2 0 0 −1 0 0 0
⎡7 0 0 0 0 −1⎤ ⎡0⎤
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
0 1 0 0 −1 0 ⎥ 0
A= ⎢ , b=⎢ ⎥
⎢0 0 1 0 0 −2⎥ ⎢0⎥
⎢−2 −2 1 −3 −3 0 ⎥ ⎢0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣1⎦
Contoh 2.6:
Reaksi redoks yang sulit. Angka oksidasi dan metode setengah reaksi adalah
biasanya direkomendasikan untuk menyeimbangkan reaksi redoks. Namun, tidak
ada metode yang bekerja dengan baik pada yang berikut ini:
x P I + x P + x H O → x PH I + x H PO
Yang membuat reaksi ini sulit adalah fosfor muncul dalam empat keadaan oksidasi
yang berbeda. Namun, kita dapat dengan mudah menyeimbangkan reaksi ini
menggunakan MATLAB:
Untuk mendapatkan nilai x yang bulat, bagi nilai x dengan angka terkecil yaitu
dengan x(1)
>> x=x/x(1)
x =
1.0000
1.3000
12.8000
4.0000
3.2000
Karena hasil perhitungan masih menghasilkan bilangan pecahan yang lebih besar
dari 1, maka kalikan semua nilai x dengan 10
>> x=x*10
x =
10
13
128
40
32
Contoh 2.7:
Gambar di bawah ini menunjukkan tiga reaktor yang dihubungkan oleh pipa. Laju
aliran Q m3/menit, dan konsentrasi c dalam ml/m3. Jika selama periode wakru
materi yang masuk dan keluar dari volume dapat dinyatakan sebagai: Akumulasi =
input – output. Berdasarkan data pada system reaktor di bawah ini, tentukan
konsentrasi massa dari setiap reaktor.
Penyelesaian:
- Pada reaktor 1: 540 + Q C = Q C + Q C
- Pada reaktor 2: Q C = Q C + Q C
- Pada reaktor 3: 230 + Q C + Q C = Q C
atau:
(Q + Q )C - Q C = 540
Q C − (Q + Q )C = 0
−Q C − Q C + Q C = 230