Deborah Basa - Revisi Bab 3 Dan 4
Deborah Basa - Revisi Bab 3 Dan 4
Deborah Basa - Revisi Bab 3 Dan 4
LAPORAN UMUM
Oleh:
Kelompok KP-1718-12-2A
Deborah Basa 31S14009
Pembimbing
Osner Mangaliat Silaen, AMd. Chem
Kelompok KP-1718-12-2A
Deborah Basa 31S14009
Catatan Pembimbing
Osner Mangaliat Silaen, AMd. Chem Dr. Sony Adhi Susanto, S.Si, M.Sc
Process Environment Engineer
Tanggal: .. Tanggal: ..
Learning and Development Centre
Derusman Purba
Learning and Development Manager
Laporan Umum/ KP-1718-12-2A i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek dan Laporan Kerja
Praktek di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea,
Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 17 Juli 4
September 2017. Adapun kerja praktek ini dilakukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Bioproses, Institut Teknologi Del.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Sony Adhi Susanto, S.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek.
2. Bapak Jati, Bapak Ridho, serta seluruh karyawan yang membantu penulis
selama melakukan Kerja Praktek di Laboratorium Environment PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk.
3. Bapak Osner Silaen selaku Process Environment Engineer dan pembimbing
Kerja Praktek di lapangan yang membimbing penulis dalam mempelajari
proses produksi di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dan dalam penyelesaian tugas
khusus yang diberikan.
4. Segenap staf dan karyawan di laboratorium yang telah membantu penulis
selama kerja praktek.
5. Orang tua tercinta atas semua doa yang tak pernah putus dipanjatkan untuk
kesuksesan penulis serta dorongan semangat dan dukungan selama ini.
6. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun hingga terselesainya
laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Sitoluama, 3 Oktober 2017
Deborah Basa
BAB I ................................................................................................................................ 9
BAB II............................................................................................................................. 11
DESKRIPSI PROSES..................................................................................................... 13
BAB IV ........................................................................................................................... 30
BAB V ............................................................................................................................ 37
V.2.1 Proses Pengolahan Limbah dengan Activated Sludge (Lumpur Aktif) ......... 45
V.2.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Toba Pulp Lestari .................. 46
BAB VI ........................................................................................................................... 51
VII.1 Struktur Organisasi Process Engineering (PE) di PT. Toba Pulp Lestari ......... 66
LAMPIRAN...................................................................................................................... 3
Deskripsi Singkat:
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah industri yang bergerak di bidang produksi pulp untuk
bahan baku. Pabrik ini merupakan salah satu industri strategis penghasil devisa di antara
5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia dengan kapasitas produksi terpasang
210.459.000 ton pulp per tahun, dari jumlah tersebut, 5.258 unit terdapat di Asia. Lokasi
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terletak di Desa Sosorladang, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia ini berstatus Penanaman Modal
Asing (PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Negara
Riset dan Teknologi/Ketua BPPT dan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup No. SK/681/M/BPPT/XI/1986 dan No.KEP-43/MNKLH/11/1986 tertanggal 13
November 1986 berdasarkan surat keputusan Menteri Investasi/Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDL) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).
Saham perusahaan ini telah dijual di Bursa Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan
di New York Stock Exchange (NYSE). Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai
1989, dimana produksi sekitar 70% diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan
pasar domestik. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah berada di antara 224.640
ton pulp/tahun. Dalam upaya mendukung kegiatan produksi, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
mendapat izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-
HT) yang didasari Surat Keputusan Menteri Kehutanan SK-58/Menhut-11/2011
tertanggal 28 Februari 2011 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri kepada perusahaan dengan luas 188.055 Ha.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Kayu yang akan diolah menjadi pulp adalah kayu Eucalyptus hybrid berusia 5
tahun. Kayu akan dipanen dari setiap sektor dan kemudian akan dibawa ke lokasi
pulp mill untuk diolah menjadi pulp. Sebelum memasuki tahap persiapan kayu atau
perlakuan awal, gelondongan kayu yang telah dipanen dari sektor maupun yang
telah dijemur beberapa hari dipastikan kualitasnya. Adapun spesifikasi kayu yang
diinginkan berasal dari pohon dengan tinggi maksimal 5 meter, diameter batang
maksimum 0,8 m dan minimum 0,1 m, batang pohon tidak lapuk dan terbakar.
Batang pohon yang ditimbun di lapangan harus memenuhi aturan berikut, yang
3. Udara
Bahan kimia utama yang diproduksi plant adalah klorin dioksida (ClO 2),
natrium hidroksida (NaOH), klorin (Cl2), oksigen (O2) dan sulphur dioxide
(SO2). Produk sampingannya adalah natrium hipoklorit (NaOCl), asam klorida
(HCl), nitrogen (N2) dan hidrogen (H2).
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 11
BAB II PRODUK UTAMA DAN PRODUK SAMPING
PARAMETER Grade
A B C D1 OFF
BRIGHTNESS >88 >88 >87 >87 <87
(%ISO)
TOTAL DIRT <6 <10 <15 >15 >15
COUNT
(mm2/m2)
SHEIVE-SIZE <3 <3 <4 >4 <14
(mm2)
DIRT- <3 <4 <4 <4 >4
PRACTICAL
SIZE (mm2)
VISKOSITAS >9 >9 >7 >7 >7
(cp)
FOREIGN NONE NONE NONE NONE NONE
MATERIAL
INCLUDING
PLASTIC
Catatan : Kadar kelembaban = 11% (tidak boleh dikirimkan kepada konsumen)
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 12
Lembaran-lembaran pulp disusun dengan suatu tumpukan dimana suatu
tumpukan bale terdiri dari kira-kira 400 lembar pulp yang disebut dengan
satu bale. Satu unit pulp terdiri dari delapan bale dan satu lot pulp terdiri
dari delapan unit. Pemeriksaan kualitas pulp dilakukan oleh bagian
laboratorium dengan memilih satu unit dalam satu lot pulp.
Nomor unit yang dipilih untuk diperiksa adalah nomor unit tengah, dalam
hal ini unit nomor lima yang dipilih untuk diperiksa. Pada saat kedelapan
bale dari unit ke lima bergerak diatas convenyor menuju bagian press (press
section), petugas laboratorium akan mengambil dua lembar teratas dari
setiap bale tersebut dan membawanya ke laboratorium untuk diperiksa. Jadi
unit kelima adalah sebagai sampel pengujian kualitas pulp dari setiap lot
pulp. Pemeriksaan akan memakan waktu kira-kira 5-30 menit, dan diperiksa
berdasarkan standar mutu diatas. Pulp yang berbeda dalam grade A,B, dan
C adalah pulp yang diperkenankan untuk disimpan dalam gudang
penyimpanan dan siap dikirim kepada pelanggan. Sedangkan pulp yang
berada dalam grade D1 dan grade off harus dibongkar lagi dari kemasannya
untuk diolah kembali (daur ulang).
Pada prakteknya, pulp yang berada dalam grade B dan C juga harus sering
diolah kembali untuk mencapai pulp dengan kuliatas berada pada grade
A.Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah grade B dan C hanya
sedikit dan untuk itu tidak menjadi persoalan apabila kembali diolah untuk
mencapai grade A.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 13
BAB III DESKRIPSI PROSES
Gambar III.1 Gambaran Proses Pembuatan Pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
(Toba Pulp Lestari, Tbk. 2003)
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 14
kayu, pencucian, pemotongan, dan pengayakan sehingga diperoleh serpihan kayu
yang disebut dengan chips. Kayu yang telah ditimbang, dibongkar dari truk oleh
goliath crane (kone crane) atau alat berat dan ditimbun ke lapangan kayu. Kayu
yang pertama masuk harus pertama diproses untuk menghindari terjadinya
pembusukan. Langkah-langkah dan penggunaannya dapat disimak pada Gambar
III.2.
Gambar III.2 Proses Persiapan Bahan Baku Kayu Eucalyptus (Wood Preparation)
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Pasokan kayu pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk diolah dengan dua cara, yang
pertama: gelondongan kayu yang telah dikupas kulitnya di sektor akan ditimbang
dan langsung ke tahap pencucian di washing station. Cara yang kedua, gelondongan
kayu yang telah dijemur selama 40 hari diolah dan dikupas kulitnya dan dibersihkan
dengan alat yang disebut debarking drum. Dalam debarking drum, kayu yang satu
dengan yang lain saling bertumbukan atau bergesekan waktu drum berputar,
sehingga pada ujung drum kulit-kulit kayu telah terlepas. Debarking drum
dilengkapi dengan slot-slot (celah) sebagai pembuangan kulit kayu dan sisa kayu
lainnya ke conveyor sebagai bahan bakar.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 15
ini bertujuan untuk menghasilkan spesifikasi Chips yang seragam sehingga pada
proses pemasakan dispersi penyerapan bahan kimia pada Chips terjadi secara
merata (homogen). Alur keluaran dari Disc Chipper kemudian dialirkan ke chips
screening system yang berfungsi untuk memisahkan chips yang memenuhi ukuran
dengan chips yang kebesaran atau kekecilan karena adanya pemotongan pada kayu
yang ukurannya tidak merata. Alur keluaran chips screening system merupakan
chip dengan ukuran panjang 25 mm, tebal 5 mm dan lebar 8 mm yang
kemudian akan dialirkan sebagai accept conveyor, namun apabila alur keluaran disc
chipper tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan chip akan dikembalikan ke disc
chipper, setelah didapat ukuran yang sesuai chip akan dialirkan bersatu ke dalam
accept conveyor yang kemudian akan dialirkan ke dalam chip stocker.
1.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 16
1. Chip Filling
Chip filling merupakan proses pengisian chip dari tempat penyimpanan atau chip
stocker yang dialirkan dengan menggunakan belt conveyor menuju digester. Proses
pengisian chips kedalam digester ditentukan dengan sensor weight lightometer
yang ada pada cross conveyor untuk menentukan seberapa banyak chips yang
masuk kedalam digester, yaitu 76 ton untuk digester lama dan 65 ton untuk digester
baru. Penentuan berat chips yang masuk ke dalam digester juga dapat ditentukan
dengan sensor gammary yang ada pada bagian atas digester pada chip packer.
Kemudian steam bertekanan rendah atau Low Pressure Steam (LPS) dipakai untuk
chip packer yang menyebabkan tumbukan antar chips yang menyebabkan chips
terpadatkan secara seragam. Udara dan steam yang digunakan selama chip pack
dikeluarkan dari digester melalui alat air evacuation fan.
2. Pre-hydrolysis Stage
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menerapkan proses Tobacell Kraft Pulp (TKP) dalam
proses pemasakan chips menjadi pulp. Pada proses TKP pre-hidrolisis merupakan
tahapan awal dari proses pemasakan setelah proses pengisian chips. Pre-hidrolisis
dimaksudkan untuk mengolah terlebih dahulu chips sebelum dimasak dengan
larutan pemasak. Pada proses ini kandungan bukan selulosa yang terdapat dalam
kayu seperti hemiselulosa (karbohidrat rantai pendek), lignin, dan ekstraktif akan
dilemahkan dan dikeluarkan dari dalam serpihan kayu dengan menginjeksikan
steam bertekanan rendah (LPS) pada suhu 125C yang kemudian akan dinaikkan
temperaturnya mencapai 165C dengan steam bertekanan sedang (MPS). Pada suhu
145C dilakukan pembuangan gas pada beberapa saat. Hal ini akan memastikan
hubungan antara tekanan dan temperatur dalam digester sudah tepat. Proses pre-
hidrolisis dipertahankan pada temperatur 165C dan tekanan 6,0 kg/cm2 gauge
selama 60 menit sehingga pada proses pemasakan dengan larutan pemasak ditahap
berikutnya, diperoleh pulp dengan kemurnian yang lebih tinggi (Training and
Development Centre PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2010b, Hal: 34).
3. Cooking Liquor Charging
Cooking liquor charging pada proses Tobacell Kraft Pulp (TKP) merupakan proses
yang dilakukan setelah pre-hidrolisis, dimana larutan pemasak panas yang
dimasukkan kedalam digester dari relief heat recovery system (pemanasan pada
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 17
liquor heater dengan vapor yang berasal dari pre-hidrolisis) pada suhu 120 C
dengan perbandingan antara liquor (black liquor dan white liquor) dengan chips
adalah 3,6:1. Penambahan white liquor didasarkan pada persentase bahan kimia
yang dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering (bone dry atau oven dry) kayu
yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung dari seberapa jauh kita akan
mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu (degree of delignification).
Bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan akan melarutkan lebih banyak lagi
komponen-komponen itu. Sebaliknya berkurangnya jumlah alkali yang
dimasukkan akan menyebabkan kayunya tidak masak (hard cook) yang berakibat
banyaknya kayu yang akan terbuang berupa reject atau kayu yang masak sebagian
(knots).
4. Kraft Cooking
Kraft cooking merupakan proses pemasakan secara kraft yang dilaksanakan setelah
penambahan white liquor dan black liquor ke dalam chips. Digester yang telah
berisi chips dan larutan pemasak kemudian akan dipanaskan hingga suhu 165 C
dan tekanan mencapai 7 kg/cm2 gauge. Pada temperatur dan tekanan ini, chips
dimasak dengan alkali untuk periode waktu tertentu. Suhu yang optimum untuk
reaksi pemasakan adalah 165C. Suhu dibawah 165C tidak berpengaruh apapun
untuk kualitas dan rendemen, tetapi suhu diatas 180C akan terjadi pemutusan rantai
dari serat-serat selulosa. Hal-hal yang harus diperhatikan selama proses
pemasakkan:
a. H-Factor
Temperatur dan waktu pemasakkan merupakan faktor yang saling mempengaruhi
terhadap reaksi penghilangan lignin dalam satu proses pemasakan. Untuk itu dibuat
suatu hubungan perbandingan yaitu H-Factor yang merupakan luasan dibawah
kurva kecepatan reaksi relatif vs waktu reaksi. Pada satu putaran atau siklus
pemasakan dengan H-Factor yang sama, diharapkan menghasilkan pulp dengan
rendemen dan Kappa number yang sama pula meskipun dengan waktu pemasakan
dan waktu yang berbeda.
5. NCG dari Digester Reliefing
NCG (noncondensible gas) merupakan gas-gas yang tidak terembunkan yang
keluar dari dalam digester selama proses pemasakan secara kraft yang merupakan
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 18
pencemar udara dalam industri pulp. Dengan konsentasi yang tinggi dan jumlah
volum yang kecil, yang utamanya terdiri dari alkohol, terpentin dan fenol; gas-gas
ini sendiri mempunyai bau yang khas. NCG dikeluarkan dari dalam serpihan kayu
pada awal pemasakan melalui bagian atas digester yang kemudian didinginkan dan
dipisahkan dari gas-gas yang dapat terembunkan pada alat relief gas condensor
yang kemudian dikirim ke tungku pembakar kapur (lime kiln) dan insenerator untuk
dibakar. Hal tersebut supaya penyerapan yang sempurana terjadi antara bahan kimia
pemasak dan serpihan kayu.
6. Kondensat dari Kukus
Larutan pemasak yang dipanaskan secara tidak langsung di dalam liquor heater
oleh steam bertekanan 11 bar (MPS) digunakan untuk menaikkan suhu pemasakan
di dalam digester dari 100 C sampai 165 C. Sekitar 35 ton steam/jam digunakan
untuk memasak 1 digester atau setara dengan 3,89 ton steam per ton pulp yang
diproduksi. Kondesat steam dari liquor heater ditampung pada tangki kondensat
yang selanjutnya dimanfaatkan kembali di boiler feed water.
7. Tangki Penampung Pulp
Terdapat dua blow tank pada digester plant di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan
kapasitas keduanya sebesar 600 m3. Tujuan utama pengoperasian blowing untuk
mengeluarkan atau blow semua isi digester ke dalam blow tank. Setelah proses
pemasakan kraft, keluaran yang berupa pulp akan dialirkan ke dalam blow tank.
Ada 3 jalur blow utama yang akan mengalirkan pulp ke dalam blow tank.
Hanya satu digester yang dapat di blow ke satu blow tank pada satu waktu tertentu
untuk memastikan bahwa ada cukup ruang dalam blow tank untuk menampung pulp
yang akan dikeluarkan. Tekanan di dalam digester akan mengeluarkan pulp dan
liquor yang ada dalam digester, kemudian pulp dan liquor tersebut akan masuk ke
dalam blow tank. Biasanya operasi blowing berlangsung selama 15 menit. Apabila
tekanan pada digester sudah mencapai 0 atm, top cover akan terbuka untuk
memastikan bahwa blow nya bersih sehingga dapat dimulai lagi persiapan untuk
pemasakan selanjutnya. Pulp dari blow tank selanjutnya dipompakan ke bagian
washing/screening. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa terjadi blow
yang kotor:
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 19
a. Tekanan dalam digester terlalu rendah
b. Chip yang terlalu kering
c. Sirkulasi liquor yang tidak baik
d. Adanya kebocoran valve pada digester menyebabkan cairan pemasak
berkurang
e. Pulp yang tidak masak karena alkali yang tidak cukup, temperatur rendah
dan waktu pemasakan yang terlalu singkat
Apabila terjadi blow yang kotor dimana masih terdapat pulp di dalam digester maka
harus dilakukan re-blow dengan cara menambahkan black liquor untuk
menggenang pulp yang tertinggal di dalam digester. Re-blow dilakukan secara
manual.
Pada saat pulp blowing, dilakukan daur ulang uap yang disemburkan dari digester.
Daur ulang tersebut dilakukan oleh unit blow heat recovery system dengan unit
utamanya merupakan tangki akumulator. Kontak langsung akan menaikkan suhu
air di blow heat recovery dari 50 oC sampai kira-kira 95 C yang akan digunakan
untuk memanaskan warm water dari temperatur 43 oC dan akan menghasilkan hot
water dengan temperatur 70 oC pada alat penukar panas (heat exchanger) dan air
panas ini digunakan untuk pencucian pulp pada bagian washing.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 20
raditrim masuk ke washer tahap I. Pulp stock yang masuk ke dalam washer tahap
I kemudian akan dipompakan ke washer tahap II dan pulp stock dari tahap II akan
dipompakan ke washer tahap III, dan seterusnya sampai ke washer tahap IV
(Gambar III.4)
Alat pencuci (washer) terdiri dari saringan atau wire cloth yang menutupi silinder
berputar di dalam vat dimana bubur kayu menempel di permukaan silinder tersebut.
Air pencuci dalam washer akan digunakan dengan cara disemprotkan (spray) pada
permukaan bubur kayu secara terus-menerus dan airnya turun ke tangki filtrat
dengan menggunakan vakum. Bubur kayu yang sudah dikeluarkan airnya
dimasukkan ke alat yang disebut screw conveyor dimana bubur kayu ditambah air
pengencer dan masuk ke tahap II washer. Kekentalan bubur kayu di vat atau
permukaan washer normalnya 1% dan kekentalan bubur kayu setelah diputar di
washer (setelah ditambah air pengencer) adalah antara 10% - 14%. Pada sistem
washing serba tahap ini bubur kayu diencerkan dengan lindi hitam yang baru dan
dikirim ke washer tahap berikutnya.
Dari sana proses pencucian diulang terus. Air yang digunakan untuk mencuci di
washer IV merupakan air panas dan combine condensate memiliki suhu 70 C.
Selanjutnya air panas tersebut akan dialirkan secara counter current untuk mencuci
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 21
dan mengencerkan bubur kayu yang akan masuk ke washer IV dan untuk mencuci
bubur kayu pada washer sebelumnya. Bubur kayu yang sudah bersih dari washer
terakhir dimasukkan kedalam tangki yang disebut unbleach tower.
Sebelum pulp masuk ke dalam pencucian tahap IV, pulp akan disaring di suatu alat
yang disebut screening tiga tahap, dimana pulp dari tangki yang disebut wash stock
tank pada konsistensi 4%-5% yang kemudian diencerkan dan dipompakan dengan
kekentalan 2%-3% ke screen tahap pertama. Pulp hasil screen tahap pertama akan
masuk ke washer IV dimana pulp akan dicuci dan dikentalkan setelah itu
dimasukkan ke dalam tangki unbleach high density tower. Reject dari screen tahap
pertama berupa serat kasar dipompakan ke screen tahap kedua. Accept dari screen
tahap kedua akan masuk ke dalam screen tahap pertama dan reject berupa serat
kasar dari tahap kedua dipompakan ke screen tahap ketiga. Accept dari screen tahap
ketiga akan masuk ke dalam screen tahap kedua dan reject berupa serat kasar, mata
kayu (knots) dari tahap ketiga dikirim ke tangki screw press tank dan selanjutnya
dipompakan dan di-press pada screw press, reject berupa shieve (serat kasar kering)
yang di-press akan dikirim untuk dibakar.
Beberapa parameter yang dianalisis secara berkala di laboratorium dari tahapan
washing plant adalah sebagai berikut :
Konsistensi pada setiap tahapan, inlet washer sebesar 2-3% dan outlet sebesar
10-14 %
Jumah kandungan kotoran (shieve) yang terdapat dalam pulp
Soda loss (jumlah soda yang terkandung dalam pulp), di bawah 8
Kappa number (bilangan kappa), sebesar 5,5 sampai 6
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 22
Gambar III.5 Tahapan Proses pada Bleaching Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Operasi pemutihan (bleaching) terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah
perlakuan pengolahan terhadap pulp dengan menggunakan klorin dioksdida (ClO2)
dan diikuti dengan ekstraksi oleh kaustik/oksigen pada tahap yang kedua. Pada
tahapan yang ketiga dilakukan perlakuan pengelolahan dengan klorin dioksida yang
diikuti dengan sodium hipoklorit pada tahap yang terakhir.
Pulp dari bagian pemutihan (bleaching) disimpan didalam bleached high density
storage tower dengan konsistensi 12%. Pulp tersebut kemudian dikirim ke unit
penyaringan dan centri-cleaner sebelum dijadikan ke dalam bentuk lembaran dalam
pulp machine.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 23
pulp machine. Langkah-langkah dan penggunaannya dapat disimak pada Gambar
III.6.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 24
machine. Pulp akan masuk melewati head box untuk diatur ketebalan dan kadar
airnya agar stock pulp seragam dan air dapat memenuhi lebarnya fourdrinier wire.
Fourdrinier wire berputar melewati delapam roll dimana semua roll terbuat dari
pipa besi yang dilapisi dengan karet keras. Pada delapan roll tersebut terjadi tiga
kali pengepresan untuk mengurangi kadar air sebanyak 50 %. Kemudian pulp
dengan kadar air 50% akan masuk ke unit flakt dryer 23 tahap. Pada waktu
lembaran pulp akan keluar dari dryer ketegangan pulp sangat sensitif. Ketegangan
lembaran pulp akan dikontrol langsung kecepatan putaran dari pull roll.
Setelah pulp dikeringkan pada flakt dryer, kemudian lembaran pulp dipotong
menjadi delapan bagian pada cutter layboy kemudian pulp yang sudah dipotong
akan masuk ke bale scale. Lembaran pulp akan tersusun masuk ke dalam bale press
kemudian pulp yang telah tersusun dengan ukuran yang telah sesuai (215 kg) akan
dibungkus dengan wrapper precreaser kemudian akan masuk ke tying machine
dimana pulp yang telah dibungkus akan diikat secara otomatis. Setelah diikat
dengan kawat, pulp bale dibawa dengan conveyor untuk diberi data seperti tanggal
dan waktu diproduksi, tipe pulp dan merek dagang yang disemprot oleh bale marker
pada kedua sisi dari pulp bale.
Hal ini akan mengakibatkan perbedaan suhunya menjadi lebih besar, sehingga
diperoleh perpindahan oanas yang besar, dengan demikian black liquor dengan
padatan 12%- 18% dapat menjadi 70 % dan siap untuk dipakai menjadi bahan bakar
di recovery boiler. Di dalam operasi evaporator dibagi menjadi beberapa sistem
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 25
(Gambar III.7) :
1. Black liquor system
2. Soap skimming system
3. Steam & vapour system
4. Condensate system
5. Vacum system
6. Stripper system
Gambar III.7 Gambaran Proses Pembuatan Pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
(Toba Pulp Lestari, Tbk. 2003)
Weak black liquor (liquor dengan % solid 12-18 ) yang dihasilkan dari proses
pencucian pulp di washing plant di tampung di tangki WBL tank, kemudian dari
WBL tank dipompakan ke WBL flash tank. Dari WBL flash tank liquor mengalir ke
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 26
effect 5 secara gravitasi. Didalam effect 5, black liquor di sirkulasi dan sebagian di
transter ke effect 4. Di effect 4, black liquor juga disirkulaskan kemudian di transfer
ke soap skimming tank untuk dilakukan pemisahan antara soap dengan liquor.
Soap skimming tank bisa di by pass, sekiranya kandungan soap dalam skimming
sangat sedikit. Jadi liquor dari effect 4 bisa langsung di transfer di effect 3. Di dalam
effect 3 black liquor juga disirkulasikan dan kemudian di transfer ke dalam effect
2B. Black liquor di dalam effect 2B juga disirkulasikan dan kemudian di transfer ke
effect 2A. Dengan cara yang sama black liquor dari effect 2A di transfer ke stripper
condenser.
Untuk menjaga agar temperature black liquor tetap konstan maka di dalam tangki
IBL dipasang heating koil dengan menggunakan LP steam sebagai pemanas. Dari
IBL tank black liquor kemudian dipompakan ke effect 1A, 1B, 1C dan 1D, yang
masing-masing effect mempunyai pompa sirkulasi. Dari effect 1 kemudian black
liquor mengalir ke HBL flash tank untuk diatur temperaturnya sekitar 115.
Setelah tercapai % solidnya 72%, kemudian HBL tersebut dikirim ke HLB tank.
Inilah produk akhir dari evaporator plant yang siap dikirim ke recovery oiler
sebagai bahan bakar sekaligus untuk didaur ulang zat-zat inorganiknya. Sistem
pemekatan di effect 1A, 1B, 1C dan 1D terdiri dari 4 squence (tahapan) aliran black
liquor dan empat sequence untuk back wash :
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 27
Kadar % solid yang tinggi dimana effect satu setelah beberapa jam beroperasi maka
akan timbul pengerakan pada heating element, sehingga akan mengurangi efisiensi
dari evaporator. Untuk itu perlu dilakukan backwash (pencucian), secara berkala
dengan menggunakan WBL atau air panas. Sequence di dalam proses pencucian
adalah sebagai berikut:
Sequence 5 : effect 1A backwash dengan memakai WBL atau air panas,
liquor dari IBL tank ke effect 1B-1C-1D
Sequence 6 : effect 1B backwash dengan memakai WBL atau air panas,
liquor dari IBL tank ke effect 1C-1D-1A
Sequence 7 : effect 1C backwash dengan memakai WBL atau air panas,
liquor dari IBL tank ke effect 1D-1A-1B
Sequence 8 : effect 1D backwash dengan memakai WBL atau air panas,
liquor dari IBL tank ke effect 1A-1B-1C
Masing-masing sequence proses pencuciannya memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Vapour dari effect 1 ABCD kemudian dipakai untuk pemanasan di effect 2A dan
2B, vapor dari effect 2A dan 2B kemudian dialirkan ke effect 3. Vapour dari effect
3 sebelum masuk ke effect 4 terlebih dahulu masuk ke dalam mist separator untuk
memisahkan vapour dari liquor atau partikel yang terbawa oleh vapour. Begitu juga
vapour dari effect 4 sebelum masuk ke effect 5 dilewatkan dulu dari mist separator.
Liquor yang terkumpul di dalam mist separator kemudian dialirkan ke effect 3 dan
4 secara gravitasi. Vapour dari effect 5 kemudian masuk ke surface condenser untuk
dikondensasikan.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 28
1. Steam condensate (fresh condesate)
2. Vapour condensate (combined condensate)
3. Foul condensate (contaminate condensate)
1. Steam Condesate
Steam condensate adalah condensate yang berasal dari steam yang dipakai di dalam
proses evaporasi pada effect 1A,1B,1C dan 1D. Dimana pada masing-masing effect
mempunyai condensate flashtank untuk memisahkan condensate dengan vapour.
Condesate dari effect 1A,1B,1C dan 1D kemudian di tampung di main condensate
flash untuk kemudian di pompakan ke Boiler Feed Water plant untuk diolah
kembali menjadi air umpan boiler.
2. Vapour Condensate
Vapour condensate adalah condensate yang berasal dari steam maupun vapour
yang dipakai pada proses pemanasan di effect 2A,3B, 3,4,5 dan surface codenser
no 1. Kondensat yang berasal dari semua effect tersebut dinamakan combined
condensate. Selanjutnya kondensat tersebut ditampung di combined condensate
tank. Dari combined condensate tank kemudian dipompakan ke unit washing plant
untuk digunakan dalam proses pencucian pulp dan selebihnya dialirkan ke unit
pengolahan limbah cair Effluent Treatment Plant.
3. Foul Condensate
Foul condensate adalah condensate yang berasal dari vapour pada bagian atas
daripada heating element effect 4 dan 5 serta dari surface condenser 2. Foul
condensate ditampung di foul condensate tank. Dari foul condensate tank kemudian
dikirim ke stripper coloumn untuk dibersihkan.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 29
start up atau pada waktu emergency dimana vacum pump, tidak mampu meng-
handle. Proses kerjanya sebagai berikut: vapour yang keluar dari effect 5 dialirkan
ke surface condenser nomor 1 dan nomor 2 untuk dikondensasikan. Vapour yang
tidak terkondensasi (NCG) di surface condenser kemudian dihisap oleh vacum
pump atau steam ejector untuk selanjutnya dikirim ke lime kiln untuk dibakar.
Di dalam proses ini dibutuhkan air pendingin untuk surface condenser dimana air
pendingin yang dipakai adalah filter water. Air yang masuk ke surface condenser
temperaturnya 27 dan keluar dari surface condenser menjadi sekitar 45. Air
yang keluar dari surface condenser biasa disebut warm water, dikirim ke fiber line
untuk digunakan dalam proses pembuatan pulp dan selebihnya dikirim ke cooling
untuk didinginkan dan selanjutnya ditampung di filter water tank
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 30
BAB IV PERALATAN UTAMA PROSES
Peralatan utama proses produksi pulp di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk disajikan pada
Tabel IV.1 hingga Tabel IV.4.
Tabel IV.1 Peralatan Proses Woodyard and Chip Screen Area (Erissa, 2012)
No. Nama Alat Fungsi Spesifikasi Alat
1 Screw Mengambil chip dari chip Kapasitas 200-800
reclaimer1 dan pile untuk dikirimkan ke Kecepatan m3/jam
2 chip conveyor under 6,3-25,4 m/s
storage
2 Chip conveyor Menerima chip dari screw Panjang 298 m
under storage1 reclaimer dan Lebar 1,2 m
dan 2 mengirimkannya ke chip Kapasitas 1000 m3/jam
conveyor to digester. Kecepatan 2 m/s
3 Chip conveyor Mengirimkan chip ke Panjang 264,9 m
to digester chip silo Lebar 1,2 m
Kapasitas 1200 m3/jam
Kecepatan 2,3 m/s
4 Chip Screener Menyaring chip sesuai Lebar 5,1 m
dengan ukurannya yaitu Panjang 6,5 m
7-45 mm Kapasitas 800 m3/jam
5 Chip conveyor Mengirimkan pin dan Lebar 1,2 m
to acrowood fines ke bagian Panjang 58,8 m
pemrosesan acrowood Kapasitas 1000 m3/jam
Kecepatan 2,3 m/s
6 Conveyor for Mengirimkan oversize Lebar 0.8 m
over size chips chip ke rechipper Panjang 25,4 m
Kapasitas 1000 m3/jam
7 Rechipper Mencacah ulang Kapasitas 250 m3/jam
oversized chip Jumlah 12
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 31
pisau
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 32
m3/jam
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 33
Tabel IV.2 Peralatan Proses Digesting Area
(Lanjutan)
No Nama Alat Fungsi Spesifikasi
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 34
3 Dump Tank Menampung filtrate Kapasitas 230 m3
421T032 yang telah disaring Temperatur 100oC
pada knotter
4 Knot accept Manampung knot Kapasitas 130 m3
tank yang Temperatur 100oC
421T002 tersaring pada
knotter
5 Primary dan Menyaring debu Tipe D8
secondary screen partikulat yang Tekanan 0,6 Mpa
terdapat pada pulp Temperatur 100oC
Volume 1,1 m3
6 Wash press Menampung filtrat Volume 1400 m3
pressate tank yang dihasilkan Temperatur 90oC
421T005 dan pada proses press
421T009 washing
7 Pre-O2 wash Menampung filtrate Volume 1400 m3
press pressate yang dihasilkan Temperatur 80oC
tank 421T023 pada proses press
washing sebelum
delignifikasi O2
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 35
pressate delignifikasi dengan oksigen
tank
421T013
10 Oxygen blow Menampung oksigen yang Volume 570 m3
tank digunakan pada proses Temperatur 90oC
delignifikasi dengan oksigen
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 36
6 Pressate tank D0 Menampung cairan Volume 310 m3
431T014, sisa dari proses Temperatur 80oC
EOP 431T015, pemutihan tahap D0,
D1 EOP, D1, dan D2
431T016, dan D2
431T017
7 Bleach HD Tower Menampung pulp yang Volume 8000 m3
431T034 telah melewati area Temperatur 100oC
bleaching
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 37
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Selama settling basin terdapat juga proses pengendapan lumpur dan flok-flok yang
terbentuk. Penurunan lumpur ke dasar basin terjadi secara gravitasi. Hasil lumpur
dialirkan dengan keran pengeluaran lumpur dan air mengalir ke clarifier. Air hasil
dari clarifier dialirkan secara overflow ke clarifier water reservoir dan sisanya
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 38
dilewatkan ke gravity filter yang berjumlah 16 unit. Clarifier water reservoir
berfungsi sebagai penampungan sementara untuk sumber air dingin yang dialirkan
ke pabrik dan sistem pendinginan. Gravity filter berfungsi menyaring kotoran dari
clarifier (penyaringan dengan batu dan pasir). Penyaringan air dilakukan dengan
turbidity 5 mg/L untuk kemudian hasilnya masuk ke filtered water reservoir.
Tahapan Filtrasi
Air keluar dari tangki penjernihan (filter water tank) di area water treatment
plant masih mengandung sedikit kotoran yang terbawa dari residual klorin. Dan
pada tahap filtrasi ini, kotoran-kotoran yang terbawa tersebut disaring dan air
yang keluar menjadi lebih jernih dan mempunyai kekeruhan (turbidity) yang
rendah serta batas maksimal residual klorin 1 ppm. Alat penyaring tersebut
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 39
dinamakan carbon filter. Terdapat 3 unit karbon filter dan ketiganya dioperasikan
menurut keperluan air yang diperlukan.
Air proses yang sudah disaring dengan carbon filter akan dihilangkan dengan
ionnya (terutama ion ion zat anorganik) dengan resin penukar ion, agar air
yang dihasilkan tidak menyebabkan korosi oleh ion ion Ca2+, Mg2+, SiO2,
dan sebagainya dan yang menyebabkan korosi (oleh ion ion SO42-, Cl, dan
sebagainya) pada pemakaian air untuk kriteria yang tinggi (umpan air boiler,
air pendingin diesel dan sebagainya). Air yang sudah jernih tadi masih
mengandung ion ion dari logam dan sisa asam seperti Ca2+, Mg2+, Co32-,
SO42, Fe2+, Cl-. Selanjutnya air itu dikirim ketahapan pengolahan untuk
penghilangan/pertukaran ion agar dihasilkan air yang bebas mineral
(demineralisasi water) melalui cation exchanger dan anion exchanger.
Mix bed tank berfungsi untuk mengikat sisa sisa dari anion dan kation, bisa
dilakukan sekaligus dari kation ditambah dengan anion agar yang masuk
kedalam mixing tank bebas dari kation dan anion, 100 kg HCl 100% NaOH
100% dapat meregenerasi 1 m3 kation resin dan anion resin.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 40
V.1.3 Evaporator
Evaporator merupakan proses pengolahan hasil pencucian dari semua air limbah
yang digunakan pada proses washing pada unit washing plant. Sebelum masuk ke
unit evaporator, air limbah tersebut telah ditampung semntara di weak black liquor
tank yang berjumlah dua unit. Kemudian weak black liquor yang mengandung 15-
18% solid black liquor tersebut dialirkan dengan pompa nash vacuum pump dan
mengalami pemisahan antara cairan dan uap, sebelum masuk ke dalam evaporator
effect V. Weak black liquor kemudian mengalami evaporasi dengan cara pemanasan
indirect circulation yang memakai uap dari evaporator effect IV. Kemudian black
liquor hasil evaporator effect V akan masuk ke dalam evaporator effect IV dan
mengalami evaporasi dengan cara pemanasan indirect circulation memakai uap
dari evaporator effect III. Black liquor hasil evaporator effect IV akan masuk ke
dalam evaporator effect III dan mengalami evaporasi dengan cara pemanasan
indirect circulation memakai uap dari evaporator effect II.
Black liquor hasil evaporator effect III akan masuk ke dalam evaporator effect II,
dimana evaporator effect II terdiri dari dua bagian yaitu evaporator II A dan II B
dan mengalami evaporasi dengan cara pemanasan indirect circulation memakai uap
dari evaporator konsentrator. Black liquor hasil evaporator effect II disebut sebagai
Intermediate black liquor (IBL) dengan persen solid black liquor sebesar 40% -
50%. Intermediate black liquor kemudian akan dialirkan ke unit evaporator
konsentrator 4 tahap dimana pada evaporator konsentrator, intermediate black
liquor akan dievaporasi dengan cara indirect circulation menggunakan steam murni
dari recovery boiler. Hasil evaporator konsentrator disebut heavy black liquor
(HBL) dengan persen solid black liquor sebesar 68% - 70%. Kondensat keluaran
evaporator ekstraktor 4 tahap (primary condensate) akan dialirkan ke pengolahan
demint water sedangkan kondensat hasil evaporator effect II B, II A, III akan
dialirkan sebagai combine condensate dan dikembalikan ke washing plant sebagai
air pencuci. Condensate hasil evaporator effect IV dan V yang berupa non
condensable gas (NCG) akan ditampung dalam drum tank sebagai contaminant
condensate yang kemudian akan diolah pada effluent plant.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 41
V.1.4 Recovery boiler
Recovery boiler merupakan serangkaian peralatan dalam proses pemanfaatan
kembali bahan kimia yang terdapat dalam kandungan heavy black liquor yang
dialirkan dari evaporator plant dengan cara pembakaran. Recovery boiler dalam
proses pemanfaatan kembali bahan kimia juga memanfaatkan panas pembakaran
untuk membentuk steam untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi. Heavy
black liquor yang masuk ke dalam recovery boiler mengandung persen solid black
liquor sebesar 70% dengan kandungan senyawa anorganik berupa Na2SO4 50%,
Na2CO3 40%, dan NaOH 10% dan senyawa organik berupa lignin dan
hemiselulosa. Recovery boiler dimaksudkan untuk mengubah Na2SO4 menjadi
senyawa Na2S yang merupakan larutan pemasak yang akan digunakan pada proses
pemasakan pulp. Heavy black liquor dari evaporator akan dialirkan akan masuk ke
dalam mixing tank recovery boiler untuk dicampur dengan ash dan salt cake
Na2SO4 kemudian campuran akan dilewatkan ke direct dan indirect heater dengan
pompa untuk memanaskan sehingga temperaturnya naik menjadi 11C.
Umpan tersebut kemudian masuk ke dalam unit furnace dengan cara di spray dan
dikontakkan dengan udara yang mengandung O2 sehingga terjadi pembakaran. Dari
hasil pembakaran heavy black liquor akan terbentuk smelt yang bertemperatur 1100
C Smelt akan dispray dengan steam bertekanan 10 bar melalui smelt spout ke dalam
dissolving tank untuk diencerkan dengan weak wash liquor. Spray steam ke smelt
bertujuan untuk menghindari ledakan-ledakan yang terlalu tinggi. Pencampuran
antara smelt dengan weak wash liquor akan menghasilkan green liquor berupa
Na2S, Na2CO3, dan NaOH dengan temperatur 96 C. Green liquor kemudian akan
dialirkan ke proses recaustizing dan lime kiln untuk diproses kembali menjadi white
liquor.
V.1.5 Recausticizing
Recaustizing merupakan serangkaian proses pengolahan green liquor dari recovery
boiler. Green liquor mengandung Na2S, Na2CO3, dan NaOH, pada recaustizing
senyawa Na2CO3 akan direaksikan dengan menggunakan senyawa kapur CaO
untuk membentuk CaCO3. Green liquor dimasukkan ke dalam surge untuk
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 42
dihomogenkan menggunakan agitator. Kemudian dimasukkan ke green liquor
clarifier untuk mengendapkan kotoran berupa dreg. Selanjutnya green liquor
dipanaskan dengan steam menggunakan green liquor heater mencapai suhu 85 C
sebelum diumpankan ke slaker. Slaker merupakan unit pencampur antara green
liquor dengan suatu zat kapur (CaO) dari hot lime silo. Temperatur pencampuran
sebesar 106 C. Na2CO3 pada green liquor akan bereaksi dengan CaO dan air
membentuk NaOH dan CaCO3. Dari alat slaker white liquor akan diolah lagi pada
tangki causticizer yang berjumlah 3 unit dialirkan secara overflow, dari causticizer
1 ke causticizer 2 dan 3.
Causticizer ini membuat kandungan NaOH dari white liquor berkonsentrasi rendah
menjadi konsentrasi tinggi. Kemudian white liquor yang masih bercampur dengan
lumpur dipompakan ke white liquor tank. White liquor tank dilengkapi dengan
agitator yang dapat memisahkan white liquor dengan lumpur (lime mud)
selanjutnya white liquor akan dimasukkan ke white liquor storage dan lime mud
akan dicuci kembali di lime mud washer tank dengan cara pengadukan. Lime mud
yang terjadi akan mengendap dan cairannya pada bagian atas yang disebut weak
wash liquor akan dipompakan ke dissolving tank untuk digunakan kembali pada
unit recovery boiler. Lime mud yang telah dicuci dimasukkan ke dalam lime mud
storage tank untuk selanjutnya dipompa ke lime mud filter dan diumpankan ke lime
kiln.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 43
Panas yang timbul akibat pembakaran antara batu kapur dan lime mud pada lime
kiln akan ditarik menggunakan induce draft fan (IDF) dan abu hasil pembakaran
akan terhisap sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Produk hasil lime
kiln berupa CaO yang akan digunakan pada proses recausticizing.
Dari water drum air didistribusikan ke pipa-pipa dinding yang dipanaskan dengan
flue gas secara tidak langsung sehingga hasilnya akan berupa steam yang akan
dikembalikan lagi ke water drum. Sedangkan steam hasil pemisahan pada water
drum akan masuk ke dalam alat superheater untuk menaikkan suhunya.
Superheater 3 tahap dipanaskan oleh flue gas. Steam yang masuk ke alat
superheater I akan keluar dengan temperatur 350C370C. Selanjutnya steam
masuk ke superheater II, menghasilkan steam dengan temperatur 420C440C.
Kemudian steam masuk ke superheater III dan keluar dalam bentuk steam kering
dengan temperatur 470C dan tekanan 60 bar-64 bar. Steam yang berasal dari
superheater III dikumpul di common header untuk dialirkan ke turbin.
V.1.8 Turbin
Segala kebutuhan listrik pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk baik pada pabrik maupun
perumahan, dihasilkan sendiri dari 2 sumber energi yaitu pada power boiler (multi
fuel boiler) dan recovery boiler berupa panas yang akan menggerakan turbin dan
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 44
generator sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin uap yang digunakan pada
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah suatu penggerak dengan prinsip merubah energi
potensial uap menjadi energi kinetik untuk selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis yang akan menggerakkan generator yang akan menghasilkan energi listrik
sebesar 33 MW.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 45
V.2 Unit Pengolahan Limbah
Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23/1997 bahwa limbah adalah
sisa suatu dan/atau kegiatan. Unit pengolahan limbah ini dirancang untuk mengolah
limbah cair dan air limbah buangan pabrik. Limbah cair adalah limbah yang
berbentuk cairan dimana terbentuk dari dua komponen yaitu air murni dan materi
tamu atau pengotor dari sisa hasil usaha. Materi tamu tersebut dapat berupa cairan
lain (bukan H2O), padatan, dan gas terlarut. Air buangan dan limbah cair harus
diolah terlebih dahulu sehingga dapat memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah sebelum dibuang ke badan air. Limbah dapat berasal dari pembangkit
tenaga listrik, pembuatan bahan kimia, dan pembuatan bubur kertas yang akan
masuk ke dalam dua aliran berbeda, yaitu:
1. Saluran acid dari unit pemutihan dan pembuatan bahan kimia bergabung
dengan saluran alkali.
2. Saluran alkali dari unit pembangkit tenaga
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 46
dikonsumsi oleh mikroorganisme. Mineral tambahan (suplemen) seperti Nitrogen
(N) dan posfor (P) atau yang dapat disebut dengan nutrien dapat membantu proses
untuk menghasilkan sel Mikroorganisme aerobik baru dan dalam kondisi sehat.
Proses tersebut juga menghasilkan karbondioksida (CO2), molekul air (H2O) dan
dalam kondisi nutrient dan Oksigen yang berlebih maka NH3 akan berubah menjadi
NO3. Dengan demikian, kadar oksigen terlarut (DO) perlu dijaga yaitu sekitar 1,0-
2,0 mg/L.
V.2.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Toba Pulp Lestari
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Toba Pulp Lestari terdiri darI
penyaringan, pengaturan pH, penambahan defoamer, bak darurat/penampung
kebocoran (Emergency Pond), pengendapan awal (primary clarifier), menara
pendingin (cooling tower), penambahan nutrient (N dan P), reaktor biologi/bak
aerasi (deep tank), penngendapan akhir (secondary clarifier), pengental lumpur
(thickener clarifier) dan unit pengolahan lumpur dengan penambahan flokulan
(screw press unit) dan akhirnya air limbah olahan dialirkan ke sungai Asahan.
Semua limbah cair akan bertemu pada satu titik (bak penghubung) sebelum
saringan berputar dan mengalir secara alami ke Unit Pengolahan Limbah, untuk
dilakukan proses pengeluaran endapan yang terkandung dan menetralkan
kandungan berbahaya kandungan yang berbahaya sebelum dikembalikan ke sungai
Asahan.
Unit pengolahan limbah ini dirancang untuk mengolah air limbah dengan pH 6,5-8
menjadi air limbah dengan pH sekitar 7 dengan suhu 350C.Limbah dari PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk terbagi atas tiga bagian yaitu: limbah yang bersifat asam, limbah
alkali, dan limbah air panas yang tidak terkondensasi. Limbah buangan air panas
yang tidak terkondensasi berasal dari unit-unit digester, chemical plant, turbin, dan
evaporator. Semua jenis limbah ini akan diolah dengan pengolahan dua tahap yaitu
pengolahan primer (primary treatment) dan pengolahan sekunder (secondary
treatment).
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 47
1. Pengolahan primer
a. Penetralan
Proses netralisasi pada limbah dilakukan untuk menangani limbah asam dan limbah
basa dengan mengatur pH limbah pada angka 6-6,5. Jika limbah memiliki pH lebih
rendah dari ketentuan, akan ditambahkan dengan larutan kapur yaitu CaO.
Sebaliknya, jika limbah memiliki pH lebih tinggi dari ketentuan, akan ditambahkan
dengan larutan asam yaitu H2SO4. Penetralan ini dilakukan didalam bak
penghubung pH dan diawasi secara otomatis oleh alat pengukur pH. Terkadang
limbah yang telah diolah tetap memiliki spesifikasi yang lebih tinggi atau lebih
rendah dan memilki suhu yang juga sangat berbeda, limbah akan dialirkan terlebih
dahulu ke dalam emergency pond sebelum masuk ke proses selanjutnya. Jika
limbah berbusa maka dalam proses ini juga ditambahkan deformer untuk
mengurangi busa.
b. Penyaringan
Dalam proses ini dilakukan penyaringan dimana limbah akan mengalir melalui
saringan berputar, yaitu travelling screen dengan tujuan untuk memisahkan benda
yang besar seperti kayu dan plastik, yang akan menyumbat pompa pada aliran
berikutnya. Sebelum dibuang ke tempat penampungan, benda-benda yang sudah
tertangkap akan dibersihkan.
c. Pengendapan
Setelah dilakukan penyaringan pada limbah, limbah akan dialirkan ke dalam dua
bak primary clarifier. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menggunakan satu bak primary
clarifier dan satu bak dalam kondisi stand by. Lumpur-lumpur dan material padatan
yang tidak dapat disaring akan diendapkan didalam unit pengendapan ini secara
gravitasi. Limbah akan dialirkan ke tengah bak dan kemudian akan didistribusikan
ke sekeliling permukaan tengah. Di tengah-tengah bak terdapat saluran untuk
mengalirkan endapan lumpur menuju bak pengentalan, yaitu thickener clarifier,
dengan cara memompakannya. Sementara air limbah akan mengalir secara
overflow pada sekelling bak dan akan langsung dialirkan menuju secondary
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 48
treatment. Lumpur dalam thickener clarifier kembali mengalami pengendapan agar
lumpur tersebut lebih kental lagi. Limbah juga dialirkan ke tengah bak dan
kemudian akan didistribusikan ke sekeliling permukaan tengah. Pada proses ini
padatan lumpur yang telah mengendapan dikumpulkan untuk dipompakan ke dalam
floc tank. Di dalam floc tank, pada lumpur ditambahkan polimer yang berperan
sebagai koagulan.
Flok-flok lumpur yang terbentuk dialirkan ke rotary screen, dan langsung menuju
screw press untuk mengurangi air yang masih tersisa, sehingga diperoleh padatan
lumpur yang telah kering. Limbah padat ini akan digunakan kembali sebagai bahan
bakar pada Multi Fuel Boiler. Sementara itu, air limbah dari thickener clarifier juga
akan mengalir secara over flow pada sekelling bak dan akan bergabung dengan over
flow pada bak primary clarifier langsung dialirkan menuju secondary treatment.
2. Pengolahan sekunder
a. Pendinginan
Air limbah jernih yang berasal dari primary treatment mengalami pendinginan
terlebih dahulu dalam menara pendingin. Jumlah menara pendingin yang digunakan
berjumlah 6 buah sehingga suhu air limbah menjadi 360 C. Temperatur limbah cair
yang baik bagi mikroorganisme berada di kisaran 33-370C.
b. Proses aerobik
Air limbah yang telah mengalami pendinginan dialirkan ke Bak Aerasi (Deep Tank)
yang memiliki volume 90.000 m3 melalui unit pembagi (Splitter Box). Proses yang
terjadi di dalam bak ini adalah proses aerobik. Air limbah yang telah didinginkan
akan diuraikan oleh mikroorganisme aerobik dengan bantuan oksigen yang
dihasilkan kompresor. Untuk menjaga stabilitas serta kesehatan mikroorganisme
tersebut, Urea sebagai sumber nitrogen serta Diamonium Phosphate (DAP) sebagai
nitrogen dan phospate ditambahkan ke Bak Aerasi di dalam unit pembagi (Splitter
Box). Lumpur aktif di dalam bak aerasi memisahkan kandungan organik pada
limbah ke dalam satu bentuk yang membuat berkurangnya bahaya terhadap
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 49
lingkungan. PT. Toba Pulp Lestari menggunakan satu bak aerasi dan satu yang lain
dalam kondisi stand by. Air limbah yang telah terurai di dalam bak aerasi ini disebut
dengan Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS) kemudian dialiran ke kolam
penjernihan akhir (Secondary Clarifier) secara gravitasi.
Hal-hal yang perlu dijaga selama proses ini adalah:
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 50
V.2.3 Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, serbuk, sludge, ash boiler,
dan lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan chips,
sedangkan sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari
proses pembuatan pulp. Kulit kayu, fines, serbuk, dan sludge akan digunakan
sebagai bahan bakar di multifuel boiler. Lime dan sebagian ash boiler
digunakan sebagai pupuk di HTI dan sebagian ash boiler lagi digunakan
sebagai bahan baku campuran pembuatan paving block.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 51
BAB VI LOKASI, TATA LETAK PABRIK, ORGANISASI
DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
Area usaha PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang terdiri atas dua bagian yaitu : Mill Site
dan Toba Fiber (Tabel 7.1) pabrik pembuatan pulp (Mill Site) termasuk Chemical
Plant sebagai pusat produksi yang berlokasi di Desa Sosorladang, Kecamatan
Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
dibangun di atas lahan seluas 200 ha, termasuk perumahan karyawan dan Nursery
seluas 10 ha. Sedangkan areal hutan (Toba Fiber) saat ini meliputi sebelas
Kabupaten, yaitu Kabupaten Simalungun, Dairi, Pakpak Barat, Asahan, Tapanuli
Selatan, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Padang
Lawas Utara, dan Toba Samosir serta satu Kota Madya yaitu Padang Sidempuan. .
Lokasi dapat dilihat pada Gambar 7.1.
Tabel 7. 1 Area Usaha Toba Fiber PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
(Toba Pulp Lestari, Tbk, 2003)
No Regency Sektor Area (Ha)
1 Simalungun Aek Nauli 18,275
2 Asahan Aek Nauli 2,153
3 Toba Samosir Habinsaran 12,067
Habinsaran 12,228
4 Tapanuli Utara
Aek Raja 31,783
Aek raja 11,461
6 Humbang Hasundutan
Tele 41,818
7 Samosir Tele 20,452
8 Dairi Tele 3,811
9 Pakpak Barat Tele 2,258
10 Tapanuli tengah Aek Raja 2,837
11 Tapanuli Selatan Padang Sidempuan 13,856
12 Padang Lawas Utara Padang Sidempuan 13,438
13 Pemko Padang Sidempuan Padang Sidempuan 1,609
TOTAL 188,055
a. Wood preparation
d. Bleaching
e. Pulp Machine
Chemical Plant
Control Room
Control Plant
Lime Kiln
Recausticizing Plant
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 54
Evaporator
Laboratorium
Bengkel (workshop)
Oil Storage
Timbangan Truk
Security Post
Area Parkir
Tempat Ibadah
Kantin
Poliklinik
Generator
Power House
Water Treatment
Inceneration System
Land Fill
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 55
Selain hal tersebut di lokasi sekitar pabrik terdapat fasilitas perusahaan yang cukup
lengkap, berupa mess yang penggunaannya sesuai tingkat kepangkatan karyawan.
Perumahan yang diperuntukkan bagi karyawan yang telah berkeluarga dan para staf
ahli yang telah berpengalaman, gedung pertemuan, penginapan yang dikhususkan
untuk tamu (Guest House) yang digunakan apabila ada tamu dari pemerintahan
yang datang, institusi atau digunakan untuk acara resmi .
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 56
Gambar 7. 2 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
(PT Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. menggunakan hubungan garis
(line) dalam pengorganisasiannya. Berdasarkan gambar struktur organisasi PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk., Managing Director memiliki hubungan garis dengan
Departemen Mill Operation, Commercial, Technology Environment,
Financial, HRD, Sales, dan juga Forestry. Masing-masing departemen ini
memiliki tanggung jawab terhadap Managing Director. Demikian juga antara
departemen-departemen tersebut memiliki hubungan garis dengan departemen
yang dibawahinya. Pembagian tugas dan wewenang pada perusahaan ini
dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu dan oleh karena itu disebut
bersifat fungsional. Terdapat sejumlah departemen yang dibawahi departemen
Mill Operation, Technology Environment, Financial, HRD, dan juga Forestry,
masing-masing departemen departemen memiliki tugas dan tanggung
jawabnya sendiri yang berbeda antara satu departemen dengan departemen
yang lain. Hal ini dapat dilihat pada gambar struktur organisasi, dimana
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 57
terdapat berbagai departemen yang dibagi menurut fungsinya masing-masing.
Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. terbagi menjadi dua struktur
organisasi yaitu Fiber Management Organization structure dan Mill
Management Organization structure. Fiber Management Process mengatur
proses pengadaan bahan baku yaitu kayu serta menjaga kesinambungan hutan
agar proses produksi tidak berhenti. Sedangkan Mill Management
Organization structure mengatur proses produksi yang ada di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk. Kedua struktur organisasi ini dipimpin oleh seorang Managing
director. Pembagian tugas dan wewenang, yaitu :
Managing Director
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 58
Fiber General Marketing
Plantation Department
Planning Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan perbaikan material kayu sebagai
bahan baku. Dalam departemen inilah dipersiapkan, diatur, dan direncanakan
kegiatan-kegiatan dalam Forestry Department, dan membahas setiap persoalan
departemen dan merencanakan penangananannya.
PIR Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan bekerja sama dengan masyarakat
dalam usaha pembibitan tanaman, pemberian pupuk, serta tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Sector Department
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 59
tanaman yang telah ditebang.
Bertugas untuk memeriksa dan menganalisa bahan baku yang masuk, mengawasi
dan mengontrol proses pengolahan bahan baku dan membuat laporan hasil quality
control produk dan pengolahan limbah.
Material Department
Bertugas membantu kelancaran proses dalam pabrik dalam hal menyediakan
material ataupun peralatan yang dibutuhkan serta bertanggungjawab kepada
General Manager Mill.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 60
Sales and Administration Department
7. Financial Director
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 61
Pemberian upah kepada karyawan dilakukan sekali dalam sebulan yaitu pada
akhir bulan. Dalam pemberian gaji kepada karyawan tetapnya, PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk. menganut sistem Total All in Concept yang artinya total gaji
karyawan diterima oleh setiap karyawan sudah termasuk berbagai tunjangan
yang ada. Adapun tunjangan-tunjangan tersebut terdiri dari tunjangan pangkat
dan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan perumahan, dan bantuan khusus
untuk perumahan serta lokasi kerja. Sedangkan untuk karyawan tidak tetap,
tunjangan tidak termasuk gaji yang diterima. Sistem kenaikan gaji di Toba Pulp
Lestari, Tbk tidak terjadwal tergantung dengan prestasi yang ditunjukkan
karyawan itu sendiri.
2. Fasilitas Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk selalu berusaha mendorong karyawan agar dapat
bekerja lebih baik. Selain upah yang diterima karyawan setiap bulannya,
karyawan juga mendapatkan fasilitas yang mendukung agar aktivitas kerja
karyawan dapat dimanfaatkan oleh karyawan tetap maupun oleh karyawan
tidak tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
Perumahan
Tempat ibadah
Sarana olahraga
Kantin
Fasilitas Transportasi
Tempat Rekreasi
Sarana pendidikan
Fasilitas kerja (seragam kerja dan alat perlengkapan untuk safety sebagai alat
pelindung diri (APD) seperti helm keselamatan (safety helmet), sepatu keselamatan
(safety shoes), sarung tangan, masker, alat pernapasan (respirator), kacamata dan
alat-alat pelindung lainnya yang dipakai sesuai dengan tingkat keamanan masing-
masing pekerjaan. Selain itu PT.Toba Pulp Lestari, Tbk juga memberikan bantuan
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 62
kesejahteraan bagi karyawan tetap berupa jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek),
dana duka serta dana Tunjangan Hari Raya.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 63
simbol, sehingga seluruh karyawan, kontraktor, dan mitra PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk dapat berperilaku berdasarkan Behavior Based Safety.
Beberapa peraturan dan program yang telah dibuat dan wajib diikuti oleh oleh
semua pihak, mulai dari staf, karyawan pabrik, sampai kepada tamu perusahaan,
yaitu:
a. Kewajiban Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Untuk memastikan setiap orang yang berada di lokasi pabrik mendapatkan Alat
Pelindung Diri (APD) untuk melindungi diri masing-masing selama berada di
pabrik, seperti:
1. Safety helmet (helm keselamatan)
2. Safety shoes (sepatu keselamatan)
3. Ear plug (pelindung telinga)
4. Goggles
5. Masker
Alat-alat pelindung diri seperti di atas adalah alat pelindung diri yang umum harus
dipakai. Aakalanya pada tempat dan situasi khusus para pekerja harus
menggunakan alat pelindung diri tambahan atau khusus seperti pada saat bekerja
pada bagian instalasi kimia para pekerja harus menggunakan pakaian khusus,
pelindung kepala dan wajah khusus, serta sarung tangan.
b. Kewajiban Mengikuti Rambu-Rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang Ada di Lokasi Kerja
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, perlu dibuat beberapa peraturan
yang diberlakukan pada lokasi kerja. Dalam perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk, terutama pada bagian mill site, diberlakukan beberapa peraturan yang dapat
dilihat pada penempatan beberapa tanda himbauan dan larangan yang harus diikuti
atau disebut rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti: arus
tegangan tinggi, jalur untuk alat-alat berat, daerah yang dilarang untuk dimasuki,
daerah wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang dipersyaratkan, awas
benda jatuh dari atas, jalur pejalan kaki, dan titik kumpul evakuasi.
c. Mengikuti Pelatihan untuk Tanggap Darurat
Jika terjadi kecelakaan kerja dengan kategori keadaan darurat, perlu dilakukan
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 64
pelatihan kepada seluruh karyawan, kontraktor, dan mitra PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk bagaimana respon dari setiap orang apabila terjadi:
1. Kebakaran dan bahaya asap,
2. Kebocoran dan tumpahan bahan kimia,
3. Ancaman bom,
4. Bahaya ledakan,
5. Demonstrasi atau kerusuhan,
6. Penanganan pengungsian dan titik evakuasi.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 66
BAB VII PROSPEK/JENJANG KARIR
INSINYUR/SARJANA TEKNIK DI PERUSAHAAN
Seorang process engineer di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk umumnya berada
ditempatkan di bagian produksi, dimana disana ia berada langsung dibawah
seorang area head (Superintendent). Dalam keberjalanannya, seorang PE
akan bekerjasama dengan seorang process specialist (Supervisor) dan para
operator untuk melaksanakan tugasnya. Contoh struktur organisasi seorang
PE di Fiberline Departement, seorang PE bertugas untuk memastikan proses
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. PE diharapkan dapat melaporkan
masalah masaalah yang terjadi selama proses produksi. Tugas seorang
Process Engineer di PT. Toba Pulp Lestari meliputi: melaporkan keberjalanan
proses produksi harian, mencakup konsumsi bahan baku dan total produksi
hari itu, melaporkan kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam rangka
pencapaian target jumlah produksi, menyelesaikan masalah-masalah teknis
harian yang bersifat kontinyu bersama-sama dengan operator dan specialist,
memberikan pengarahan serta saran kepada bagian operasi dalam hal
perbaikan maupun hal yang bersifat perubahan agar tercapainya kondisi
proses dan kerja yang efisien dan produktif, melakukan modifikasi proses
apabila dibutuhkan, sehingga produksi dapat terus berjalan dalam rangka
pemenuhan target jumlah produksi. Seorang PE bergabung di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk melalui jalur Graduate Trainee (GT), dimana selama 1 tahun,
seorang sarjana teknik kimia bersama sarjana-sarjana lain yang baru
bergabung diberikan pelatihan guna memberikan skill yang dibutuhkan
selama bekerja di PT. Toba Pulp Lestari. Adapun program tersebut meliputi:
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 67
1. Foundational and Mill Overview
Pada tahap ini, insinyur kimia yang baru bergabung diberikan dasar-dasar
dalam proses pembuatan pulp dan kertas di PT. Toba Pulp Lestari. Tahap ini
meliputi pengajaran langsung di kelas dan orientasi ke lapangan (mill
overview) secara keseluruhan proses produksi pulp dan kertas di PT. Toba
Pulp Lestari,Tbk. Tahap ini dilaksanakan selama 1,5 bulan.
Pada tahap ini, insinyur kimia akan ditempatkan di departemen tempat dimana
ia akan bekerja. Disini, insinyur kimia tersebut akan langsung turun ke
lapangan dimana ia akan mengaplikasikan keilmuan yang telah diperoleh di
bangku kuliah terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di
departemennya. Tahap ini berlangsung selama 4,5 bulan
3. Job Assesment
Tahap terakhir dari program GT, dimana insinyur kimia merancang suatu proyek
dalam rangka memberikan improvement terhadap proses produksi yang sedang
berjalan. Proyek tersebut didasarkan kepada permasalahan-permasalahan produksi
aktual yang terjadi di lapangan yang dia amati selama tahap on the job training.
Tahap ini berlangsung selama 6 bulan, dimana di akhir tahap ini, seorang trainee
harus mempresentasikan hasil proyeknya kepada pimpinan departemennya.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 68
DAFTAR PUSTAKA
Atlanta, Georgia. 1999. Chloride and Potassium in the Kraft Recovery Cycle: A Practical
Guide. Institute of Paper Science and Technology.
Backman, Rainer., Sonja Enestam., Ron Zevenhoven. Structure and Behaviour of
Inorganics in Recovery Boilers-A Modeling Approach. bo Akademi
University.Finland.
Fakhrai, Reza. 2002. Black Liquor Combustion in Kraft Recovery Boilers-Numerical
Modelling. Royal Institute of Technology, Stockholm. ISRN KTH/MSE
02/12SE+ENERGY/AVH. ISBN 91-7283-301-7.
Harsini, Tutuk dan Susilowati. 2009. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao sebagai Bahan
Baku Pulp dengan Proses Organosolv. Progdi Teknik Kimia FTIUPN
Veteran.Jakarta Timur.
Jalaluddin dan Rizal, Samsul.2005. Pembuatan Pulp dari Jerami Padi dengan
Menggunakan Natrium Hidroksida. Jurusan Teknik Kimia.Universitas
Malikussaleh Lhokseumawe.
Jordan, J.M. and P.S. Bryant.1995. Cluster Rule Impact on Recovery Boiler
Operations:Chloride and Potassium Concentrations in the Kraft Liquor Cycle.
TAPPI Pulping Conference. Chicago.
Ningsih Eva Rahayu. 2012. Digester Test Run on Corns Skin Pulping Process with
Temperature and Time Cooking Variable. Undergraduate thesis, Undip.
Salam dan Utami, Dina Rizkha. 2011. Analisa Kadar Alfa Selulosa dari Tandan Kosong
Kelapa Sawit dengan Metode. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Saturnino, Daniel Moreira. 2012. Modeling of Kraft Mill Chemical Balance. Graduate
Department of Chemical Engineering and Applied Chemistry. University of
Toronto.
Sinaga, Deswenty. 2008. Penentuan Viskosistas Pada Proses Pemutihan Pulp
(Bleaching) Di Pt.Toba Pulp Lestari,Tbk. Fakultas Matematika dan Ilmu
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 1
Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sudoma, Aris., Pipin Permadi.,Encep Rachman. 2007. Kajian Kontrol Silvikultur Hutan
Tanaman Terhadap Kualitas Kayu Pulp. Vol 5 no.2. Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 2
LAMPIRAN
Pada pelaksanaan kerja praktek di PT.Toba Pulp Lestari, Tbk, alat-alat evaporasi effect 5
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Multi effect evaporator yang terdiri dari 5 effect
a. Effect 1A,1B,1C
Tipe : Lamella
Diamater : 4200 mm
Tinggi : 10500 mm
Material : SS 2333-28
b. Effect 1D
Tipe : Rosco
Diamater : 3100 mm
Tinggi : 9150 mm
Material : SUS 304
c. Effect 2B
Heating area : 447 m2
Heating element : SS 304
Body : Stainless Steel
Tinggi : 9,0 m
d. Effect 2A
Heating area : 1238 m2
Heating element : SS 304
Body : Stainless Steel up to vapour separator
Diameter : 3,1 m
Tinggi : 9,0 m
e. Effect 3
Heating area : 1651 m2
Heating element : SS 304
Body : Bottom dish 1,5 m height stainless steel
Diameter : 4,3 m
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 3
Tinggi : 9,0 m
f. Effect 4
Heating area : 1651 m2
Heating element : SS 304
Body : Bottom dish 1,5 m
Diameter : 4,7 m
Tinggi : 9,0 m
g. Effect 5
Heating area : 1651 m2
Heating element : SS 304
Body : Bottom dish 1,5 m Stainless Steel 304
Diameter : 4,7 m
Tinggi : 9,0 m
h. Surface condenser 1
Alat penukar panas dimana vapour dari effect 5 akan dikondensasikan melalui pipa
yang dialiri air pendingin.
Type : shell & tube
Heating area : 1756 m2
Diameter : 2,4 m
Tinggi : 9,35 m
Tubes : SS 304
Body : Carbon Steel
i. Surface condenser 2
Heating area : 440 m2
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 9,35 m
Tubes : SS 304
Body : Carbon Steel
j. Hog ejector
Ejector dengan kapasitas yang lebih tinggi yang biasanya digunakan untuk start-
up
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 4
Material : Stainless Steel
Steam consumption : 930 kg/jam
k. Inter condenser
Alat penukar panas dimana steam dan vapour dari primary ejector dikondensasikan
Type : Shell & Tube
Diameter : 0,75 m
Panjang : 2,5 m
Heating area : 55 m2
Tubes : SS 304
l. After condenser
Alat penukar panas dimana steam dan vapour dari secondary dan hog ejector
dikondensasikan.
Type : Shell & Tube
Diameter : 0,75 m
Panjang : 2,5 m
Heating area : 27 m2
Tubes : SS 304
m. Flash tank (WBL,IBL dan HBL)
Suatu tangki kecil tertutup dimana liquor atau condensate yang bertekanan dan
temperatur tinggi diturunkan dan uapnya dipisahkan.
n. WBL tank
Tangki penampung liquor dengan % solid 13-18% yang dihasilkan dari proses
pencucian pulp di washing plant.
o. IBL Tank
Tangki penampungan liquor dengan % solid 40-50% solid yang dihasilkan dari
effect 2.
p. HBL Tank
Tangki penampungan liquor dengan % solid 70-72% solid yang dihasilkan dari
effect 1, yang digunakan sebagai bahan bakar di recovery boiler.
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 5
Laporan Umum/KP-1718-12-2A 6