Ipi 306592

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-16

Perencanaan Penerapan Sistem Drainase


Berwawasan Lingkungan (Eko-Drainase)
Menggunakan Sumur Resapan di Kawasan Rungkut
Dea Nathisa Muliawati , dan Mas Agus Mardyanto
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
e-mail: [email protected]

Abstrak-Kecamatan Rungkut memiliki luas 21,08 km2 dengan sedikitpun untuk meresapkan kembali ke sebagian ke dalam
jumlah kepadatan penduduk 5.279 jiwa/km2. Pertambahan tanah. Selain itu, masih banyak dijumpai perencanaan-
penduduk yang semakin pesat dan pertambahan pembangunan perencanaan perumahan yang belum sesuai dengan kondisi
permukiman/perumahan serta fasilitas penunjang lainnya tidak setempat dan kepentingan lingkungannya [1].
diimbangi dengan perkembangan sistem drainase. Salah satu
Konsep drainase yang secara umum di terapkan di
dampaknya adalah meningkatnya aliran permukaan langsung
dan menurunnya kuantitas air yang meresap ke dalam tanah, hampir seluruh pelosok wilayah saat ini adalah konsep
sehingga terjadi genangan/banjir pada musim hujan dan menjadi drainase konvensional, dimana konsep tersebut sudah mulai
ancaman kekeringan air di musim kemarau. Diperlukan adanya banyak dievaluasi. Konsep ini memiliki paradigma
suatu perencanaan penerapan sistem drainase berwawasan penanganan drainase dengan prinsip bahwa seluruh air hujan
lingkungan (eko-drainase) agar nantinya kelebihan air terutama yang jatuh di suatu wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke
air hujan dapat ditampung dan dikendalikan supaya meresap ke sungai/saluran drainase. Jika semua air hujan di alirkan
dalam tanah sehingga mengurangi peluapan air ke permukaan secepat-cepatnya ke sungai tanpa diupayakan agar air
yang menyebabkan terjadinya genangan. Dengan adanya
mempunyai waktu cukup untuk meresap ke dalam tanah,
perencanaan penerapan konsep (eko-drainase) diharapkan dapat
mengurangi genangan/banjir yang terjadi di Kawasan Rungkut
semakin lama akan berkibat fatal karena sungai-sungai akan
dan dapat mendukung adanya usaha Konservasi Sumber Daya menerima beban yang melampaui dari kapasitasnya, sehingga
Air. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini sungai meluap dan dapat mengakibatkan terjadinya genangan.
menggunakan perhitungan analisis hidrologi, analisis hidrolika, Beberapa upaya penanganan drainase seperti
dan penentuan banyakna sumur resapan menggunakan metode normalisasi sungai dan saluran drainase atau perbaikan dan
perhitungan sumur resapan. Dimensi sumur direncanakan secara penambahan saluran hanya dapat menanggulangi
tipikal dengan kedalaman air di sumur 1 m, dengan luas 4 m, permasalahan drainase untuk jangka pendek [2]. Oleh karena
kapasitas resapan 1 buah sumur sebesar 0,0032 m3/detik - 0,044 itu diperlukan upaya penanganan yang tidak hanya
m/detik, sehingga dibutuhkan sebanyak 282 buah sumur resapan
memecahkan permasalahan drainase dalam jangka pendek,
yang direncanakan ditempatkan di wilayah tangkapan air dari
saluran drainase yang terjadi genangan. Dana yang dibutuhkan
tetapi juga dapat menangani permasalahan drainase secara
dalam pembuatan 1 sumur resapan adalah sebesar Rp terintegrasi. Perencanaan drainase perlu memperhatikan fungsi
6.700.000,00 drainase yang dilandaskan pada konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Salah satu penanganannya adalah
Kata Kunci: Eko-Drainase, Genangan, Sumur Resapan. konsep drainase berwawasan lingkungan (eko-drainase)
menggunakan sumur resapan. Konsep ini berkaitan langsung
I. PENDAHULUAN dengan usaha konservasi Sumber Daya Air, yang prinsipnya
adalah mengendalikan air hujan supaya dapat meresap ke
S ebagai salah satu sumber daya alam, air merupakan suatu
benda alam yang sangat penting untuk dilestarikan
keberadaannya. Bila air hujan dibiarkan menggenang di
dalam tanah dan tidak banyak terbuang sebagai aliran
permukaan.
lingkungan atau kawasan permukiman tanpa adanya sarana Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang sering
untuk mengalirkan dan meresapkan ke dalam tanah, maka akan dilanda banjir pada saat musim hujan. Berbagai upaya telah
sangat mengganggu kesehatan lingkungan. Namun sisi lain, dilakukan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini,
jika seluruh air hujan dialirkan melalui saluran air hujan namun sampai saat ini banjir masih terlihat di berbagai tempat.
(saluran drainase) yang ada ke sungai-sungai tanpa ada Khusus pada wilayah Surabaya Timur, Kawasan Rungkut
sedikitpun bagian yang di resapkan ke dalam tanah, hal ini pun merupakan daerah dengan kegiatan industri selalu menarik
mengakibatkan terganggunya keseimbangan tata air dan hidro penduduk untuk bermigrasi sehingga mengakibatkan semakin
ekosistem di lingkungan atau kawasan permukiman tersebut. pesatnya perkembangan penduduk. Kecamatan Rungkut
Kenyataan yang sering terjadi selama ini bahwa biasanya air memiliki luas 21,08 km2 dengan jumlah kepadatan penduduk
hujan dari lingkungan permukiman dialirkan melalui saluran 5.279 jiwa/km2. Pertambahan jumah penduduk yang semakin
air hujan (saluran drainase) yang kedap air, tanpa terpikir pesat dan pertambahan pembangunan permukiman/perumahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-17

serta fasilitas penunjang lainnya tidak diimbangi dengan 2. Analisis Hidrolika


perkembangan sistem drainase. Pertambahan jumlah debit Perhitungan kapasitas saluran eksisting untuk mengetahui
yang keluar akibat pertambahan jumlah perumahan serta berapa besaran kapasitas tampung saluran pada kondisi fisik
bangunan lainnya seringkali sudah tidak memenuhi kapasitas yang terdapat di lapangan. Berikut tahapan analisis
tampungnya pada saluran drainase yang sudah ada. Pada hidrolika:
Kawasan Rungkut daerah yang selalu tergenang air pada saat a. Analisis Kapasitas Saluran eksisting
musim hujan adalah di daerah sepanjang Saluran Sekunder b. Analisis intensitas hujan rencana
Rungkut. Tinggi genangan air pada saat musim hujan c. Analisis debit rencana (limpasan air hujan & debit
mencapai 30 cm dengan lama genangan 1 sampai 1,5 jam di limbah domestic)
lokasi-lokasi tertentu. d. Analisis perbandingan debit rencana dengan debit
saluran eksisting
II. METODE KAJIAN 3. Penerapan Metode Sumur Resapan
Penerapan metode sumur resapan merupakan perhitungan
A. Pengumpulan data
penentuan kebutuhan jumlah sumur resapan yang akan
Data primer didapatkan langsung di lokasi studi berupa digunakan.
observasi lapangan, seperti dokumentasi. Data sekunder 4. Perhitungan BOQ dan RAB
didapatkan dari intansi terkait. Data sekunder yang digunakan
dalam kajian ini antara lain: III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
- Data curah hujan 13 tahun, dari Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai (PSWAS) Butung A. AnalisisHidrologi
Paketingan, Surabaya Data curah hujan diperoleh dari stasiun pengamat
- Peta jaringan drainase,peta jaringan saluran eksisting, Wonorejo. Data dari stasiun tersebut dapat mewakili curah
konsidi saluran eksisting (dimensi saluran, panjang hujan pada Kawasan Rungkut, Surabaya. Data tersebut
saluran, arah aliran) dari Dinas Pekerjaan Umum Bina ditampilkan pada Tabel 1
Marga dan Pematusan Kota Surabaya, data
kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Surabaya, data kontur dan jenis tanah dari Laboratorium Tabel 1 Curah Hujan Hari Maksimum (mm) [3].
Mekanika Tanah Teknik Sipil FTSP-ITS, data No. Tahun Tinggi Hujan (R)
penggunaan lahan, peta lama dan kedalaman genangan
1 2001 115
dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya.
2 2002 200
B. Metode Analisis 3 2003 115
1. Analisis Hidrologi 4 2004 76
Analisis hidrologi ditujukan untuk mendapatkan nilai 5 2005 85
limpasan awal sebelum diterapkan sumur resapan.
6 2006 90
Perhitungan limpasan ditujukan pada wilayah Rungkut.
7 2007 153
Berikut tahapan analisis hidrologi:
a. Tes homogenitas data curah hujan 8 2008 71
Data curah hujan harian maksimum 13 tahun rata-rata 9 2009 68
dari 1 stasiun pengamat Wonorejo kemudian diuji 10 2010 98
homogenitasnya. 11 2011 98
b. Analisis curah Hujan Harian Maksimum (HHM) 12 2012 94
Metode yang digunakan adalah distribusi Log Person 13 2013 95
Tipe III dan Gumbel untuk periode ulang 13 tahun
Jumlah 1358
selanjutnya dipilih hasil perhitungan yang memberikan
hasil paling besar untuk keamanan desain.
c. Uji Keselarasan a) Uji Homogenitas
Data curah hujan yang dipilih selanjutnya diuji Hasil tes menunjukkan bahwa data dari stasiun hujan
keselarasannya menggunakan metode smirnov- telah homogen.
Kolmogorof dan Chi-Square. b) Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata
d. Analisis Intensitas hujan Berdasarkan HHM yang telah dihitung dengan metode
Perhitungan dilakukan dengan metode Bell, metode Gumbel dan Log Person tipe III, didapatkan bahwa
Van Breen, dan Metode Hasper Der Weduwen. HHM dengan metode Gumbel menghasilkan nilai yang
e. Perhitungan rumus lengkung intensitas hujan rencana paling besar sehingga lebih aman dalam perhitungan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Metode debit rencana. Hasil perhitungan disampaikan pada tabel
Talbot, metode Sherman, dan metode Ishiguro. 2.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-18

Tabel 2 Perbandingan antara metode HHM [4]. rutin selama 6 bulan 1 kali. Saluran terbuat dari pasangan
PUH HHM (mm/24 jam) batu kali dan dihitung dengan koefisien manning sebesar
(tahun) Gumbel Log Person 0,020. Perhitungan untuk seluruh kapasitaas tamping
2 99,34 105,25 saluran eksisting dapat dilihat pada tabel 3.
5 140,63 124,97
10 167,97 149,40 Tabel 3. Perhitungan Kapasitas Tampung saluran eksisting [4].
25 202,52 185,57 No Nama Saluran L (m)
Dimensi Saluran
S A (m) P (m) R (m)
V Q
B (m) H (m) (m/dt (m/dtk
50 228,14 216,67 1 Saluran Kedungasem 1218,0 2,45 1,45 0,00084 3,552 5,350 0,663 k)
1,010 )
3,587
100 253,58 251,67 2 Saluran Pondok Nirwana 732,0 2,00 1,10 0,00048 2,200 4,200 0,524 0,710 1,563
3 Saluran Penjaringan Sari 1145,0 2,20 1,45 0,00080 3,190 5,100 0,620 1,028 3,279
4 Saluran Nirwana Ekskutif 338,0 2,00 0,95 0,00115 1,900 3,900 0,487 1,051 1,997
c) Uji Keselarasan (Goodness of fit) 5 Saluran Wonorejo Rungkut 171,0 2,45 1,60 0,00022 3,920 5,650 0,690 0,779 3,053
6 Saluran Wonorejo Tambak 721,0 2,00 1,00 0,00015 2,000 4,000 0,500 1,201 2,402
Uji Keselarasan distribusi ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah distribusi frekuensi dari sample data
dapat terwakili oleh distribusi frekuensi yang dipilih b) Analisis Intensitas Hujan Rencana
(dalam paper ini distribusi Gumbel). Hasil uji Debit limpasan air hujan yang terjadi sangat dipengaruhi
keselarasan yang menunjukkan bahwa data dapat oleh besarnya intensitas hujan yang terjadi di lokasi
diterima/ dapat mewakili distribusi frekuensi yang penelitian serta kondisi tangkapan air hujan. Besaran
terpilih adalah menggunakan Metode Chi Kuadrat limpasan yang terjadi akan berpengaruh terhadap
dengan Uji distribusi gumbel. kemampuan sistem yang ada untuk mengalirkan limpasan
d) Analisis Intensitas Hujan tersebut menuju badan air penerima. Besarnya koefisien
Intensitas curah hujan hasil perhitungan yang dipilih pengaliran dipengaruhi kondisi topografi lahan, diambil
adalah yang intensitasnya cenderung lebih besar untuk dari rata-rata nilai koefisien pengaliran masing-masing
keamanan desain. Gambar 1 menunjukkan perbandingan peruntukan tata guna lahan Surabaya yang didominasi oleh
intensitas hujan hasil perhitungan. Dari gambar 1 dapat bangunan dimana hasil nilai C total dapat dilihat pada tabel
ditentukan bahwa intensitas hujan yang dihitung dengan 4. dan perhitungan analisis intensitas hujan dapat dilihat
metode Van Breen yang dipilih. pada tabel 5.

Tabel 4. Penentuan Nilai C


Koefisisen
250,00 Tipe Daerah Aliran %L C C Total
Nilai C
Intensitas Hujan (mm/jam)

200,00 Multiunit, terpisah 70% 0,5 0,35


Aspal, dan beton 20% 0,8 0,16 0,53
150,00
Halaman/taman 10% 0,2 0,02
Metode Bell
100,00

50,00 Metode Van Breen Tabel 5. Analisis Intensitas Hujan Rencana [4].
V To Ts Tc I
0,00 No Nama Saluran S (m) L (m)
Metode Hasper - (m/dtk) (menit) (menit (menit) (mm/jam
0 50 100 150 200 250 300 Weduwen ) )
1 Saluran Kedungasem 0,00084 1218,0 1,010 71 20 91 65,94
PUH (Tahun) 2 Saluran Pondok Nirwana 0,00048 732,0 0,710 70 17 87 67,40
3 Saluran Penjaringan Sari 0,00080 1145,0 1,028 69 19 88 66,91
Gambar 1. Grafik perbandingan intensitas hujan dari masing-masing 4 Saluran Nirwana Ekskutif 0,00115 338,0 1,051 23 5 28 118,90
metode pada PUH 5 tahun 5 Saluran Wonorejo Rungkut 0,00025 171,0 0,779 25 4 29 117,38
6 Saluran Wonorejo Tambak 0,00015 721,0 1,201 92 10 102 60,71

e) Pemilihan Rumus Lengkung Intensitas Hujan


Pada kajian ini menggunakan Periode Ulang Hujan c) Analisis Debit Rencana
(PUH) 5 tahun, disesuaikan dengan desain saluran Analisis debit rencana merupakan penjumlahan dari
drainase perumahan. Hasil perhitungan menunjukkan perhitungan debit limpasan hujan serta debit air limbah
penduduk di kawasan Rungkut. Perhitungan analisis debit
bahwa rumus intensitas hujan yang terpilih adalah rumus
rencana dapat dilihat pada tabel 6.
metode Talbot sebagai berikut;
9181,48
I5 Tabel 6 Analisis Debit Rencana [4]
t 49,22 No. Nama Saluran
A
I (mm/jam)
Ts Tc Q Q Q renc
(km) (menit) (menit) (m/dtk) (m/dtk) total
? ?
1 Saluran Kedungasem we 65,94 19,177 90,077 4,407 0,179 (m/dtk)
4,586
B. Analisis Hidrolika 2 Saluran Pondok Nirwana 0,328 67,40 17,176 76,616 3,254 0,192 3,442
3 Saluran Penjaringan Sari 0,684 66,91 19,417 88,107 6,737 0,213 6,950
a) Analisis Kapasitas Saluran Eksisting 4 Saluran Nirwana Ekskutif 0,230 118,90 5,358 28,713 4,026 0,163 4,189
Perhitungan kapasitas saluran eksisting untuk mengetahui 5 Saluran Wonorejo Rungkut 0,189 117,38 1,604 12,299 3,266 0,391 3,657
6 Saluran Wonorejo Tambak 0,461 60,71 10,004 48,282 4,120 0,151 4,271
berapa besaran kapasitas tampung saluran pada kondisi
fisik yang terdapat di lapangan. Untuk data tinggi muka air
(h) yang didapat adalah tinggi muka air yang sudah
terhitung dengan adanya endapan di masing-masing
saluran, dimana endapan dalam saluran dibersihkan secara
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-19

d) Analisis Perbandingan Debit Rencana Dengan Debit Perhitungan analsisis jumlah sumur resapan di Wilayah Rungkut
Saluran Eksisting dapat dilihat pada tabel 9. Luas dan kedalaman sumur resapan
dibuat secara tipikal dengan luas 4 m2 dengan kedalaman 1 m.
Tabel 7. Perhitungan perbandingan Debit Rencana dengan Debit
Saluran Eksisting [4]. Tabel 9. Analisis Jumlah Sumur Resapan di Wilayah Rungkut
Debit Rencana (m/detik) Q Saluran Q [4].
Kondisi Q Dimensi Sumur
No Nama Saluran Q Hujan Q Limbah Q Total Eksisting Genangan I Q ranc Q Sal
Saluran Nama Saluran Genangan Kap Jumlah Kap. Max
(m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (mm/jam) (m/detik) (m/detik)
(m/detik) (m/detik) (buah) (m/detik)
1 Saluran Kedungasem 4,407 0,179 4,586 3,587 0,999 meluap
Saluran Kedungasem 65,94 4,586 3,587 0,999 0,039 27 1,053
2 Saluran Pondok Nirwana 3,254 0,192 3,442 1,563 1,879 meluap
Saluran Pondok Nirwana 67,40 3,442 1,563 1,879 0,044 43 1,90
3 Saluran Penjaringan Sari 6,737 0,213 6,950 3,279 3,671 meluap Saluran Penjaringan Sari 66,91 6,950 3,279 3,671 0,044 84 3,7
4 Saluran Nirwana Ekskutif 4,026 0,163 4,189 1,997 2,192 meluap Saluran Nirwana Ekskutif 118,90 4,189 1,997 2,192 0,044 50 2,2
5 Saluran Wonorejo Rungkut 3,266 0,391 3,657 3,053 0,604 meluap Saluran Wonorejo Rungkut 117,38 3,657 3,053 0,604 0,032 19 0,608
6 Saluran Wonorejo Tambak 4,120 0,151 4,271 2,402 1,869 meluap Saluran Wonorejo Tambak 60,71 4,271 2,402 1,869 0,032 59 1,888
Jumlah 11,205 282

Hasil perhitungan pada tabel 7. menunjukan saluran


sekunder yang sudah tidak aman lagi atau sudah tidak Denah sumur resapan yang direncanakan telah disajikan pada
mampu mengalirkan limpasan air. Hal ini menyebabkan gambar 2.
terjadinya banjir ataupun genangan di dearah sekitar
saluran tersebut pada saat musim hujan.
C. Penerapan Metode Sumur Resapan
Berdasarkan hasil analisis aspek teknis diatas, rekomendasi
yang diusulkan untuk menangani genangan akibat kapasitas
tampung saluran drainase yang tidak mencukupi adalah
dengan penerapan Metode Sumur Resapan. Konsep awal
sumur resapan yaitu sebagai pengganti tanah resapan air
hujan yang mengalami perkerasan yang menyebabkan air
hujan yang jatuh tidak dapat langsung meresap ke dalam
tanah. Untuk mereduksi genangan penerapan sumur
resapan di rencanakan di sekitar saluran drainase di
wilayah yang masih termasuk dalam daerah tangkapan air
saluran tersebut.

Konstruksi sumur resapan terdiri dari dua bagian yaitu (a) tampak atas Sumur Resapan
bagian penampungan air dan bagian media penyaring yang
terdiri dari batu koral dan ijuk. Total tebal lapisan pada
media penyaring tersebut adalah 40 cm. Sedangkan dinding
sumur resapan tersebut direncanakan terbuat dari beton
sebagai penyangga agar tanah tidak tergerus air. Sumur
resapan berbentuk persegi dengan luas sisi 2 x 2 m dan
kedalaman 1 m. Sedangkan diatas sumur diberi tutup yang
terbuat dari plat beton setebal 10 cm yang diberi celah
sebagai jalan masuknya air ke dalam sumur resapan.
Dalam penerapan metode Sumur Resapan perlu diketahui
jenis tanah dan permeabilitas tanah dari wilayah yang
tergenang. Jenis dan permeabilitas tanah dapat dilihat pada
tabel 8. (b) tampak samping Sumur Resapan

Gambar 2. Denah perencanaan Sumur Resapan


Tabel 8. Jenis Tanah dan permeabilitas tanah kawasan Rungkut
[5].
D. Perhitungan Bill Of Quantity (BOQ) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Sumur Resapan
Bill of Quantity ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam perencanaan
pembuatan sistem penampung air hujan sehingga dapat
mempermudah dalam menghitung dan merencanakan
biayanya. Perhitungan secara detail dapat dilihat pada tabel
10.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-20

Tabel 10. Bill Of Quantity (BOQ) Sumur Resapan [4]. sehingga dibutuhkan sebanyak 282 buah sumur resapan
Pekerjaan Beton Volume Total Volume untuk mengurangi genangan yang terjadi di Kawasan
Plat beton 2,2 m x 2,x m 0,1 m 0,22 m 0,22 m
Dinding Beton (bekesting + 150 Rungkut.
kg besi) 4 x (2 m x 1,2 m x 0,1 m) 0,96 m 0,96 m .
Pekerjaan Media Volume Total Volume
Koral (Dinding) 4 x (1,2 m x 0,2 m x 2,2 m) 2,1 m
Koral (Dasar) 2 m x 2 m x 0,2 m 0,8 m
2,9 m UCAPAN TERIMA KASIH
Ijuk 4 x (1,2 m x 0,2 m x 2,6 m) 2,4 m 2,4 m Ucapan terima kasih ditujukan kepada Ir. Atiek Moesriati.,
Pasangan Bata Kosong 3 m x 3 m x 0,2 m 1,8 m 1,8 m
Pekerjaan Galian Volume Total Volume
Mkes, Ir. Didik Bambang Supriyadi, MT., serta Beiby Voijant
Galian Tanah 3 m x 3 m x 1,25 m 11,25 m 11,25 m Tangahu, ST. MT., PhD. dalam mengoreksi, mengkritik, dan
Pengembalian Tanah 3 m x 3 m x 1,25m 11,25 m 11,25 m memberikan masukan untuk kesempurnaan paper.

DAFTAR PUSTAKA
Tabel 11. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Sumur Resapan [4].
Harga Jumlah Harga [1] SNI: 03-2453-2002. (2002). Tata Cara Perencanaan Teknik
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Satuan (Rp) (Rp) Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan.
I Pekerjaan Beton [2] Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang
I.1 Plat Beton m 2,200 760.000,00 1.672.000,00
Berkelanjutan. Jojakarta:Andi.
I.2 Pekerjaan Dinding Beton Bertulang m 0,96 4.750.000,00 4.560.000,00
II Pekerjaan Tanah
[3] Balai PWAS Butung Pakelingan, 2013.
II.1 Galian Tanah Sumur m 11,25 55.500,00 624.000,00 [4] Hasil Perhitungan 2014.
III Pekerjaan Sumur Resapan [5] Laboratorium Mekanika Tanah, Teknik Sipil FTSP-ITS.
III.1 Pasangan Batu Kosong m 1,8 250.000,00 450.000,00
III.4 Pemasangan Batu Koral m 2,90 172.000,00 498.000,00
III.5 Pemasangan Ijuk m 2,4 48.000,00 115.000,00

Total (I + II + III) 6.243.400,00


PPN (10%) 624.340,00
Total Pembulatan 6.700.000,00

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perencanaan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Total debit genangan yang terjadi pada 6 saluran yang
meluap di Kawasan Rungkut adalah sebesar 11,205
m/detik
2. Alternatif yang digunakan adalah sistem drainase
berwawasan lingkungan (eko-drainase) menggunakan
sumur resapan. Dimensi sumur resapan direncanakan
secara tipikal dengan kedalaman air di sumur 1 m, dengan
luas sumur 4 m
3. Kapasitas yang dapat ditampung oleh masing-masing
sumur resapan adalah:
- Sumur resapan saluran Kedung Asem :0,038
m3/detik
- Sumur resapan saluran Pondok Nirwana :0,044
m3/detik
- Sumur resapan saluran Penjaringan Sari :0,044
m3/detik
- Sumur resapan saluran Nirwana Ekskutif :0,044
m3/detik
- Sumur resapan saluran Wonorejo Rungkut :0,032
m3/detik
- Sumur resapan saluran Wonorejo Tambak :0,032
m3/detik
4. Sumur resapan yang dibutuhkan adalah sebanyak:
- Saluran Kedung Asem : 27 unit sumur resapan
- Saluran Pondok Nirwana : 43 unit sumur resapan
- Saluran Penjaringan Sari : 84 unit sumur resapan
- Saluran Nirwana Ekskutif : 50 unit sumur resapan
- Saluran Wonorejo Rungkut : 19 unit sumur resapan
- Saluran Wonorejo Tambak : 59 unit sumur resapan

Anda mungkin juga menyukai